KLMPK 6 - Anggaran Biaya Usaha Lainnya

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Anggaran Biaya Usaha Lainnya

Kelompok 6
• Alifia Nita P (B12.2018.03663)
• Nungki Kusumawati (B12.2018.03669)
• Frida Wulansari (B12.2018.03675)
• Widyaswari Ratna A (B12.2018.03677)
• Ratna Dwi F (B12.2018.03688)
• Leonica Santoso(B12.2018.03689)
• Nabila Nurmalitasari(B12.2018.03699)
Penyusunan Anggaran Beban Usaha

• Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok perusahaan


yang tidak terjadi di pabrik, selain harga pokok jualan (cost of sales).
• Beban usaha terdiri dari beban penjualan, baeban administrasi dan umum.
Beban Penjualan

• Beban penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan


produk utama.
• Beban penjualan ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang bersifat
variabel.
• Beban penjualan variabel contohnya beban komisi penjualan, beban
penghapusan piutang dan beban pernik penjualan.
• Beban penjualan variabel besar kecilnya dipengaruhi oleh kegiatan
penjualan. Semakin banyak barang yang dijual semakin besar beban
variabel, dan sebaliknya.
• Beban penjualan tetap contohnya : beban depresi alat penjualan, beban
penghapusan piutang, beban gaji pegawai tetap bagian penjualan,dll.
• Beban penjualan semi variabel seperti : beban promosi penjualan,dll.
Beban Administrasi & Umum

• Beban administrasi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada
bagian personalia, bagian keuangan dan bagian umum.
• Seperti : beban gaji pemimpin dan staf, beban depresiasi peralatan kantor, dan
beban umum lainnya.
• Beban administrasi & umum biasanya bersifat tetap.
Ilustrasi Penyusunan Anggaran Beban Usaha
Sebagai ilustrasi misalkan Perusahaan Kecap Asli akan menyusun anggaran
beban usaha selama tahun 2016 dengan data sbg berikut :
a. Mempunyai aset tetap yang terdiri atas : bagian penjualan senilai Rp
100.000 dan bagian umum senilai Rp 50.000. Aset tetap diusut dengan
metode garis lurus 12% setahun atau 3% tiap triwulan.
b. Jualan direncanakan triwulan : I Rp 24.400, II Rp 25.500, III Rp 26.750, IV Rp
26,950.
c. Komisi penjualan 5% dari penjualan dan penghapusan piutang ditaksir 2%
dari jualan.
d. Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan tiap triwulan masing-
masing Rp 1.000 dan Rp 700.
e. Pernik (supplies) penjualan ditaksir triwulan : I Rp 200, II Rp 210, III Rp 250
dan IV Rp 250.
f. Beban turun harga triwulan I dan II masing-masing 1% dari jualan, triwulan
III dan IV masing-masing 2% dari jualan.
g. Beban penjualan lainnya pada triwulan I dan II masing-masing Rp 150,
triwulan III dan IV masing-masing Rp 200.
h. Beban administrasi ditaksir tiap triwulan terdiri atas : gaji pemimpin dan
staf kantor Rp 300, asuransi alat kantor Rp 100, pernik kantor Rp 50,
pemeliharaan kantor Rp 125, dan lainnya Rp 75.

Dari data tersebut disusunlah anggaran beban usaha seperti Tabel 9-5. Pada
tabel tersebut, triwulan I komisi penjualan sebesar Rp 1.220 dengan
perhitungan komisi penjualan tiap triwulan 5% dari jualan pada triwulan
bersangkutan, yaitu 5% x Rp 24.400 = Rp 1.220.
Tabel 9-5 (Anggaran Beban Usaha)

No Unsur Beban Usaha I II III IV Setahun


1 Beban penjualan
Komisi penjualan 1.220 1.275 1.338 1.338 5.171
Penghapusan piutang 488 510 535 539 2.072
Gaji Penjualan 1.000 1.000 1.000 1.000 4.000
Pemeliharaan alat 700 700 700 700 2.800
Depresiasi alat Perusahaan
3.000 Kecap
3.000 Asli
3.000 3.000 12.000
Turun harga 244 255 535 539 1.573
Pernik Penjualan Anggaran
200 Beban
210 Usaha
250 250 910
Lainnya 150 150 200 200 700
Jumlah 1Tiap Triwulan
7.002pada Tahun
7.100 2016 (dalam
7.558 Rp)
7.566 29.226
2 Beban administrasi
Gaji pemimpin / staf 300 300 300 300 1.200
Depresiasi alat 1.500 1.500 1.500 1.500 6.000
Asuransi alat 100 100 100 100 400
Pernik kantor 50 50 50 50 200
Pemeliharaan alat 125 125 125 125 500
Lainnya 75 75 75 75 300
Jumlah 2 2.150 2.150 2.150 2.150 8.600
3 Beban usaha (1 + 2) 9.152 9.250 9.708 9.716 37.826
• Penghapusan beban penghapusan piutang tiap triwulan 2% dari jualan pada
triwulan bersangkutan, misalnya pada triwulan I = 2% x Rp 24.400 = Rp 488.
• Perhitungan beban depresiasi alat penjualan tiap triwulan = 3% x Rp
100.000 = Rp 3.000.
• Perhitungan beban turun harga pada :
o Triwulan I = 1% x Rp 24.400 = Rp 244
o Triwulan II = 1% x Rp 25.500 = Rp 255
o Triwulan III = 2% x Rp 26.750 = Rp 535
o Triwulan IV = 2% x Rp 26.950 = Rp 539
• Perhitungan depresiasi alat kantor tiap triwulan = 3% x Rp 50.000 = Rp
1.500.
Menyusun Anggaran Laba Rugi
• Bab 9 ini merupakan bab terakhir dari Bagian Tiga tentang Penyusunan Anggaran
Operasional yang menjelaskan penyusunan anggaran laba rugi.
• Sebagai ilustrasi penyusunan anggaran laba rugi digunakan data dari Perusahaan
Kecap Asli pada tahun 2016 sebagai berikut :
1. Sediaan produk dalam proses (PDP) awal 10 botol dengan tingkat penyelesaian BBB 80%,
BTKL 30%, dan BOP 40%.
2. Anggaran sediaan produk dalam proses (PDP) akhir sebanyak 18 botol dengan tingkat
penyelesaian BBB 100%, BTKL 50%, dan BOP 50%.
3. Produk terjual dianggarkan tahun ini 148 botol dengan harga jual per botol Rp 700 = Rp
103.600. Sediaan produk jadi awal 15 botol.
4. Anggaran produk jadi periode ini 182 botol.
5. Harga pokok standar produk kecap per botol seperti terdapat pada Tabel 9-4.
6. Beban usaha dianggarkan setahun Rp 37.826 terdiri atas beban usaha tetap Rp 28.100 dan
beban usaha variabel Rp 9.726.
Berdasarkan data tersebut dibuat beberapa perhitungan untuk
menyusun anggaran laba rugi.
• Langkah pertama, menghitung sediaan produk jadi akhir sebagai berikut :
Jualan 148 botol
Sediaan produk jadi akhir ? botol
Produk siap dijual 197 botol
Sediaan produk jadi awal 15 botol
Produk jadi 182 botol
Sediaan produk dlm proses (PDP) akhir 18 botol
Produk dihasilkan/produk diproses 200 botol
Sediaan produk dalam proses (PDP) awal 10 botol
Produk masuk produksi periode ini 190 botol

Tampak pada perhitungan tersebut sediaan produk jadi akhir belum diketahui. Sediaan produk jadi
dapat diketahui sebanyak 49 botol dengan cara mengurangi produk siap dijual 197 botol dengan
jualan 148 botol.
• Langkah kedua menghitung unit ekuivalen produk dengan dengan
metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) sebagai berikut :
Produk jadi +ekuivalen PDP  akhir _ekuivalen PDP awal
BBB = 182 + (18x100%) – (10x80%) = 192 botol
BTKL = 182 + (18x50%) – (10X30%) = 188 botol
BOP      = 182 + (18x50%) – (10x40%) = 187 botol
• Langkah ketiga,menghitung biaya pabrik variabel sebagai berikut:
BBB = 192 botol x Rp 320 = Rp 61.440
BTKL = 188 botol x Rp 50   = Rp 9.400
BOPV = 187 botol x Rp 68 = Rp 12.716
Biaya pabrik variabel = Rp 83.556
• Langkah keempat,menghitung sediaan dengan metode penghargapokokan
penuh (PP) dan penghargapokokan variabel (PV) sebagai berikut :
Sediaan produk jadi awal
PP = 15 botol x Rp 470 = Rp 7.050
PV = 15 botol x Rp 438 = Rp 6570
Sediaan produk jadi akhir
PP = 49 botol x Rp 470 = Rp 23.030
PV = 49 botol x Rp 438 = Rp 21.462
Sediaan produk dalam proses awal

PP PV
BBB = 10 x 80 % x Rp 320 = Rp 2.560 Rp 2.560
BTKL = 10 x 30 % x Rp 50 = Rp 150 Rp 150
BOPV = 10 x 40 % x Rp 68 = Rp 272 Rp 272
BOPT = 10 x 40 % x Rp 32 = Rp 128 Rp –
Rp 3.110 Rp 2.982
Sediaan produk dalam proses akhir
PP PV
BBB = 18 x 100 %x Rp 30 = Rp 5.760 Rp 5.760
BTKL = 18 x 50 % x Rp 50 = Rp 450 Rp 450
BOPV = 18 x 50 % x Rp 68 = Rp 612 Rp 612
BOPT = 18 x 50 % x Rp 32 = Rp 288 Rp –
Rp 7.110 Rp 6.822
 

 
Langkah kelima, menyusun anggaran laba rugi seperti Tabel 9-6
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Laba Rugi
Tahun Berakhir 31 Desember  2012
Penghargapokokan
Keterangan
Penuh Variabel
1. Jualan   Rp  103.600 Rp 103.600
2. Biaya Pabrik Variabel RP 83.556 Rp 83. 556
3.  Biaya Overhead pabrik tetap Rp 6.400 -
4.  Biaya pabrik Rp 89.956 -
5.   Sediaan PDP awal Rp 3.110 Rp 2.982
6.   Biaya Produksi Rp 93.006 Rp 86.538
7.   Sediaan PDP akhir Rp 7.110 Rp 6.822
8.   Harga Pokok Produk Jadi Rp 85.956 Rp 79.719
9.   Sediaan Produk Jadi Awal Rp 7.050 Rp 6.570
10. Produk Siap dijual Rp 93.006 Rp 86.286
11. Sediaan Produk jadi akhir Rp 23.030 Rp 21.462
12.  Harga Pokok produk terjual Rp 69.976 Rp 64.824
13.  Laba kotor / margin kontribusi kotor Rp 33.624 Rp 38.776
14.  Beban usaha tetap Rp 9.726 Rp 9.726
15.  Margin kontribusi bersih - Rp 29.050
16.  Beban Usaha tetap Rp 28.100 Rp 28.100
17.  Biaya Overhead Pabrik tetap - Rp 6.400
18.  Biaya Tetap - Rp 34.500
19.  Rugi (Rp 4.202) (Rp 5.450)
Tampak pada tabel diatas terdapat selisih rugi Rp 1.248 yaitu Rp 4.202 –
Rp 5.450. Penyebab selisih rugi tersebut adalah selisih sediaan antara
metode penghargapokokan penuh dan metode penghargapokokan
variabel dengan perhitungan sebagai berikut :

Sediaan penghargapokokan penuh :


Sediaan PDP awal Rp 3.110
Sediaan produk jadi awalRp 7.050
Sediaan awal                                                     Rp 10.160
Sediaan produk dalam transaksi    Rp 7.110
Sediaan produk jadi akhir                      Rp 23.030
Sediaan akhir                                                             Rp 30.140
Selisih sediaan penghargapokokan penuh      Rp 19.980

 
Sediaan metode penghargapokokan variabel :

Sediaan produk dalam proses awal Rp 2.982


Sediaan produk jadi awal          Rp 6.570
Sediaan awal                                Rp 9.552
Sediaan produk dalam transaksi Rp 6.822
Sediaan produk jadi akhir                   Rp 21.462
Sediaan akhir                                      Rp 28.284
Selisih sediaan pengahargapokokan variabel     Rp 18.732
Selisih sediaan Rp 1.248 
Anggaran laba rugi metode penghargapokokan variabel seperti
tampak pada Tabel 9-6 dapat dibuat dalam bentuk singkat seperti
Tabel 9-7
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Laba Rugi
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
Jualan 148 botol Rp 700 = Rp 103.600
Biaya Variabel 148 botol x Rp? = Rp ?
Margin kontribusi =Rp 29.050
Biaya Tetap =Rp 34.500
Rugi = Rp 5.450

 
Pada tabel 9-7 tampak jumlah biaya variabel dan biaya variabel per
botol belum diketahui. Jumlah biaya variabel Rp 74.550 dapat
diketahui dengan cara jualan Rp 103.600 dikurang margin
kontribusi Rp 29.050.Dengan demikian biaya variabel per botol =
Rp 74.550 : 148 botol = Rp 503,71622
Biaya variabel per botol dapat juga dihitung sebagai berikut.
Harga pokok per botol (Tabel 9-4) = Rp 438,00000
Beban usaha variabel Rp 9.726 : 148 botol = Rp 65,71622+
Biaya variabel per botol = Rp 503,71622
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai