Pertemuan 02 Graphic Designer VSGA DTS 2020 - Bagian 1

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

Vocational School Graduate Academy

Graphic Designer

Pertemuan #02 (6 JP)


Prinsip Dasar Desain
Profil Pengajar
Pengajar 1 Pengajar 2

<Nama> <Nama>
<email> <email>
<WA only> <WA only>

<Portofolio> <Portofolio>
TEKNIK MENCETAK DALAM SENI GRAFIS
1. SILKSCREEN
2. CETAK TIMBUL/TINGGI
3. LITHOGRAPY
4. CETAK DALAM
• ENGRAVING
• ETCHING
• MEZZOTINT
• DRYPOINT
1. SILKSCREEN
• Teknik mencetak seni grafis dengan silkscreen atau lebih dikenal dengan sebutan
sablon adalah teknik cetak yang menggunakan Screen (kasa) yang dipasang rangka. Kasa
sendiri bersifat lentur, halus dan elastis. Teknik ini biasanya dipakai untuk membuat spanduk,
kaos dan poster.
• Screen yang dipakai untuk sablon baju terdiri dari beberapa jenis, bergantung pada kualitas
dan sifat dari kain yang berbeda-beda. Sementara untuk membedakan screen biasanya
memakai huruf T. Berikut ini beberapa jenis screen yang dipakai untuk sablon.
• T 150 : jenis screen ini biasa digunakan untuk mencetak di permukaan dengan
bahan serat fiber, firmika, dan imitasi.
• T 120 : jenis screen yang memiliki pori serat yang lebih rapat, dimana screen
biasa dipakai untuk mencetak pada media kayu lapus, kulit dan kertas karton.
• T 90 : jenis screen yang biasa digunakan untuk mencetak spanduk dan kaos ini
memiliki pori-pori kain yang rapat.
• T 55 : jenis screen ini memiliki serat yang lebih renggang dari screen lainnya,
sehingga bisa meloloskan tinta dan biasanya dipakai untuk mencetak gambar di
karung gula atau handuk.
1. SILKSCREEN
2. CETAK TIMBUL / TINGGI
• Cetak timbul atau tinggi adalah proses cetak dengan acuan membentuk
sebuah gambar di media cetak datar secara timbul atau tinggi. Teknik
mencetak seni grafis ini biasa digunakan untuk membuat stempel atau
cap. Sementara untuk medianya biasa menggunakan hardboard metal,
papan kayu, Linoleum (karet) dan kayu lapis atau triplek.
• Teknik dari cetak timbul atau tinggi yang paling banyak digunakan yaitu
seni grafis woodcut (cukilan kayu). Teknik mencetak seni grafis ini
pertama kali adalah Johanes Gutenberg dari Jerman, setelah itu orang
Koptia – Mesir di abad ke 14 M memakainya dan orang Eropa
memakainya untuk memberi hiasan di kain tenun.
2. CETAK TIMBUL / TINGGI
3. LITHOGRAPHY
• Lithography terdiri dari 2 suku kata yaitu lithos (batu) dan graphein
(menulis) dalam bahasa Yunani. Jadi lithography adalah teknik mencetak
seni grafis yang memakai acuan dari lempengan berupa batu kapur. Batu
kapur dipilih karena memiliki sifat yang menghisap atau menyerap lemak
dan tinta.
3. LITHOGRAPHY
4. CETAK DALAM
Cetak dalam biasanya menggunakan media dengan bahan logam tembaga,
teknik ini dengan cara digores atau di toreh secara langsung. Meski ada
juga yang memakai senyawa kimia nitrit yang bersifat korosif terhadap
logam tembaga. Teknik mencetak seni grafis cetak dalam dibagi menjadi 4
yaitu :
1. ENGRAVING
2. ETCHING
3. MEZZOTINT
4. DRYPOINT
4.1. Engraving

Engraving adalah teknik yang


sangat rumit, terutama untuk
memakai alatnya yaitu burin
sebagai pengukir logam dan
logam disiram tinta kemudian
dibersihkan kembali. Jadi tinta
yang tertinggal hanya yang ada di
garis ukiran. Alat yang digunakan
bernama burin dan umumnya
hanya orang yang memiliki
keterampilan lebih yang dapat
menggunakan teknik Engraving.
4.2. Etching

Etching adalah seni grafis dengan media tembaga, sebagai


pembuat klise memakai asam nitrat yang bersifat korosif. Dimana
logam akan dilapisi lilin, selanjutnya logam di ukir dengan etsa dan
dicelupkan ke asam nitrat.
4.3. Mezzotint

