0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
272 tayangan

Menyimak Bab 3

Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan menyimak secara efektif dan menyimak puisi sastra. Terdapat beberapa unsur penting dalam menyimak yaitu pembicara, penyimak, bahan pembicaraan, dan bahasa lisan sebagai media. Dokumen juga menjelaskan tentang tujuan menyimak, urutan pembicaraan, topik utama dan bawahan, serta akhir pembicaraan. Selain itu, dibahas

Diunggah oleh

Isnaini Ariska
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
272 tayangan

Menyimak Bab 3

Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan menyimak secara efektif dan menyimak puisi sastra. Terdapat beberapa unsur penting dalam menyimak yaitu pembicara, penyimak, bahan pembicaraan, dan bahasa lisan sebagai media. Dokumen juga menjelaskan tentang tujuan menyimak, urutan pembicaraan, topik utama dan bawahan, serta akhir pembicaraan. Selain itu, dibahas

Diunggah oleh

Isnaini Ariska
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 22

1

Menyimak Efektif dan Menyimak Sastra


 Cindy Fatika Putri
 Elsa Oraple KELOMPOK 3


Isnaini Ariska
Kharunia Indah
LOKAL A2
 Khazanah Nur Wijayanti
 Nethania Aureliana
 Oktovianus
 Tika Agsura
 Ufra Nengsi
2
Keterampilan Menyimak
A. Situasi Komunikasi dalam Menyimak
Kegiatan komunikasi dalam menyampaikan dan menerima gagasan yang
menggunakan bahasa lisan sebagai media, yaitu berbicara menyimak. Keduanya bekerja
selalu seiring dan saling membutuhkan.
Keberhasilan menyimak sangat bergantung pada pembicara sebagai sumber pesan.
Pembicara yang efektif dalam melaksanakan kegiatannya akan memberikan kemudahan
kepada penyimak untuk menyerap gagasannya. Penyimak akan efektif apabila ada kerja
sama yang baik antara pembicara dan penyimak.
Seseorang dikatakan menyimak dengan efektif apabila ia mempu memahami isi
pembicaraan dengan baik. Penyimak akan berhasil memahami pembicaraan orang lain
apabila ia berkemauan keras dan mampu memotivasi dirinya serta penuh perhatian
menyimak sebuah pembicaraan.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan menerima gagasan atau pesan orang lain
yang terkandung dalam bunyi bahasa melalui indra pendengar yang sehat, mengolahnya
dengan pikiran secara sungguh-sungguh, dan memahami dengan baik makna pesan itu
seperti makna yang diharapkan pembicara sebagai narasumber pembawa pesan.
B. Unsur-Unsur dalam Menyimak

Menyimak merupakan kegiatan yang kompleks karena


sangat bergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur
dasar menyimak ialah berbagai unsur yang secara fundamental
mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak.

Unsur dasar yang maksud adalah :


1) Pembicara, sebagai sumber pesan
2) Penyimak, sebagai penerima pesan
3) Bahan pembicaraan, sebagai unsur konsep
4) Bahasa lisan sebagai media
B. Unsur-Unsur dalam Menyimak

Menyimak merupakan kegiatan yang kompleks karena


sangat bergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur
dasar menyimak ialah berbagai unsur yang secara fundamental
mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak.

Unsur dasar yang maksud adalah :


1) Pembicara, sebagai sumber pesan
2) Penyimak, sebagai penerima pesan
3) Bahan pembicaraan, sebagai unsur konsep
4) Bahasa lisan sebagai media
1. Pembicara yang Baik

Berbicara merupakan salah satu wujud komunikasi dua arah


yang pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menyimak.
Baik-buruk hasil penyimakan sangat bergantung pada bagaimana
pembiacara menyusun pikirannya dan bagaimana pula pembiacara
bersikap dalam melaksanakan kegiatan itu.

