Entamoeba Ginggivalis Dan Dientamoeba Fragilis

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Entamoeba ginggivalis dan

Dientamoeba fragilis
Oleh:
Kelompok 7
Annisa Sekar Jasmine (PO714203191.009)
Putri Sri Saqinah Sudirman (PO714203191.028)
Rizatul Mustakim (PO714203191.030)
Syakila Khaera Syah (PO714203191.033)
Entamoeba gingivalis
• Entamoeba gingivalis adalah amoeba pertama
yang ditemukan pada manusia. Jenis parasit
ini ada pada semua populasi, yang tinggalnya
hanya di rongga mulut (Roberts dan Schmidt,
2000). E. gingivalis merupakan jenis parasit
yang tergolong dalam phylum Protozoa.
Sinonim dari E. gingivalis adalah Entamoeba
buccalis (Bass dan Johns,1915 dalam Faust dan
Russell, 1961: 179).
Entamoeba gingivalis
Kingdom : Animalia
Phylum : Sarcomastigophora
Class : Lobosa
Ordo : Amoebida
Family : Entamoebidae
Genus : Entamoeba
Species : Entamoeba gingivalis
• Entamoeba gingivalis tidak membentuk kista. Pada
spesies ini hanya ditemukan trophozoit, dengan ukuran
5-35 mikron. Diameter trophozoit sebesar 10- 20
mikron, terdapat satu buah nukleus dengan kariosom
sentris. Kromatin granula besarnya hampir sama dan
susunannya tidak rata. Pada trophozoit terdapat
pseudopodia (Mardijana,1996: 51). Spesies ini dapat
bergerak dengan sangat cepat kerena adanya
pseudopodia. Nukleusnya berdiameter 2-4 mikron dan
mempunyai endosom yang kecil (Roberts dan Schmidt,
2000: 108).
• Cara transmisi Entamoeba gingivalis adalah melalui
droplet spray dari mulut manusia yang terinfeksi,
kontak tertutup dengan berciuman, dan
kontaminasi gelas minuman atau piring makanan
(Mardijana, 1996: 51-52). Insiden infeksi E.
gingivalis pada oral hygiene yang kurang baik
adalah berkisar antara 71-95,5 %. Sedangkan pada
rongga mulut yang sehat, dilaporkan insidensinya
10-50% pada setiap individu (Faust dan Russell,
1961: 180).
• Entamoeba gingivalis dapat bersifat patogen,
yaitu karena secara mikroskopis memperlihatkan
adanya fagositosis nukleus sel darah merah dan
sel darah putih oleh organisme ini. Gambaran
umumnya sama dengan E. histolytica yang
bersifat patogen yaitu: invasi ke jaringan melalui
epitel sulkus gingiva, melekat dan membuat
kontak yang erat antara parasit dan sel target
untuk melakukan sitolisis (Bonner, 2005).
Dientamoeba fragilis
Kingdom : Protozoa
Phylum : Parabasalia
Class : Trichomonodea
Ordo : Trichomonodida
Family : Monocercomonadidae
Genus : Dientamoeba
Species : Dientamoeba fragilis
• Dientamoeba fragilis adalah amoeba usus besar
yang hanya ditemukan dalam bentuk tropozoit,
terdapat dua inti. Hanya dapat dikenal pada
tinja segar yang cair atau lembek. Bentuknya
bulat pada saat tidak bergerak, bergerak cepat
dengan pseudopodium yang multipel dan
berbentuk seperti daun. Pada beberapa orang
sebagai penyebab diare sedang yang terus
menerus, tetapi tidak berdampak buruk.
• Dientamoeba fragilis mempunyai ukuran 6–18
µm dan rata-rata 12 µm. Ektoplasma jernih,
nukleus kelihatan tidak begitu jelas.
• Habitat dari Dientamoeba fragilis yaitu pada
usus besar manusia terutama bagian Colon
dan Sekum.
• Infeksi oleh Dientamoeba fragilis disebut
Dientamoebiasis, dengan gejala yang paling
umum adalah nyeri di bagian perut,
penurunan berat badan, diare, anoreksia,
mual-mual, demam, dan kelelahan. Jika infeksi
sudah kronis, gejala yang muncul akan
berlangsung hingga lebih dari dua bulan.
• Untuk mencegah infeksi:
– Mencuci tangan dengan sabun dan air hangat,
terutama setelah menggunakan toilet, mengganti
popok bayi, dan sebelum menyiapkan makanan.
– Mengajarkan anak-anak pentingnya mencuci
tangan untuk mencegah infeksi.
– Meningkatkan kebersihan pribadi
• Pengobatan
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati
infeksi dari Dientamoebiasis yaitu :
• Diphetarsone
• Tetrasiklin
• Carbarsone
• Metronidazole
• Iodoquinol
• Eritromisin
• Hydroxychinoline, Paromomycin dan Humatin
• Cara menegakkan diagnosis / diagnosis
bandingUntuk mendiagnosa dientamoeba fragilis,
pasien akan dimintai untuk memberikan sampel
tinja untuk pengujian. Karena parasit tidak selalu
ditemukan di setiap sampel tinja, pasien mungkin
diminta untuk mengirimkan sampel tinja dari lebih
dari satu hari. Pasien mungkin juga akan diuji untuk
telur cacing kremi, yang umumnya (tetapi tidak
selalu) ditemukan pada orang yang terinfeksi D.
fragilis.
Metode Pemeriksaan
• Diagnosa tergantung dari teknik pengumpulan dan teknik prosesing yang benar
( paling sedikit disiapkian 3 spesimen tinja ).
• Morfologi masanya terbatas, sehingga pemerikisaan tinjanya harus segera
diawetkan/ fiksatif setelah defekasi. Yang penting dibuat pilasan permanen dan
diperiksa dengan mikroskop obyektif 100 x + oil emersi.
• Pengambilan sampel feses pasien diarePengambian sample feses pasien diare
dilakukan secara langsung dan ditampung pada wadah sterilbermulut lebar kemudian
ditutup rapat.
• Sediaan langsung dengan pewarnaan iodium (lugol)
• Tehnik Pemeriksaan :
a. Menyediakan obyek glass yang bersih dan kering.
b. Meneteskan larutan iodium (lugol).
c. Menggunakan batang pengaduk dari kayu yang berih dan kering,diambil sedikit feses atau bagian yang
berlendir, lalu campurdengan larutan iodium (lugol).
d. Menutup dengan deck glass.
e. Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan lensa lemah selanjutnya dipertegas dengan lensa kuat
(Soejoto dan Soebari,1996).

Anda mungkin juga menyukai