Mezzotint adalah seni grafis yang


menggunakan media plat logam dan
permukaannya terlebih dahulu dibuat
menjadi kasar secara merata. Selanjutnya
gambar dibuat dengan plat logam yang
dikerok hingga memberikan efek gelap dan
terang. Penemu teknik Mezzotint adalah
Ludwig von Siegen yang menggunakan alat
yang disebut Rocker.
4.4. Drypoint

Drypoint adalah teknik yang


hampir mirip
dengan Engraving, yaitu
menggunakan alat runcing
untuk mengukir goresan
drypoint dengan hasil pada
tepi garis menjadi terkesan
lebih kasar. Teknik ini
ditemukan oleh Housebook
Master.
TERDAPAT 3 TAHAP DALAM PROSES DESAIN
1. PRA DESAIN
2. DESAIN
3. POST DESAIN
1. Pra Desain

Penyamp • Diskusi,
aian presentasi
• Konsep
Konsep
Desain • Sketsa awal

• Waktu
Penjadw pertemuan
• Tahapan yang
alan
Penentua harus selesai
• Anggaran yang
n diperlukan
Anggaran
Pembent • Tim yang
mengerjakan
ukan Tim proyek
• Sebagai
Penandat kekuatan
hukum
angan • Lembar untuk
Kontrak developer dan
1. Pra Desain
• Penyampaian konsep
Dalam penyampaian konsep dapat dilakukan dengan presentasi dan
diskusi bersama. Nantinya akan didapat konsep yang paling disetujui
bersama. Mulai dari desain, tempat, anggaran dana dll
1. Pra Desain
• Desain
Tahap desain ini merupakan tahap awal rancangan desain. Perlu di
musyawarahkan hingga mencapai kesepakatan bersama.
1. Pra Desain
• Penjadwalan
Melakukan deadline yang diperlukan agar produk selesai tepat waktu.
Misal, minggu pertama tahap ini harus sudah selesai, minggu kedua tahap
selanjutnya dst.
1. Pra Desain
• Menentukan anggaran
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting dalam pembuatan
produksi. Pasalnya, tanpa adanya anggaran, produksi tidak dapat berjalan.
Sangat penting untuk menentukan anggaran dengan seksama.saja.
Contoh penyusunan anggaran
1. Pra Desain
• Pembentukan tim
Diperlukan tim-tim dengan kemampuan tertentu agar proses produksi dapat
berjalan lancar. Bagian satu memuat beberapa orang, begitu juga dengan
bagian lainnya. tidak semua orang harus dilibatkan dalam produksi, hanya
bagian yang dibutuhkan saja..
1. Pra Desain
• Penandatangan Kontrak
Surat perjanjian diperlukan agar memiliki kekuatan hukum. Satu lembar
untuk klien dan desainer. Umumnya pada pembayaran awal, desainer akan
mendapat minimal 20% dari jumlah total nilai proyek desain.
Contoh Surat Kontrak
2. Produksi Desain
• Proses desain/produksi merupakan proses dari layout kasar hingga layout
komprehensif.
• Tahapan proses inilah tentunya memerlukan biaya yang harus
dikeluarkan, baik secara perorangan maupun kelompok (organisasi).
• Perorangan merupakan kegiatan yang lakukan oleh seorang perancang/
praktisi dalam menyelesaikan karya, sedangkan yang dimaksud kelompok
merupakan penggarapan media grafis komunikasi dilakukan/ dikerjakan
oleh beberapa orang atau kelompok (tim).
2. Produksi Desain
• contoh rancangan
• poster yang bisa diselesaikan oleh seorang desainer/praktisi
• sedangkan dalam penggarapan komik, buku, majalah, koran dan
sebagainya biasa dikerjakan team work, yaitu bagian naskah, ilustrasi,
layout, dan sebagainya.
3. Post Produksi Desain
• Pasca produksi merupakan pembiayaan diluar pra produksi dan proses
produksi. Penganggan ini dilakukan untuk mempublikasikan media grafis
kepada kalayak sasaran (masyarakat), seperti menerbitkan di masmedia,
memasang poster diberbagai tempat.
• Biasa pemasangan atau penerbitan di dalam masmedia berbeda-beda.
• Perbedaan harga dalam masmedia disebabkan oleh, jenis masmedia,
rublik yang ditempati atau disewa.
• Begitu pemasangan media grafis di jalan-jalan, anta jalan protokol dengan
jalan kecil juga berbeda, tergantung ramainya masyarakat yang melewati
jalan tersebut.
Kesimpulan
1. Jenis-jenis produksi desain terdiri dari: desain grafis visual, antar muka,
pemasaran & periklanan, publikasi, motion grafis, desain kemasan, grafis
lingkungan, seni dan ilustrasi untuk desain grafis.
2. Teknik mencetak desain grafis terdiri dari: silkscreen, cetak timbul,
lithograpy, dan cetak dalam.
3. Proses desain grafis terdiri dari pra desain grafis, produksi desain grafis,
post produksi desain grafis.
Referensi
1. Pujiyanto. 2008. Teknik Grafis Komunikasi, Jilid 1 Untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Laksana, Deddy Award Widya. 2013. Pengantar Desain Grafis.
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
3. Riyanto, Danang. Ruang Lingkup Seni II.
http://danangriyanto1.blogspot.com/2015/10/ruang-lingkup-seni-ii.html
4. Endang Endratman, S.T., 2008, Tips & Trick Graphic Design
5. Sunarto, Wagiono. 2013. Gaya Desain, Tinjauan Sejarah. Pasca Sarjana
IKJ
PRINSIP DASAR DESAIN
Terdapat 5 (lima) prinsip desain, yaitu :
• keseimbangan (balance)
• kesatuan (unity),
• ritme (rhytm),
• penekanan (emphasis), dan
• proporsi.
Prinsip Dasar Desain

