Pemeriksaan Fisik KKPK

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

PEMERIKSAAN FISIK

Prodi : D3 Kebidanan
Di Susun Oleh : Kelompok 1

01 03
Anggia Sari Deli Trisnawati
(OBA20001)
02 (OBA20011)

Yandi Obisuru
(OBA20006)
01.Konsep Teori
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut
sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan
informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat
untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik
mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan
penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry,
2005).
Teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan
1.Inspeksi

adalah:
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan
penciuman.Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien.
• Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010).
• Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : -ukuran tubuh
-warna
-bentuk
-posisi
-kesimetrisan
-lesi
-penonjolan/pembengkakan.
• setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian
tubuh lainnya.
Lanjutan…
2.Palpasi
● Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba (Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997).
● Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba seperti tangan dan jari-jari,
untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran,
kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010).
● Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.

3.Perkusi
● Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk menghasilkan
bunyi yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di
bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
● Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan. Dewi Sartika, 2010).
Lanjutan…
4.Auskultasi
● Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermacam-macam organ
dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
● Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010).

Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang harus di perhatikan, yaitu sebagai
berikut :

a.Kontrol infeksi
Meliputi mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker, dan membantu
klien mengenakan baju periksa jika ada.

b.Kontrol lingkungan
Yaitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. Misalnya menutup
pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien.
02.Tujuan Pemeriksaan
Fisik
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:

1.Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.


2.Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
3.Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4.Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5.Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.
 
Namun demikian, masing-masing pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu
yang akan di jelaskan nanti di setiap bagian tibug yang akan di lakukan
pemeriksaan fisik.
03.Manfaat Pemeriksaan
Fisik
 
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri,
maupun bagi profesi kesehatan lain, diantaranya:
 
1.Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose
keperawatan.
2.Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3.Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
4.Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan
04.Indikasi
Mutlak dilakukan pada setiap klien, terutama pada:

- Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk


di rawat.
- Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
- Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
 
05.Prosedur pemeriksaan fisik
Persiapan  
1. Alat
Meteran, Timbangan BB, Penlight, Steteskop, Tensimeter/spighnomanometer, Thermometer,
Arloji/stopwatch, Refleks Hammer, Otoskop, Handschoon bersih ( jika perlu), tissue, buku catatan
perawat.
Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.

2. Lingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan. Misalnya menutup
pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privacy klien.
●  
3. Klien (fisik dan fisiologis)
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.
a. Prosedur Pemeriksaan
 
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di sebelah kanan klien dan pasang handschoen bila di
perlukan
4. Pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum, status mental dan nutrisi.
  
Posisi klien : duduk/berbaring
Cara : inspeksi
● Kesadaran, tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai, tidak
ada menahan nyeri/ sulit bernafas)
● Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal :) Relaks, tidak ada tanda-tanda cemas/takut)
● Jenis kelamin
● Usia dan Gender
● Tahapan perkembangan
● TB, BB ( Normal : BMI dalam batas normal)
● Kebersihan Personal (Normal : Bersih dan tidak bau)
● Cara berpakaian (Normal : Benar/ tidak terbalik)
● Postur dan cara berjalan
● Bentuk dan ukuran tubuh
● Cara bicara. (Relaks, lancar, tidak gugup)
● Evaluasi dengan membandingkan dengan keadaan normal.
● Dokumentasikan hasil pemeriksaan
b. Pengukuran Tanda Vital
 Posisi klien : duduk/ berbaring
1. Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,50c)
2. Tekanan darah (Normal : 120/80 mmHg)
3. Nadi
a.Frekuensi = Normal : 60-100x/menit ; Takikardia: >100 ; Bradikardia: <6 span="">
b.Keteraturan= Normal : teratur
c.Kekuatan= 0: Tidak ada denyutan; 1+:denyutan kurang teraba; 2+: Denyutan mudah teraba,
tak mudah lenyap; 3+: denyutan kuat dan mudah teraba
4. Pernafasan
a). Frekuensi: Normal= 15-20x /menit; >20: Takipnea; <15 bradipnea="" span="">
b). Keteraturan= Normal : teratur
c). Kedalaman: dalam/dangkal
d). Penggunaan otot bantu pernafasan: Normal : tidak ada.
.
c.Pemeriksaan Kulit dan Kuku

Tujuan :
1. Mengetahui kondisi kulit dan kuku
2. Mengetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan jaringan setempat, dan hidrasi.

Persiapan
1. Posisi klien: duduk/ berbaring
2. Pencahayaan yang cukup/lampu
3. Sarung tangan (utuk lesi basah dan berair)

Prosedur Pelaksanaan
a). Pemeriksaan kulit

● Inspeksi : kebersihan, warna, pigmentasi,lesi/perlukaan, pucat, sianosis, dan ikterik.


● Palpasi : kelembapan, suhu permukaan kulit, tekstur, ketebalan, turgor kulit, dan edema.
b). Pemeriksaan kuku
 
● Inspeksi : kebersihan, bentuk, dan warna kuku
● Palpasi : ketebalan kuku dan capillary refile ( pengisian kapiler ).

d. Pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan leher

Posisi klien : duduk , untuk pemeriksaan wajah sampai dengan leher perawat berhadapan dengan
klien.
 
