Atresia Ani, Hisprung Baru
Atresia Ani, Hisprung Baru
Atresia Ani, Hisprung Baru
DISAMPAIKAN
OLEH
Suswinda yuli sutomo
DIFINISI
Atresiani adalah kelainan
kongenital pd anus dan rectum
dimana pembentukan anus tidak
terbentuk dan akhir lubang
rectum buntu
MANIFESTASI KLINIK
Kegagalan lewatnya mekonium setelah
lahir
Tidak ada stenosis kanal rectal
Adanya membran anal
Fistula eksternal pd perineum
Bayi muntah-muntah pd 24 – 48 jam
setelah lahir
PEMERIKSAAN DIAKNOSTIK
Pemeriksaan fisik rectum:
kepatenan rectal dapat dilakukan
colok dubur dng menggunakan
termometer atau jari kelingking
KOMPLIKASI
Abstruksi usus
Ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit cairan dan elektrolit
Konstipasi
PENALAKSANAAN TERAPEUTIK
Penggunaan pelembek tinja
Irigasi rectal,Irigasi colon
dengan NS setiap hari
sebelum dilakukan operasi
Pembedahan colostomy
Pemberian cairan dan
antibiotika
.
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
Pengkajian
Riwayat tinja seperti pita dan bau busuk
Riwayat pengeluaran mekonium dalam
24 jam pertama setelah bayi lahir
Pengkajian status nutrisi dan status
hidrasi
Pengakajian status bising usus untuk
melihat poloa bunyi hyperaktif pada
bagian proksimal karena obstruksi
Pengkajian psikososial keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d
distensi abdomen
Difisit volume cairan
berhubungan dengan muntah
Gangguan BAB berhubungan
intoleransi cairan sekunder
terhadap obtruksi colon
POST OPERASI
1. Resiko terjadi nekrosis jaringan b/d
pemotongan jaringan sekunder terhadap
kolostomi
2. Resiko infeksi b/d terbukanya barier tubuh
(kulit) terhadap kuman feses
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d
iritasi asam feses
4. Cemas keluarga b/d kurang pengetahuan
mengenai prosedur kolostomi
INTERVENSI
Dx Pre Operasi
Berikan sentuhan /gendong bayi bila
menangis
Kolaborasi pemberian analgesic
Monitor input dan output cairan
Kaji Hr,Bp,BB tiapa hari
Observasi adanya muntah / diare
Observasi aliran cairan infus
Kaji status usus
Auskultasi suara usus
Palpasi abdomen tiap 4 jam
Rubah posisi tiap 2 jam
DX POST OPERASI
Rawat stoma dengan teknik aseptik
Rawat stoma setelah pengeluaran feses
Kaji tanda2 nekrosis
Rawat stoma dengan teknik aseptik
Monitor tanda2 infeksi
Colaborasi pemberian obat antibiotik
Kaji warna stoma ,perdarahan dan kaji
kerusakan sekeliling area insisi pembedahan
Gunakan kantong stoma yang hypoalergi
Rawat stoma dengan teknik aseptik
Hindarkan pembersihan dengan alkohol
Bersihkan segera stoma setelah
pengeluaran feses
Bantu orang tua dalam mengenali
cemasnya
Ber kesempatan pada orang tua u/
mengungkapkan cemasnya
Informasikan tentang keadaan anaknya
Definisi
Omfalokel adalah sembulan isi kantong
yang berisi uisus dan visera abdomen
melalui defek dinding abdomen pada
umbilikus
Penyebab
Kegagalan usus kembali kerongga
abdomen .pada janin usia 10 minggu
1. PATOFISIOLOGI
1. Pada janin usia 5-6 minggu isis
abdomen terletak diluar embrio di rongga
selom
2. Pada usia 10 minggu akan terjadi
pengembangan
lumen abdomen shg usus dari ekstre
peritonium
akan masuk ke rongga perut
3. Bila proses ini terhambat,maka akan
terjadi
kantong di pangkal umbilikus yang
berisi usus
,lambung dan kadang hati
4. Dindingnya tipis,terdiri dari lapaisan
peritonium
dan lapisan anion yang keduanya bening
shg isi
kantong tampak dari luar.
