Teori Central Place

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

KELOMPOK 3

TEORI LOKASI KLASIK


LOSCH AND CHRISTALLER
CENTRAL PLACE THEORY
Anggota Kelompok

• Alya Hijriani Sehan 08211840000090

• I Dewa Ayu Dinda Gita Dewi 08211840000094

• Masitha Anjani 08211840000098


PRESENTASI
 Latar Belakang

OUTLINE
 Konsep Dasar
 Asumsi
 Kelemahan dan Kelebihan
 Studi Kasus
Central Place

BELAKANG
LATAR Theory

Ahli Geografi kebangsaan


Jerman
Lahir : 21 April 1893 di
Berneck Swiss
Meninggal : 9 Maret 1969
di Jerman
Penghargaan : Victoria
Medal
Central Place Theory

• Ditemukan oleh Walter Christaller


• Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola
persebaran permukiman dalam ruang.
• Menurutnya, suatu tempat dikatakan sebagai
tempat pusat (central place) jika lokasi tersebut
dapat melayani atau memenuhi kebutuhan
berbagai tempat yang ada di sekitar
Teori menggunakan model area
perdagangan heksagonal yang
KONSEP
menggunakan 2 konsep dasar : DASAR
• Threshold : jumlah minimal
penduduk yang diperlukan untuk
kelancaran dan kesinambungan
suplai barang
• Range : jarak yang harus
ditempuh seseorang untuk
mendapatkan barang atau
pelayanan jasa dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya
ASUMSI
• Tidak terdapat perbedaankondisi geografis
• Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat
menyimpangkan perkembangan permukiman
• Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar
• Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak
terdapat pusat permukiman 
• Banyak pedagang kecil menawarkan produk yang sama dan
tidak ada keragaman produk
• Semua pembeli memiliki daya beli yang sama 
• Biaya transportasi sama ke semua arah dan ragamnya sebanding
dengan jarak
• Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan
• Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan
MODEL HEKSAGONAL
HIERARKI
CENTRAL
PLACE
THEORY
HIERARKI K = 3

• Tempat sentral berhierarki


tiga adalah pusat pelayanan
yang berupa pasar yang
senantiasa menyediakan
barang-barang bagi kawasan
- kawasan di sekitarnya
(kasus pasar yang optimum
atau asas pemasaran)
HIERARKI K = 4

• Tempat sentral
berhierarki empat
merupakan pusat
sentral yang
memberikan
kemungkinan rute lalu
lintas yang paling
efisien
HIERARKI K = 7

• Tempat sentral
berhierarki tujuh
dinamakan juga situasi
administratif yang
optimum atau asas
administrative. Situasi
administratif yang
dimaksud dapat berupa
kota pusat pemerintahan
CENTRAL PLACE THEORY
Ahli Ekonomi berkebangsaan
Jerman

Lahir : 15 Oktober 1906


Ohringen Jerman

Meninggal : 30 Mei 1945 di


Ratzeburg Jerman

Karya Buku : The Economics of


Location
Augus Losch
1906 - 1945
Latar Belakang

• Losch (1954) berpendapat bahwa lokasi


penjualan sangat berpengaruh terhadap jumlah
konsumen yang dapat dilayani oleh produsen
• Produsen harus dapat memilih lokasi yang
menghasilkan penjualan terbesar yang identik
dengan penerimaan terbesar
KONSEP DASAR

• Lokasi harus dapat menghasilkan


keuntungan maksimal.

• Memperhatikan permintaan konsumen.

• Memperhatikan persaingan dengan


market lain.
ASUMSI
1. Setiap lokasi industri menjamin keuntungan maksimum,
baik bagi produsen maupun konsumen.
2. Terdapat cukup banyak lokasi produksi dengan
penyebaran yang merata sehingga seluruh permintaan dapat
terlayani.
3. Tidak ada petani yang memperoleh supernormal profit
sehingga tidak ada rangsangan adanya petani baru yang
masuk.
4. Persaingan sempurna.
5. Area produksi, material, dan market sekecil mungkin.
6. Pada batas market area, terdapat konsumen yang
indifferent.
Tahap 1
• Petani berproduksi
pada lokasi P,
dengan kuantitas q
dan harga
penawaran p. batas
market area adalah
lingkaran F dengan
volume penjualan
adalah volume
kerucut PQF
Tahap 2

• Sejumlah petani
beroperasi dalam
batas market area,
namun keseluruhan
market belum
terlayani
Tahap 3