1). Pemeriksaan kepala
 Tujuan :
-Mengetahui bentuk dan fungsi kepala
-Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala
 Persiapan alat
-Lampu
-Sarung tangan (jika di duga terdapat lesi atau luka)

 Prosedur Pelaksanaan
-Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.
-Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan tekstur rambut.·

Setelah diadakan pemeriksaan kepala evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat.
2). Pemeriksaan wajah
● Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan kesimetrisan.
● Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang

Setelah diadakan pemeriksaan wajah evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.

3). Pemeriksaan mata


Tujuan :
a). Mengetahui bentuk dan fungsi mata
b). Mengetahui adanya kelainan pada mata.
Persiapan alat
:
● Senter Kecil
● Surat kabar atau
majalah
● Kartu Snellen
● Penutup Mata
● Sarung tangan
Prosedur Pelaksanaan

- Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata,


kesimestrisan, bola mata, warna konjunctiva dan sclera (anemis/ikterik),
penggunaan kacamata / lensa kontak, dan respon terhadap cahaya.
- Tes Ketajaman Penglihatan
- Ketajaman penglihatan seseorang mungkin berbeda dengan orang lain. Tajam
penglihatan tersebut merupakan derajat persepsi deteil dan kontour beda.
4. Pemeriksaan telinga
Tujuan :
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.

Persiapan Alat :
● Arloji berjarum detik
● Garpu tala
● Speculum telinga
● Lampu kepala

Prosedur Pelaksanaan :
● Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, liang telinga
(cerumen/tanda-tanda infeksi), alat bantu dengar.
● Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus
5). Pemeriksan hidung dan sinus
Tujuan :
● Mengetahui bentuk dan fungsi hidung
● Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi

Persiapan Alat :
● Spekulum hidung
● Senter kecil
● Lampu penerang
● Sarung tangan (jika perlu)

Prosedur Pelaksanaan :
● Inspeksi : hidung eksternal (bentuk, ukuran, warna, kesimetrisan), rongga, hidung ( lesi, sekret,
sumbatan, pendarahan), hidung internal (kemerahan, lesi, tanda2 infeksi).
● Palpasi dan Perkusi frontalis dan, maksilaris (bengkak, nyeri, dan septum deviasi).
6). Pemeriksaan mulut dan bibir
Tujuan :
● Mengetahui bentuk kelainan mulut.

Persiapan Alat :
● Senter kecil
● Sudip lidah
● Sarung tangan bersih
● Kasa

Prosedur Pelaksanaan :
● Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir, tekstur , lesi, dan stomatitis.
● Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi lengkap/penggunaan gigi palsu, perdarahan/ radang gusi,
kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan langit2.
7.Pemeriksaan leher
Tujuan :
● Menentukan struktur integritas leher
● Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
● Memeriksa system limfatik

Persiapan Alat :
● Stetoskop

Prosedur Pelaksanaan :
● Inspeksi leher: warna integritas, bentuk simetris.
● Inspeksi dan auskultasi arteri karotis: lokasi pulsasi.
● Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid (nodus/difus, pembesaran,batas, konsistensi, nyeri,
gerakan/perlengketan pada kulit), kelenjer limfe (letak, konsistensi, nyeri, pembesaran), kelenjer
parotis (letak, terlihat/ teraba).
● Auskultasi : bising pembuluh darah.
e. Pemeriksaan dada( dada dan punggung)
Posisi klien: berdiri, duduk dan berbaring
Cara/prosedur:

a).System pernafasan
Tujuan :
● Mengetahui bentuk, kesimetrisas, ekspansi, keadaan kulit, dan dinding dada.
● Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan,
● Mengetahui adanya nyeri tekan, masa, peradangan, traktil premitus.

Persiapan alat :
● Stetoskop
● Penggaris centimeter
● Pensil penada
Prosedur pelaksanaan :
● Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan nafas (frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan), warna kulit, lesi, edema,
pembengkakan/ penonjolan.
● Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tractile fremitus.

b). System kardiovaskuler


Tujuan :
● Mengetahui ketifdak normalan denyut jantung
● Mengetahui ukuran dan bentuk jantug secara kasar
● Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal
● Mendeteksi gangguan kardiovaskuler

Persiapan alat :
● Stetoskop
● Senter kecil
Prosedur pelaksanaan :
● Inspeksi : Muka bibir, konjungtiva, vena jugularis, arteri karotis
● Palpasi: denyutan
● Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung (lakukan dari arah samping ke tengah dada, dan dari
atas ke bawah sampai bunyi redup).
● Auskultasi: bunyi jantung, arteri karotis. (gunakan bagian diafragma dan bell dari stetoskop untuk
mendengarkan bunyi jantung.
f. Dada dan aksila
Tujuan :
● Mengetahui adanya masa atau ketidak teraturan dalam jaringan payudara
● Mendeteksi awal adanya kanker payudara.

Persiapan alat :
● Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
● Prosedur pelaksanaan :
● Inspeksi payudara: Integritas kulit
● Palpasi payudara: Bentuk, simetris, ukuran, aerola, putting, dan penyebaran vena
● Inspeksi dan palpasi aksila: nyeri, perbesaran nodus limfe, konsistensi.
● Setelah diadakan pemeriksaan dadadan aksila evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
g. Pemeriksaan Abdomen (Perut)
Posisi klien: Berbaring

Tujuan :
● Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut
● Mendengarkan suara peristaltic usus
● Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam rongga perut benjolan dalam perut.

Persiapan :
● Posisi klien: Berbaring
● Stetoskop
● Penggaris kecil
● Pensil gambar
● Bantal kecil
● Pita pengukur
Prosedur pelaksanaan :
● Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, warna kulit, lesi, scar, ostomy, distensi, tonjolan,
pelebaran vena, kelainan umbilicus, dan gerakan dinding perut.
● Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian diafragma dari stetoskop) dan
suara pembuluh darah dan friction rub :aorta, a.renalis, a. illiaka (bagian bell).
● Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum jam, perhatikan jika
klien merasa nyeri dan bagaiman kualitas bunyinya.
● Perkusi hepar: Batas
● Perkusi Limfa: ukuran dan batas.
● Perkusi ginjal: nyeri
● Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan): massa, karakteristik organ, adanya
asistes, nyeri irregular, lokasi, dan nyeri.dengan cara perawat menghangatkan tangan terlebih
dahulu
h. Pemeriksaan ekstermitas atas (bahu, siku, tangan)

Tujuan :
● Memperoleh data dasar tetang otot, tulang dan persendian
● Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian-bagian tertentu.

Alat :
● Meteran

Prosedur pelaksanaan :
● Posisi klien: Berdiri. Duduk
● Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan pergerakan, Integritas ROM, kekuatan dan tonus
otot.
● Palpasi: denyutan a.brachialis dan a. radialis.
● Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan brachioradialis.
i.Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul, lutut, pergelangan
kaki dan telapak kaki)

- Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris dan pergerakan, integritas


kulit, posisi dan letak, ROM, kekuatan dan tonus otot
- Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis: denyutan
- dan archilles.
j.Pemeriksaan genitalia (alat genital, anus,
rectum)

Posisi Klien : Pria berdiri dan wanita litotomy.

Tujuan:
- Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk dalam genetalia.
- Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises,
edema, tumor/ benjolan, infeksi, luka atau iritasi, pengeluaran cairan
atau darah.
- Melakukan perawatan genetalia.
- Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil atau
persalinan.

Alat :
- Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
- Sarung tangan
 
Pemeriksaan rectum :

Tujuan :
- Mengetahui kondisi anus dan rectum
- Menentukan adanya masa atau bentuk tidak teratur dari
dinding rektal
- Mengetahui intregritas spingter anal eksternal
- Memeriksa kangker rectal dll

Alat :
- Sarung tangan sekali pakai
- Zat pelumas
- Penetangan untuk pemeriksaan
Prosedur Pelaksanaan :
a).Wanita : b).Pria :
- Inspeksi genitalia eksternal: mukosa - Inspeksi dan palpasi penis: Integritas
kulit, integritas kulit, contour simetris, kulit, massa dan pengeluaran
edema, pengeluaran. - Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas
- Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit, ukuran dan bentuk, turunan testes
kulit, massa, pengeluaran dan mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
- Palpasi vagina, uterus dan ovarium: - Pemeriksaan anus dan rectum : feses,
letak ukuran, konsistensi dan, massa. nyeri, massa, edema, hemoroid, fistula
- Pemeriksaan anus dan rectum: feses, ani, pengeluaran dan perdarahan.
nyeri, massa edema, haemoroid, fistula - Setelah diadakan pemeriksaan dadadan
ani pengeluaran dan perdarahan. genitalia wanita evaluasi hasil yang di
dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan
hasil pemeriksaan yang didapat
tersebut.
 
06. Evaluasi

Keterampilan pengkajian fisik meningkatkan evaluasi tindakan


keperawatan melalui pemantauan hasil asuhan fisiologis dan
perilaku. Keterampilan pengkajian fisik yang sama di gunakan
untuk mengkaji kondisi dapat di gunakan sebagai tindakan
evaluasi setelah asuhan diberikan.
Perawat membuat pengukuran yang akurat, terperinci, dan
objektif melalui pengkajian fisik. Pengukuran tersebut
menentukan tercapainya atau tidak hasil asuhan yang di
harapkan.
07.Dokumentasi
Data di dokumentasikan berdasarkan format  SOAPIE, yang hamper sama dengan langkah-
langkah proses keperawatan.

Format SOAPIE, terdiri dari:


● Data (riwayat) Subjektif, yaitu apa yang dilaporkan klien
● Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi oleh
perawat.
● Assessment (pengkajian) , yaitu diagnose keperawatan dan pernyataan tentang kemajuan atau
kemunduran klien
● Plan (Perencanaan), yaitu rencana perawatan klien
● Implementation (pelaksanaan), yaitu intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan rencana
● Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil rencana yang sudah di implementasikan.
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai