Kel.2 Spei Sistem Ekonomi Dan Fiskal Masa Rasulullah Saw Dan Khulafaur Rasyidin

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 2

“SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN FISKAL MASA


RASULULLAH SAW DAN KHULAFAUR RASYIDIN”

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Dosen Pengampu: H. Kholilur Rohman, Lc., MA.


PUPUT NURHASANAH
ANGGOTA KELOMPOK
1917201025

SITI ROKHAYATUN

1917201013
DILA AYUNINDIA P. R.

1917201021

ANISA NURUL SHANTI

1917201020
Rasulullah meletakkan sistem ekonomi dan fiskal negara
sesuai dengan ajaran Islam dalam al-Qur’an. Al-Qur’an telah
meletak-
kan dasar-dasar ekonomi. Prinsip utamanya dalam urusan du-
niawi, termasuk masalah ekonomi kali ini yaitu bahwa
kekuasa-an tertinggi hanyalah milik Allah SWT dan manusia
diciptakan di muka bumi untuk menjadi Khalifah.
Dalam sistem ekonominya, Islam mengakui kepemilikan
pri-badi. Kaum muslimin berkewajiban mencari nafkah
yang ha-lal dan dengan cara yang adil. Dalam berniaga/jual
beli, Ra-
sulullah melarang mencari harta kekayaan dengan cara-cara
yang ilegal dan tidak bermoral.
=MASA RASULULLAH SAW=
Dalam Sistem Ekonomi Islam, kebijakan fiskal merupakan suatu
kewajiban
negara dan menjadi hak rakyat sebagai wujud ri'ayatusy syu'un sehingga
kebijakan fiskal bukanlah sematamata sebagai suatu kebutuhan untuk
perbai-kan ekonomi maupun untuk peningkatan kesejahteraan rakyat yang
mengacu pada penciptaan mekanisme distribusi ekonomi yang adil.

Kebijakan fiskal (devisa dan belanja negara) menurut Islam harus


sepenuh-nya sesuai dengan prinsip syariah atau nilai-nilai Islam agar
tercipta kesejahteraan dunia akhirat.
Pada zaman Rasulullah, sudah mulai ditanamkan larangan pembungaan
uang atau riba, sebagaimana yang biasa oleh orang-orang Yahudi di
Madinah.

Al-Qur’an pun menyebut, “Dan apa yang kamu berikan sebagai tambahan
(riba) untuk menambah kekayaan manusia, maka riba itu tidak menambah
di sisi Allah” (QS, 30: 39).

Maka untuk menghilangkan riba ini, al-Qur’an memberi solusi dengan cara
zakat, shodaqah dan sejenisnya.

=MASA RASULULLAH SAW=


Pada zaman awal-awal Islam, pendapatan yang didapatkan berasal dari sumber-sumber,
diantaranya:
1. Rampasan perang (ghanimah),
2. Tebusan,
3. Tawanan perang,
4. Pinjaman dari kaum muslim,
5. Khumuz atau rikaz (harta karun temuan pada periode sebelum islam),
6. Wakaf,
7. Nawaib (pajak bagi muslimin kaya dalam rangka menutupi pengeluaran negara selama
masa darurat,
8. Amwal fadhla (harta kaum muslimin yang meninggal tanpa ahli waris),
9. Zakat fitrah,
10. Kaffarat (denda atas kesalahan yang dilakukan seorang mislim pada acara keagamaan),
maupun
11. Sedekah dari kaum muslim dan bantuan-bantuan lain dari para shahabat.

=MASA RASULULLAH SAW=


MASA KHULAFAUR RASYIDIN

ABU BAKAR ASH- USTMAN BIN ‘AFFAN


SHIDDIQ
BERLANGSUNG 2 TAHUN DARI BERLANGSUNG 12 TAHUN DARI
11-12 H (632-634 M) 23-36 H
(644-656 M)

UMAR BIN KHATTAB ALI BIN ABI THALLIB


BERLANGSUNG 10 TAHUN DARI BERLANGSUNG 5 TAHUN DARI
13-23 H 36-41 H
(634-644 M) (656-661 M)
Dalam pemerintahan Abu Bakar, ciri-ciri ekonominya:
a. Menerapkan praktek akad– akad perdagangan yang sesuai dengan prinsip syariah.
b. Menegakan hukum dengan memerangi mereka yang tidak mau membayar zakat.
c. Mengelolah barang tambang (rikaz) yang terdiri dari emas, perak, perunggu, besi, dan baja sehingga
menjadi sumber pendapatan Negara.
d. Penerapan prinsiP persamaan dalam distribusi kekayaan Negara.
e. Memperhatikan akurasi penghitunga Zakat. Hasil penghitungan zakat dijadikan sebagai pendapatan
nega-ra yang disimpan dalam Baitul Maal dan langsung di distribusikan seluruhnya pada kaum
Muslimin.

Pendisitribusian harta baitul mal dengan memberikan jumlah


yang sama kepada semua sahabat Rasulullah saw. dan tidak
membeda-bedakannya.

Apabila pendapatan meningkat, seluruh kaum mus-


limin mendapat manfaat yang sama dan tidak ada
seorang pun yang dibiarkan dalam kemiskinan.

=Masa Abu Bakar ash-


Shiddiq=
• Pendirian Lembaga Baitul Mal, karena wilayah kekuasaannya semakin luas yang sudah
lengkap dengan departemendepartemennya (diwan), kantor/ sekretariat, struktur organisasi,
pegawai, gaji pegawai, administrasi, dan fasilitas pendukung lainnya berikut pendi
rian cabang-cabangnya di provinsi.
• Tidak menghabiskan harta Baitul Mal sekaligus, akan tetapi dikeluarkan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan masyarakat didasarkan atas musyawarah.
• Banyak perkembangan admistrasi dibanding pada masa sebelumnya, seperti penerapan
pajak kepemilikan tanah (kharaj).
• Penepatapan zakat kuda ditetapkan sebesar satu dinar, seperti satu dirham untuk setiap
empah puluh dirham.

=Masa Umar bin Khattab=


Ada beberapa hal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan masalah kebijakan fiskal
pada masa Umar bin Khattab, diantaranya adalah masalah Baitul Maal, Kepemilikan
Tanah, Zakat, Ushr, Shadaqoh untuk non muslim, Koin, Klasifikasi pendapatan negara
dan
pengeluarannya.
Adapun kontribusi yang diberikan Umar untuk mengembangkan ekonomi Islam pada
masa ini antara lain:

1. Reorganisasi Baitul Mâl


2. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan pakaian
kepada warga negaranya.
3. Diversifikasi terhadap objek zakat, tarif zakat
4. Pengembangan ushr (pajak pertanian)
5. Undang-undang perubahan pemilikan tanah (land reform).

=Masa Umar bin Khattab=


Adapun yang menjadi sumber-sumber devisa (pendapatan) negara Islam pada masa
Umar bin Khathab adalah zakat, usyur, ghanimah (khums), sedekah, kharaj, fa‟i,
jizyah, dan pendapatan lain-lainnya.

Sedangkan belanja (pengeluaran) negara terdiri dari pendistribusian zakat dan usyur
kepada delapan ashnaf, pendistribusian ghanimah (khums) dan sedekah kepada fakir
miskin untuk membiayai kesejahteraan mereka tanpa membedakan apakah ia
seorang Muslim atau bukan, pendistribusian fa‟i, kharaj, jizyah, usyur, dan sewa
tanah untuk membayar dana pensiun dan dana bantuan serta untuk membiayai
operasional administrasi dan militer, dan yang terakhir pendistribusian pendapatan
lain-
lain untuk membayar para pekerja, anak-anak terlantar, dan dana sosial lainnya.

=Masa Umar bin Khattab=


Khalifah Utsman mengadakan empat kontrak dagang dengan negara-negara taklukan
(Balkan, Kabul, Grozni, Kerman dan Sistan) dalam rangka mengembangkan potensi sumber
daya alam. Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan
keamanan perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasi kepolisian tetap
untuk mengamankan
jalur perdagangan.
Kebijakan lain yang dilakukan Utsman terkait
perekonomian adalah tetap mempertahankan sistem pemberian
bantuan dan santunan serta memberikan sejumlah besar uang Dalam hal pengeloaan zakat, Utsman mendelegasikan kewena
kepada masyarakat yang berbeda-beda. Meskipun meyakini gan menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya masing-m
prinsip sing. Hal ini dilakukan untuk mengamankan zakat dari
persamaan dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ia berbagai
memberikan bantuan yang berbeda pada tingkat yang lebih tinggi gangguan dan masalah dalam pemeriksaan kekayaan yang
tidak jelas oleh beberapa oknum zakat.
Di sisi lain, Utsman berpendapat bahwa zakat hanya dikenakan
Utsman bin Affan berusaha mendiskusikan tingkat terhadap harta milik seseorang setelah dipotong seluruh utang-
harga yang sedang berlaku di pasaran dengan seluruh utang yang bersangkutan. Ia juga mengurangi zakat dari dana
kaum pensin
Muslimin di setiap selesai melaksanakan shalat
berjamaah
=Masa Utsman bin ‘Affan=
Di antara kebijakan ekonomi pada masa
pemerintahannya, ia menetapkan pajak terhadap
para pemi
lik hutan sebesar 4000 dirham dan mengizinkan
Ibnu Abbas, gubernur Kufah, memungut
zakat terhadap sayuran segar yang akan
digunakan sebagai bumbu masakan.

Ali mempunyai prinsip bahwa pemerataan


distribusi uang rakyat yang sesuai dengan
kapasitasnya.

=Masa Ali bin Abi Thalib=


Pada dasarnya pada zaman Rasul tatanan perekonomian
Islam masih sangat sederhana, landasannya hanya dari
wahyu alQur’an dan ijtihad Nabi Muhammad SAW.
sendiri yang tertuang dalam hadis.
Ekonomi Islam mulai muncul ketika Nabi hijrah ke
Madinah.

-Kesimpulan
Abu Bakar melanjutkan praktik
perekonomian Islam dengan menitik beratkan pada
Keakuaratan pembayaran zakat. Dengan menindak tegas
dan memerangi suku-suku yang menolak membayar
zakat.

-Kesimpulan
Pada masa Umar, praktik ekonomi Islam semakin luas
dan semakin maju seiring ditaklukkannya negera-
negara di sekitar jazirah Arabia yang meliputi Romawi
timur (Syiria, Palestina dan Mesir) dan seluruh Persia
termasuk
Irak, titik berat praktik ekonomi Islam pada masa
Umar ini pada pengelolaan Baitul Mal dan pajak
pengelolaan tanah (kharaj) yang disita dari negera yang
ditaklukkan.
-Kesimpulan
Pada masa Utsman, ia mengambil kebijakan tidak
mengambil upah dari kantornya. Sebaliknya, ia
meringankan beban pemerintah dalam hal-hal yang
serius, bah-
kan menyimpan uangnya di bendahara negara.

-Kesimpulan
Pada masa Ali bin Abi Thalib, pajak terhadap para
pemilik hutan sebesar 4000 dirham dan mengizinkan
Ibnu Abbas, gubernur Kufah, memungut zakat terhadap
sayuran segar yang akan digunakan sebagai bumbu
masakan.
Pada sama pemerintahannya juga, Ali mempunyai
prinsip bahwa pemerataan distribusi uang
rakyat yang sesuai dengan kapasitasnya.

-Kesimpulan
Syukron 
Presentation template by

http://www.pptmon.com/ Ctrl + Click to follow link

Anda mungkin juga menyukai