Suratul Wahyuda - Laporan Paku
Suratul Wahyuda - Laporan Paku
Suratul Wahyuda - Laporan Paku
Laporan Praktikum
Perkembangan Tumbuhan
Suratul Wahyuda (1908531016)
Cover
Latihan Gametogenesis Paku
11 01 Tujuan
Mempelajari proses gametogesis pada paku
02 Bahan
Preparat awetan dari whole mount protalium, dengan
anteridium dan arkegonium, perkembangan akhir
embrio paku dan whole mount protalium dengan
sporofit muda, daun dengan sorus, PB sorus (Pteris),
PB strobilus (Lycopodium dan Equisetum)
03 Gambar
1. Whole mount protalium dengan anteridium
dan arkegonium
2. Perkembangan akhir embrio dan whole mount
protalium dengan sporofit muda
3. Daun dengan sorus, PB sorus
4. PB strobilus
Cover
01
Whole Mount Protalium dengan
Anteridium dan Arkegonium
Whole mount Protalium dengan Anteridium dan Arkegonium
pada Pteris sp.
Keterangan :
1. Arkegonia
2. Anteridia
3. rhizoid
Deskripsi :
Pada tumbuhan paku, gametofit adalah individu berbentuk seperti lumut hati yiang tipis, berukuran
biasanya kurang dari 1 cm, hidup di tempat-tempat lembap dan basah. Sebutan untuk individu gametofit
paku adalah protalus (prothallus, ketika baru berkecambah dari spora) atau Protalium ( prothallium,
dalam bentuk dewasa dan siap menghasilkan organ kelamin/seksual). Protalium ini merupakan organisme
fase gametofit berbentuk talus berukuran kira-kira 1-2 cm dan hanya berumur beberapa minggu.
Sebagai organisme fase gametofit, protalium membentuk anteridium (alat kelamin jantan dan
menghasilkan sperma) dan arkegonium (alat kelamin betina dan menghasilkan ovum). Hasil fertilisasi
ovum oleh sperma akan menghasilkan zigot. Zigot berkembang menjadi tumbuhan paku. Protalium tidak
memiliki pembuluh seperti bentuk sporofit, bahkan cenderung thalloid (menyerupai thallus, alias tidak
terspesialisasi sel-sel jaringannya). Meskipun tidak menghasilkan akar sejati, protalium
membentuk rhizoid sebagai penopang dan penyerap hara dari media tumbuhnya. Gametofit paku
kebanyakan bersifat autotrof karena memili klorofil untuk fotosintesis, tetapi hampir selalu berasosiasi
denga cendawan tanah dalam asosiaisi mikoriza. Protalium beberapa spesies bahkan sepenuhnya
mengandalkan cendawan untuk dapat bertahan hidup karena tidak membentuk klorofil,
seperti Ophioglossum. Meskipun ada pustaka menyatakan bahwa fase sporofit paku lebih dominan
daripada fase gametofitnya sejumlah spesies memiliki gametofit yang hidup bertahun-tahun lamanya di
tanah semetara sporofitnya hanya muncul satu musim saja, untuk menghasilkan spora, kemudian mati.
Perkembangan Anteridium pada Pteris sp.
Keterangan :
1. Anteridial initial
2. Sel dome
3. First ring cell
4. Cap sel
5. Second ring cell
6. Primary androgonial
sel
7. Androgonial sel
8. Ring sel
9. Antherozoid
10. Flagel antherozoid
Perkembangan anteridium:
• Pada bagian meristem apikal terdapat inisial sel yang akan
membentuk anteridium.
• Sel inisial ini akan membelah secara periklinal menjadi outer sel (sel
inisial jaket) dan inner sel.
• Sel inisial androgonial primer akan membelah berungkali di dalam
gametofit menjadi sel androgonial berjumlah banyak.
• Setelah itu sel androgonial akan bermetamorfosis menjadi
anterozoid.
• Anterozoid ini memiliki dua flagel pada enteriornya.
• Outer sel akan membelah menjadi selapis sel jaket yang
membungkus sel androgonial yang pada bagian tengahnya terdapat
opercular cell yang berfungsi sebagai jalan keluar antherozoid
Perkembangan Arkegonium pada Pteris sp.
Keterangan :
1. Arkegonial initial
2. Sel penutup
primer
3. Inner sel
4. Sel sentral
5. Sel basal
6. Sel leher
7. Leher
8. sel saluran leher
9. Sel saluran perut
10. Sel telur
Perkembangan arkegonium:
• Sel inisial arkegonial akan membelah secara periklinal menjadi sel sentral dan sel penutup
primer.
• Sel sentral akan membelah secara periklinal menjadi primery canal cell dan primery venter
cell.
• Pada beberapa spesies primery canal cell akan membelah secara transfersal menjadi empat
canal cell.
• Akan tetapi, pada spesies lain dapat membelah menjadi enam sampai delapan atau lebih.
• Primery venter cell secepatnya akan membesar pada bagian canal.
• Sel venter primer berfungsi menjadi sel telur, tetapi sel ini juga bisa membelah menjadi
venter canal cell dan sel telur.
• Sementara itu sel menutup primer akan membelah secara antiklinal dua kali berturut-turut
menjadi empat sel inisial leher.
• Sel inisial leher membelah secara transversal menjadi tiga sampai empat sel.
• Sel penutup primer dengan sel kanal bersama-sama membentuk deretan sel vertikal pada
gemetofit.
• Sisa dari sel kanal dan sel telur melekat pada protalus.
Cover
02
Perkembangan akhir embrio dan
whole mount protalium
dengan sporofit muda
Whole Mount Protalium dengan Soprofit Muda pada Pteris
sp.
Keterangan :
1. Daun
2. Stem
3. Akar
4. Rhizoid
Deskripsi :
Fase sporofit tumbuhan paku
adalah tumbuhan paku itu sendiri.
Pada metagenesisnya, fase sporofit
lebih dominan daripada gametofit.
Perkembangan Embrio
pada Pteris sp.
Keterangan :
1. Zigot
2. Kaki
3. Stem
4. Akar
5. Daun
6. Prothallus
Deskripsi :
Perkembangan embrio dimulai beberapa jam setelah pembuahan oleh inti dan
sel zygot. Setelah terjadi pembuahan zygot akan membelah dengan dinding
yang sejajar sumbu arkegonia atau tegak lurus terhadap sumbu arkegonia.
Pertama sitokinensis, selanjutnya pembelahan kedua akan menghasilkan empat
sel yang akan berkembang menjadi kaki, daun, akar, dan batang sporofit
embrionik, gametofit akan dirangsang untuk membelah saat sporofit embrionik
berkembang dan membentuk selubung kaliptra. Jaringan gametofit akan
mengembangkan sel-sel rhizoid. Selanjutnya pada tingkat kuadran ini
dibedakan atas empat daerah titik pertumbuhan primer.a. kaki, merupakan
suatu massa yang sel-selnya kecil, terselubung didalam jaringan gametofit atau
jaringan protalium yang berfungsi untuk menghisap makanan dan air bagi
embrio yang muda dari jaringan protalium.b. akar, tumbuh ke bawah kedalam
tanahc. daun pertama, merupakan orga sementara yang nantinya diganti oleh
daun permanen dan berfungsi sebagai organ fotosintesis yang pertama bagi
sporofitd. batang, menjadi rhizoma yang merupakan asal dari akar rambut dan
daun
Perkembangan Sporangium
tipe Leptosporangium
Keterangan :
1. Initial tunggal
2. Sel dalam
3. Sel luar
4. Sel apikal
5. Sel internal
6. Dinding kapsul initial
7. Sel tangkai muda
8. Initial tapetal
9. Sel Internal
10. Dinding kapsul
11. Tangkai
12. Sel sporogenous
13. Tapetum
14. Annulus
15. Sel bibir
16. Spora (tetrad)
Cover
03
Daun dengan Sorus,
dan Penampang Bujur Sorus
Penampang Bujur Sorus
pada Pteris sp.
Keterangan :
1. Sori
2. Epidermis
3. Mesofil
4. Vein
5. Plasentum
6. Sporangia
7. Spora
8. Indusium
9. Stomium
10. Annulus
11. Stalk
Deskripsi :
Sorus merupakan kumpulan sporangia yang dijumpai pada tumbuhan paku
Divisi Pteridophyta kelas Polypodiophyta. Bentuk dan susunan sorus sangat
penting dalam identifikasi dan klasifikasi tumbuhan paku. Pada umumnya
sorus ditemukan pada bagian tepi daun atau permukaan bawah daun. Di
dalam sorus terdapat banyak sporangia, dan setiap sporangium mengandung
spora. Dihasilkan oleh tumbuhan paku dewasa. Spora pada tumbuhan paku
dimorfik, hanya dihasilkan oleh daun fertile (sporofil) saja, sedangkan pada
tumbuhan paku monomorfik pada saat dewasa
akan menghasilkan spora.
Cover
04
Penampang Bujur Strobilus
Penampang Bujur Strobilus pada Lycopodium sp.
Keterangan :
1. Sporofil
2. sporangium
3. Spora
4. Aksis pada
strobilus
Deskripsi :
Pada tumbuhan paku, strobilus (jamak strobili) dijumpai pada
paku Lycopodium dimana organ pada sisi lateral Strobilus
adalah mikrofil yang mendukung sporangia yang tersusun
rapat dan membentuk struktur cone-like.
Penampang Bujur
Strobilus pada
Equisetum sp.
Keterangan :
1. Spora
2. Stalk
3. Peltate disc
4. Aksis
5. Sporangium
6. annulus
Daftar Pustaka
Hardini, Junita. 2020. Asistensi Perkembangan Tumbuhan Briofita dan Pterodofita. Jimbaran: Biologi,
Universitas Udayana.
Cover
Thank You