Manajemen SDM MODUL 5
Manajemen SDM MODUL 5
Manajemen SDM MODUL 5
Pada gambar 5.2 pertama, perusahaan atau organisasi dapat menjadi proaktif atau reaktif dalam
perencanaan SDM-nya, yaitu dia dapat memutuskan apakah akan melakukan antisipasi
terhadap kebutuhan secara hati-hati dan melakukan perencanaan secara sistematis dalam
memenuhi kebutuhannya lebih lanjut atau sebaliknya secara sederhana dia hanya akan
bereaksi terhadap kebutuhan mereka yang muncul. kedua, perusahaan atau organisasi dapat
memilih fokus perencanaan SDM yang lebih sempit atau lebih luas. Jika perusahaan atau
organisasi memilih fokus perencanaan yang lebih sempit maka dia hanya melakukan
perencanaan satu atau dua bidang/area SDM tertentu, seperti pada rekrutmen atau seleksi
saja. Sebaliknya, jika memilih pada fokus yang lebih luas maka dapat melakukan
perencanaan pada seluruh area SDM termasuk bidang pelatihan pemberian penghargaan dan
seterusnya sebagaimana terlihat pada gambar 5.3.
ketiga, pilihan strategi perencanaan SDM menyangkut formalitas perencanaan. Perusahaan atau
organisasi misalnya, dapat memilih perencanaan yang lebih informal di dalam perencanaan
sebagian besar kepala manajer dan staf bagian SDM atau sebaliknya, dapat pula memilih
perencanaan formal yang di nyatakan secara jelas tertulis dan di dukung oleh dokumen dan
data.
B. PERENCANAAN STRATEGIK
Model perencanaan tersebut mencangkup sejumlah elemen dari perencanaan SDM. Dalam perusahaan
tertentu, perencanaan SDM-nya mungkin melipiti keseluruhan elemen dari model tersebut, sedangkan
pada perusahaan yang lain mungkin hanya mencangkup sebagian elemen tertentu saja. Secara lebih
rinci masing masing elemen dari model di jelaskan sebagai berikut: pertama, proses perencanaan
strategik fungsi sumber daya manusia. Tiga level perencanaan strategik (level korporat, unit bisnis, dan
fungsional) digambarkan dalam kotak paling atas dan sisi sebelah kanan(gambar 5.5). Pertimbangan-
pertimbangan dan masukan-masukan sumber daya manusia, merupakan hal penting pada semua level
tersebut, namun demikian proses perencanaan strategik fungsi SDM bergerak paling mendekati ke arah
implementasi. kedua , analisis penawaran dan permintaan sumber daya manusia. Pendekatan terhadap
perencanaan SDM sebagaimana tertera pada gambar 5.5 bagian kiir memiliki sejarah cukup panjang di
bidang ilmu sumber daya manusia dan bertahun-tahun dianggap sebagai esensi dari perencanaan SDM.
Hingga kini perencanaan SDM diartikan hanya dalam pengertian prosedur yang membandingkan
antara pasokan personel yang ada dengan antisipasi permintaan di masa mendatang
D. IMPLEMENTASI PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
1. Peramalan Kebutuhan SDM ikut serta dalam menentukan jumlah, keahlian, dan lokasi karyawan yang
akan dibutuhkan di masa mendatang dalam kaitannya untuk memenuhi tujuan organisasi. 2.
Peramalan Ketersediaan SDM adalah aktivitas penentuan jumlah, keterampilan, dan lokasi
karyawan yang akan dibutuhkan organisasi di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan-
tujuannya.• Peramalan tersebut mencerminkan berbagai faktor, seperti perencanaan produksi dan
perubahan produktivitas.• Peramalan kebutuhan akan menentukan besarnya permintaan akan SDM
(the demand for human resources)
KEGIATAN
BELAJAR 2
Perekrutan karyawan
A. PEREKRUTA PADA ORGANISASI BISNIS
Kebijakan personalia
yang relevan dengan
Sumber
1.perekrutan
Merekrut karyawan yang sudah
ada untuk mengisi lowongan atau perekrutan
mengangkat dari luar.
1. Sumber perekrutan internal
2. Memenuhi atau melampaui
tingkat pasaran upah karyawan.
2. Sumber perekrutan eksternal
3. Menekankan pada keamanan
pekerjaan atau melakukan
pemberhentian karyawan secara
benar.
7. Keputusan Seleksi
Setelah meriview lamaran, menilai hasil tes, melaksanakan wawancara dan memeriksa referensi, perusahaan perlu
membuat keputusan tentang calon yang ditempatkan dalam jabatan yang telah ditentukan. Untuk itu perlu dipilih calon
sesuai dengan kebutuhan dan kriteria yang telah ditentukan.
a. Cara perusahaan memilih karyawan.
b. menyampaikan hasil keputusan.
B. ORIENTASI
Orientasi adalah suatu usaha untuk mengenalkan karyawan baru tentang seluk-beluk organisasi, seperti pekerjaan
yang menjadi tugas/kewajibannya, lingkungan kerja, atasan dan teman koleganya, produk organisasi dan kontribusi tugas
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya terhadap produk produk organisasi
Orientasi pada umumnya dilaksanakan pada dua level berbeda sebagai berikut (Byars dan Rue, 1997)
1. Orientasi organisasional , meliputi topik-topik relevan dan menarik bagi semua karyawan organisasi.
2. Orientasi pekerjaan dan departemen, menjelaskan topik-topik yang spesifik tentang departemen dan pekerjaan
tertentu kepada karyawan baru.
1. Level orientasi
Orientasi dilaksanakan pada level organisasional maupun level departemen dan pekerjaan:
a. Orientasi oeganisasional
Dalam orientasi oerganisasional harus didasarkan pada kebutuhan, baik kebutuhan organisasi maupun
karyawan.
b. Orientasi departemen dan pekerjaan.
Tergantung pada kebutuhan spesifik departemen dan keahlian serta pengalaman karyawan baru.
3. Program Orientasi
Program orientasi karyawan baru cukup bervariasi yaitu dari yang bersifat sangat formal sampai yang kurang
formal. Orientasi formal pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti meninjau ke fasilitas-fasilitas organisasi,
penggunaan slide, grafik dan gambar-gambar.
KEGIATAN
BELAJAR 4
A. PENGERTIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMBERHENTIAN
KARYAWAN