Dasar - Dasar Rs Kelompok 3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN FARMASI KLINIK DI RS

MELIPUTI KONSELING, VISITE, DAN PTO

Di susun Oleh :
Algi Ramdoni (17010001)
Allif Yatsaridhorahman (17010003)
Ari Pertiwi Diah Sulistiyaningrum (17010007)
Fitriyani (17010022)
May Shifa Rahma (17010034)
Milta Riskandawati (17010035)
Najib Abdul Syukur (17010040)
Nisa Julyanca Permata Gea (17010045)
Ozan Putra Siswanto (17010047)
Rivaldi Fahmi Pratama (17010054)
Siti Khomaerah (17010061)
Triska Puji Hartati (17010169)
Utari Damayanti (17010067)
Definisi Rumah Sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik


Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pelayanan Farmasi Klinik
 Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
 1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
 2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan
dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
 3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien
yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
 4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.
 Pelayanan farmasi klinik meliputi:
 1. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat
 2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 3. Konseling
 4. Ronde/Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
 5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
 6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
 Evaluasi Penggunaan Obat
Lanjut
Evaluasi Penggunaan Obat
 Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat Kegiatan
pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
 Persyaratan administrasi meliputi:
 a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
 b. Nama, dan paraf dokter.
 c. Tanggal resep.
 d. Ruangan/unit asal resep.
 3. Persyaratan farmasetik meliputi:
 a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
 b. Dosis dan jumlah Obat.
 c. Stabilitas dan ketersediaan.
 d. Aturan dan cara penggunaan.
 e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
 Persyaratan klinis meliputi: Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
Definisi Konseling
Konseling adalah suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar tentang dirinya
serta tentang hubungan dalam dirinya lalu menentukan tingkah laku yang dapat
memajukan perkembangan dirinya.
B. Tujuan konseling
Tujuan dilaksanakanya konseling, yaitu:
 Meningkatkan keberhasilan terapi yang dijalani.
 Memaksimalkan efek terapi.
 Mengurangi resiko efek samping.
 Meningkatkan cost effectiveness.
 Menghormati pilihan penderita dalam menjalankan terapinya
A. Yang Perlu Diperhatikan dalam Konseling
Dalam melakukan konseling dijumpai beberapa hal yang harus diperhatikan, antara
lain adalah:
o Manajemen Ruang Konseling
o Efektivitas Konseling
o Kompetensi Apoteker
o Keterbatasan yang Dimiliki Pasien
Lanjut
Kegiatan dalam konseling obat meliputi :
 Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.
 Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obatmelalui
Three Prime Questions.
 Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasienuntuk
mengeksplorasi masalah penggunaan Obat.
 Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan
masalahpengunaan Obat.
 Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien dan
Dokumentasi.
Faktor yang perlu juga perlu diperhatikan dalam konseling Obat:
 Kriteria Pasien-Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu
hamildan menyusui).
 Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (tb, dm, epilepsi, danlain-lain).
 Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus(penggunaan
kortiksteroid dengan tappering down/off)
 Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin,phenytoin).
 Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi).
 Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.
Definisi Visite

 Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat


inap yang dilakukan Apoteker secara mandiri atau
bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji
masalah terkait Obat, memantau terapi Obat dan
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki,
meningkatkan terapi Obat yang rasional, dan
menyajikan informasi Obat kepada dokter, pasien
serta profesional kesehatan lainnya.
Kegiatan visite mandiri :
Kelebihan Kekurangan
 
 Waktu viside disesuaikan dengan jadwal kegiatan  Rekomendasi yang dibuat terkait dengan peresepan
lain tidak dapat segera diimplementasikan sebelum
bertemu dengan dokter pelulis resep
 

 Melakukan konseling, monitoring respon pasien  Pemahaman tentang patofisiologi penyakit pasien
terhadap pengobatan terbatas
 
 Dapat dijadikan persiapan untuk melakukan  
visite bersama dengan tenaga kesehatan lain
(visite tim)
 

Kegiatan visite tim :


Kelebihan Kekurangan
 
 Dapat memperoleh informasi terkini  Jadwal visite harus disesuaikan dengan
yang comprehensive jadwal tim
 
 Sebagai fasilitas pembelajaran  Waktu pelaksanaan visite terbatas segingga
diskusi dan penyampaian informasinya
kurang lengkap
 
 Dapat langsung mengkomunikasikan  
masalah terkait penggunaan obat dan
mengimplementasikan rekomendasi
yang dibuat
 
Lanjut

Visite Mandiri
 Memperkenalkan diri kepada pasien
 Mendengarkan respon yang disampaikan oleh pasien
dan identifikasi masalah
 Memberikan rekomendasi berbasis bukti berkaitan dengan
masalah terkait penggunaan obat
 Melakukan pemantauan implementasi rekomendasi
 Melakukan pemantauan efektivitas dan keamanan terkait
penggunaan obat
Lanjut

Visite tim
 Memperkenalkan diri kepada pasien dan/atau tim
 Mengikuti dengan seksama presentasi khusus yang di
sampaikan
 Memberikan rekomendasi berbasis bukti berkaitan dengan
masalah terkait penggunaan obat
 Melakukan pemantauan implementasi rekomendasi
 Melakukan pemantauan efektivitas dan keamanan terkait
penggunaan obat
 Melakukan pemantauan efektivitas dan keamanan terkait
penggunaan obat
Lanjut
 Pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital (temperatur, tekanan darah, nadi, kecepatan
pernapasan), kajian sistem organ (kardiovaskuler, ginjal, hati)
 Pemeriksaan laboratorium: Datahasilpemeriksaanlaboratorium diperlukan dengan
tujuan: (i) menilai apakah diperlukan terapi obat, (ii) penyesuaian dosis, (iii) menilai
efek terapeutik obat, (iv) menilai adanya ROTD, (v) mencegah terjadinya kesalahan
dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium, misalnya: akibat sampel
sudah rusak, kuantitas sampel tidak cukup, sampel diambil pada waktu yang tidak
tepat, prosedur tidak benar, reagensia yang digunakan tidak tepat, kesalahan teknis
oleh petugas, interaksi dengan makanan/obat. Apoteker harus dapat menilai hasil
pemeriksaan pasien dan membandingkannya dengan nilai normal. (lihat contoh
kasus)
 Pemeriksaan diagnostik: foto roentgen, USG, CT Scan. Data hasil pemeriksaan
diagnostik diperlukan dengan tujuan: (i) menunjang penegakan diagnosis, (ii)
menilai hasil terapeutik pengobatan, (iii) menilai adanya risiko pengobatan.
 Masalah medis meliputi gejala dan tanda klinis, diagnosis utama dan penyerta.
 Catatan penggunaan obat saat ini adalah daftar obat yang sedang digunakan oleh
pasien. Catatan perkembangan pasien adalah kondisi klinis pasien yang diamati dari
hari ke hari.
Pengkajian masalah terkait obat
 Pasien yang mendapatkan obat memiliki risiko mengalami masalah terkait
penggunaan obat baik yang bersifat aktual (yang nyata terjadi) maupun
potensial (yang mungkin terjadi). Masalah terkait penggunaan obat antara
lain: efektivitas terapi, efek samping obat, biaya. Penjelasan rinci tentang
klasifikasi masalah terkait obat lihat lampiran 2.

Fasilitas

Fasilitas praktik visite antara lain:


 Formulir Pemantauan Terapi Obat
 Referensi dapat berupa cetakan atau elektronik, misalnya: Formularium Rumah Sakit, Pedoman
Penggunaan Antibiotika, Pedoman Diagnosis dan Terapi, Daftar Obat Askes (DOA), Daftar
Plafon Harga Obat (DPHO), British National Formulary (BNF), Drug Information Handbook
(DIH), American Hospital Formulary Services (AHFS): Drug Information, Pedoman Terapi,
dll.Kalkulator
Definisi PTO
PTO (Pemantauan Terapi Obat) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah
meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan resiko ROTD.
Kegiatan yang dilakukan dalam PTO, meliputi:
 pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat dan respon terapi
 pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat,
 pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat.
Tahapan yang dilakukan dalam PTO, adalah:
 pengumpulan data pasien,
 identifikasi masalah terkait obat,
 rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat,
 pemantauan, dan
 tindak lanjut.
 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam PTO adalah:
 kemampuan penelusuran informasi dan penilaian kritis bukti terkini dan terpercaya,
 kerahasiaan informasi, dan
 kerjasama dengan tim kesehatan lain (dokter dan perawat).
Thank You

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai