Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kebidanan dan memahami gender dari perspektif multi disiplin. Secara khusus membahas tentang konstruksi gender dalam masyarakat, peran gender dalam reproduksi, ketidaksetaraan gender dalam kesehatan reproduksi, serta evaluasi pelayanan kebidanan dari berbagai perspektif seperti finansial, proses bisnis, kepuasan pelanggan, dan peningkatan sumber daya manusia.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kebidanan dan memahami gender dari perspektif multi disiplin. Secara khusus membahas tentang konstruksi gender dalam masyarakat, peran gender dalam reproduksi, ketidaksetaraan gender dalam kesehatan reproduksi, serta evaluasi pelayanan kebidanan dari berbagai perspektif seperti finansial, proses bisnis, kepuasan pelanggan, dan peningkatan sumber daya manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kebidanan dan memahami gender dari perspektif multi disiplin. Secara khusus membahas tentang konstruksi gender dalam masyarakat, peran gender dalam reproduksi, ketidaksetaraan gender dalam kesehatan reproduksi, serta evaluasi pelayanan kebidanan dari berbagai perspektif seperti finansial, proses bisnis, kepuasan pelanggan, dan peningkatan sumber daya manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kebidanan dan memahami gender dari perspektif multi disiplin. Secara khusus membahas tentang konstruksi gender dalam masyarakat, peran gender dalam reproduksi, ketidaksetaraan gender dalam kesehatan reproduksi, serta evaluasi pelayanan kebidanan dari berbagai perspektif seperti finansial, proses bisnis, kepuasan pelanggan, dan peningkatan sumber daya manusia.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20
KEBIJAKAN
DALAM Ayu Sukaridah
PELAYANAN (22020170002)
KEBIDANAN MEMAHAMI GENDER
1. Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang
dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri. PERAN GENDER DALAM KONTRUKSI SOSIAL AKAN FEMINITAS DAN MASKULINITAS, KEKUASAAN DAN KONTEKS SOSIAL (KEBIJAKAN) SIKLUS REPRODUKSI
Aktivitas gender merupakan relasi interaksional yang dilakukan
individu dalam masyarakat. Oleh karena gender ditentukan melalui interaksi sosial dalam situasi sosial tertentu. Maka, gender adalah konstruksi sosial. konstruksi sosial dipengaruhi oleh unsur- unsur budaya, agama dan kepercayaan sesuatu kelompok etnis. Konstruksi sosial (Social Construction) yang terjadi di Indonesia juga tidak jauh berbeda dengan konstruksi sosial yang dilakukan di Malaysia atau Negara-negara lain di dunia Feminitas dan maskulinitas, Dua kata ini seringkali dihubungkan dengan ciri-ciri, sifat dan karakter dari gender tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maskulin diartikan sebagai bersifat jantan atau jenis laki-laki sementara feminin diartikan sebagai bersifat kewanitaan, mengenai atau menyerupai wanita. Feminine atau feminitas dari bahasa Prancis, merujuk pada sifat yang menunjukkan sifat keperempuanan. Seperti: kelembutan, kesabaran, kebaikan, merawat, empati dll. Sedangkan maskulin berasal dari kata muscle atau otot yaitu sifat-sifat yang hanya mendasarkan pada kekuatan otot (fisik). Karakter maskulin ini dicirikan dengan kecenderungan kompetitif, aktualisasi diri, dan unjuk kekuatan. Sifat feminin dan maskulin ini dimiliki semua orang, laki laki maupun perempuan. Kekuasaan dan Diskursus Gender Kaitan pengetahuan dengan perwujudan kekuasaan sangat erat, dengan merujuk pada pandangan-pandangan Michel Foucault mengenai kaitan kekuasaan dan pengetahuan.Proses sosialisasi gender dalam lembaga agama melibatkan kekuasaan melalui sejumlah aspek sebagai berikut mencakup pendisiplinan tindakan dan perilaku menurut sistem nilai tertentu menuntut pengakuan dan penerimaan atas otoritas, nilai-nilai, ritus, simbol dan supremasi kebenaran budaya tertentu melibatkan kontrol budaya serta; pelembagaan norma melalui simbolisasi figur-figur dan model-model kepercayaan tertentu. Lebih dari itu, sosialisasi gender dapat dipandang sebagai salah satu strategi dan mekanisme yang dijalankan masyarakat dan komunitas untuk mempertahankan kekuasaan.Sosialisasi gender mengedarkan pesan-pesan, wacana, nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan dan model-model yang merepresentasikan kontruksi gender tertentu. Unsur-unsur tersebut termasuk dalam apa yang disebut Foucault dengan diskursus (discourse). Menurut Foucault, dalam diskursus inilah pengetahuan berpadu dengan kekuasaan.Dengan itu dapat dikatakan bahwa setiap ide, ajaran, pesan dan pengertian tentang laki-laki dan perempuan dalam masyarakat selalu mengandung perwujudan kekuasaan. Semua pengetahuan adalah konsekuensi dari hadirnya rejim kekuasaan tertentu. Pada saat yang sama kekuasaan beroperasi dengan terus-menerus Ketidaksetaraan dalam kesehatan reproduksiberhubungan dengan ketimpangan ekonomi yang kemudian berkorelasi dengan ketidaksetaraan dalam kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi.Ketidaksetaraan kesehatan reproduksi sangat dipengaruhi oleh kualitas dan jangkauan sistem kesehatan serta oleh situasi ketidaksetaraan gender. Isu gender dalam kesehatan reproduksi antara lain yaitu pada kesehatan ibu dan bayi dimana angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi di Indonesia, ketidakmampuan perempuan dalam mengambil keputusan (kapan hamil dan dimana akan melahirkan), sikap dan perilaku keluarga yang cenderung mengutamakan laki-laki dan permasalahan keluarga berencana seperti masih tingginya unmet need KB. isu gender yang sangat menyolok adalah: 1) Akses laki-laki terhadap informasi dan pelayanan KB masih sangat terbatas dimana pengetahuan metode KB bagi perempuan lebih besar dibanding KB Pria khususnya vasektomi; 2) Kesertaan KB pria vasektomi hanya 0,2% (SDKI 2012), terbatasnya jenis kontrasepsi pria (hanya kondom dan vasektomi) menjadikan laki- laki enggan untuk menjadi peserta KB.; 3) Masih sangat sedikit laki-laki yang mengetahui manfaat KB bagi diri dan keluarganya; 4) Masih dominannya suami dalam pengambilan keputusan KB dan kesehatan reproduksi serta perencanaan jumlah dan jarak kelahiran anak. 5) Anggapan masyarakat bahwa KB adalah urusan perempuan, karena kodrat perempuan untuk hamil dan melahirkan, perempuan tidak memiliki kekuatan untuk memutuskan ikut ber-KB; 6) Masih terbatasnya pengetahuan laki-laki dan perempuan mengenai kesetaraan dan keadilan gender dalam KB dan kesehatan reproduksi; 7) Masih tingginya ASFR yang menunjukkan wanita usia remaja yang telah hamil dan melahirkan dan; 8) Norma dalam masyarakat bahwa ketidaksuburan disebabkan oleh pihak istri. PRESPEKTIF ASUHAN KEBIDANAN bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak Profesi Bidan Bidan adalah salah satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut keilmuan, metode kerja, standar praktik, pelayanan dank kode etik profesi yang dimiliki. Bidan memiliki tugas-tugas yang sangat unik yaitu : Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak- anaknya. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat. Anggotanya memiliki jasa atau pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi. Ciri-Ciri Bidan Sebagai Profesi Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yaitu : Bidan disiapakan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bidan memiliki organisasi profesi Bidan memiliki Karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat. Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan. Peran fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai : 1. Pelaksana 2. Pengelola 3. Pendidik 4. Peneliti Tanggung jawab bidan 1. Konsling 2. Pelayanan kebidanan normal 3. Pelayanan kebidanan abnormal 4. Pelayanan kebidanan pada anak 5. Pelayanan KB 6. Pelayanan Kesehatan Masyarakat. EVALUASI PELAYANAN BIDAN Register kohort Pengertian : Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita. Tujuan Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu, bayi dan balita yang terdeteksi di rumah tangga dan teridentinfikasi dari data bidan. Jenis register kohort Register kohort ibu Register kohort bayi Register kohort balita Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan ibu bersalin serta keadaan/resiko yang dimiliki ibu yang di organisir sedemikian rupa dengan pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayah setempat setiap bulannya. Informasi yang diperoleh lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi. Register kohort bayi Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal. Register kohort balita Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5 tahun EVALUASI PELAYANAN KEBIDANAN DALAM MULTI PRESPEKTIF Perspektif finansial berupa dana operasional untuk pelayanan antenatal bersumber dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Perspektif proses bisnis internal berupa proses penerapan pelayanan antenatal sesuai standar 10 T pada Puskesmas Karang Intan lebih ditekankan pada temu wicara berupa bidan mendiskusikan masalah yang dialami oleh ibu hamil yang belum maksimal ddilaksanakan Perspektif Costumers berdasarkan kepuasan pelanggan Perspektif pertumbuhan dan sumber daya manusia berupa pendidikan dan pelatihan ditekankan pada peningkatan jenjang pendidikan Terimakasih😊