Roh Kudus Mendiami Umat Percaya

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 73

ROH KUDUS MENDIAMI

Orang PERCAYA
Pendahuluan
 Kekristenan setelah reformasi diperhadapkan dengan berbagai
kontroversi tentang doktrin Roh Kudus yang berakibat merebaknya
kebingungan di antara umat Kristen.
 Isu yang beredar pada masa itu, sekelompok umat Kristen
mempercayai bahwa Roh Kudus tidak mendiami umat percaya di
Perjanjian Lama.
 Kelompok ini juga mengajarkan bahwa Roh Kudus tidak memiliki
peranan dalam pembaharuan umat percaya di masa itu.
 Mereka mempercayai bahwa pembaharuan lahir baru bagi umat
percaya tidak dinyatakan di Perjanjian Lama.
 Pergolakan terjadi ketika umumnya teolog dan umat Kristen
mempercayai bahwa setiap orang percaya didiami Roh Kudus.
 Meskipun pernyataan eksplisit tentang peranan Roh Kudus dalam
permbaharuan umat percaya tidak ditemukan di Perjanjian Lama
seperti di Perjanjian Baru, tetapi hal itu tidak lantas meniadakan
peranan Roh Kudus dalam pembaharuan (regeneration).
 Pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat Roma memberikan implikasi
bahwa setiap orang yang menjadi milik Kristus pasti memilik Roh
Allah.
 “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam
kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia
bukan milik Kristus” (Roma 8:9).
 Pertanyaan penting di sini, apakah orang-orang percaya di Perjanjian
Lama merupakan milik Kristus?
 Berdasarkan ajaran Perjanjian Baru umat percaya seperti Abraham,
Daud dan sebagainya adalah milik Kristus.
 Pernyataan Yesus dalam Injil Yohanes menegaskan hal itu.
 “KataYesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
 Tidak ada keraguan bahwa ayat ini menegaskan Yesuslah
satu-satunya jalan masuk sorga.
 Ini
adalah kebenaran mutlak yang berlaku di sepanjang
masa.
 Ayat ini bukan hanya berlaku di masa gereja tetapi juga di
Perjanjian Lama dan masa pelayanan Yesus dimana saat itu
belum berdiri yang namanya gereja seperti dikenal sekarang
ini.
 Ayat ini mengokohkan bahwa Yesus adalah Juruselamat
Dunia di sepanjang masa.
 Namun keyakinan seperti apa yang diajarkan Paulus kepada jemaat
Efesus.
 “8Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-
9).
 Ajaran ini bukan hanya berlaku bagi mereka yang percaya kepada
Yesus di Perjanjian Baru tetapi juga bagi mereka yang percaya di
Perjanjian Lama.
 Tanpa anugerah Allah melalui iman, tak seorangpun bisa masuk
sorga.
Roh Kudus di Perjanjian Lama
 Kitab Perjanjian Baru sering mengutip Abraham sebagai contoh
orang percaya di Perjanjian Lama.
 Ia diselamatakan oleh karena anugerah Allah melalui imannya
jauh sebelum Hukum Taurat tertulis diberikan kepada umat
Israel.
 Paulus menegaskan kepada jemaat Roma 4:1-25 bahwa
Abraham dibenarkan karena imannya dan bukan karena
perbuatan baik atau ketaatannya pada perintah Allah seperti
sunat.
 “1Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?  2Sebab jikalau Abraham dibenarkan
karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.  3Sebab apakah
dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran. . . . 9Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang
tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.  10Dalam
keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi
sebelumnya. 11Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya,
sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya
kebenaran diperhitungkan kepada mereka,  12dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang
bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum
disunat. 13Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia
akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.  14Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari
hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.  15Karena hukum
Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.  16Karena
itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua
keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup
dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, — 15seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan
menjadi bapa banyak bangsa”  —  di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada” (Roma 4:1-3, 9-17).
 Di tempat lain, Paulus juga memaparkan bahwa manusia
tidak berdaya untuk menaati hukum Taurat.
 Oleh karena itu keselamatan melalui ketaatan pada
Hukum Taurat tidak bisa dicapai oleh manusia tetapi
kesalamatan hanya bisa diperoleh dengan jalan iman
melalui Anak Allah, Yesus Kristus.
 Yesuslah yang telah melakukan Hukum Taurat dengan
sempurna untuk umat berdosa.
 “1Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus. 2Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam
Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3Sebab apa yang tidak mungkin
dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh
Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa
dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman
atas dosa di dalam daging, 4supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. 5Sebab mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup
menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. 6Karena keinginan daging
adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 7Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8Mereka yang hidup
dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:1-8).
 Yesus sendiri memberitahukan fakta yang tidak pernah diketahui
oleh manusia tentang iman Abraham.
 Tentu Yesus mengetahui hal itu karena Ia adalah Tuhan yang
mengetahui isi hati manusia.
 Ia menegaskan bahwa Abraham bersukacita akan melihat hari-hari
Kristus. “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-
Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita” ( Yohanes 8:56).
 Kristus adalah saksi mata atas kegembiraan Abraham tentang
berimannya kepada Kristus.
 Jika Abraham yang tidak memiliki Firman Allah tertulis bisa memiliki
iman sejati di dalam Kristus, sudah seharusnya umat Israel lebih
beriman karaena Firman Allah diberikan kepada mereka.
 Mereka sudah memiliki lebih banyak informasi kebenaran dibanding
dengan Abraham.
 Mereka memiliki kitab Perjanjian Lama sebagai panduan dan tuntunan
dalam memahami dan mengetahui kehendak dan janji-janji Allah
tentang Mesias Israel.
 Petrus memberitahukan bahwa para Nabi di Perjanjian
Lama memiliki Roh Allah yang dikenal dengan Roh Kudus
seperti yang dinyatakan dalam tulisannya demikian,
 “10Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah
bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. 11Dan mereka
meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh
Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi
kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan
tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu” (1 Petrus 1:10-11).
 Jadi mungkinkah umat Perjanjian Lama memiliki pengetahuan
tentang Mesias yaitu Kristus? Jawabannya ya!
 Para penulis kitab Perjanjian Baru tidak memiliki keraguan akan hal
itu.
 Lukas misalnya mencatat kesaksian dua orang yang senantiasa
menantikan Mesias Israel.
 Mereka hanya mempelajari kitab Perjanjian Lama dan dari situlah
mereka memiliki keyakinan sejati tentang Kristus.
 Mereka adalah Simeon dan Hana.
 Mereka memiliki Roh Kudus sebagai bukti umat percaya.
Cobalah perhatikan apa yang mereka sampaikan
ketika bertemu dengan bayi Yesus di Bait Allah,

 “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan


saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di
atasnya, 26dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak
akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27Ia
datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk
oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum
Taurat, 28ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah,
katanya: 29”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai
sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30sebab mataku telah melihat
keselamatan yang dari pada-Mu, 31yang telah Engkau sediakan di hadapan
segala bangsa, 32yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa
lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Lukas 2:25-32).
 Simeon tidak memilik keraguan bahwa bayi yang ia lihat adalah Mesias Israel yang akan
memberikan penghiburan dan keselamatan bagi Israel.
 Perhatikan juga kesaksian Hana di bawah ini,
 “36Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia
sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama
suaminya, 37dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak
pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan
berdoa. 38Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada
Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan
untuk Yerusalem” (Lukas 2:36-38).
 Simeon dan Hana adalah dua contoh yang dicatat dalam Alkitab bahwa
mereka sungguh mengetahui dan menantikan Mesias Israel yang
dijanjikan Allah.
 Ketika Tuhan menuntun mereka bertemu dengan bayi Yesus, mereka
memuliakan Tuhan dan dengan penuh keyakinan mereka sudah melihat
Juruselamat bagi Israel dan dunia.
 Kedua contoh ini membuktikan bahwa sangat pasti bahwa umat
Perjanjian Lama memiliki pengetahuan sejati tentang Yesus Kristus
sebagai Juruselamat meskipun tidak mengetahui namaNya sebagai Yesus
tetapi mereka bisa mengenalnya sebagai, Immanuel, Mesias, Nabi dan
Raja.
Lahir Baru di Perjanjian Lama

 Faktapenting lainnya yang bisa dilihat dari Firman


Tuhan bahwa umat percaya di Perjanjian Lama
sungguh bisa memiliki pengetahuan tentang
ajaran lahir baru atau
pembaharuan (regeneration) yang dikerjakan oleh
Roh Kudus.
 Apa itu pembaharuan? Istilah pembaharuan merupakan istilah teologi yang
dipakai untuk menguraikan kelahiran rohani seseorang.
 Hal ini menunjuk pada suatu pembaharuan baru atau suatu permulaan baru.
 Pembaharuan di sini lebih dari pertobatan karena pembaharuan
menandakan suatu kehidupan baru yang dikerjakan Roh Kudus.
 Pembaharuan merupakan pekerjaan Roh Kudus terhadap mereka yang mati
secara Rohani (ref. Efesus 2:1-10).
 Roh Kudus memperbaharui hati manusia, menghidupkannya dari kerohanian
mati kepada kerohanian hidup.
 Jadi mereka yang diperbaharui adalah ciptaan baru di dalam Kristus.
 Dalam istilah teologi, “pembaharuan” (regeneration) memilik sinonim dengan istilah
teologi lainnya seperti “lahir baru” (born again), “lahir dari Allah” (born of God),
“lahir dari Roh Kudus” (born of the Spirit) dan sebagainya.
 Istilah-istilah ini menunjuk pada pekerjaan Roh Kudus dalam memperbaharui hati
manusia dan menjadikan hatinya mencintai Tuhan dan membenci dosa.
 Ajaran ini bukanlah ajaran baru yang hanya ditemukan di Perjanjian Baru tetapi juga
ajaran yang sudah ada di Perjanjian Lama.
 Faktaini bisa dilihat dari percapakan Yesus dengan
Nikodemus yang dicatat dalam Yohanes 3:1-16. Dalam ayat 3
Yesus menekankan pentingnya pembaharuan (regeneration). 
 Cobalah
perhatikan apa yang disampaikan Yesus keapda
Nikodemus.
 “Yesusmenjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak
dapat melihat Kerajaan Allah” (Yohanes 3:3).
 Disini Yesus memberitahukan bahwa dilahirkan
kembali (regeneration) adalah jalan untuk memasuki
Kerajaan Allah.
 Dengankata lain, kelahiran kembali yang dialami seseorang
menuntunnya memasuki suatu hubungan dengan Tuhan.
 Itu merupakan titik awal hubungan seorang berdosa yang
telah diselamat dengan Allah yang benar dan hidup.
 Bagaimana proses pembaharuan atau lahir baru ini terjadi?
Yesus memberitahukan bahwa kelahiran kembali bukan dengan
cara kelahiran jasmani seperti yang dipikirkan Nikodemus.
 “4Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin
seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk
kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan
lagi?” . . . . 6Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging,
dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Yohanes 3:4, 6)
 Ayat di atas menegaskan bahwa kelahiran jasmani dialami semua yang
lahir ke dunia tetapi mereka tidak secara otomatis mengalami kelahiran
baru.
 Kelahiranrohani ini tidak bisa diperoleh dengan cara masuk kembali ke
dalam kandungan ibu mereka dan lalu dilahirkan kembali.
 Kelahiran
kembali atau kelahiran baru ini adalah kelahiran rohani. Ini
menunjukkan bahwa manusia memiliki dua bagian yaitu jasmani dan Roh.
 Sejarah jasmanis mereka sudah lahir ke dunia ini, tetapi untuk bisa
memasuki kerajaan Allah atau sorga maka mereka harus dilahirkan secara
rohani.
 Kelahirankembali juga bukan dengan pengetahuan dangkal
Firman Tuhan seperti yang diekspresikan Nikodemus.
 Iamemang seorang pemimpin agama Yahudi, tetapi
pengetahuannya tentang Firman Tuhan sangat dangkat dan
sempit.
 Sekalipunia sibuk dengan kegiatan keagamaannya ia tidak
memilik kelahiran baru.
 Iamasih sama dengan manusia lainnya yang tidak mengenal
Kristus. Ia tidak memiliki hubungan khusus dengan Kristus.
 “9Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin
hal itu terjadi?” 10Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar
Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” (Yohanes
3:9-10).
 ResponNikodemus tentang tuntutan Yesus akan kelahiran
kembali menunjukkan bahwa ia hanya tidak memiliki
pengetahuan kitab Perjanjian lama.
 Iatidak memahami apa yang diajarakan dalam Kitab
Perjanjian Lama sekalipun ia seorang Rabi Israel.
 Ayat 10 jelas memberitahukan bahwa Yesus menyatakan
bahwa Nikodemus tidak mengetahui Firman Tuhan dan oleh
karena itu ia bukanlah orang yang sudah mengalami kelahiran
kembali.
 Kelahiran kembali juga bukan dengan perbuatan baik
