Penyakit Dekompresi
Penyakit Dekompresi
Penyakit Dekompresi
ONLINE
2020
PENYAKIT DEKOMPRESI
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RSU BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
DEFINISI
Penyakit Dekompresi merupakan suatu kumpulan gejala yang
disebabkan karena terlepasnya gelembung gas ke dalam darah
atau jaringan selama atau setelah terjadinya penurunan tekanan
pada lingkungan (dekompresi).
Penyakit Dekompresi juga disebut Caisson Disease (CD)
ETIOLOGI
Disebabkan oleh pelepasan dan
pengembangan gelembung-gelembung
gas dari fase larut dalam darah atau
jaringan akibat penurunan tekanan
dengan cepat di sekitarnya.
Tubuh seharusnya beradaptasi terhadap
FAKTOR
RESIKO:
Kedalaman Menyelam Tingkat Pendakian
Durasi Menyelam Berulang
PATOFISIOLOGI
Hukum Henry menjelaskan bahwa jumlah gas yang larut dalam suatu cairan
pada suhu tertentu berbanding lurus dengan tekanan parsial gas tersebut.
Hal tersebut berarti semakin BESAR tekanan maka jumlah gas terlarut
juga semakin besar. Hukum Henry berhubungan dengan penyakit
dekompresi pada penyelam.
Akibat dari penurunan maupun perubahan tekanan secara drastis karena tekanan yang tiba-tiba
menurun tidak cukup untuk mempertahankan kelarutan gas sehingga timbul gelembung. Gelembung
ini dapat menyebabkan emboli yang akan menyumbat aliran darah maupun sistem syaraf tubuh
manusia
KLASIFIKASI dan GEJALA KLINIS
TIPE I
(Pain only bends, Joint bends, Decompression arthralgia)
Nyeri terutama di daerah persendian anggota gerak atas dan atau bawah
Gatal-gatal dan bercak-bercak kemerahan pada kulit
Nyeri dan pembengkakan jaringan lunak setempat (obstruksi aliran limfe): parotis,
mamma
Rasa letih, malaise, anoreksia, yang tidak sesuai dengan berat aktivitas.
KLASIFIKASI dan GEJALA KLINIS
Tipe II
(Serious decompression sickness)
1.Gejala Neurologis :
1.Lesi Serebrum: afasia, gangguan penglihatan/lapangan pandang, gangguan saraf kranialis,
hemiparese/hemiplegi, sensorik, sakit kepala, kejang, gangguan kesadaran.
2.Lesi Serebelum: ataksia, gangguan koordinasi, hipotoni, dismetri, asinergia, tremor,
disdiadokokinesia, dan nistagmus.
3.Lesi Medulla Spinalis: paraestesi/hipestesi/anestesia kedua tungkai, paraparesis/paraplegia-
tetraparesis/tetraplegia, retensi urine-alvi.
2.Gejala Jantung dan Paru :Rasa kurang enak dan nyeri substernal saat inspirasi maupun ekspirasi,
kemudian sesak napas disertai batuk kering.
KLASIFIKASI dan GEJALA KLINIS
Tipe II
(Serious decompression sickness)
3. Gejala Gastrointestinal :
Anoreksia, nausea, muntah, atau perut rasa kram dan diare, hematemesis, melena.
4. Gejala Telinga Dalam :
Tinitus, tuli sensorineural (kerusakan kokhlea), vertigo, mual, muntah (gangguan vestibular)
5. Syok Setelah Dekompresi
Gelembung gas masuk ke seluruh pembuluh darah (AGE: arterial gas embolism) dan dapat
berakhir dengan kematian.
PENATALAKSANAAN
KAUSAL MEDIKAMENTOSA
Segera terapi oksigen hiperbarik Koreksi cairan dan elektrolit
15L/menit setelah diagnosis Antiplatelet: ASA 2 x 80 mg.
ditegakkan Kortikosteroid: Dexametasone 2
ampul/IV kemudian 1 ampul/6
jam/IV
Gliserol (bila kontraindikasi
dengan kortikosteroid)
Digitalis (bila ada indikasi)
Diazepam (bila ada indikasi
PENATALAKSANAAN
Perawatan Definitif
Perawatan definitifnya adalah terapi oksigen hiperbarik (HBO), atau pemberian
oksigen murni pada tekanan yang jauh lebih tinggi daripada tekanan atmosfer.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Linggayani NMA, Ramadhian MR. Penyakit Caisson Pada Penyelam.
J Agmored Unila; 2017. 4(2).
Hisnindarsyah, Usemahu SN, Mainase J. Respon Pasien dengan
Decompression Sickness Tipe I Terhadap Pemberian Terapi Oksigen
Hiperbarik di RSAL DR. F.X Suhardjo Tahun 2016. Maluku Tengah.
Molucca Media; 2018. p-28-34.
Cooper JS, Hanson KC. Decomprestion Sickness (DCS, Bends,
Caisson Disease. NCBI; 2020.