1. Keseimbangan (balance)

Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti keseluruhan komponen-komponen desain harus


tampil seimbang. Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun
gambar sehingga tidak muncul kesan berat sebelah. Ada 2 jenis keseimbangan, yaitu
keseimbangan simetris dan asimetris. Di mana simetris berdasarkan pengukuran dari pusat yang
menyebar ke arah sisi dan kanan. Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang berbeda dengan
berat benda yang sama di setiap halaman,
Prinsip Dasar Desain

2. Kesatuan (unity)

Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang
merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen
menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah
hubungan yang saling mengikat. Karena penting adanya menyuguhkan klien sebuah desain yang
mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema yang diminta.
Prinsip Dasar Desain

3. Ritme (rhythm)

Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa juga berarti
pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis. Irama dihasilkan oleh unsur-
unsur yang berbeda dengan pola yang berirama dan unsur serupa serta konsistensi. Jenis irama
meliputi regular, mengalir(flowing), dan prosesif atau gradual.
Prinsip Dasar Desain

4. Penekanan (emphasis)

Dalam setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain. Tujuan utama dari
penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan pandangan khalayak
sehingga apa yang mau disampaikan tersalur. Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua elemen
harus ditonjolkan karena bila itu terjadi, desain akan berakhir terlalu ramai dan pensan tidak dapat
disampaikan.
Prinsip Dasar Desain

5. Proporsi

Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara bagian dengan bagian lain atau bagian dengan
elemen keseluruhan. Dapat diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran
panjang, lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi.
Mengaplikasikan Prinsip Keseimbangan

Keseluruhan komponen-komponen desain


harus tampil seimbang. Tidak berat
sebelah. Desainer harus memadukan
keseimbangan antara tulisan, warna, atau
pun gambar sehingga tidak muncul kesan
berat sebelah.
Mengaplikasikan Prinsip Kesatuan

Kesatuan dalam prinsip desain


grafis adalah kohesi, konsistensi,
ketunggalan atau keutuhan, yang
merupakan isi pokok dari komposisi.
Dengan prinsip kesatuan dapat
membantu semua elemen menjadi
sebuah kepaduan dan
menghasilkan tema yang kuat, serta
mengakibatkan sebuah hubungan
yang saling mengikat.
Mengaplikasikan Prinsip Keteraturan/ritme

Ritme adalah pembuatan desain


dengan prinsip yang menyatukan
irama. Bisa juga berarti pengulangan
atau variasi dari komponen-
komponen desain grafis.
Mengaplikasikan Prinsip Penekanan/Fokus

Setiap bentuk desain ada hal yang


perlu ditonjolkan lebih dari yang lain.
Tujuan utama dari penekanan ini
adalah untuk mewujudkan hal itu
sehingga dapat mengarahkan
pandangan khalayak sehingga apa
yang mau disampaikan tersalur.
Mengaplikasikan Prinsip Proporsi

Proporsi dapat diartikan pula sebagai


perubuhan ukuran/size tanpa
perubahan ukuran panjang, lebar,
atau tinggi, sehingga gambar dengan
perubahan proporsi sering terlihat
distorsi.
Ruang Lingkup Seni Rupa dan Desain

• Seni Rupa (Visual Art)

• Murni • Terapan • Kriya


• Seni Lukis • Desain • Tekstil, Batik, Ikat, Tenun
• Produk
• Seni Patung • Kayu, Kulit, Logam, Keramik
• Interior
• Seni Grafis • Anyaman rotan, bamboo,
• Komunikasi Visual (DKV)
• Keramik Seni
• Arsitektur
• Kriya Seni

Sumber gambar :
http://danangriyanto1.blogspot.com/2015/10/ruang-lingkup-seni-ii.html

Anda mungkin juga menyukai