Pembicara yang dimaksud di sini ialah orang yang dapat membawa


pesan atau informasi yang dibutuhkan penyimak, sedangkan orang
yang diajak berbiacara disebut penerima pesan atau penyimak.
2. Memiliki Pengetahuan dan Pengalaman

Seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang


cukup dapat dipastikan mampu menyimak berbagai informasi dengan
mudah. Pengetahuan dan pengalaman yang relevan dengan bahan yang
disimak merupakan modal dasar bagi penyimak untuk menyerap pesan
dengan lancar. Jadi, menyimak dapat meningkatkan ilmu pengetahuan,
pengalaman, dan cara berpikir yang lebih baik apabila kegiatan
menyimak dilakukan dengan intensif.

Penyimak efektif tidak hanya menerima dan memahami pesan,


tetapi ia juga dapat menganalisis dan mengevaluasi pesan.
3. Bahan Simakan

Bahan simakan merupakan salah satu unsur dalam


menyimak. Tanpa bahan komunikasi, proses menyimak dan
berbicara tidak akan berlangsung. Materi simakan adalah unsur
konsep dan merupakan sesuatu yang bersifat abstrak. Suatu
konsep dapat berisi informasi, gagasan, atau pesan. Pesan itu harus
ditelaah dan dikaji dengan baik.

Pada hakikatnya, pemindahan dan pengutaraan pesan itu


merupakan langkah penuangan konsep ke dalam tuturan bahasa
untuk disampaikan kepada penyimak. Agar pesan yang
disampaikan tidak diinterpretasikan secara apriori, maka
penerima pesan tidak ubahnya dengan memberi pesan, keduanya
mencari konsep itu dengan cermat.
B. Unsur-Unsur dalam Menyimak

Menyimak merupakan kegiatan yang kompleks karena


sangat bergantung pada berbagai unsur yang mendasarinya. Unsur
dasar menyimak ialah berbagai unsur yang secara fundamental
mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan menyimak.

Unsur dasar yang maksud adalah :


1) Pembicara, sebagai sumber pesan
2) Penyimak, sebagai penerima pesan
3) Bahan pembicaraan, sebagai unsur konsep
4) Bahasa lisan sebagai media
9

a. Menyimak Tujuan Pembelajaran


Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang disadari dan memiliki tujuan. Penyimak tidak
mungkin melakukan kegiatan menyimak tanpa tujuan yang jelas. Oleh karena itu, tahap pertama yang
harus dilakukan seorang penyimak adalah menemukan tujuan pembicaraan. Pada tahan awal pembicaraan,
biasanya pembicara yang baik membawa penyimak ke arah tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan
bersifat meyakinkan untuk tujuan yang bersifat informative.

b. Menyimak Urutan Pembicaraan


Seorang penyimak yang efektif harus mampu mengikuti urutan pikiran pembicara walaupun ia
berbicara dengan cepat. Suatu pembicaraan yang lengkap biasanya memiliki: bagian-bagian pembuka,
uraian masalah atau isi, dan bagian penutup.

c. Menyimak Topik Utama Pembicaraan


Topik utama merupakan pusat perhatian penyimak karena topik utamalah yang menyatukan seluruh
pembicaraan. Mengetahui topik utama berarti mengetahui materi yang akan diberikan oleh pembicara
sekalipun baru diduga-duga.
10

d. Menyimak Topik Bawahan


Setelah menerima topik utama, seorang penyimak akan terus berusaha mencari kejelasan, pesan,
perincian-perincian topik utama yang telah dipaparkan sebelumnya. Mencari topik utama membutuhkan
keterampilan tersendiri karena penyimak harus peka terhadap pokok-pokok penting yang sangat berkaitan
dengan topik utama.
Pembicara biasanya merinci topik utama menjadi beberapa topik bawahan. Banyaknya topik
bawahan bergantung pada keinginan pembicara dalam mengembangkan bahan pembicaraannya.
Kepandaian pembicara menyusun dan menguraikan topik utama sangat membantu penyimak memahami
dan menyusun kembali gagasan bawahan.

e. Menyimak Akhir Pembicaraan


Pada akhir, pembicaraan biasanya pembicara menyampaikan kembali uraiannya dalam
bentuk ringkasan, harapan, himbauan, atau simpulan. Ketika pembicara menyampaikan akhir
pembicaraan dalam bentuk ringkasan, penyimak harus cepat memeriksa kembali kalau ada ide
pokok/penting yang tidak terekam oleh penyimak. Pada akhir pembicaraan, pembicara menyampaikan
simpulan dalam bentuk imbauan atau harapan, penyimak harus memerhatikan dengan baik hal-hal yang
diinginkan oleh pembicara.
11

4. Bahasa lisan

Sebenarnya, penyampaian informasi melalui bunyi-bunyi ujaran lebih mampu menampilkan


suatu gagasan secara lengkap dan intensif. Lambang bunyi yang berupa huruf atau tanda baca tidak
mampu mempresentasikan bunyi-bunyi ujaran secara lengkap dan menyeluruh. Selain itu,
penyampaian bahasa dengan menggunakan bahasa lisan dilengkapi dengan aspek-aspek gerak muka
dan cara memandang sehingga makna pembicaraan menjadi lebih jelas.

Pada dasarnya kegiatan berbahasa melalui berbicara dan menyimak ini adalah bentuk
komunikasi yang bertujuan menyampaikan dan menerima pesan atau informasi melalui bahasa lisan.
Bahasa lisan yang dimaksud disini adalah bahasa yang berupa lambang-lambang bunyi lingual maupun
gerak anggota badan, mimik muka, tatapan mata, yang melengkapi lambang bunyi tersebut. Bahasa
lisan ini dipakai sebagai media untuk menyampaikan pesan pembicara.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa menyimak efektif tidaklah


semudah yang dibayangkan. Oleh karena itu, seorang penyimak terutama pelajar dan
mahasiswa harus memperhatikan uraian yang telah diuraikan di atas agar menjadi
penyimak yang efektif.
12
MENYIMAK SASTRA
A. Menyimak dan Merefleksikan Pembacaan Puisi
Ada beberapa hal yang dapat diperoleh pada saat mendengarkan pembacaan puisi.
Pertama, dapat mempertajam dan mengembangkan rasa keindahan dalam diri penyimak.
Rasa keindahan itu dapat dihadirkan oleh bunyi-bunyi indah dan irama yang didengar
dari pembacaan puisi. Kedua, dapat mengembangkan sikap dan bersimpati terhadap
orang lain dengan mencoba merasakan apa yang dirasakan penyair. Ketiga, dapat
memperluas pengetahuan dan pengalaman dengan mendengarkan pembacaan puisi.
Keempat, dapat merefleksikan hasil pembacaan itu dalam berbagai bentuk, seperti
tanggapan, tulisan, dan diskusi. Refleksi itu juga dapat berbentuk penghayatan dan
pengalaman nilai-nilai yang ada di dalam puisi. Kelima, membelajarkan tentang apa yang
dialami dan dirasakan ketika mendengarkan pembacaan puisi.
Ada beberapa model pembelajaran mendengarkan dan merefleksikan pembacaan
puisi. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh model pembelajaran puisi. Model ini
dapat dikembangkan sendiri, asalkan pembelajaran itu bersifat menyenangkan dan
menantang siswa.
13

Model 1

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang berkaitan


dengan tema puisi yang diperdengarkan.
2. Siswa dengan cara tertentu membentuk kelompok.
3. Guru membacakan puisi.
4. Siswa dapat berdiskusi untuk menentukan:
a. Tema puisi
b. Menunjukan relevansi tema dengan situasi sekarang
c. Mengemukakan hal menarik dalam puisi yang diperdengarkan
dengan alasan yang logis
d. Menyimpulkan pesan puisi dalam bentuk ungkapan
14

Model 2

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang salah satu contoh permasalahan yang
ada kaitannya dengan tema puisi yang akan diperdengarkan.
2. Guru/model membacakan puisi
3. Siswa menirukan pembacaan puisi (dapat secara klasikal dapat pula secara
individu).
4. Siswa berdiskusi untuk menentukan:
a. Tema puisi
b. Menunjukkan relevansi tema dengan situasi sekarang
c. Mengemukakan hal menarik dalam puisi yang diperdengarkan
dengan alasan logis
d. Menyimpulkan pesan puisi dalam bentuk ungkapan
5. Siswa menulis puisi
15

Berikut ini dapat diperlihatkan contoh penerapan dari salah satu model mendengarkan dan
merefleksikan pembacaan puisi. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

1. Mengemukakan Hal Menarik dalam Puisi dengan Alasan yang Logis

Untuk dapat mengemukakan hal yang menarik dalam puisi yang dperdengarkan, maka dapat
dilakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan, seperti mendengarkan pembacaan puisi, bermain
menirukan, dan menghafal puisi.

2. Menyimpulkan Pesan Puisi dalam Bentuk Ungkapan

Penyair sering menyampaikan pesan dan ajaran melalui puisi yang diciptakan. Ada beberapa
pertanyaan yang dapat diajukan untuk menyimpulkan pesan dalam puisi, seperti:
(a) pesan apakah yang dapat kalian peroleh dalam puisi itu?
(b) nilai apa yang terkandung dalam puisi tersebut?
(c) bagaimana komentar kalian terhadap isi puisi tersebut?
16

3. Menentukan Tema Puisi

Tema puisi adalah gagasan utama atau gagasan pokok yang disampaikan penyair kepada
pembacanya. Tema dapat dipahami dan ditemukan dengan cara membaca atau menyimak
pembacaan puisi itu secara bersungguh-sungguh. Sesuai denga hakikat karya sastra yang kaya akan
makna, maka tema dalam puisi tidak bersifat tunggal. Tema dalam karya sastra dapat diungkapkan
dalam beberapa pernyataan. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah secara mutlak tentang
tema suatu karya sastra, asalkan dapat dipertanggungjawabkan dengan kata, baris, bait, tipologi,
dan makna yang ada dalam puisi.

4. Menunjukkan Relevansi Tema dengan Situasi

Tema dalam puisi adalah hasil pemikiran dan perasaan penyair.


Hal ini merupakan hasil dari tanggapan dan perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati, dan
dialami penyair.
17
B. Menyimak dan Merefleksikan Pembacaan Dongeng

Sewaktu kecil, orang tua sering mendongengkan anaknya.


Dongeng-dongeng itu masih diingat sampai sekarang. Ada suatu
suku bangsa yang dalam kurun waktu tertentu begitu cepat
perkembangannya. Pada saat yang sama, ada pula suku bangsa
yang perkembangannya sangat lambat. Setelah diteliti ternyata
perkembangan kedua suku itu ada kaitannya dengan dongeng
yang dituturkan dari generasi ke generasi. Suku bangsa yang
berkembang cepat mempunyai dongeng yang dapat menimbulkan
semangat dan etos kerja yang baik. Sebaliknya suku bangsa yang
sulit berkembangan mempunyai dongeng yang membuat
masyarakatnya malas.
18

Ada beberapa hal yang dapat diperoleh ketika mendengarkan pembacaan dongeng.
Pertama, dapat mengambil nilai-nilai kebijakan dalam dongeng karena dongeng biasanya
mengandung pesan dari pencerit. Kedua, dapat mempertajam dan mengembangkan rasa
keindahan dalam diri penyimak. Rasa keindahan itu dapat dihadirkan oleh cara pembacaan yang
menarik dalam mendongeng. Ketiga, dapat mengembangkan sikap berempati dan bersimpati
terhadap orang lain dengan mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh pencerita dongeng.
Keempat, dapat merefleksikan hasil pembacaan itu dalam berbagai bentuk, seperti: tanggapan
tulisan, dan diskusi. Kelima, dapat dijadikan sebagai pembelajaran tentang apa yang dialami dan
dirasakan ketika mendengarkan pembacaan dongeng.

Ada beberapa model pembelajaran mendengarkan dan merefleksikan pembacaan dongeng.


