Jenis-Jenis Tanah
Jenis-Jenis Tanah
Jenis-Jenis Tanah
RATIH KURNIASIH
GELISOL • Gelisol USDA, Criosol
FAO
• Gelisol adalah tanah yang
terbentuk dalam lingkungan
permafrost (lingkungan yang
sangat dingin).
• Tanah jenis ini dinamakan
gelisol karena terbentuk dari
material gelic (campuran
dari bahan mineral dan
organik tanah yang
tersegresi es pada lapisan
yang aktif).
• Gelisols tidak memiliki horizon B dan hanya memiliki horison
A yang berada di lapisan es.
• Gelisols ditemukan terutama di Siberia, Alaska dan Kanada.
Untuk jumlah yang lebih kecil ditemukan di Andes (terutama
dekat persimpangan antara Chili, Bolivia dan Argentina), Tibet,
Skandinavia utara dan bagian-bagian yang bebas es Greenland
dan Antartika.
HISTOSOL
• BO dominan, > 30% dan tebal
> 40 cm.
• Bisa disebut tanah gambut.
• Memiliki epipedon histik, yaitu
epipedon yang mengandung
bahan organik sedemikian
banyaknya, sehingga tidak
mengalami perkembangan
profil ke arah terbentuknya
horison-horison yang berbeda.
• Warna coklat kelam sampai
hitam, berkadar air tinggi dan
bereaksi asam (pH 3-5).
• Pembagian tanah Histosol berdasarkan penyebaran
topografinya, yaitu:
1. Gambut ombrogen terletak di dataran pantai yang berawa,
mempunyai ketebalan 0,5 m – 16 m. Terbentuk dari sisa
tumbuhan hutan dan rawa dan hampir selalu tergenang air.
Ada di daerah dataran pantai Sumatra, Kalimantan dan
Papua.
2. Gambut topogen terbentuk di daerah cekungan antara rawa –
rawa di daerah dataran rendah maupun di pegunungan,
berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan 0,5 m – 6 m,
bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif tinggi. Ada
di Rawa Pening, Ambarawa, dan Segara Anakan, Cilacap.
3. Gambut pegunungan terbentuk di daerah pegunungan dan
terbentuk dari sisa – sisa tumbuhan. Ada di pegunungan
Dieng.
SPODOSOL
• Ciri utama dari tanah jenis
Spodosol yaitu pada horizon
bawah terjadi penimbunan Fe
dan Al-oksida dan humus
(horison spodik), sedangkan
pada lapisan atas terdapat
horizon eluviasi (pencucian)
yang berwarna pucat (albic).
• Tanah Spodosol tidak cocok
dijadikan lahan pertanian,
sebaiknya tetap dibiarkan saja
sebagai hutan atau daerah
konservasi.
ANDISOL
• Tanah andisol terbentuk dari abu
vulkanik, umumnya ditemukan
di daerah dataran tinggi (> 400
m dpl).
• Tanah ini berwarna hitam
kelam, sangat porous,
mengandung BO dan clay tipe
amorf, terutama alofan serta
sedikit silika, alumina atau
hidroxida-besi.
• Tanah ini bersifat irreversible
drying.
• Unsur P banyak tapi terfiksasi
oleh alofan.
• Kadar bahan organik yang berbeda beda dan berkisar antara 3
persen hingga 22 persen tergantung dari warna dan massa
jenis.
OXISOL
• Tanah oxisol merupakan
tanah tua yang telah
mengalami pelapukan tingkat
lanjut sehingga mineral
mudah lapuknya tinggal
sedikit.
• Tanah oxisol merupakan
tanah yang kaya akan zat besi
dan alumunium oksida.
• Memiliki solum yang
dangkal dan ketebalannya
hanya kurang dari 1 meter
saja. warnanya merah hingga
kuning.
• Oxisols menunjukkan horison penciri bawah permukaan
OKSIK atau KANDIK.
• Horison OKSIK tebalnya minimal 30-cm dan teksturnya
lempung-berpasir atau lebih halus.
• KTK efektif nya rendah yaitu ≤ 12 cmol kg-1clay dan KTK ≤ 16
cmol kg-1 clay pada pH 7.
VERTISOL
• Tanpa horizon eluviasi dan
iluviasi
• Koefisien mengembang dan
mengerut tinggi
• Konsistensi luar biasa plastis
• pH 6 - 8
• BO 1 – 3,5%
• Daya menahan air cukup baik,
sedangkan permeabilitasnya
cukup lambat dan sangat peka
terhadap bahaya erosi
• Kapasitas tukar kation tinggi karena tingginya kandungan clay
yang terbungkus mineral Montmorillonit dengan muatan tetap
yang tinggi.
• Kation-kation dapat tukar yang dominan adalah Ca dan Mg.
ARIDISOL
• BO sangat rendah.
• Kondisi tanah kering untuk beberapa
tahun.
• Reaksi-reaksi fisik, kimia dan
biologi berjalan lambat karena
kurangnya air. Akibatnya aridisol
merupakan tanah yang memiliki
sifat hampir sama dengan bahan
induknya.
• Aridisol memiliki KB tinggi karena
rendahnya proses pencucian.
ULTISOL
• Kandungan bahan organik,
kejenuhan basa dan pH rendah
(pH 4,2-4,8).
• Terjadi proses podsolisasi, yaitu
proses pecucian bahan organik
dan seskuioksida dimana terjadi
penimbunan Fe dan Al dan Si.
• Bahan induk seringkali
berbecak kuning, merah dan
kelabu tak begitu dalam
tersusun atas batuan bersilika,
batu lapis, batu pasir.
• Kejenuhan basa < 35%
ALFISOL • Pada tanah Alfisol terdapat
penimbunan clay di horizon bawah
(horizon Argilik) dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi yaitu lebih
dari 35 % pada kedalaman 180 cm
dari permukaan tanah.
• Tanah Alfisol ini merupakan tanah
dengan drainase yang baik
sehingga berwarna kelabu dengan
bercak-bercak kuning pada lapisan
air dan menguntungkan untuk satu
peristiwa kimia . Besi dalam tanah
teroksidasi dan terhidrasi sehingga
menjadi senyawa yang berwarna
merah kuning.
INCEPTISOL
• Inceptol terbentuk dari batuan
sedimen atau metamorf.
• Ciri-ciri tanah ini adalah adanya
horizon kambik.
• Memiliki solum tanah yang
agak tebal, yakni sekitar 1
hingga 2 meter.
• Tanahnya berwarna hitam atau
kelabu hingga coklat tua.
• Tekstur tanahnya berdebu,
lempung debu, dan bahkan
lempung.
• pH 5 – 7
• Memiliki bahan organik sekitar 10% sampai 30%
• Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi
• Memiliki produktivitas tanah dari sedang hingga tinggi
ENTISOL
• Merupakan pelapukan dari
material yang dikeluarkan oleh
letusan gunung berapi seperti
debu, pasir, lahar, dan lapili.
• Tanah ini biasanya ditemukan
tidak jauh dari area gunung berapi
bisa berupa permukaan tanah tipis
yang belum memiliki lapisan
tanah dan berupa gundukan pasir.
• Tanah yang baru berkembang.
• Belum ada perkembangan horison
tanah.
• Tanah entisol yaitu cenderung memiliki tekstur yang kasar
dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah
teroksidasi dengan udara, kelembapan dan pH nya tanah
entisol selalu berubah.
• Rendzina merupakan tanah
RENDZINA organik diatas bahan berkapur
yang memiliki tekstur
lempung seperti vertisol.
• Tanah redzina memiliki kadar
lempung yang tinggi,
teksturnya halus dan daya
permeabilitasnya rendah
sehingga kemampuan
menahan air dan mengikat air
tinggi.
• Warnanya kehitaman serta
sangat miskin unsur hara.
• Tanah rendzina berasal dari pelapukan batuan kapur dengan
curah hujan yang tinggi.
• pH 5 – 8, kejenuhan basa tinggi.
• Tanah memiliki kandungan Ca dan Mg yang cukup tinggi,
bersifat basa, berwarna hitam, serta hanya mengandung sedikit
unsur hara.