Kewirausahaan
Kewirausahaan
Kewirausahaan
Oleh
Netty Suharti
Kontrak perkuliahan
1 pendahuluan (Pengertian,Etimologi)
2 Sejarah kewirausahaan
3 Proses kewirausahaan
4 Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
5 Tahap-tahap kewirausahaan
5.1 Tahap memulai
5.2 Tahap melaksanakan usaha
5.3 Tahap mempertahankan usaha
5.4 Sikap wirausaha
6 Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
7 Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
8 Daftar Referensi
Menurut McClelland (2000), salah satu faktor yang
menyebabkan sebuah negara menjadi maju adalah
ketika jumlah wirausahawan yang terdapat di negara
tersebut berjumlah 2% dari populasi penduduknya. Saat
ini, jumlah wirausaha yang terdapat di Indonesia
mencapai 400 ribu jiwa atau kurang dari 1% populasi
penduduk Indonesia yang berkisar 200 juta jiwa.
Salah satu faktor kemajuan ekonomi China adalah
semangat kewirausahaan masyarakatnya, yang didukung
penuh pemerintahnya
Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan yang
terjadi di Amerika Serikat yang memiliki jumlah
wirausaha sebesar 11,5% dari populasi penduduknya
atau negara tetangga Singapura dengan 7,2% warganya
bekerja sebagari wirausaha.
Efeknya tidak mengherankan bila kedua negara tersebut
menjadi salah satu negara dengan perkembangan
ekonomi termaju di dunia.
Jika melihat jumlah kebutuhan wirausaha baru untuk
memposisikan Indonesia sebagai negara maju, masih
butuh waktu 25 tahun lagi untuk mencapainya (Rukka,
2011).
Estimasi waktu yang cukup lama tersebut menuntut
perlu segera diupayakan langkah-langkah agar jumlah
wirausaha baru dapat bertambah dengan waktu
pencapaian yang relatif singkat.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
penciptaan wirausaha baru yang berasal dari lulusan
perguruan tinggi.
Penciptaan lulusan perguruan tinggi yang menjadi
seorang wirausahawan tidak serta merta mudah untuk
dilaksanakan. Berdasarkan bukti empiris di lapangan,
terdapat kecenderungan bahwa lulusan perguruan tinggi
lebih senang memilih bekerja dengan tingkat
kenyamanan/keamanan serta kemapanan dalam waktu
yang singkat.
Tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
akan merubah kurikulum mulai dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi. Sesuai dengan Undang-
Undang No 12 tahun 2012, bahwa perguruan tinggi
memiliki otonomi dalam penyusunan kurikulum, namun
pada pelaksanaannya diperlukan rambu-rambu yang
sama agar dapat mencapai hasil yang optimal
. Disamping itu, peserta didik di perguruan tinggi
merupakan insan dewasa , sehingga dianggap sudah
memiliki kesadaran dalam mengembangkan potensi diri
untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan atau
professional. Sehubungan dengan itu, maka perubahan
pada proses pembelajaran menjadi penting dan akan
menciptakan iklim akademik yang akan meningkatkan
kompetensi mahasiswa baik hardskills maupun
softskills.
Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Tinggi dalam
UU No 12 tahun 12 yaitu menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seluruh mahasiswa
harus mengikuti pembelajaran mata kuliah dasar umum
yang dikenal dengan MKDU (general education).
Sebagian dari MKDU telah dinyatakan dalam UU No 12
tahun 2012 sebagai mata kuliah wajib, yaitu Agama,
Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Dalam rangka menyempurnakan capaian pembelajaran,
maka MKDU ditambah dengan bahasa Inggris,
kewirausahaan, dan mata kuliah yang mendorong pada
pengembangan karakter lainnya, baik yang terintegrasi
maupun individu.
Mata Kuliah Kewirausahaan merupakan pelajaran yang
membentuk karakter wirausaha atau minimal
mahasiswa menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai seluk-beluk bisnis baik dari sisi soft skill
maupun hard skill sehingga mahasiswa mampu
memanfaatkan peluangpeluang yang ada di sekitarnya
dalam menciptakan usaha sendiri setelah lulus maupun
saat masih kuliah.
Tujuan pembelajaran
Kewirausahaan (Inggris:
Entrepreneurship) atau Wirausaha
adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan.
Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Pengertian sebenarnya sanggat beragam menurut
beberapa pendapat. Akan tetapi makna dari pengertian
kewirausahaan itu tidak jauh berbeda.
Kewirausahaan adalah sikap, jiwa, dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bemilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang
selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan
bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya
atau kiprahnya.
Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha
selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
kewirausahaan berbeda-beda titik berat dan
penekanannya.
Menurut Richard Cantillon (1775) :
kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-
employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu.
Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian.
Menurut Penrose (1963) : kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang
di dalam sistem ekonomi.
Menurut Harvey Leibenstein (1968,
1979) kewirausahaan mencakup kegiatan
yang dibutuhkan untuk menciptakan
atau melaksanakan perusahaan pada
saat semua pasar belum terbentuk atau
belum teridentifikasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya
menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
wirausahawan
Seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya.
Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi
dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap
dan perilaku sebagai manusia unggul.
Etimologi
1.Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
diawali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan
akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.
Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan
apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
2.Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil
yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka
perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin
diambil.
Sikap wirausaha