manusia.
 “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus” (Titus 3:5).
 Dengan tegas Paulus menjelaskan bahwa keselamatan yang dimiliki
umat percaya merupakan pekerjaan pembaharuan yang dikerjakan
Roh Kudus dalam diri mereka.
 Perbuatan baik tidak memiliki kontribusi apapun dalam kelahiran
kembali yang dialami setiap orang percaya.
 Perlu diketahui bahwa proses kelahiran
kembali (regeneration) sepenuhnya hanya bisa terjadi melalui
pekerjaan Roh Kudus dan Firman Tuhan.
 Hal ini ditegaskan Yesus dalam Yohanes 3:5,
 “Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah.”
 Ayat ini memberitahukan lahir dari air dan Roh sebagai syarat untuk dapat
memasuki Kerajaan Allah.
 Apa sebenarnya yang dimaksud Yesus dengan “dilahirkan dari air dan Roh” di
sini? “Dilahirkan dari air dan Roh”.
 baptisan air menjadi syarat memasuki Kerajaan Allah maka baptisan air akan
memiliki kontribusi dalam keselamatan manusia.
 Firman Allah menegaskan bahwa manusia berdosa sepenuhnya diselamatkan
oleh anugerah Allah melalui iman.
 Baptisan air dalam Alkitab tidak pernah disebut sebagai syarat keselamatan.
Jadi “dilahirkan dari air dan Roh” di sini menunjuk pada penyucian yang
dihasilkan oleh Roh Kudus.
 Paulus memberitahukan bahwa Firman Tuhan juga turut
membuat pembaharuan (regeneration) bagi umat berdosa.
 “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang
fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang
hidup dan yang kekal” (1 Petrus 1:23).
 “Untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan
memandikannya dengan air dan firman” (Efesus 5:26).
 Umat percaya dikenal dengan umat yang dilahirkan oleh Roh
melalui penyucian Roh Kudus.
 “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena
perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-
Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Titus 3:5).
 “Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi
kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan,
kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan
dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:11).
 Tututankelahiran kembali atau pembaharuan bagi
Nikodemus jelas merupakan pekerjaan yang dikerjaakan
Roh Kudus dan Firman Tuhan.
 Tuntutan dilahirkan kembali bukan hanya diberikan kepada
orang-orang di Perjanjian Baru tetapi juga orang-orang di
Perjanjian Lama pada  sekalipun masa itu mereka hanya
memiliki kitab Perjanjian Lama.
 Sama seperti Nikodemus di masa itu, ia tidak memiliki
Kitab Suci lengkap seperti yang dimiliki umat percaya di
masa sekarang.
 Ia hanya memiliki kitab Perjanjian Lama.
 Namun apa yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Yohanes 3:7-8
seharusnya tidak mengagetkan Nikodemus.
 “7Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu
harus dilahirkan kembali. 8Angin bertiup ke mana ia mau, dan
engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia
datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh” (Yohanes 3:7-8).
 Yesusjuga memarahi Nikodemus karena tidak memiliki
pengertian akan ajaran pembaruan (lahir baru) meskipun ia
seorang Rabi kitab Perjanjian Lama.
 “9Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin
hal itu terjadi?” 10Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar
Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?” (Yohanes
3:9-10).
 Pernyataan Yesus dalam ayat 10 jelas menuntut Nikodemus bahwa ia
sudah seharusnya memiliki pemahaman tentang ajaran dilahirkan
kembali yang dikerjakan Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya. 
 Jikalau ajaran pembaruan atau kelahiran kembali tidak bisa
ditemukan dalam kitab Perjanjian Lama, maka Kristus tidak
mungkin menuntut sesuatu yang tidak diajarkan di Perjanjian
Lama. 
 Namun justru hal itu menegaskan bahwa ajaran kelahiran kembali
merupakan ajaran kekal di sepanjang masa dimana Roh Kudus dan
Firman Tuhan mengerjakan pembaharuan dalam diri setiap orang
percaya.
 Jaditidak bisa disangkal bahwa ajaran kelahiran kembali
merupakan syarat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
 Syarat itu dialami oleh setiap orang percaya Perjanjian
Lama
Roh Kudus di Perjanjian Baru

 Dalam Perjanjian Baru, peranan Roh Kudus


dalam pembaharuan atau kelahiran baru
umat percaya sangat jelas dicatat oleh para
Rasul Kristus.
Pendiamaan Roh Kudus

 Pendiaman Roh Kudus merupakan residensi Roh Kudus yang


berkelanjutan di dalam diri seorang percaya melalui
pembaharuan Roh Kudus.
 Sementara “pembaharuan” atau “kelahiran baru” adalah
tindakan awal Roh Kudus yang memberikan kehidupan rohani
kepada seorang berdosa, sementara “pendiaman” Roh Kudus
merupakan pengalaman berkelanjuan seorang percaya
sebagaimana Roh Kudus memulai residensi permanent Nya
dari saat pembaharuan terjadi.
 Roh Kudus menetapkan pembaharuan dan pendiaman
diam.. Ia masuk ke dalam diri orang itu agar ia menjadi
“bait Allah.”
 “16Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah
dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 17Jika ada
orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan
bait Allah itu ialah kamu” (1 Korintus 3:16-17).

“Apakah hubungan bait Allah? Karena kita adalah
bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah
ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan
mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan
Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan
menjadi umat-Ku” (2 Korintus 6:16).
 Berbagai ayat-ayat Perjanjian Baru menyatakan suatu
fakta bahwa Roh Kudus sungguh mendiami orang-orang
percaya.
 Dalam Roma 8:9 Paulus memberikan pernyataan penting
ini, “jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi
jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik
Kristus.”
 Namun Yudas dalam suratnya memberitahukan bahwa
mereka yang tidak percaya kepada Kristus merupakan
orang-orang yang tidak memiliki Roh Kudus, “yang hidup
tanpa Roh Kudus” (Yodas 1:19).
 Dari dua ayat di atas bisa dirangkum suatu pengajaran
bahwa manusia di dunia ini dibagi menjadi dua bagian,
yaiyu
 pertama, mereka yang memiliki Roh Kristus yaitu mereka
yang percaya kepada Kristus dan
 kedua, mereka yang tidak memiliki Roh Kristus yaitu
mereka yang tidak percaya kepada Kristus.
Untuk mempertegas pendiaman Roh Kudus, saya
melampirkan beberapa ayat di bawah ini yang
menjelaskan bahwa umat percaya didiami Roh
Kudus.

 “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah


dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita” (Roma 5:5).
 “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam
di dalam kamu” (Rom 8:11).
 “Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari
Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada
kita” (1 Korintus 2:12).
 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
19

Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah,  —  dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? 20Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1
Korintus 6:19-20).

“Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita
untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh,
kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang
telah disediakan bagi kita” (2 Korintus 5:5).
 “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang
berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Galatia 4:6).
 “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di
dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita
ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang
telah Ia karuniakan kepada kita” (1 Yohanes 3:24).
 “Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di
dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah
mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya” (1
Yohanes 4:13).
Pemeteraian Roh Kudus

 “Pemeteraian Roh Kudus” menunjuk pada jaminan yang


diberikan kepada setiap orang percaya tentang
keselamatan kekal oleh pendiaman Roh Kudus.
 Pemeteraian ini sangat dekat dengan pendiaman Roh
Kudus karena pendiaman Roh Kudus yang berkelanjutan
yang membuat jaminan kekal seorang percaya menjadi
pasti.
 Jadi pendiaman Roh Kudus itu sendiri adalah meterai.
 Memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan
Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang
telah disediakan untuk kita” (2 Korintus 1:22).
 “Di dalam Dia kamu juga  —  karena kamu telah mendengar
firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu  —  di dalam Dia
kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh
Kudus, yang dijanjikan-Nya itu” (Efesus 1:13).
 “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang
telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”
(Efesus 4:30).
Pemenuhan Roh Kudus
 Istilah “pemenuhan Roh Kudus” berarti pengontrolan Roh Kudus
terhadap hidup dan prilaku orang percaya.
 Hal ini juga berkaitan erat dengan pendiaman Roh Kudus namun
terdapat perbedaan.
 Semua orang percaya didiami oleh Roh Kudus tetapi tidak semua orang
percaya dipenuhi Roh Kudus setiap saat.
 Seorang pemberita Injil bisa memohon kepada Tuhan agar dipenuhi
Roh Kudus pada saat pemberitaan Firman Tuhan (khotbah) yang akan
dilakukan.
 Iaingin Roh Kudus yang mengontrol dan
menguasainya di saat berkhotbah.
 Ia bisa dipenuhi Roh Kudus untuk tugas rohani ini.
 Jadi pemenuhan Roh Kudus itu merupakan karya
Roh Kudus dalam diri seorang percaya dan bisa
terjadi berulang-ulang
 Itulah sebabnya Paulus memberikan nasihat kepada jemaat-jemaat
yang digembalakannya agar hidup mereka sungguh dikontrol oleh
Roh Kudus sehingga mereka tidak mengikuti hawa nafsu kedagingan
mereka.
 “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan
Roh” (Efesus 5:18).
 “Janganlah padamkan Roh” (1 Tesalonika 5:19).
 “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah
memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30).
Baptisan Roh Kudus

 Dengan tegas Alkitab mencatat bahwa Roh Kudus berkarya untuk


menginsafkan: “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman” (Yohanes 16:8).
 Dialah menginsafkan manusia akan dosa-dosanya dan mengarahkan mereka
kepada Kristus sebagai satu-satunya jalan bagi pengampunan dan kebenaran
sejati.
 Jadi manusia berdosa bertobat dan meninggalkan jalan dosa merupakan
pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang itu.
 Tak seorangpun manusia yang bisa meninggalkan dosa dengan kekuatannya
sendiri.
 Ia membutuhkan Roh Kudus berkarya dalam dirinya.
 Roh Kudus juga berkarya untuk membaptis dengan mendiami
orang-orang yang percaya kepada Kristus (1 Korintus 12:13).
 Ia berkarya untuk memenuhi ketika orang percaya menyerahkan
diri untuk pengudusan (Efesus 5:18; Galatia 5:16).
 Ia juga memberikan karunia-karunia rohani kepada orang-orang
percaya untuk pembangunan jemaat (Efesus 4:11-12).
 Ia sendirilah memutuskan karunia(-karunia) mana yang harus
diterima orang percaya  (1 Korintus 12:11).
 Ini adalah karya Roh Kudus yang dicatat dalam Firman Tuhan.
 Namun di dalam Firman Tuhan juga dicatat bahwa Roh Kudus membaptis
orang percaya. Lalu apa itu baptisan Roh Kudus? Baptisan Roh adalah
pengalaman satu kali bagi orang Kristen di saat ia bertobat dan beriman.
 “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang
Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu
tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13).
 “Di dalam Dia kamu juga  —  karena kamu telah mendengar firman
kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu  —  di dalam Dia kamu juga, ketika
kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu”
(Efesus 1:13).
 Roh
Kudus mendiami orang percaya tersebut, dan
menjadikannya bagian dari keluarga Allah.
 “Merekayang hidup dalam daging, tidak mungkin
berkenan kepada Allah” (Roma 8:8).
 “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah
anak Allah” (Roma 8:14).
 Jadi setiap orang percaya pasti mengalami pembaptisan Roh Kudus
yaitu pada saat pertama kali ia percaya kepada Yesus Kristus.
 Itu merupakan pengalaman pribadi seorang peraya.
 Namun di dalam Alkitab juga dicatat tentang pemenuhan Roh Kudus. Ini
berbeda dengan baptisan Roh Kudus.
 Pemenuhan Roh Kudus merupakan sebuah karya Roh Kudus yang
terjadi berulang kali di dalam kehidupan orang Kristen setelah
pertobatannya (Efesus 5:18).
 Pemenuhan ini memampukan orang percaya yang tunduk untuk
menjalankan kehidupan Kristen yang berkemenangan di dalam ketaatan
kepada Firman Allah (Roma 8:4).
 Mungkin ada yang bertanya, jika jika baptisan Roh Kudus
adalah pengalaman satu kali di saat pertobatan, mengapa
para rasul menerima baptisan Roh bertahun-tahun setelah
mereka diselamatkan, yaitu di hari Pentakosta? Jika
memperhatikan Kisah 1:5, Yesus memberitahukan murid-
muridNya  bahwa “tidak lama lagi kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus.” Mereka pasti telah dibaptis oleh Roh
Kudus sebelumnya karena mereka adalah orang-orang
percaya. Dari perkataan Yesus tampaknya mereka perlu
dibaptis untuk kedua kalinya.
 Baptisan” Roh Kudus pada Kisah 2 secara teknis bukanlah “baptisan”
melainkan “pemenuhan” Roh Kudus. Kisah 2:4 memberitahu kita bahwa
mereka “penuh” dengan Roh Kudus. “Baptisan” di Kisah 1:5 didefinisikan
sebagai “pemenuhan” di Kisah 2:4. Hal ini bisa dipahami karena luasnya
makna dari kata Yunani baptizo. Baptizo bisa bermakna “mencelup,”
“memercik,” “menyelamkan, membenamkan,” “membersihkan,”
“membasuh, mencuci,” “memenuhi, mengisi,” dll.
 Bagaimana tepatnya kata ini digunakan hanya bisa ditentukan dari
konteksnya. Dalam hal ini, “baptisan” bermakna “memenuhi.” Yang dialami
para Rasul di hari Pentakosta bukanlah baptisan Roh seperti yang lazim
dipahami (yaitu baptisan yang terjadi pada saat pertobatan), melainkan
pemenuhan Roh Kudus. Pemenuhan baptismal oleh Roh Kudus ini bukanlah
untuk keselamatan, melainkan untuk pelayanan.
 Pemenuhan ini memberikan para Rasul kemampuan untuk memberitakan Injil
dengan bahasa-bahasa lain.
 Karya “pembaptisan” oleh Roh di Kisah 2, 8, dan 10 harus dibaca di dalam terang Matius 16 di mana Yesus
memberikan kepada Petrus kunci-kunci kerajaan Allah. Petrus dipercayakan dengan tugas untuk membuka