• Persaingan spasial antar petani timbul dan memperluas market


areanya, sehingga terdapat tumpang tindih market area,
sampai akhirnya membentuk jaringan segienam hexagonal
Dua industri B1 dan B2
• Maksimum harga penawaran pada
garis O
• Biaya produksi pada titik F1 dan K
• Biaya satuan angkutan kedua
industri sama
• Pada biaya produksi dan angkutan
sama, luas market area kedua
perusahaan sama
• B1 menaikkan harga dan market
areanya menyempit
`• Batas market H2 ke H1
menunjukkan bahwa sebagian kecil
pasar dari perusahaan yang berlokasi
di B1 pindah ke B2 dengan adanya
kenaikan harga oleh industri B1
PERBEDAAN, KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
TEORI
PERBEDAAN

• Teori Losch menyatakan bahwa fungsi


pelayanan kepada konsumen juga
didasarkan pada struktur adminsitrasi
dan industry
• Menurut teori Losch tidak semua orde
pelayanan tinggi dibentuk oleh jaringan
pelayanan yang lebih rendah
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI CHRISTALLER

KELEBIHAN KEKURANGAN
• Menunjukkan suatu hirarki • Tidak memperhatikan variasi biaya
sistem perkotaan antar daerah
• Dapat menjelaskan konsep • Mengasumsikan bahwa wilayahnya
penentuan besarnya suatu memiliki karakteristik yang sama
kota dengan range dan • Kurang memperhatikan faktor lain
treshold seperti teknologi
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI LOSCH
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Hasil penyempurnaan teori • Perbedaan biaya produksi dan biaya
christaller transportasi menyebabkan batas
• Memperhatikan permintaan luas market area menjadi berbeda
konsumen dan tingkat • Terdapat kemungkinan bahwa harga
persaingan pasar antar market berbeda karena
• Memberikan peluang bagi hambatan transportasi dan geografis
para pemain industry baru • Tidak memperhatikan variasi biaya
• Dapat menjelaskan antar daerah
keterkaitan batas market
area dan persaingan antar
market
CHRISTALLER
STUDI KASUS

KOTA DENPASAR

Sumber :   Makalah Analisis Relevansi Teori Christaller Pada Kondisi Saat Ini Studi Kasus: Kota Denpasar 2014
 
GAMBARAN UMUM KAWASAN STUDI
Menurut letak geografis, Kota Denpasar berada antara 08 35’ 31’’ – 08 44’ 49’’
lintang selatan dan 115 10’ 23’’ – 115 16’ 27’’ bujur timur.
Secara administratif wilayah Kota Denpasar memiliki 4 Kecamatan, 43
Desa/Kelurahan. Luas wilayah Kota Denpasar adalah sebesar 12.778 Ha atau
2,18 persen dari luas wilayah Provinsi Bali.
Kota Denpasar berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kabupaten Badung


Sebelah Barat : Kabupaten Badung
Sebelah Selatan : Kabupaten Badung
Sebelah Timur : Kabupaten Gianyar dan Selat Lombok
KOTA DENPASAR SEBAGAI TEMPAT PUSAT

• Kota Denpasar merupakan ibukota bagi Provinsi Bali dimana


terpusat lokasi pemerintahan, jasa, perdangangan, pelayanan
kesehatan dan lainnya.
• Sebagai sebuah ibukota, Kota Denpasar tentu mempunyai sarana
dan prasarana yang relatif lengkap dibanding Kabupaten/Kota
lainnya yang ada di Provinsi Bali.
• Ketersediaan barang dan jasa pun lengkap ada di Kota Denpasar. Hal
ini tentu menjadi faktor penarik bagi masyarakat Bali untuk tinggal
dan mencari pekerjaan di Kota Denpasar, hal ini membuat Kota
Denpasar menjadi Kota terpadat di Provinsi Bali.
• Sebagai tempat pusat Kota Denpasar tidak hanya menyediakan
pelayanan bagi wilayahnya sendiri tetapi juga bagi wilayah di
sekitarnya (hinterland).
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR

Asumsi pertama, konsumen menanggung ongkos angkutan, maka jarak ke


tempat pusat dinyatakan dalam biaya dan waktu.
Asumsi ini masih relevan dengan kondisi saat ini. Contohnya, masyarakat di
Kabupaten Jembrana akan memilih menggunakan Rumah Sakit Daerah
Jembrana daripada Rumah Sakit Sanglah yang ada di Kota Denpasar walaupun
Rumah Sakit Sanglah merupakan rumah sakit berstandard internasional yang
tentu saja pelayanannya sudah sangat baik.

