Peran Dan Perilaku Pasien Dan Respon Sakit Nyeri

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Psikososial dan budaya

Nama kelompok :
1. Novia teresia sitompul
2. Rika afriani sipayung
3.surya tambunan
PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual dan potensial yang tidak
menyenagkan yang terlokalisasi pada suatu bagian
tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif
dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas
terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan
mual.
FISIOLOGI NYERI

Tiga komponen fisiologi yaitu, resepsi, persepsi dan reaksi:


Resepsi
Semua kerusakan selular, yang disebabkan oleh stimulus termal,
mekanik, kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan
substansi yang menyebabkan nyeri. Pemaparan terhadap panas atau
dingin, tekanan, friksi, dan zat-zat kimia menyebabkan pelepasan
substansi, seperti histamine, bradikinin dan kalium, yang bergabung
dengan lokasireseptor dinosiseptor untuk memulai transmisi neural,
yang ikaitkan dengan nyeri. Tidak semua jaringan terdiri dari reseptor
yang mentransmisikantanda nyeri. Otak dan alveoli paru Contohnya,
apabila kombinasi denganreseptor nyeri mencapai ambang nyeri
(tingkat intensitas stimulusminimum yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suatu impuls saraf2), kemudian terjadilah neuron nyeri.
Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadao nyeri.
Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke
thalamus dan otak tengah. Dari thalamus, serabut
mentransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk
korteks sensori dan korteks asosiasi, lobusfrontalis dan sistem
limbik. Ada sel-sel di dalam sistem limbik berperan aktif dalam
memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah transmisi syaraf
berakhir di dalam pusat otak yang lebih tinggi, maka individu akan
mempersepsikan sensasi saraf.

Reaksi
Reaksi terhadap nyeri merupakan respons fisiologis dan perilaku
yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri.
TEORI-TEORI NYERI

Teori Spesivitas (Specivicity Theory)


Teori Spesivitas ini dikenalkan oleh Descartes, teori ini
menjelaskan bahwa nyeri berjalan dari reseptor-reseptor nyeri
yang spesifik melalui jalur neuroanatomik tertentu kepusat nyeri
diotak. Teori Spesivitas ini tidak menunjukkan karakteristik
multidimensi dari nyeri, teori ini hanya melihat nyeri secara
sederhana yakni paparan biologis tanapa melihat variasi dari efek
psikologis individu.
Teori Pola (Pattern theory)
Teori pola diperkenalkan oleh Goldscheider pada tahun 1989, teori
ini menjelaskan bahwa nyeri di sebabkan oleh berbagai reseptor
sensori yang di rangsang oleh pola tertentu, dimana nyeri ini.
KALSIFIKASI NYERI

Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi


Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
atau intervensi bedah dan memilki proses yang cepat dengan
intensitas yang bervasriasi (ringan sampai berat), dan berlangsung
untuk yang sikat. Nyeri akut berdurasi sikat (kurang lebih 6 bulan)
dan akan menghilang tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih
kembali.
Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang konstan yang intermiten yang
menetap sepanjang suatu priode waktu. Nyeri ini berlangsung lama
dengan intensitas yang bervariasi dan biasnya berlangsung lebih dari
6 bulan.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal
Nyeri nosiseptif
Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh
aktivitas atau sensivitas nosiseptor perifer yang
merupakan reseptor khusus yang mengantarkan
stimulus naxious. Nyeri nosiseptor ini dapat terjadi
karna adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang,
sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain.
Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau
abnormalitas yang di dapat pada struktur saraf perifer
maupun sentral, nyeri ini lebih sulit diobati.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi
Supervicial atau kutaneus
Nyeri Supervicial adalah nyeri yang disebabkan stimulus kulit. Karakteristik dari nyeri
berlangsung sebentar dan berlokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang
tajam. Contohnya tertusuk jarum suntik dan luka potong kecil atau laserasi.
Visceral dalam
Nyeri Visceral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulus organ-organ internal. Nyeri
ini bersifat difusi dan dapat menyebar kebeberapa arah. Nyeri ini menimbulkan rasa
tidak menyenangkan dan berkaitan dengan mual dan gejala-gejala otonom.
Contohnya sensasi pukul (crushing) seperti angina pectoris dan sensasi terbakar
seperti pada ulkus lambung.
Nyeri alih (rederred pain)
Nyeri alih merupakan fenomena umu dalam nyeri visceral karna banyak organ tidak
memiliki reseptor nyeri. Karakteristik nyeri dapat terasa di bagian tubuh yang terpiri
sumber nyeri dan dapat terasa dengan berbagai karakteristik. Contohnya nyeri yang
terjadi yang terjadi pada infark miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke rahang,
lengan kri, batu empedu, yang mengalihkan nyeri ke selangkangan.
Radiasi
Nyeri radiasi merupakan sensasi nyeri yang meluas dari tempat awal cedera ke bagian
tubuh yang lain. Karakteristik nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah
atau sepanjang kebagian tubuh. Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat diskusi
interavertebral yang rupture disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai dari
iritasi dari iritasi saraf skiatik.
RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI

Stimulasi Simpatik (nyeri ringan, moderat, dan superficial)


Dilatasi saluran bronchial dan peningkatan respirasi rate
Peningkatan heart rate
Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
Peningkatan kekuatan otot
Dilatasi pupil
Penurunan motilitas GI
Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)
1. Muka pucat
2. Otot mengeras
3. Penurunan HR dan BP
4. Nafas cepat dan irregular
5. Nausea dan vomitus
6. Kelelahan dan keletihan
RESPON TINGKAT LAKU TERHADAP NYERI
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
Pertanyaan verbal (mengaduh, menangis, sesak nafas,
mendengkur)
Ekspresi wajah (meringis, menggeletukkan gigi, menggigit bibir)
Gerakan tubuh (gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,
peningkatan gerakan jari tangan)
Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (menghindari
percakapan, menghindari kontak sosial, penurunan rentang
perhatian, focus pada aktivitas menghilangkan nyeri)
Indivisu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat
bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama
beberapa menit atau menjadi kronis.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON NYERI
Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena
mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal
jika nyeri diperiksakan.
Jenis kelamin
Laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo
laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada
nyeri.
Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.
Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.
Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah
mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan
seseorang mengatasi nyeri.
Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan
perlindungan
 
INTESITAS NYERI
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa
parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran
intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda
oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu
sendiri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai