Yanfar Di Apotek
Yanfar Di Apotek
Yanfar Di Apotek
DI APOTEK
MARET 2019
A. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK
1. Dasar Hukum:
Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, disamping UUD 45, UU Kes No. 36
tahun 2009, PP 51 tahun 2009, dll
2. Tujuan:
Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)
3. Standar pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi standar (pasal 3):
a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai;
operencanaan;
opemusnahan;
opengendalian; dan
opencatatan dan pelaporan.
b. pelayanan farmasi klinik, meliputi:
opengkajian Resep;
odispensing;
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka Apoteker harus
menghubungi dokter penulis Resep
Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat.
Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan
nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
warna putih untuk Obat dalam/oral;
warna biru untuk Obat luar dan suntik;
menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
• Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang berbeda
untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
• Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta
jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
• Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
• Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
• Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
• Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang
terkait dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan Obat dan lain-lain;
• Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan
cara yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkin emosinya tidak stabil;
• Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau
keluarganya;
• Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf
oleh Apoteker (apabila diperlukan);
• Menyimpan Resep pada tempatnya;
• Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan
menggunakan Formulir 5 sebagaimana terlampir.
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam pemberian
informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik
dalam segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.
Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh Apoteker, meliputi :
Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan pengobatan
Identifikasi kepatuhan pasien
Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah, misalnya cara
pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin
Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obat berdasarkan
catatan pengobatan pasien
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat
yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek
samping.
Kriteria pasien:
• Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
• Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
• Adanya multidiagnosis.
• Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
• Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
• Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan.
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Klinis
Pengetiketan
Peracikan
Penyerahan obat
Informasi obat
Konseling
Kriteria Apoteker:
1. Persyaratan administrasi
• Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi
• Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
• Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku
• Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
2. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal.
3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional
Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang
berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan
pengembangan diri, baik melalui pelatihan, seminar,
workshop, pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap
peraturan perundang undangan, sumpah Apoteker, standar
profesi (standar pendidikan, standar pelayanan, standar
kompetensi dan kode etik) yang berlaku.
Peran Apoteker:
a. Pemberi layanan (Care Giver)
b. Pengambil keputusan (Decession Maker)
c. Komunikator (Comunicator)
d. Pemimpin (Leader)
e. Pengelola (Manager)
f. Pembelajar seumur hidup (Long life learner)
g. Peneliti (Researcher)
h. Teacher
i. Enterprenuer
Matur nuwun