Asumsi kedua, jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang
dinyatakan dalam biaya dan waktu.
Asumsi ini kurang relevan dengan kenyataan eksisting yang ada di Kota
Denpasar. Dengan berkembangnya online shop maka masalah jarak tidak lagi
menjadi tolak ukur jangkauan suatu barang.
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR

Asumsi ketiga, konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk
mendapatkan barang dan jasa.
Sama halnya dengan asumsi pertama, konsumen akan memilih tempat pusat
yang paling dekat dengan lokasi mereka. Namun, pada kenyataannya tak jarang
konsumen harus beralih ke tempat pusat yang memiliki hirarki yang lebih tinggi
daripada tempat pusat terdekat dari lokasi mereka karena barang dan jasa yang
ingin didapatkan tidak tersedia di lokasi mereka. Sebagai contoh, masyarakat
Kota Buleleng yang tidak dapat menemukan barang dan jasa di Kabupatennya
akan beralih ke Kota Denpasar sebagai tempat pusat yang memiliki hirarki yang
lebih tinggi untuk mencari barang dan jasa tersebut. Sehingga, asumsi ketiga ini
juga masih relevan dengan kondisi saat ini.
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR

Asumsi keempat, kota-kota berfungsi sebagai tempat pusat bagi


wilayah sekitarnya.
Kota Denpasar yang merupakan ibukota Provinsi Bali tidak hanya
menjadi tempat pusat untuk melayani wilayahnya sendiri tapi juga bagi
Kabupaten/Kota disekitarnya. Dengan demikian, asumsi inipun masih
relevan dengan kondisi Kota Denpasar saat ini.
Asumsi kelima, wilayah tersebut adalah suatu dataran yang rata,
mempunyai ciri-ciri ekonomis sama dan penduduknya juga tersebar
secara merata.
Keadaan topografi Provinsi Bali yang tidak rata mematahkan asumsi
kelima ini.
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR

No. Kabupaten/Kota Tinggi Tempat (meter)


1.   Jembrana 12
1.   Tabanan 124
1.   Badung 25
1.   Gianyar 126
1.   Klungkung 93
1.   Bangli 425
1.   Karangasem 102
1.   Buleleng 60
1.   Denpasar 25
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR

• Terdapat satu hal lagi yang menjadikan teori Christaller ini


tidak relevan dengan kondisi eksisiting Kota Denpasar saat ini,
yaitu pola heksagonal sebagai pola pelayanan maksimum
dengan tempat pusat berada di tengah-tengah pola.

• Namun, pada kenyataannya Kota Denpasar tidak berada di


tengah-tengah pola dan pola keruangan Kabupaten/Kota di
Bali tidak membentuk pola heksagonal.

• Kota Denpasar terletak jauh di bagian Selatan Provinsi Bali


yang menjadikan Kota Denpasar berada diluar pola yang
terbentuk.
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR
STUDI KASUS

KOTA BATANG

Sumber : http://phiihostaa.blogspot.com/2011/01/contoh-kasus-teori-tempat-pusat.html
GAMBARAN UMUM KAWASAN STUDI
Kabupaten Batang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dengan posisi
koordinat antara 006o 51’ 46” dan 007o 11’ 47” LS dan antara 109o 40’ 19” dan
110o 03’ 06” BT dengan luas wilayah 85.424,84 Ha. Secara administrasi
Kabupaten Batang terbagi ke dalam 15 kecamatan yang terdiri dari 15
desa/kelurahan. Batas Kabupaten Batang adalah :

Barat : Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan


Selatan: Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara
Timur : Kabupaten Kendal
Utara : Laut Jawa
RELEVANSI TEORI CHRISTALLTER DENGAN
KONDISI EKSISTING KOTA BATANG

Christaller menyebutkan, bahwa sistem keruangan yang optimum adalah berbentuk


heksagonal dengan pusat kegiatan terdapat di tengah pola.
Pada kenyataannya, di Kabupaten Batang, pusat kegiatan (ibu kota kabupaten) terletak di
barat laut wilayah, namun sistem pelayanan terhadap hinterland nya masih dapat
berjalan dengan optimal, karena tidak semua kebutuhan digantungkan kepada Kota
Batang. Kota Batang hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan di mana segala
komando berasal, sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari dapat
ditemukan di masing-masing wilayah kecamatan maupun kelurahannya.

