Dosis Obat

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

Dosis

Rahma Artemisia, M.Sc., Apt


Pengertian Dosis
• Dosis (takaran)
Yaitu banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang
penderita baik untuk dipakai sebagai obat
dalam maupun obat luar.
• Dalam FI III, selain dosis maksimum jg
tercantum dosis lazim untuk dewasa maupun
bayi dan anak-anak yang umumnya
merupakan petunjuk dan tidak mengikat.
Ketentuan FI III
Ada 2 macam dosis :
1. Dosis Maksimal (DM)
Berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari.
Penyerahan obat dengan dosis melebihi DM dpt
dilakukan dg membubuhi tanda seru dan tanda paraf
dokter penulis resep, diberi garis dibawah nama obat
tersebut atau banyaknya obat ditulis dengan huruf
lengkap.
2. Dosis Lazim (Usual Doses)
Merupakan petunjuk yg tidak mengikat ttp digunakan
sebagai pedoman umum/dosis yag umum digunakan,
Macam Dosis
1. Dosis Terapi
Adalah dosis/takaran yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan penderita.
2. Dosis Maksimum
Adalah dosis/takaran yang terbesar yang dapat diberikan kpd orang
dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3. LD50
Adalah dosis/takaran yang menyebabkan kematian pada 50%
hewan percobaan
4. LD 100
Adalah dosis/takaran yg menyebabkan kematian pada 100 %
hewan percobaan.
Dosis pemberian obat tergantung dengan banyak faktor
yaitu :
Usia, berat badan, status penyakit, adanya interaksi
obat, fungsi fisiologi tubuh, dan faktor lain yang
penting.

Adapun pemberian obat pada bayi dan anak-anak :


perhitungan dosis pemberian menggunakan berat
badan atau luas permukaan tubuh
 disebabkan karena pada bayi dan anak-anak
terkadang usia tidak sebanding dengan berat badannya.
Dosis Usia Lanjut
DM menurut FI, untuk orang dewasa berumur 20-60 th
dg berat badan 58-60 kg.
Untuk orang yg berusia lanjut dan pertumbuhan
fisiknya mulai menurun, maka pemberian dosis lebih
kecil daripada dosis dewasa.

Umur Dosis
60 - 70 th 4/5 X dosis dewasa
70 – 80 th 3/4 X dosis dewasa
80 – 90 th 2/3 X dosis dewasa
> 90 th 1/2 X dosis dewasa
Dosis Wanita Hamil
 Wanita hamil yg peka terhadap obat-obatan
sebaiknya diberi dalam jumlah yg lebih kecil,
bahkan untuk beberapa obat yg dpt
mengakibatkan abortus dilarang.
 Untuk wanita menyusui, beberapa obat juga
dilarang karena obat dapat diserap oleh bayi
melalui ASI.
Dosis Anak & Bayi
• Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak dpt
disamakan dg orang dewasa.
• Dalam memilih dan menetapkan dosis harus
diperhitungkan beberapa faktor antara lain umur, berat
badan, jenis kelamin, sifat penyakit, dya serap obat, ekresi
obat. Faktor lain adalah kondisi pasien, kasus penyakit,
jenis obat, faktor toleransi, habituasi, adiksi, sensitifitas.
• Aturan pokok untuk memperhitungkan dosis untuk anak
tidak ada, karena itu beberapa tokoh mencoba untuk
membuat perhitungan berdasarkan umur, bobot badan dan
luas permukaan (body surface).
Cara Perhitungan DM
1. Berdasarkan Berat badan
Rumus CLARK’S :

2. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh


Rumus Body Surface Area/BSA :
Lanjutan ...
3.Berdasarkan Umur
a.Rumus FRIED’S (< 1 th)

b.Rumus YOUNG’S (1-8 th)

c.Rumus DILLING’S (9-20 th)


Dosis dgn pemakaian bdsrkan jam :
Menurut FI edisi II u/ pemakaian sehari dihitung :

Misal :
obat diminum setiap 6 jam maka dalam sehari semalam ada
berapa kali ??
Jawab :
24/6 x = 4 kali minum dalam sehari semalam.

Ada 3 bahan yg mempunyai DM untuk obat luar :


1.Naphtol, Guaiocol, Kreosot : untuk kulit
2.Sublimat : untuk mata
3.Iodoform : untuk obat pompa
Pengenalan Pertimbangan Dosis :
Selain dosis maksimal juga dikenal dosis lazim.

Dosis lazim adalah dosis suatu obat yg diharapkan


menimbulkan efek pada pengobatan orang dewasa yg sesuai
dgn gejalanya.

Pemakaian kurang dari dosis lazim bisa menyebabkan suatu


masalah, misalnya kuman menjadi kebal

Dalam FI edisi III dicantumkan DL untuk dewasa, bayi, dan


anak-anak.Selain dinyatakan dlm umur, DL jg dihitung
bdsrkan berat badan pasien.
Obat-obat paten yg dijual di apotek pada umumnya sudah
tersedia dlm dosis lazimnya, shg memudahkan tenaga
kesehatan (dokter/farmasis) untuk menentukan DL orang
dewasa dan anak.
Contoh : CTM (4mg/tab), Dexamethason (0,5 mg/tab),
Prednison (5 mg/tab), Ampicillin (250 dan 500 mg/tab),
ampicillin syr (125 mg/cth)

Mengapa perlu mempertimbangkan dosis obat, bila DM tidak


melebihi ?
 Krn bbrp macam obat Dmnya tdk melebihi ttp dianggap
tdk lazim. Misal DM CTM 40mg/hari, DL 6-16 mg/hari. Bila
pasien minum CTM tab 3xsehari 2 tab, dosis max blm
dilampaui, ttp dianggap tdk lazim krn efek terapi sudah dpt
dicapai cukup dgn pemberian 3x sehari 1 tab.
Contoh Perhitungan Dosis :
1.Pulvis
R/ Tinc. Opii 1
Perhitungan DM :
Tinc. Opii
Lactosa 9
m.f. pulv
= 10/20 x DM Tinc.Opii
s.b.d.d Cth I
= 10/20 x 1,5/5
= 0,75/2,5
Pro : Susi 10 th
1 x pakai = 1 sendok teh
Buat sebuah percobaan ¼ bag ± 2,5-3 g dari R/, kmd ditimbang 1
sendok the peres, misalkan 2 g.
Jadi :
1xpakai: 2/10 x 1 g = 0,2 g < DM 1x 0,75 (TOD)
1 hari : 2 x 0,2 g = 0,4 < DM sehari (2,5) TOD
DM Gabungan
Bila dlm resep tdpt lebih dari 1 macam obat yg
mempunyai efek terapi yg sama, maka harus dihitung
dosis maksimum gabungan.
Dosis max gabungan dinyatakan tidak lampau apabila :
Dosis maksimum gabungan :

Bila dlm R/ tdpt >1 macam obat yg mpy kerja


bersamaam/searah, maka harus dibuat DM gabungan.
DM gabungan dinyatakan tidak melebihi jika :
Pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B = < 100%
(demikian pula pemakaian 1 harinya)

Contoh :
1. Atropin Sulfas & Ext. Belladonae
2. Pulvis Opii & Pulvis Doveri
3. Coffein & Aminophyllin
4. Arsen Trioxyd & Natrii Arsenas
Dosis Sirup
Obat minum yg mengandung sirup dalam jumlah
besar (> 16,67 % atau > 1/6 bagian)

BJ larutan berubah dari 1 menjadi 1,3

berat larutan tidak sama dg volume larutan

dosis pemakaian resep harus diperhitungkan.
Dosis Larutan yg Mengandung Sirup Jumlah Besar :

Harus diperhatikan didalam obat minum yg


mengandung sirup dlm jumlah besar yaitu :

16,67 % atau lebih dari 1/6 bagian


 BJ larutan berubah dari 1 menjadi 1,3

Sehingga
“berat larutan tidak sama dgn volume larutan”
Contoh R/ :
R/ Potio Nigr. C. Tussim 200 g
Syr. Thymi 50 g
SL 12 g
HCl Codein 120 mg
Pulv. Doveri 6g
m.f.la. Pot.
S.4.dd. C.I

Pro : Anwar (6 th)


Alamat : Banguntapan
Perhitungan DM
a. DM HCl Codein (60 mg/300)
Umur 6 th = X 60 mg/ 300 mg = 20 mg/100 mg

b. DM Pulv. Doveri (1,5 g/5 g)


Umur 6 th = X 1,5 g/ 5 g = 500 mg/1666,7 mg
Pemakaian dalam resep :
Jumlah larutan : 268, 12 g
Jumlah syrup thymi : 50 g
Kadarnya :  > 1/6 bagian  BJ 1,3

Perhitungan DM
a. HCL Codein
b. Pulv. Doveri

c. Dosis Gabungan
Dosis Sinergis :
1XP

Sehari
d. Penurunan Dosis
HCl Codein
= 1XP = DM 1XP

= 0,07 X = 20  X = 285,7
Penurunan dosis :
= 80 % X 285,7 mg = 228,56 mg

Cek Penurunan Dosis :

= 15,9 mg < 20 mg
Pulv. Doveri :
= 1XP = DM 1XP

= 0,07 X = 500  X = 7142,8

Penurunan dosis :
= 80 % X 7142,8 = 5714,2
Cek Penurunan Dosis :

= 399,9 g

Cek :

= 79,5 % + 79,9 % = 159,4 % > 100 %  OD


e. Penurunan Dosis 40 %
HCl Codein
= 40 % X 285,7 mg = 114,28 mg
Cek penurunan dosis :
=

Pulv. Doveri
= 40 % X 7142,8 mg = 2857,12 mg
Cek penurunan dosis :
=
Cek Penurunan Dosis Sinergis :
Dosis Pulveres
R/ Ampicillin 7.5
GG 1,5
Ephedrin 0,3
CTM 0,060
m.f.caps. No. XV
S.t.d.d caps I

Pro : Ananda
Umur : 12 tahun
Perhitungan dosis :
Efedrin HCl :
 12 th = 12/20 X 50 mg/150 mg = 30 mg/90 mg
 1XP = 0,300/15 kapsul = 0,02 < DM 1XP(30 mg)TOD
 1x h = 0,02 X 3 = 0,06 < DM 1xh (90 mg)  TOD

Ampicillin :
1xP Ampicillin = 7,5 g/15 kapsul = 0,5 g.
Penurunan Dosis Pulveres
R/ Ampicillin 0.5
GG 0,1
Ephedrin 0,25
CTM 0,04
m.f.caps. dtd No. XV
S.t.d.d caps I

Pro : Wawan
Umur : 15 tahun
Perhitungan dosis :
Efedrin HCl :
 15 th = 15/20 X 50 mg/150 mg = 37,5 mg/112,5 mg
 1XP = 250 mg > DM 1XP(37,5 mg)OD
 1X h = 250 X 3 = 750 mg > DM 1xh (112,5 mg)  OD

Penurunan Dosis Efedrin HCl : (80% dari dosis dewasa)


1XP = 80% X 37,5 mg = 30 mg
1Xh = 80% X 112,5 mg = 90 mg
≈ 1Xp = 90 mg/3 kali sehari = 30 mg

Jadi : Ephedrin HCl untuk 1Xp diturunkan menjadi 30 mg.


Dosis Sinergis
R/ Aminophillin 300 mg
Ephedrin HCl 30 mg
CTM 4 mg
Prednison 5 mg
m.f.pulv. dtd No. XV
S.t.d.d pulv. I

Pro : Anggi
Umur : 12 tahun
Perhitungan dosis maksimum :
Aminophillin (DM = 0,5/1,5)
 12 th = 12/20 X 0,5mg/1,5 mg = 0,3/0,9 mg
 1XP = 300 mg = DM 1XP(300 mg)Tepat DM
 1X h = 3 X 300 mg= 900 mg = DM 1XP(300 mg)Tepat
DM

Efedrin HCl (DM = 50 mg/150 mg)


 12 th = 12/20 X 50 mg/150 mg = 30/90 mg
 1XP = 30 mg = DM 1XP(30 mg)Tepat DM
 1X h = 3 X 30 mg= 90 mg = DM 1XP(30mg)Tepat DM
Dosis SinergisAminophillin dan Ephedrin HCl :
 1XP = 1Xp aminophillin +1Xp Ephedrin HCl
= 300/300 + 30/30 = 1 + 1 = 2 > 1 OD
 1Xh = 1Xh aminophillin +1Xh Ephedrin HCl
= 900/900 + 90/90 = 1 + 1 = 2 > 1 OD

Penurunan Dosis : (80%)


Aminophillin : 80/100 X 300 mg = 240 mg
Ephedrin : 80/100 X 30 mg = 24 mg

1XP = 240/300 X 100 % + 24/30 X 100 %


= 80 % + 80 % = 160 % > 100 %  OD
Penurunan Dosis : (40%)
Aminophillin : 40/100 X 300 = 120 mg
Ephedrin : 40/100 X 30 mg = 12 mg

1XP = 120/300 X 100 % + 12/30 X 100 mg


= 40 % + 40 %
= 80 % < 100 %  TOD

CEK ULANG DM SINERGIS


 1XP = 120/300 + 12/30 = 0,4 +0,4 = 0,8  TOD
 1xh = 360/900 + 36/90 = 0,4 +0,4 = 0,8 (TOD)
Dosis Sediaan Larutan
R/ SASA 3
Amonii chlorid 3
Succus Liq. 4
Aqua 135
Adde
Amoksisilin 2
S.t.d.d pulv. I

Pro : Arman
Umur : 10 tahun
Amonium klorida: (DM -/10 mg)
 10 th = 10/20 X -/10 g = -/5 g
 1X p = 15/149 X 3 = 0,302  BJ =1
 1Xh =3 X 0,302 = 0,906 < dm 1 hari (5 g)  TOD

Amoksisilin (DM -/4,5g)


 10 th = 10/20 X -/4,5 g = -/2,25 g
 1X p = 15/149 X 2 = 0,201  BJ =1
 1Xh =3 X 0,201 = 0,603 < dm 1 hari (2,25 g)  TOD
 DL amoksisilin 1XP = 250-500 mg
 10 th = 10/20 X 250-500 mg = 125-250 mg
 1Xp = 201 mg masuk dlam rentang dosis lazim.
Dosis Larutan (BJ > 1)
R/ Promethasin HCl 0,5
Ephedrin HCl 0,2
GG 0,6
Sirup simpek ad 60
m.f.l.a syr
S.b.d.d C. I

Pro : Aisyah
Umur : 17 tahun
Ephedrin HCl: (DM 50/150 mg)
 17 th = 17/20 X 50/150 mg = 42,5/127,5 mg
 1X p = X 200 mg = 65 mg > 42,5 mg OD
 1Xh = 2 X 65 mg = 130 > 127,5 mg  OD
 Penurunan dosis :
1 X p = DM 1X p
X = 42,5 mg
0,325 X= 42,5 mg
X = 130,8 mg
Penurunan dosis = 80 % X 130,8 mg =104,64 mg
 Cek perhitungan :
1Xp= X 130,8 mg = 42,51 mg
 Cek penurunan dosis :
1Xp= X 104,64 mg = 34 mg  TOD
Promethazin HCl : (DM 50/150 mg)
 17 th = 17/20 X 50/150 mg = 42,5/127,5 mg
 1X p = X 500 mg = 162 mg > 42,5 mg OD
 1Xh = 2 X 162 mg = 325 > 127,5 mg  OD
 Penurunan dosis :
1 X p = DM 1X p
X = 42,5 mg
0,325 X= 42,5 mg
X = 130,8 mg
Penurunan dosis = 80 % X 130,8 mg =104,64 mg
 Cek perhitungan :
1Xp= X 130,8 mg = 42,51 mg
 Cek penurunan dosis :
1Xp= X 104,64 mg = 34 mg  TOD
Penimbangan Bahan
 Promethazin HCl = 34 mg
 Ephedrin HCl = 34 mg
 GG = 0,6 g
 Sirup simplek = 60 ml – (34 mg + 34 mg + 0,6 g)
= 60 ml – (0,34 g + 0,34 g + 0,6 g)
= 60 ml – 1,28 g = 58,72 ml
 PGA = 2% x 60 ml = 1,2 g
 Air = 1,5 X 1,2 mg = 1,8 g
 Sirup simplek : air dengan gula 64 %.
Gula : 64 % X 60 ml = 38,4 g
Air = 36 % 60 ml = 21,6 g

Anda mungkin juga menyukai