Berikut ini akan diberikan beberapa contoh model pembelajaran puisi. Model ini dapat
dikembangkan sendiri, asalkan pembelajaran itu bersifat menyenangkan dan menantang siswa.
19
Berikut ini dapat diperhatikan contoh penerapan dan salah satu model mendengarkan dan mereleksikan
pembacaan puisi. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

1. Mengemukakan Hal yang menarik dalam Dongeng


Untuk dapat mengemukakan hal yang menarik dalam puisi yang di perdengarkan, maka dapat dilakukan
beberapa kegiatan yang menyenangkan , seperti :
a) Mendengarkan dongeng
b) Membuat pertanyaan tentang dongeng
c) Menjawab pertanyaan dan
d) Menirukan tingkah laku atau dialog tokoh dongeng.

2. Menentukan pesan dongeng


Salah satu unsur yang menonjol dalam dongeng adalah pesan. Ada beberapa pertanyaan yang dapat
diajukan untuk menyimpulkan pesan dalam dogeng, seperti:
a) Pesan apakah yang dapat kalian peroleh dalam dongeng yang didengarkan?
b) Nilai apa yang terkandung dalam dongeng tersebut?
c) Bagaimana komentar kalian terhadap isi dongeng tersebut?

3. Menentukan Tema Dongeng


Tema dongeng adalah ide pokok dongeng. Bagi pendengar dongeng,
tema ini dapat dinyatakan dalam bentuk kata, frasa atau kalimat.
20
4. Menujukkan Relevansi Tema dengan Situasi
Tema dalam dongeng adalah hasil pemikiran dan perasaan pegarang. Hal ini merupakan hasil dari
tanggapan dan perenungan dari situasi yang disarankan, dihayati, dan dialami pengarang.

C. Menyimak Pembacaan Kutipan Novel Terjemahan


Kegitan ini diharapkan agar penyimak mampu mendengarkan dan memahami serta menanggapi berbagai
ragam wacana melalui menyimak pembacaan kutipan novel terjemahan. Sebagai indikatornya, penyimak
dikatakan berhasil apabila mereka mampu:
a) Menemukan karakter tokoh
b) Menyimpulkan latar novel,dan
c) Menyimpulkan tema novel

D. Menyimak Pembacaan Kutipan Novel Tahun 20/30-an


Angkatan 20 dan angkatan 30-an dikenal dalam sejarah sastra indonesia.Masing-masing angkatan
mempunyai kekhasan tersendiri,termasuk karya sastar pada masa itu.Untuk mengenal kekhasan karya sastra
tersebut dapat dilakukan dengan jalan menyimak pembacaan kutipan novel angkatan 20/30-an.Penguasaan
penyimak terhadap kemampuan ini ditandai dengan indikator,seperti mampu:
(1) mengidentifikasi karya sastra lama berdasarkan bahasa yang digunakan
(2) menentukan sifat-sifat tokoh
(3) menyimpulkan isi cerita
21

Kesimpulan
“ Dalam proses interaksi dan komunikasi dibutuhkan keterampilan berbahasa aktif, kreatif,
produktif dan apresiatif di mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang
bertujuan untuk memahami pesan ide serta gagasan yang ada pada materi atau bahasa simakan.
Menyimak merupakan suatu keterampilan yang pertama kali dipelajari, dikuasai manusia.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan menerima gagasan atau pesan orang lain yang
terkandung dalam bunyi bahasa melalui indra pendengar yang sehat, mengolahnya dengan
pikiran secara sungguh-sungguh, dan memahami dengan baik makna pesan itu seperti makna
yang diharapkan pembicara sebagai narasumber pembawa pesan. Unsur dasar menyimak ialah
berbagai unsur yang secara fundamental mewujudkan adanya suatu peristiwa atau kegiatan
menyimak. Berbicara merupakan salah satu wujud komunikasi dua arah yang pada hakikatnya
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menyimak.
22

Extra vector illustrations

Anda mungkin juga menyukai