Kalimat Efektif
Kalimat Efektif
Kalimat Efektif
Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah. Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
Kalimat yang padu menggunakan pola aspek- agen-verbal atau aspek-verbal-pasien. Diantara predikat kata kerja dan objek
Benar : Saudara saya yang paling kecil kemarin sore menendang bola di lapangan,
Salah : Saudara saya yang paling kecil menendang dengan sekuat tenaganya
Contoh: Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang
berlangsung itu merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (atau banyak peninjau
atau para peninjau; makna banyak dan para tidak tumpang tindih).
4) Salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja
tanggap.
Contoh:
Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung satu ide pokok (satu pengertian lengkap). Kalimat
dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek, predikat dan fungsi-fungsi kalimat lainnya saling mendukung dan
Dengan demikian, kalimat haruslah mengandung unsur subjek dan predikat sebagai unsur inti sebuah kalimat. Kehadiran
unsur-unsur lain (objek, pelengkap, ataupun keterangan) hanyalah sebagai tambahan bagi unsur inti.
a. Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa emosi itu sering kali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat
b. Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan
Gabungan).
c. Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu. (kesatuan yang mengandung
pertentangan).
d. Kau boleh menyusul saya ke tempat itu, atau tinggal saja disini (kesatuan pilihan).
3. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika kata kerja, harus kata kerja
Contoh:
4. Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan bentuk- bentuk yang sama pada kata-kata yang paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan
Contoh:
dan kematian hewan.
5. Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna atau mengubah informasi.
Ada beberapa cara melakukan penghematan:
1) Menghilangkan pengulangan subjek.
2) Menghindarkan pemakaian superordinatpada hiponimi kata.
3) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
4) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
1) Menghilangkan pengulangan subjek.
Salah : Karena Nina tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
Benar : Karena tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
2) Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Contoh :
Salah : Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Benar : Di mana engkau menangkap pipit itu?
3) Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi tadi.
4) Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh :
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.
6. Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
Contoh :
1. Pleonastis
2. Kontaminasi
4. Salah nalar
4. Salah nalar
Bahasa daerah