Menurut Christaller jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang
dinyatakan dalam biaya dan waktu. Semakin jauh jaraknya, maka barang tersebut
semakin tidak terjangkau.
Pada kenyataannya kecamatan yang berada jauh dengan pusat kegiatan di Batang masih
bisa menjangkau barang tersebut karena kemajuan teknologi dan transportasi
menawarkan berbagai kemudahan dan kemurahan dalam pendistribusian barang.
RELEVANSI TEORI CHRISTALLTER DENGAN
KONDISI EKSISTING KOTA BATANG

Menurut Christaller konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk
mendapatkan barang dan jasa.
Pada kenyataannya, konsumen yang berada di pusat Kota Batang terkadang
lebih memilih untuk membeli kebutuhan di Kota Pekalongan meskipun letaknya
lebih jauh, karena sekaligus untuk rekreasi.

Asumsi Christaller wilayah adalah suatu dataran yang rata, mempunyai ciri-
ciri ekonomis sama dan penduduknya juga tersebar secara merata.
Kabupaten Batang merupakan wilayah yang tidak rata, terdiri atas daerah
pantai dan dataran tinggi. Struktur ekonomi masyaraktnya berbeda. Sehingga,
belum tentu semua orang akan membeli kebutuhannya di Kota Batang.
RELEVANSI TEORI LOSCH DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA BATANG

Di Kabupaten Batang terdapat kecamatan yang jauh dari pusat


kota, misalnya Kecamatan Bawang. Namun, harga barang di sana
tidak jauh beda dengan harga barang di kota, hal ini terjadi
karena adanya kemajuan teknologi dan transportasi yang mudah
dan murah, sehingga jarak tidak lagi menjadi faktor utama harga
barang menjadi mahal karena distribusi yang jauh. Ini
membuktikan bahwa teori Losch sudah tidak relevan dengan
kondisi sekarang.
LOSCH
STUDI KASUS

SWALAYAN
SAKINAH
Keberadaan Sakinah swalayan yang
mendekati konsumennya yaitu mahasiswa
Hang Tuah, mahasiswa ITS Surabaya dan
masyarakat Keputih dan sekitarnya. Setelah
itu munculah peluang untuk pemain industri
baru seperti Giant lalu Superindo yang
mendekati pasar.

Para industri baru berani meletakkan


ditempat yang banyak tantangan
persaingannya dengan mempertimbangkan
keuntungan maksimal yang didapat (profit).
STUDI KASUS

PENENTUAN LOKASI
INDUSTRI KAWASAN
INDUSTRI BERBEK, SIDOARJO
KAWASAN STUDI
Kawasan industry berbek
Faktor Pasar menjadi
salah satu faktor yang
dipertimbangkan
STUDI KASUS

PENERAPAN TEORI
LOSCH PADA INDUSTRI
SEPATU DESA KEMASAN
KECAMATAN KRIAN
KABUPATEN SIDOARJO
KAWASAN STUDI
• Lokasinya strategis karena merupakan salah satu jalur
transportasi utama dari Surabaya-Jakarta melalui jalur
selatan
KAWASAN STUDI
• Dengan lokasi yang strategis dapat memberikan banyak
keuntungan
• Banyak perusahaan dan indsutri yang berdiri di krian
• Salah satu industri yang ada adalah sentra industry
sepatu yang berada di desa kemasan, kecamatan krian
• Lokasi sentra industry hanya berjarak 300m dari pasar
krian
• Sudah mencapai profit maksimum karena jumlah
permintaan pasar yang tinggi
STUDI KASUS

KAJIAN LOKASI
INDUSTRI PT. NESTLE
PASURUAN
• Untuk mendapat lokasi yang optimal -> dekat
dengan permintaan pasar, sehingga untung
yang didapat juga maksimal

• PT. NESTLE di Pasuruan “tidak sesuai” dengan


pernyataan Losch

• Walupun jauh dari pasar, kegiatan pemasaran


produk dari PT. NESTLE tetap berkalan lancar
LALU SEJAUH MANA KAITAN TEORI
LOSCH DENGAN USAHA – USAHA YANG
ADA SEPERTI PT. NESTLE DAN
PENERAPANNYA JIKA DILIHAT DARI
KEMAJUAN ZAMAN
TEORI LOSCH DI ZAMAN MODERN

• Jika dilihat secara kasat mata teori


Losch kurang relevan terhadap lokasi
PT.NESTLE, karena lokasinya yang
“jauh” dari pasar.

• Tapi seiring dengan perkembangan


zaman disertai teknologi yang
semakin caggih, dimanfaatkan oleh
pelaku industry agar berada “dekat”
dengan pasar
TERIMAKASIH

Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai