Plasma Nutfah Kel 4
Plasma Nutfah Kel 4
Plasma Nutfah Kel 4
KELOMPOK IV
AULIA UTARI PULLER
EDI K SIMANULLANG
ERVELIANA ROSA GULTOM
MAULIDA RIZKI LUBIS
MERI KRISTINA MANURUNG
RIFKAH NAFTHALI TARIGAN
WAHYUNI MAYUSARI
PENDIDIKAN BIOLOGI DIK C 2013
Metode Pelestarian Plasma Nutfah
Secara Insitu
Cara pelestarian ini pada umumnya cocok untuk jenis-jenis tanaman liar, sebab
yang disebabkan oleh faktor adaptasi terhadap daerah dan iklim yang baru,
(Hartati , 2013)
•
Dalam bidang pertanian, plasma nutfah banyak dikaji dan
dikoleksi dalam rangka :
(Hartati , 2013)
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam
Melaksanakan Pelestarian Plasma Nutfah
(Edi , 2011)
Permasalahan pelestarian plasma nutfah
(Hartati , 2013)
Sistem Nasional Pelestarian Ex Situ yang Ada Dapat
Digambarkan Sebagai Berikut :
( Edi,2015)
2. Kebun plasma nutfah, seperti pada PUSPITEK Serpong dan Cibinong
menekankan pada tumbuhan yang berpotensi ekonomi. Oleh karena
itu disana ditanam populasi jenis untuk menangkap keanekaragaman
plasma nutfah. Kebun koleksi khusus seperti kebun Bone-Bone untuk
kelapa dan kebun Grati untuk mangga, tergolong dalam kelompok ini.
Arboretum merupakan koleksi botani yang khusus hanya diisi dengan
koleksi jenis pepohonan. Karena sifatnya dapat pula keanekaragaman
pohon diwakili di dalamnya, sehingga arboretum dapat berfungsi
sebagai kebun pohon-pohon hutan.
( Edi,2015)
6. Kebun koleksi adalah kebun yang ditangani lembaga-
lembaga penelitian yang umumnya berisi koleksi plasma
nutfah jenis unggul masa lalu serta perangkat plasma nutfah
lainnya yang langsung dapat dimanfaatkan dalam perakitan
jenis unggul baru.
( Edi,2015)
Selain yang tersebut diatas perlu pula dipertimbangkan bank
kelestarian biji, baik jaringan, sel , DNA, sperma dan yang lainnya
yang memerlukan investasi tinggi. Lebih lanjut diungkapkan bahwa
kriteria yang dipakai untuk memilih isinya adalah :
( Edi,2015)
KETERBATASAN DALAM PELAKSANAAN KEBUN
PLASMA NUTFAH
• Pemeliharaan mahal.
• Terbatas pada kondisi iklim tertentu.
• Masalah serangan hama dan penyakit.
• Bukan merupakan penyimpanan jangka
panjang.
( Edi,2015)
Dari hasil saresehan plasma nutfah dan sistem nasional 1990 terdapat beberapa saran dari para
pesertanya, diantaranya adalah untuk koleksi yaitu :
( Edi,2015)
• Ditekankan perlunya pemanfatan jalan tol sebagai salah satu kawasan
penanmpungan pelestarian keanekaragaman hayati ex-situ yang dapat
berfungsi secara efektif dalam jangka panjang seperti yang digagaskan
P3 Bioteknologi LIPI tahun 1988 untuk cetak biru jalan Cawang-
Cikampek. Kemungkinan untuk melakukan penataan yang berestetika
tinggi membuka peluang penggunaan jenis liar apa saja (jadi bukan
hanya tanaman hias) sebagai penghias jalan negara itu.
( Edi,2015)
Pemanfaatan Plasma Nuftah Melalui Bioteknologi
dimanfaatkan dalam industri pertanian. Oleh sebab itu saat ini plasma nutfah
harus banyak dikaji lebih dan dikoleksi dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian seperti tanaman padi dan penyediaan pangan. Hal ini dilakukan
karena plasma nutfah merupakan sumber gen yang berguna bagi perbaikan
dan juga gen untuk ketahanan terhadap cekaman lingkungan abiotik yang
(Kusumo, 2002)
Eksplorasi
Pengertian eksplorasi secara umum adalah pelacakan atau
penjelajahan. Dalam plasma nutfah tanaman dimaksudkan pula
sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis
plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahannya.
Plasma nutfah yang ditemukan perlu diamati sifat dan asalnya.
Apabila bibitnya berhasil dilestarikan di tempat koleksi baru (di
luar habitat alaminya) disebut pelestarian ex situ.
(Kusumo, 2002)
Eksplorasi dan koleksi plasma nutfah disertai dengan
menggali keterangan dari petani yang berkaitan dengan
kriteria preferensi petani terhadap varietas tanaman
yang bersangkutan. Keterangan dari petani sangat
bermanfaat untuk mengetahui alasan petani tetap
menanam varietas yang bersangkutan, sifat varietas yang
diinginkan petani, hambatan adopsi varietas unggul, dan
informasi awal dari varietas yang dikumpulkan.
(Kusumo, 2002)
CONTOH
Untuk eksplorasi ikan dilakukan dengan cara pencarian
dan pengumpulan di dalam maupun di luar habitatnya.
Ikan koleksi dikaitkan dengan program domestikasi
dengan pengumpulan informasi habitatnya, karakteristik
morfologi dan biokimia, sifat reproduksi, jenis makanan
dan kebiasaan makan, dan sifat-sifat biologi lainnya.
(Kusumo, 2002)
Konservasi
Dalam pengelolaan keanekaragaman plasma nutfah dikenal dua
pemeliharaan baru.
(Kusumo, 2002)
Konservasi In Situ
Banyak jenis tumbuhan unik yang terdapat dalam kawasan konservasi
(Kusumo, 2002)
Untuk ternak, yang dimaksud dengan pelestarian in
situ adalah semua kegiatan untuk mempertahankan
populasi ternak hidup yang dapat berkembang biak
secara aktif pada kondisi agroekosistem di mana
mereka dikembangkan, atau secara normal
didapatkan, bersamaan dengan aktivitas usaha ternak
yang dilaksanakan saat ini dan tidak mendatangkan
jenis lain untuk menjaga kemurniannya.
(Kusumo, 2002)
Konservasi Ex Situ
Konservasi ex situ dapat dilakukan secara in vitro dengan memanfaatkan
secara in vitro dapat berupa biakan dalam bentuk kultur meristem atau
(Kusumo, 2002)
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap koleksi biakan in vitro berupa
subkultur, dilakukan secara periodik tergantung kepada jenis tanaman
dan jenis biakan. Untuk konservasi jangka pendek dalam kondisi
kultur normal, subkultur biasanya dilakukan setiap 4-6 minggu sekali.
Melalui penyimpanan dalam pertumbuhan minimal dengan
menambahkan penghambat pertumbuhan seperti ABA (asam
absisat ), cycocel (CCC) atau dengan cara mengurangi sumber karbon
ke dalam media tumbuh, meningkatkan tekanan osmotik dengan
penambahan manitol/sorbitol, mengurangi cahaya, dan menurunkan
suhu inkubasi, subkultur hanya perlu dilakukan sekali dalam 12 bulan.
(Kusumo, 2002)
PENGADAAN BENIH
Kegunaan penyimpanan benih.Biji yang diperoleh
dari hasil produksi tanaman dapat dipergunakan untuk
konsumsi atau diperuntukkan sebagai benih untuk
menyambung generasi berikutnya.
Benih yang diperuntukkan pada perbanyakan
tentunya membutuhkan penyimpanan untuk musim
tanam berikutnya atau bahkan untuk persediaan dimasa-
masa mendatang.
(Edi, 2015)
Beberapa faktor yang mempengaruhi
penyimpanan benih
• 1.Pengaruh genetik
• 2.Pengaruh kondisi sebelum panen
• 3.Pengaruh Struktur dan kondisi benih
• 4.Benih keras
• 5.Kemasan Benih
• 6.Ukuran benih
• 7.Dormansi benih
• 8.Kadar air benih
(Edi, 2015)
Pengaruh Lingkungan Penyimpanan Terhadap
Masa Simpan Benih
(Edi, 2015)
Pada praktek penyimpanan, sampai batas – batas
tertentu, suhu dan kadar air benih dapat diatur. Sifat
dan tingkat pengaturannya tergantung dari tujuannya.
Sebagai contoh benih rami yang disimpan pada kadar
air 6,2 % pada suhu 10 C berdaya 96 % setelah
disimpan 12 tahun, sedang benih yang disimpan pada
kadar air 9,5 % pada suhu 10 C sama sekali kehilangan
viabilitasnya selama periode yang sama.
(Edi, 2015)
Mengenai pengaruh cahaya belum banyak
laporan yang mengungkapkan pengaruh pada
benih yang disimpan. Harrington (1972) dalam
Justice dan Bass, (1990) menyatakan terdapat
pengarh ultraviolet pada waktu sebelum panen
dan mempercepat kemnduran benih simpan.
(Edi, 2015)
Pengelompokkan Benih / Biji dari Sifat atau Perilaku
Konservasi
(Purwanti, 2004)
Contoh – Contoh Plasma
Nutfah
(Harahap, 2011)
Eksplorasi dan koleksi
(Harahap, 2011)
KARAKTERISASI PLASMA
NUTFAH TANAMAN HIAS
Karakterisasi diperlukan untuk mengetahui sifat morfologi,
fisiologi, komponen hasil, golongan umur berbunga dan umur
panen suatu spesies plasma nutfah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Sifat kualitatif merupakan ciri utama suatu spesies /
varietas, karena sifat tersebut tidak dipengaruhi oleh
lingkungan. Sifat kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen,
penampilan sifat tersebut merupakan interaksi antara pengaruh
faktor genetik dengan lingkungan
(Harahap, 2011)
PLASMA NUTFAH TANAMAN PANGAN