Manifestasi klinis
Umbilikus terlihat menonjol
Sembulan isi kantong yang berisi usus dan visera
abdomen
Komplikasi
Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong
yang mudah terjadi pada permukaan yang
telanjang
Tindakan Medis
Dilakukan operasi ,bila usia anak 5-10 bln
Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian
Inspeksi kecacatan pada
saat lahir
Kaji besar kecilnya
kantong omfalokel
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Resiko tinggi infeksi b/d defek
dinding abdomen
2.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
intoleransi makanan
3.Inefektifnya pola nafas b/d defec
abdomen
4. Gangguan psikologis (cemas)
keluarga b/d.Kurangnya
pengetahuan keluarga tentang
penyakit anaknya
Definisi
Meningokel adalah benjolan berisi
selaput meningen dan cairan
serebrospinal
Insiden
Sering ditemukan di negara Asia
tenggara seperti
Indonesia,Malaysia,Birma,Thailand
Kejadian diperkirakan 1 setiap 5000
bayi lahir hidup
Patofisiologi
1. Pada stadium dini poembentukan
saraf ,di bagian tengah lempeng
neural yang kemudian membentuk
pipi neural
2. Pipa neural inilah yang kemudian
menjadi jaringan otak mielum
3. Proses penutupan pipa neural ini
berlangsung selama minggu ke 4
kehidupan embrio
4.Gangguan proses inio menyebabkan
defek pipa neural yang digolongkan
sebagai disrafisme kranial dan spinal
Gambaran klinis
1. Benjolan yang sejak lahir makin besar
dan umumnya terletak di garis tengah
2. Besar garis tengah antara 1-10 cm
Kulit penutup tipis ,licin, dan tegang
Normal/tebal dan tidak rata
3. Konsistensi bila lebih banyak cairan
akan teraba padat dan berdungkul
4. Bila ditekan akan kempes
5. Bila menangis /mengejan benjolan
teraba menegang
6. Jarak antara orbita melebar keadaan
ini disebut hipertelorisme
Penatalaksanaan
Disampaikan
Oleh
Suswinda yuli sutomo
DIFINISI
Hidrosefalus merupakan penumpukan
cairan serebrospinalis secara aktif yg
menyebabkan dilatasi sistem ventrikel
otak
PATOFISIOLOGI
HIdrosefalus terjadi karena gangguan
absorbsi CSF dlm subarachonoid dan
adanya obstruksi dlm ventrikel yg
mencegah CSF masuk kerongga
subarachonoid karena infeksi
neoplasma, perdarahan atau kelainan
bentuk perkembangan otak janin
Cairan terakumulasi dalam ventrikel dan
mengakibatkan dilatasi ventrikel dan
penekanan organ-organ yg
terdapatdalam otak
KOMPLIKASI
Peningkatan tekanan intra kranial
Kerusakan otak
Infeksi : Septikemia, endokarditis,
infeksi luka, nipritis, meningitis
Shun tidak berfungsi dengan baik
akibat
ETIOLOGI
Penyebab Hidrosefalus terbagi dua
yaitu:
Konginital : disebabkan gangguan
perkembangan janin dalam rahim
( misalnya malformasi atau infeksi
intra uterine
Didapat : disebabkan oleh infeksi
neoplasma atau perdarahan.
MANIFESTASI
Dibedakan menjadi dua :
1. Masa bayi
Kepala memabesar
Fontanel anterior menonjol
Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat
jelas pada bayi menangis.
Terdapat bunyi krackedpot (tanda
macewen)
Mata melihathat kebawah (tanda
settingsun)
Mudah terstimulasi
Kemampuan makan kurang
Spatik pada ekstremitas bawah.
2. Masa kanak-kanak
Sakit kepala
Papil edema
Strabismus
Mudah terstimulasi
Apatis
Bingung
Ataxia
Letargi
PERIKSAAN DIAGNOSTIK
Lingkar kepala pada masa bayi
Ct, kepala dan MRI
Penatalaksanaan
Non pembedahan:
Pemberian acetazolamide
Isosorbide atau forosemid
Pembedahan :
Pengangkatan neoplasma
Pemasangan shunt.
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
Pengkajian
Riwayat keperawatan
Kaji adanya pembesaran kepala bayi
Kaji lingkar kepala
Kaji ukuran ubun-ubun
Kaji tanda-tanda vital khususnya
pernapasan
Kaji pola tidur, perilaku dan interaksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan meningkatnya
volume cairan serebro spinalas,
meningkatnya tekanan intrakranial.
2. Resiko injory berhubungan dengan
pemasangan shunt
3. Perubahan persepsi sensori b/d adanya
tindakan u/ mengurangi tekanan
intrakranial.
4. Resika infeksi b/d efek pemasangan shunt.
5. Perubahan proses keluarga b/d kondisi
yang mengancam kehidupan anak
6. Anstipasi berduka b/d kemungkinan
kehiolangan anak.
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK LABIO/
PALATOSKISIS
Disampaikan
Oleh
Suswinda yuli sutomo
Labio/ palatoskisis adalah
merupakan konginetal anomali yg
berupa adanya kelainan bentuk
pada struktur wajah
Etiologi
Kegagalan fase imbrio penyebabnya
belum diketahui
Fakto heriditer
Dapat dikaitkan dengan abnormal
kromosom,mutasi gen.
Pengaruh obat : fenobar bital hamil
muda
PATOFISIOLOGI
Kegagalan penyatuan atau perkembangan
jaringan lunak & atau tulang selama fase
embrio pada semester pertama.
Bibir sumbing adalah terbelahnya / bibir &
atau hidung karena kegagalan proses
nasal media & maksilaris untuk menyatu
selama masa kehamilan 6-8 minggu
Palato skisis adalah celah pada garis
tengah palato yg disebabkan oleh
kegagalan penyatuan susunan palato pd
masa kehamilan 6-12 minggu
Penggabungan komplit garis tengah atas
bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan
Manifestasi Klinis
Pada labio skisis :
Distorsi
Tampak sebagian atau keduanya
Adanya celah pada bibir
Pada palato skisis :
Tampak ada dua celah pada tekak
Adanya rongga pada hidung
Distorsi pada hidung
Teraba ada celah atau terbukanya langit 2
saat diperiksa dengan jari
Kesukaran dalam menghisap atau makan
Anak waktu minum mudah tersedak
Komplikasi
Gangguan bicara dan pendengaran
Terjadinya otitis media
Aspirasi
Distress pernafasan
Pemerikasaan Diagnostik
Foto rontgen
Pemeriksaan fisik
MRI untuk evaluasi abnormal
Penatalaksanaan Terapeutik
Penatalaksanaan tergantung pada beratnya
kecacatan
Pemberian nutrisi yang adekuat
Mencegah komplikasi
Pembedahan
Pada palato dilakukan waktu 6 bulan dan
5 tahun, ada juga 6 bulan dan 2 tahun
Pada labio pembedahan usia 2-3 hari atau
usia beberapa minggu
Mencegah kolaps maxilaris
Merangsang pertumbuhan tulang
Membantu perkembangan bicara
PENATALAKSANAAN PERAWATAN
PENGKAJIAN
Inspeksi kecacatan pada saat lahir
Kemampuan menghisap,menelan,dan
bernafas
Palpasi dengan menggunakan jari
Mudah tersedak
Distres pernafasan dng aspirasi
Riwayat keluarga dengan penyakit anak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh B/D ketidak mampuan menelan
Resiko aspirasi B/D ketidak mampuan
mengeluarkan sekresi sekunder dari
palato skisis
Resiko infeksi B/D insisi pembedahan
Kurang pengetahuan tehnik pemberian
makan
Nyeri B/D insisi pembedahan
Tidak efektif bersihan jalan nafas B/D efek
anatesis,edema setelah pembedahan
,sekresi
HYPOSPADIA