pintu Injil. Di Kisah 1:8, Tuhan memberitahu murid-muridNya bahwa pintu Injil akan terbuka secara progresif
sesuai urutan berikut: “di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Dengan
kuasa Roh Kudus, Petrus membuka pintu Injil di hari Pentakosta ketika ia berkhotbah kepada orang-orang
Yahudi dan 3000 orang dari antaranya percaya (Kisah 2). Berikutnya, ia menumpangkan tangan ke atas orang-
orang samaria  agar mereka bisa menerima Roh Kudus (Kisah 8). Akhirnya, ia pergi ke rumah Kornelius—
seorang yang bukan Yahudi—yang secara mulia diselamatkan melalu pelayanannya (Kisah 10).
 Orang-orang Samaria di Kisah 8 tidak menerima Roh Kudus ketika mereka percaya kepada Kristus. Mengapa?
Ada alasan khusus untuk hal ini. Adalah penting untuk memperhatikan bahwa Filipus yang berkhotbah kepada
mereka bukanlah rasul, dan dengan demikian tidak berotoritas untuk membaptis orang-orang Samaria yang
telah bertobat dengan Roh Kudus. Para Rasul merupakan pemimpin-pemimpin gereja yang ditunjuk secara
ilahi. Orang-orang Samaria harus mengetahui hal ini. Jika tidak, mereka bisa saja membentuk sekte Kristen
yang terpisah. Kehadiran dan pelayanan langsung para rasul di dalam membaptis orang-orang Samaria
bertujuan untuk menjelaskan kepada orang-orang Samaria bahwa mereka harus tunduk kepada para rasul dan
ajaran mereka. Para rasul sendiri juga harus mengetahui bahwa janji keselamatan di dalam Injil bukan hanya
diperuntukkan bagi bangsa Yahudi, tetapi juga bagi orang-orang Samaria yang dibenci bangsa Yahudi.
 Di dalam Kisah 10 ditemukan Injil diberitakan kepada orang bukan Yahudi. Petrus disiapkan Allah untuk membawa Injil kepada
seorang perwira Romawi bernama Kornelius. Petrus yang adalah seorang Yahudi tidak mungkin akan melakukannya jika bukan
dikarenakan campur tangan Allah. Ketika Petrus memberitakan Kristus kepada Kornelius dan rumah tangganya, Roh Kudus
turun ke atas mereka. Kornelius yang nyata-nyata berbahasa roh membuktikan kepada Petrus dan rekan-rekan Yahudinya
bahwa Allah benar-benar tidak memandang bulu; Roh juga dikaruniakan kepada bangsa bukan-Yahudi. Peristiwa-peristiwa di
Kisah 2, 8 dan 10 memiliki satu kesamaan: semuanya merupakan peristiwa yang terjadi hanya satu kali. Peristiwa-peristiwa
tersebut terjadi untuk alasan pengajaran yang khusus—untuk meyakinkan bangsa Yahudi bahwa Injil tidak mengenal batasan
ras, dan bahwa Injil harus diberitakan ke seluruh penjuru dunia.
 Peristiwa-peristiwa di Kisah 2, 8, dan 10 adalah unik. Peristiwa-peristiwa tersebut tidak terulang. Bahkan jika terjadi “baptisan
kedua” di Kisah 2, 8, dan 10, adalah jelas bahwa pengalaman tersebut tidak dimaksudkan untuk menjadi aturan normatif.
Bukti: Kornelius dan rumah tangganya hanya menerima satu baptisan Roh (Kis. 10). Kornelius segera dibaptis oleh Roh ketika ia
percaya. Tidak ada baptisan kedua. Jika memang ada sebuah pola yang konsisten tentang baptisan kedua, maka bisa diberikan
argumentasi untuk pengalaman yang normatif, tetapi jelas di sini bahwa sama sekali tidak ada pola yang mutlak.
 Memahami keunikan situasi historis di dalam Kisah adalah sangat penting untuk memastikan makna dari peristiwa-peristiwa
yang tercatat. Gereja saat itu berada dalam periode transisi. Itu merupakan masa yang khusus di mana Perjanjian Baru masih
berada dalam proses penulisan, orang-orang Yahudi di bawah ke dalam cara ibadah yang baru, dan orang-orang bukan Yahudi
di bawah ke dalam kerajaan Allah, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Roh Kudus berkarya untuk memisahkan gereja yang
masih baru ini dari sistem dan kerangka pikir lama (bdk. Kis. 19:1-7). Setelah gereja mencapai kedewasaan dengan penetapan
kehidupan bergereja yang normatif, ciri-ciri khusus dan spektakuler dari zaman rasuli tidak lagi diperlukan, dan sejak saat itu
telah ditarik.
 Umat Percaya Milik Kristus
 Dari penjelasan di atas, orang percaya adalah umat yang memiliki Roh Kudus dan mereka juga
dikenal sebagaik milik Kristus. Orang yang tidak memiliki Roh Kudus ia bukanlah milik Kristus. Itu
berarti ia bukanlah orang percaya. Hanya orang percaya yang bisa mengklaim bahwa mereka adalah
anak-anak Allah. Ini bukan hanya perkataan semata tetapi perkataan yang penuh keyakinan dan
kepastian.
 “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:16).
 Hal terpenting yang perlu diketahui bahwa seorang percaya memiliki kesaksian tidak tergoyahkan
yaitu berdiamnya Roh Kudus di dalam diri orang percay yang menyakinkannya bahwa ia milik Kristus.
 “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang
sebagai manusia, berasal dari Allah” (1 Yohanes 4:2).
 “13Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah
mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. 14Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa
Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. 15Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus
adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah” (1 Yohanes 4:13-15).
 Umat Percaya Memuliakan Kristus
 Roh Kudus yang ada di dalam hati seorang percaya akan menuntunnya memuliakan Kristus,
menyembah dan menaatiNya karena Roh Kudus itu sendiri tidak memuliakan diriNya tetapi
memulikan Yesus Kristus. Yesus memberitahukan hal itu dalam Yohanes 16:13-14,
 “13Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal
yang akan datang. 14Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa
yang diterimanya dari pada-Ku.”
 Jadi Roh Kudus tidak akan menjauhkan orang percaya dari kekudusan tetapi justru
sebaliknya, Ia membimbingnya bagaimana hidup sebagai orang percaya dan orang yang
berkenan kepada Tuhan. Itulah sebabnya orang percaya tidak akan bersukacita dan
berbahagia ketika jatuh ke dalam dosa. Justru hatinya akan hancur dan remuk, kesedihan
dan perasaan malu menyelimutinya. Roh Kudus menuntunnya agar dengan kesungguhan ia
bertobat dan meminta pengampunan dosa dan mendapatkan pemulihan.
 Namun mereka yang tidak percaya (berpura-pura percaya), tidak akan pernah merasa sedih dan
menyesal atas perbuatan dosanya. Ia bahkan merasa biasa-biasanya sekalipun mengetahui dosa
dan kebusukan hatinya. Rasa sedih dan penyesalan tidak akan terjadi. Oleh karena itu ia akan
terus berbuat dosa. Apakah engkau orang yang demikian? Jika jawabanmu ya, engkau bukanlah
orang percaya dan engkau tidak memiliki keselamatan.
 Bagaimana memastikan bahwa Roh Kudus benar-benar ada di dalam hati seorang pengikut
Kristus? Tidak ada alat deteksi untuk mengetahui hal itu. Yang bisa mengetahui hal itu hanya
orang itu sendiri dan Tuhan. Orang lain tidak akan bisa mengetahui secara pasti. Orang lain hanya
bisa melihat perilaku dan perbuatan seorang yang mengklaim diri sebagai orang percaya yang
akan mengukuhkan apa yang diklaim. Tetapi siapakah yang tahu hati manusia? Bukankah hati
manusia sangat licik dan suka memperdaya orang lain? Nabi Yeremia dengan tegas
memberitahukan hal itu,
 “9Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah
yang dapat mengetahuinya? 10Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk
memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil
perbuatannya” (Yeremiah 17:9-10).
 Karena kelicikan hati manusia, seseorang bisa berpura-pura sebagai orang percaya, kudus, baik, setia,
berdedikasi, berkomitmen, suka melayani, rohani, bermoral tinggi dan pengikut Kristus, tetapi jauh
dalam lubuk hatinya ia tahu seperti apa hatinya. Oleh karaena itu tiap-tiap orang perlu menguji dirinya
sendiri apakah sudah memiliki keselamatan di dalam Kristus dan apakah ia yakin akan masuk sorga jika
mati saat ini.
 Kemunafikan merajalela dimana-mana dan tidak terkecuali mereka yang menjadi pelayan gereja. Inilah
yang harus diwaspadai. Menjelang akhir zaman kemunafikan dan kepura-puraan akan semakin hebat
sehingga banyak gereja tertipu dan menjadikan orang-orang munafik menjadi pemimpin dan pengajar.
Padahal hati mereka tidak mencintai Yesus. Orang seperti inilah yang disinggung Yudas (bukan Iskariot)
dalam suratnya yaitu mereka yang menyelusup masuk ke dalam gereja, dan berpenampilan layaknya
sebagai orang percaya tetapi bukan orang percaya.
 “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-
orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang
menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal
satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus” (Yudas 1:4).
 Manusia suka bersandiwara dan menutupi sifat aslinya, tetapi ia tidak bisa menipu Tuhan. Oleh karena itu
uji dan selidikilah hatimu di hadapan Tuhan!

Anda mungkin juga menyukai