Bayi Ikterus
Bayi Ikterus
Bayi Ikterus
EMMI SIANTURI
2090016
Tujuan Khusus
1. Dilaksanakannya pengumpulan data dasar pada bayi baru lahir
dengan Ikterus Neonatorum di Rumah Sakit Harapan
Pematangsiantar.
2. Dirumuskannya diagnosa/maslah aktual bayi baru lahir dengan
Ikterus Neonatorum di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar.
3. Dirumuskannya diagnosa/masalah potensial bayi baru lahir
dengan Ikterus Neonatorum di Rumah Sakit Harapan
Pematangsiantar.
4. Diidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi
pada bayi baru lahir dengan Ikterus Neonatorum di
Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar.
5. Ditetapkannya rencana tindakan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan Ikterus Neonatorum di Rumah
Sakit Harapan Pematangsiantar.
6. Dilaksanakannya tindakan asuhan yang disusun pada
bayi baru lahir dengan Ikterus Neonatorum di Rumah
Sakit Harapan Pematangsiantar.
7. Diketahuinya hasil tindakan yang telah dilakukan pada
bayi baru lahir dengan Ikterus Neonatorum di Rumah
Sakit Harapan Pematangsiantar.
8. Didokumentasikannya semua temuan dan tindakan yang
telah diberikan pada bayi baru lahir dengan Ikterus
Neonatorum di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar.
Kajian Teori
Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari usia
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan
lahirnya 2500 gram sampai dengan 4000 gram, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)
yang berat
Neonatal adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan
usia 28 hari, disebut juga bayi baru lahir. Pada masa neonatal,
bayi rentan sekali terhadap penyakit yang berpengaruh untuk
kelansungan hidup kedepannya
Penilaian Bayi Baru Lahir APGAR Score
Pengertian Ikterus
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan
kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi
produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin
1. Ikterus fisiologi
Ikterus fisiologi adalah warna kekuningan pada
kulit yang timbul yang timbul pada hari ke-2
sampai ke-3 setelah lahir yg tidak mempunyai
dasar patologis dan akan menghilang dengan
sendirinya pada hari ke-10
2. Ikterus patologi
Ikterus Patologi adalah ikterus yang mempunyai
dasar patologi atau kadar bilirubinnya mencapai
suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia
Ikterus patologi memiliki tanda-tanda, antara lain sebagai
berikut :
Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan, serum
bilirubin total lebih dari 12 mg/dl.
Peningkatan bilirubin 5 mg/dl atau lebih dari 24 jam.
Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg/dl pada bayi < 37
minggu (BBLR) dan 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan.
Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatibiltas darah,
defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD) dan
sepsis.
Ikterus yang disebabkan oleh bayi kurang dari 2000 gram yang
disebkan karena usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan
kehamilan pada remaja, masa gestasi kurang dari 36 minggu,
asfiksia, hipoksia, syndrome gangguan pernapasan, infeksi,
hipoglikemia, hiperkopnia dan hiperosmolitas darah sepsis
Manifestasi Klinik
Kulit jaundice (kuning) Pemeriksaan abdomen
Sklera ikterik terjadi bentuk perut yang
Peningkatan konsentrasi membuncit
Feses berarna seperti dempul
bilirubin serum 10 mg % pada
neonatus yang cukup bulan dan pemeriksaan neurologis
dapat ditemukan adanya
dan 12,5 mg% pada neonatus
kejang
yang kurang bulan
Epistotonus (posisi tubuh
Kehilangan berat badan
bayi melengkung)
sampai 5% selam 24 jam yang Terjadi pembesaran hati
disebabkan oleh rendahnya
Tidak mau minum ASI
intake kalori
Letargi
Asfiksia
Reflex moro lemah atau
Hipoksia
Sindrom
tidak ada sama sekali
gangguan pernapasan
Penilaian Bayi Ikterus
Kajian Kasus
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan ikterus patologi
di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar
Tanggal 07 Februari 2021
Langkah 1 (Identifikasi data dasar )
b.Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan kehawatiran dengan kulit bayinya
berwarna kuning sejak tanggal 06 Februari 2021.
Ibu pasien mengatakan bahwa bayinya malas menyusui sejak
tanggal 06 Februari 2021.
c. Riwayat Obstetri
Ibu pasien mengatakan bahwa ini merupakan anakanya yang
ketiga dan tidak ada riwayat keguguran sebelumnya.
Ibu pasien mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 27
April 2020.
Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak pernah sakit dan
menderita penyakit apapun.
Ibu pasien mengatakan salama hamil tidak pernah
mengkonsumsi obat apapun dan jamu.
d. Riwayat Persalinan
Ibu pasien mengatakan melahirkan bayinya
yang ketiga pada tanggal 04 Februari 2021,
pukul 13.20 WIB, di Rumah Sakit Harapan,
ditolong oleh Dokter Obgyn, secara SC, bayi
lahir tunggal, keadaan bayi baru lahir segera
menangis dan warna kulit bayi kemerahan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada
penyakit menurun seperti DM, hipertensi dan
tidak ada penyakit menular seperti TBC hepatitis
dan riwayat PMS.
Ibu pasien mengatakan dirinya dan anak-anak
sebelumnya tidak ada yang mengalami penyakit
kuning.
Pola eliminasi
Pasien BAK rata-rata 5-7 kali dalam sehari warna jernih dan BAB 4 -5
kali sehari warna kuning dempul.
Pola aktivitas
Gerakan pasien cukup aktif.
Pola istirahat
Pasien tidur dalam sehari rata-rata ±19 jam yaitu tidur malam ±10 jam
dan tidur siang ±9 jam.
h. Riwayat psikologis, sosial dan ekonomi orang tua
Ekspresi wajah ibu dan keluarga nampak cemas.
Ibu menggunakan kartu BPJS untuk membayar biaya
perawatan.
j. Pemerikasaan
KU bayi lemah
Kesadaran composmentis
Gestasi 40 Minggu
Tanda-tanda vital
Frekuensi jantung : 135x/i
Pernapasan : 35x/i
Suhu : 36,8°C
Pemeriksaan head to toe
Rambut tipis, berwarna hitam dan tidak ada caput
Kepala :
sucsadenum
Wajah : Tidak ada oedema.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera ikterik
Hidung : Tidak ada sekret.
Mulut : Bibir kering, tidak ada kelaina
Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
Pemeriksaan head to toe
Leher : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Dada : Pernapasan sesuai dengan gerakan dada.
Tali pusat sudah puput, tidak ada tandatanda
Abdomen :
infeksi.
Genetalia : Tidak ada kelainan
Anus : Terdapat lubang pada anus.
Jari - jari lengkap, tidak ada kelainan, terpasang
Ekstremitas atas : infus dextrosa 10% 15 TPM pada tangan sebelah
kiri.
Ekstremitas bawah : Jari-jari lengkap, tidak ada kelainan.
Kulit : Nampak kuning.
Refleks
Kuat, apabila dikagetkan lengan dan kaki
Refleks moro :
terangkat.
Refleks Kuat, apabila benda diletakkan ditelapak kaki
:
grasping bayi secara spontan bayi akan menggenggam
Refleks Lemah, pada saat diberi susu tidak dapat
:
sucking menghisap secara aktif
Refleks Lemah, apabila menyentuh pipi bayi akan
:
rooting menoleh sentuhan
Refelks
: Lemah, bayi tidak dapat menelan secara aktif
swallowing
Pengukuran antropometri
Berat Badan Sekarang : 3.500 gram
Panjang Badan Sekarang : 50 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 31 cm
Lingkar Perut : 31 cm
Lingkar Lengan : 12 cm
Eliminasi
Urin : Sehari BAK 8-10 kali
Mekonium : Sehari 4-6 kali, warna kuning dempul,
konsistensi
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal, 07 Februari 2021
Bilirubin Direk : 1.0 mg/dl
Bilirubin Total : 31.0 mg/dl
SGOT : 29 u/I
Gamma GT : 105 u/I
Langkah II ( Identifikasi diagnosa atau
masalah aktual )
b.Ikterus Patologi
Data Dasar
Data Subjektif :
Ibu pasien mengatakan kulit bayinya terlihat kuning
Ibu pasien mengatakan bayinya malas minum.
Data Objektif :
Kulit bayi terlihat kuning
Refleks menghisap dan menelan lemah
Hasil pemeriksaan LAB pada tanggal, 07 Februari 2021
Bilirubin Direk : 1.0 mg/dl
Bilirubin Total : 31.0 mg/dl
SGOT : 29 u/I
Gamma GT : 105 u/I
2. Masalah aktual : Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Data dasar
Data subjektif
Ibu pasien mengatakan bayinya malas
menyusui sejak tanggal, 06 Februari 2021
Data Objektif :
Refleks isap dan menelan bayi lemah
Langkah III (identifikasi diagnose atau maslah potensial)
Intervensi
Tanggal , 08 Februari 2021, Pukul 12.30 WIB
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi
Observasi KU bayi dan tanda-tanda vital tiap 3 jam
Rasional : Untuk memantau keadaan pasien dan
mencegah terjadinya komplikasi.
Berikan intake ASI dan susu formula tiap 3 jam
Rasional : Untuk menurunkan kadar bilirubin dengan
memberikan cukup ASI atau susu formula karena
bilirubin dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan
feses dan urin.
Jaga Kehangatan bayi
Rasional : Untuk mempertahankan suhu bayi
Lakukan pemberian injeksi