Roh Kudus Mendiami Umat Percaya
Roh Kudus Mendiami Umat Percaya
Roh Kudus Mendiami Umat Percaya
Orang PERCAYA
Pendahuluan
Kekristenan setelah reformasi diperhadapkan dengan berbagai
kontroversi tentang doktrin Roh Kudus yang berakibat merebaknya
kebingungan di antara umat Kristen.
Isu yang beredar pada masa itu, sekelompok umat Kristen
mempercayai bahwa Roh Kudus tidak mendiami umat percaya di
Perjanjian Lama.
Kelompok ini juga mengajarkan bahwa Roh Kudus tidak memiliki
peranan dalam pembaharuan umat percaya di masa itu.
Mereka mempercayai bahwa pembaharuan lahir baru bagi umat
percaya tidak dinyatakan di Perjanjian Lama.
Pergolakan terjadi ketika umumnya teolog dan umat Kristen
mempercayai bahwa setiap orang percaya didiami Roh Kudus.
Meskipun pernyataan eksplisit tentang peranan Roh Kudus dalam
permbaharuan umat percaya tidak ditemukan di Perjanjian Lama
seperti di Perjanjian Baru, tetapi hal itu tidak lantas meniadakan
peranan Roh Kudus dalam pembaharuan (regeneration).
Pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat Roma memberikan implikasi
bahwa setiap orang yang menjadi milik Kristus pasti memilik Roh
Allah.
“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan
dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam
kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia
bukan milik Kristus” (Roma 8:9).
Pertanyaan penting di sini, apakah orang-orang percaya di Perjanjian
Lama merupakan milik Kristus?
Berdasarkan ajaran Perjanjian Baru umat percaya seperti Abraham,
Daud dan sebagainya adalah milik Kristus.
Pernyataan Yesus dalam Injil Yohanes menegaskan hal itu.
“KataYesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Tidak ada keraguan bahwa ayat ini menegaskan Yesuslah
satu-satunya jalan masuk sorga.
Ini
adalah kebenaran mutlak yang berlaku di sepanjang
masa.
Ayat ini bukan hanya berlaku di masa gereja tetapi juga di
Perjanjian Lama dan masa pelayanan Yesus dimana saat itu
belum berdiri yang namanya gereja seperti dikenal sekarang
ini.
Ayat ini mengokohkan bahwa Yesus adalah Juruselamat
Dunia di sepanjang masa.
Namun keyakinan seperti apa yang diajarkan Paulus kepada jemaat
Efesus.
“8Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-
9).
Ajaran ini bukan hanya berlaku bagi mereka yang percaya kepada
Yesus di Perjanjian Baru tetapi juga bagi mereka yang percaya di
Perjanjian Lama.
Tanpa anugerah Allah melalui iman, tak seorangpun bisa masuk
sorga.
Roh Kudus di Perjanjian Lama
Kitab Perjanjian Baru sering mengutip Abraham sebagai contoh
orang percaya di Perjanjian Lama.
Ia diselamatakan oleh karena anugerah Allah melalui imannya
jauh sebelum Hukum Taurat tertulis diberikan kepada umat
Israel.
Paulus menegaskan kepada jemaat Roma 4:1-25 bahwa
Abraham dibenarkan karena imannya dan bukan karena
perbuatan baik atau ketaatannya pada perintah Allah seperti
sunat.
“1Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? 2Sebab jikalau Abraham dibenarkan
karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. 3Sebab apakah
dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran. . . . 9Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang
tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran. 10Dalam
keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi
sebelumnya. 11Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya,
sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya
kebenaran diperhitungkan kepada mereka, 12dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang
bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum
disunat. 13Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia
akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman. 14Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari
hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. 15Karena hukum
Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. 16Karena
itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua
keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup
dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, — 15seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan
menjadi bapa banyak bangsa” — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan
orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada” (Roma 4:1-3, 9-17).
Di tempat lain, Paulus juga memaparkan bahwa manusia
tidak berdaya untuk menaati hukum Taurat.
Oleh karena itu keselamatan melalui ketaatan pada
Hukum Taurat tidak bisa dicapai oleh manusia tetapi
kesalamatan hanya bisa diperoleh dengan jalan iman
melalui Anak Allah, Yesus Kristus.
Yesuslah yang telah melakukan Hukum Taurat dengan
sempurna untuk umat berdosa.
“1Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus. 2Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam
Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. 3Sebab apa yang tidak mungkin
dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh
Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa
dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman
atas dosa di dalam daging, 4supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam
kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. 5Sebab mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup
menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. 6Karena keinginan daging
adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 7Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8Mereka yang hidup
dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:1-8).
Yesus sendiri memberitahukan fakta yang tidak pernah diketahui
oleh manusia tentang iman Abraham.
Tentu Yesus mengetahui hal itu karena Ia adalah Tuhan yang
mengetahui isi hati manusia.
Ia menegaskan bahwa Abraham bersukacita akan melihat hari-hari
Kristus. “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-
Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita” ( Yohanes 8:56).
Kristus adalah saksi mata atas kegembiraan Abraham tentang
berimannya kepada Kristus.
Jika Abraham yang tidak memiliki Firman Allah tertulis bisa memiliki
iman sejati di dalam Kristus, sudah seharusnya umat Israel lebih
beriman karaena Firman Allah diberikan kepada mereka.
Mereka sudah memiliki lebih banyak informasi kebenaran dibanding
dengan Abraham.
Mereka memiliki kitab Perjanjian Lama sebagai panduan dan tuntunan
dalam memahami dan mengetahui kehendak dan janji-janji Allah
tentang Mesias Israel.
Petrus memberitahukan bahwa para Nabi di Perjanjian
Lama memiliki Roh Allah yang dikenal dengan Roh Kudus
seperti yang dinyatakan dalam tulisannya demikian,
“10Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah
bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. 11Dan mereka
meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh
Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi
kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan
tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu” (1 Petrus 1:10-11).
Jadi mungkinkah umat Perjanjian Lama memiliki pengetahuan
tentang Mesias yaitu Kristus? Jawabannya ya!
Para penulis kitab Perjanjian Baru tidak memiliki keraguan akan hal
itu.
Lukas misalnya mencatat kesaksian dua orang yang senantiasa
menantikan Mesias Israel.
Mereka hanya mempelajari kitab Perjanjian Lama dan dari situlah
mereka memiliki keyakinan sejati tentang Kristus.
Mereka adalah Simeon dan Hana.
Mereka memiliki Roh Kudus sebagai bukti umat percaya.
Cobalah perhatikan apa yang mereka sampaikan
ketika bertemu dengan bayi Yesus di Bait Allah,
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? 20Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1
Korintus 6:19-20).
“Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita
untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh,
kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang
telah disediakan bagi kita” (2 Korintus 5:5).
“Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang
berseru: “ya Abba, ya Bapa!” (Galatia 4:6).
“Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di
dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita
ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang
telah Ia karuniakan kepada kita” (1 Yohanes 3:24).
“Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di
dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah
mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya” (1
Yohanes 4:13).
Pemeteraian Roh Kudus