Teori Central Place
Teori Central Place
Teori Central Place
OUTLINE
Konsep Dasar
Asumsi
Kelemahan dan Kelebihan
Studi Kasus
Central Place
BELAKANG
LATAR Theory
• Tempat sentral
berhierarki empat
merupakan pusat
sentral yang
memberikan
kemungkinan rute lalu
lintas yang paling
efisien
HIERARKI K = 7
• Tempat sentral
berhierarki tujuh
dinamakan juga situasi
administratif yang
optimum atau asas
administrative. Situasi
administratif yang
dimaksud dapat berupa
kota pusat pemerintahan
CENTRAL PLACE THEORY
Ahli Ekonomi berkebangsaan
Jerman
• Sejumlah petani
beroperasi dalam
batas market area,
namun keseluruhan
market belum
terlayani
Tahap 3
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Menunjukkan suatu hirarki • Tidak memperhatikan variasi biaya
sistem perkotaan antar daerah
• Dapat menjelaskan konsep • Mengasumsikan bahwa wilayahnya
penentuan besarnya suatu memiliki karakteristik yang sama
kota dengan range dan • Kurang memperhatikan faktor lain
treshold seperti teknologi
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI LOSCH
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Hasil penyempurnaan teori • Perbedaan biaya produksi dan biaya
christaller transportasi menyebabkan batas
• Memperhatikan permintaan luas market area menjadi berbeda
konsumen dan tingkat • Terdapat kemungkinan bahwa harga
persaingan pasar antar market berbeda karena
• Memberikan peluang bagi hambatan transportasi dan geografis
para pemain industry baru • Tidak memperhatikan variasi biaya
• Dapat menjelaskan antar daerah
keterkaitan batas market
area dan persaingan antar
market
CHRISTALLER
STUDI KASUS
KOTA DENPASAR
Sumber : Makalah Analisis Relevansi Teori Christaller Pada Kondisi Saat Ini Studi Kasus: Kota Denpasar 2014
GAMBARAN UMUM KAWASAN STUDI
Menurut letak geografis, Kota Denpasar berada antara 08 35’ 31’’ – 08 44’ 49’’
lintang selatan dan 115 10’ 23’’ – 115 16’ 27’’ bujur timur.
Secara administratif wilayah Kota Denpasar memiliki 4 Kecamatan, 43
Desa/Kelurahan. Luas wilayah Kota Denpasar adalah sebesar 12.778 Ha atau
2,18 persen dari luas wilayah Provinsi Bali.
Kota Denpasar berbatasan dengan:
Asumsi kedua, jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang
dinyatakan dalam biaya dan waktu.
Asumsi ini kurang relevan dengan kenyataan eksisting yang ada di Kota
Denpasar. Dengan berkembangnya online shop maka masalah jarak tidak lagi
menjadi tolak ukur jangkauan suatu barang.
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR
Asumsi ketiga, konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk
mendapatkan barang dan jasa.
Sama halnya dengan asumsi pertama, konsumen akan memilih tempat pusat
yang paling dekat dengan lokasi mereka. Namun, pada kenyataannya tak jarang
konsumen harus beralih ke tempat pusat yang memiliki hirarki yang lebih tinggi
daripada tempat pusat terdekat dari lokasi mereka karena barang dan jasa yang
ingin didapatkan tidak tersedia di lokasi mereka. Sebagai contoh, masyarakat
Kota Buleleng yang tidak dapat menemukan barang dan jasa di Kabupatennya
akan beralih ke Kota Denpasar sebagai tempat pusat yang memiliki hirarki yang
lebih tinggi untuk mencari barang dan jasa tersebut. Sehingga, asumsi ketiga ini
juga masih relevan dengan kondisi saat ini.
RELEVANSI TEORI DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA DENPASAR
KOTA BATANG
Sumber : http://phiihostaa.blogspot.com/2011/01/contoh-kasus-teori-tempat-pusat.html
GAMBARAN UMUM KAWASAN STUDI
Kabupaten Batang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dengan posisi
koordinat antara 006o 51’ 46” dan 007o 11’ 47” LS dan antara 109o 40’ 19” dan
110o 03’ 06” BT dengan luas wilayah 85.424,84 Ha. Secara administrasi
Kabupaten Batang terbagi ke dalam 15 kecamatan yang terdiri dari 15
desa/kelurahan. Batas Kabupaten Batang adalah :
Menurut Christaller jangkauan (range) suatu barang ditentukan oleh jarak yang
dinyatakan dalam biaya dan waktu. Semakin jauh jaraknya, maka barang tersebut
semakin tidak terjangkau.
Pada kenyataannya kecamatan yang berada jauh dengan pusat kegiatan di Batang masih
bisa menjangkau barang tersebut karena kemajuan teknologi dan transportasi
menawarkan berbagai kemudahan dan kemurahan dalam pendistribusian barang.
RELEVANSI TEORI CHRISTALLTER DENGAN
KONDISI EKSISTING KOTA BATANG
Menurut Christaller konsumen memilih tempat pusat yang paling dekat untuk
mendapatkan barang dan jasa.
Pada kenyataannya, konsumen yang berada di pusat Kota Batang terkadang
lebih memilih untuk membeli kebutuhan di Kota Pekalongan meskipun letaknya
lebih jauh, karena sekaligus untuk rekreasi.
Asumsi Christaller wilayah adalah suatu dataran yang rata, mempunyai ciri-
ciri ekonomis sama dan penduduknya juga tersebar secara merata.
Kabupaten Batang merupakan wilayah yang tidak rata, terdiri atas daerah
pantai dan dataran tinggi. Struktur ekonomi masyaraktnya berbeda. Sehingga,
belum tentu semua orang akan membeli kebutuhannya di Kota Batang.
RELEVANSI TEORI LOSCH DENGAN KONDISI
EKSISTING KOTA BATANG
SWALAYAN
SAKINAH
Keberadaan Sakinah swalayan yang
mendekati konsumennya yaitu mahasiswa
Hang Tuah, mahasiswa ITS Surabaya dan
masyarakat Keputih dan sekitarnya. Setelah
itu munculah peluang untuk pemain industri
baru seperti Giant lalu Superindo yang
mendekati pasar.
PENENTUAN LOKASI
INDUSTRI KAWASAN
INDUSTRI BERBEK, SIDOARJO
KAWASAN STUDI
Kawasan industry berbek
Faktor Pasar menjadi
salah satu faktor yang
dipertimbangkan
STUDI KASUS
PENERAPAN TEORI
LOSCH PADA INDUSTRI
SEPATU DESA KEMASAN
KECAMATAN KRIAN
KABUPATEN SIDOARJO
KAWASAN STUDI
• Lokasinya strategis karena merupakan salah satu jalur
transportasi utama dari Surabaya-Jakarta melalui jalur
selatan
KAWASAN STUDI
• Dengan lokasi yang strategis dapat memberikan banyak
keuntungan
• Banyak perusahaan dan indsutri yang berdiri di krian
• Salah satu industri yang ada adalah sentra industry
sepatu yang berada di desa kemasan, kecamatan krian
• Lokasi sentra industry hanya berjarak 300m dari pasar
krian
• Sudah mencapai profit maksimum karena jumlah
permintaan pasar yang tinggi
STUDI KASUS
KAJIAN LOKASI
INDUSTRI PT. NESTLE
PASURUAN
• Untuk mendapat lokasi yang optimal -> dekat
dengan permintaan pasar, sehingga untung
yang didapat juga maksimal
Ada pertanyaan?