Kritis KLP 1

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN

KRITIS
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KONSEP DASAR DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KETOASIDOSIS
DIABETIKUM
Agenda 01 M. Abdul Wakhid
Natasya Wulandari
Nanda Ardini
Style
02
Reviola Agustin
Sri Ayu Novia
Oriza Sativa
Fahdia Gusti Rahayu

03
Kiki Patmala

04 Kelompok 1
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan
DEFINISI dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia,
asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia
merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius
dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat
diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi
berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetik merupakan  akibat dari defisiensi
berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan
metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin.

KAD  adalah  keadaan  yang  ditandai  dengan 


asidosismetabolik  akibat pembentukan keton  yang  berlebihan, 
sedangkan  SHH  ditandai  dengan  hiperos molalitas  berat 
dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD
murni (American  Diabetes  Association, 2004)
 
Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui

ETIOLOGI menderita DM untuk pertama kali. Pada pasien yang


sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali
adanya faktor pencetus. Mengatasi faktor pencetus ini
penting dalam pengobatan dan pencegahan ketoasidosis
berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah
insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :

2015 2017 2019


Start 2021
Contents
2016 2018 2020

Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah :


1. Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan
1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan sepsis. diketahui bahwa jumlah sel darah putih mungkin
dosis yang dikurangi meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi.
2. Keadaan sakit atau infeksi 2. Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis.
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes 3. Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin
yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati tidak adekuat
4. Kardiovaskuler : infark miokardium
PATOFISIOLOGI Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan
insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk
memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton.
Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi
asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa
menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak
mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri
suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes
mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya
seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.
 
Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam
perkembangan ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi,
infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin.
Semua gangguan gangguan metabolik yang ditemukan
pada ketoasidosis diabetik (KAD) adalah tergolong
konsekuensi langsung atau tidak langsung dari
kekurangan insulin. Menurunnya transport glukosa
kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan
hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria.
MANIFESTASI
KLINIS
Keluhan dan gejala Ketoasidosis
Diabetikum timbul akibat adanya keton
yang meningkat dalam darah, antara lain
: Tanda – tanda hiperglikemia :
1. Napas yang cepat dan dalam (napas Rasa lelah
kussmaul) Nafsu makan bertambah
2. Napas bau keton atau aseton Rasa haus berlebihan
(seperti harumnya buah atau sweet, Penglihatan kabur
fruity smell¬) Kulit kering
3. Nafsu makan turun Sering kencing
4. Mual, muntah Luka yang sukar sembuh
5. Demam Berat badan menurun
6. Nyeri perut
7. Berat badan turun
8. Bingung, mengantuk
9. Kesadaran menurun sampai koma
PENATALAKSANAAN
Terapi ketoasidosis diabetik diarahkan pada perbaiki tiga permasalahan utama :
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
1. Dehidrasi
Rehidrasi merupakan tindakan yang penting untuk mempertahankan perfusi
jaringan. Di samping itu, penggantian cairan akan menggalakkan ekskresi
glukosa yang berlebihan melalui ginjal. Pasien mungkin memerlukan 6 hingga
10 liter cairan infus yang menggantikan kehilangan cairan yang disebabkan oleh
poliuria, hiperventilasi, diare, dan muntah.
2. Kehilangan elektrolit
Masalah elektrolit utama selama terapi diabetes ketoasidosis adalah kalium.
Meskipun konsentrasi kalium plasma pada awalnya rendah, kadar kalium akan
menurun selama proses penanganan diabetes ketoasidosis sehingga perlu
dilakukan pemantauan kalium yang sering.
3. Asidosis
Akumulasi badan keton (asam) merupakan akibat pemecahan lemak.
Asidosis yang terjadi pada diabetes ketoasidosis dapat diatasi melalui
pemberian insulin. Insulin menghambat pemecahan lemak sehingga
menghentikan pembentukan senyawa-senyawa yang bersifat asam.
Prognosis
Prognosis dari ketoasidosis diabetik biasanya buruk,
tetapi sebenarnya kematian pada pasien ini bukan
disebabkan oleh sindom hiperosmolarnya sendiri tetapi
oleh penyakit yang mendasar atau menyertainya. Angka
kematian masih berkisar 30-50%. Di negara maju dapat
dikatakan penyebab utama kematian adalah infeksi, usia
lanjut dan osmolaritas darah yang sangat tinggi. Di negara
maju angka kematian dapat ditekan menjadi sekitar 12%.

Ketoasidosis diabetik sebesar 14% dari seluruh rumah


sakit penerimaan pasien dengan diabetes dan 16% dari
seluruh kematian yang berkaitan dengan diabetes. Angka
kematian keseluruhan adalah 2% atau kurang saat ini.
Pada anak-anak muda dari 10 tahun, ketoasidosis
diabetikum menyebabkan 70% kematian terkait diabetes.
KOMPLIKASI

1. Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )

Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat


dideteksi cukup dini. Bila penderita mencapai stadium
nefropati diabetik, didalam air kencingnya terdapat
protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan
disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu
yang lama penderita nefropati diabetik akan berakhir
dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah.
Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal
jantung kongesif.
2. Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi
kabur dan dapat berakhir dengan kebutaan.

3. Syaraf ( Neuropati Diabetik )


Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres, perasaan berkurang
sehingga apa yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati rasa).

4. Kelainan Jantung
Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah
jantung. Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner dan mendapat serangan kematian
otot jantung akut, maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab
kematian mendadak.
 
KOMPLIKASI
5. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat
rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi
sangat cepat, harus diatasi dengan segera.
Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala
yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai berupa
koma dan kejang-kejang.

6. Hipertensi
Karena harus membuang kelebihan glokosa
darah melalui air seni, ginjal penderita diabetes harus
bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan
darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah
dengan kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta
penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf
akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah
takanan darah.
ASUHAN KEPERAWATAN

65 % 75 %

- Riwayat penyakit sebelumnya
A. Pengkajian Mungkin klien telah menderita penyakit sejak
- Biodata beberapa lama dengan atau tanpa menjalani
program pengobatan. Penyakit paru, gangguan
Terdiri dari nama, umur (Usia : anak-anak
kardiovaskuler serta penyakit neurologis serta
cenderung mengalami IDDM Tipe I) tanggal infeksi atau adanya luka dapat memperberat
lahir, jenis kelamin, agama. kondisi klinis.

- Riwayat penyakit sekarang - Riwayat penyakit keluarga
Datang dengan atau tanpa Penyakit diabetik dikenal sebagai penyakit yang
diturunkan (herediter) walaupun gejala tidak selalu
keluhan Poliuria, Poliphagi,lemas, luka sukar
muncul pada setiap keturunan atau timbul sejak
sembuh atau adanya koma atau penurunan kecil (kongenital).
kesadaran dengan sebab tidak diketahui
Pemeriksaan Fisik :
-Kesadaran bisa CM, letargi atau koma. - Sistem neurologi (sakit kepala, kesadaran menurun).

-Keadaan umum (Penurunan BB, nyeri abdomen, status - Sistem penglihatan (penglihatan kabur


gizi turun)

-Sistem integument (turgor kulit turun, kulit kering,


mukosa bibir kering).

-Sistem kardiovaskuler (hipertensi, Ortostatik
hipotensi/sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri).
E
Option
-Sistem gastrointestinal  (nyeri abdomen, mual muntah,
D
anoreksia). Option
C
Option
B
Option
A
Option
Pengkajian gawat darurat :

a. Airways : Kaji kepatenan jalan


nafas pasien, ada tidaknya
sputum atau benda asing yang
menghalangi jalan nafas.

b. Breathing: Kaji frekuensi
nafas, bunyi nafas, ada tidaknya
penggunaan otot bantu
pernafasan.

c. Circulation: Kaji nadi, capillary


refill.
Lanjutan
- Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, - Integritas/ Ego
kram otot, tonus otot menurun, gangguan Gejala : Stress, tergantung pada
istrahat/tidur. 
orang lain, masalah finansial yang
Tanda: Takikardia dan takipnea pada keadaan
istrahat atau aktifitas, letargi /disorientasi, berhubungan dengan kondisi. 
koma. Tanda: Ansietas, peka rangsang.
. .
Content
Here Content
Here
- Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, - Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih
klaudikasi, kebas dan kesemutan pada (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,
ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang kesulitan berkemih (infeksi), nyeri tekan
lama, takikardia.  Content abdomen, diare. 
Tanda: Perubahan tekanan darah postural, Here Content Tanda: Urine encer, pucat, kuning, poliuri
hipertensi, nadi yang menurun/tidak ada, Here (dapat berkembang menjadi
disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung. berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi),
abdomen keras, adanya asites, bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif
(diare).
Lanjutan
- Nutrisi/Cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak


mematuhi diet, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik
(Thiazid). 
Tanda: Kulit kering/bersisik, turgor jelek,
kekakuan/distensi abdomen, muntah, pembesaran
tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau
buah (napas aseton).
 
 
- Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan,
kebas, kelemahan pada otot, parestesi, gangguan
penglihatan. 
Tanda: Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma
(tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu),
kacau mental, refleks tendon dalam menurun (koma).
Back
•Nyeri/kenyamanan
Place Your Picture Here And Send To Back
Gejala: Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat). 
Tanda: Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-
hati.

•Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/tidak). 
Tanda: Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen,
frekuensi pernapasan meningkat.

• Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.  Place Your Picture Here And Send To
Back
Tanda: Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk
otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup Place Your Picture Here

tajam).

•Seksualitas
Gejala: Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada
pria, kesulitan orgasme pada wanita.
Diagnosa
keperawatan

1. Ketidakstabilan Kadar Gula


Darah b/d Hiperglikemia
(Gangguan Toleransi Glukosa
Darah)

2. Risiko Infeksi b/d Penyakit


Kronis (Diabetes Melitus)
Intervensi
1. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah b/d Hiperglikemia (Gangguan Toleransi
Glukosa Darah) Keperawatan
Manajemen Hiperglikemia
Observasi :
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian cairan IV
 
•Risiko Infeksi b/d Penyakit Kronis (Diabetes Melitus)
Pencegahan Infeksi

Observasi :
•Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik :
•Batasi jumlah pengunjung
•Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
•Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
•Jelaskan tanda dan gejala infeksi
•Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
•Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
•Anjurkan meningkatkan asupan cairan
•Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian


kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk 
membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang  baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-
keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari.
•Evaluasi Keperawatan

Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil


menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai
sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)

Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah


ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan,
membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan
mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai