Akuntansi Pajak Penghasilan 13082017

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 79

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

SAK EMKM, SAK ETAP & PSAK 46

1 1
Agenda

Pajak dalam Perusahaan

Akuntansi Pajak Penghasilan SAK EMKM

Akuntansi Pajak Penghasilan SAK ETAP

Akuntansi Pajak Penghasilan PSAK 46

2
PERTANYAAN MENDASAR
 Bagaimana Anda membayar pajak ??
 Bagaimana mencatat ?
– Penjualan
– Pembayaran gaji
– Pembayaran sewa
– Penerimaan pendapatan jasa?
 Dari mana pos-pos pajak dalam Laporan
Keuangan diperoleh ?
– Beban pajak penghasilan
– Utang pajak penghasilan / pajak dibayar dimuka
– Aset dan liabilitas pajak tangguhan
 Bagaimana pengungkapan dalam laporan
keuangan?
– Catatan atas laporan keuangan  koreksi fiskal

3
3
Pajak dalam Laporan Keuangan
 Laporan posisi keuangan

 Laporan laba rugi

 Arus kas

4
Pajak dalam Laporan Keuangan
 Catatan atas Laporan keuangan

5
Pajak dalam Laporan Keuangan
PT. Pertamina (Persero) LK 31 Desember 2013

Catatan
atas LK

6
Definisi Pajak

• Dipungut berdasarkan undang-undang


• Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi
• Dipungut negara baik pemerintah pusat dan
daerah
• Diperuntukkan pengeluaran pemerintah 
public investment
• Mempunyai tujuan lain  reguler

7
Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)

Merupakan setiap tambahan kemampuan


ekonomis yang:
- Diterima atau diperoleh wajib pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak.
Dengan nama dan dalam bentuk apapun

8
8
Pajak Perusahaan
Dipotong
Pajak oleh pihak lain
saat menerima
penghasilan Badan
Memotong
PSAK 46 PPh 21
Pajak atas atas gaji
Laba
SPT Pajak Perusahaan PPN atas
Penghasilan penyerahan
Beban: barang/jasa
Beban yang dapat dikurangkan PBB, Meterai
Penghasilan kena pajak BPHTB,
Pajak Daerah
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak Lapor
• Angsuran pajak (PPh25) KPP
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24)
Setor
Pajak kurang/lebih bayar (29/28 Kas negara
9 9
PAJAK dalam Perusahaan

 Pajak atas Penghasilan Perusahaan


– Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
– Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
– Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang
pajak / pajak dibayar dimuka
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
– Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
– PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
– Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak
dibayar dimuka
 Pajak Lainnya
– PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
– Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
– Pajak Daerah
– Bea Materai
10
10
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan

11
PAJAK PENGHASILAN

RUANG LINGKUP
• Mengatur akuntansi untuk pajak penghasilan entitas.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

• Entitas mengakui aset dan liabilitas pajak penghasilan


dengan mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku.
• Entitas tidak mengakui aset dan liabilitas pajak
tangguhan.

BAB 15 12
Ilustrasi SAK EMKM

• Neraca
– Utang pajak jika ada pajak yang belum dilunasi
– Pajak dibayar dimuka jika ada kelebihan
pembayaran pajak
• Laporan Laba Rugi
– Beban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Catatan atas laporan keuangan
– Pajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan
yang berlaku di Indonesia. - kebijakan akuntansi
– Rincian pajak penghasilan

13
BAB 24
Pajak
Penghasilan Pajak Penghasilan

• Pajak penghasila termasuk seluruh pajak domestik dan luar negeri


sebagai dasar perhitungan penghasilan kena pajak.
• Pajak penghasilan juga termask pajak, misalnya pemungutan dan
pemotongan pajak yang terutang oleh entitas anak, entitas asosiasi
atau joint venture atas distribusi ke entitas pelapor
• Entitas mengakui kewajiban pajak periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar.
– Pajak terutang tahun fiskal menurut SPT
– Pajak final
• Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset.
• Entitas mengungkapkan secara terpisah komponen-komponen utama
beban pajak penghasilan.
• Pajak tangguhan tidak diatur.

14 14
Pajak kini
• Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan
dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah
dipotong oleh pihak lain adalah:
– PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di
perusahaan.
– PPh final sebesar 60 juta,
– PPh 23 tidak final sebesar 120 juta
– PPh 24 sebesar 200 juta
– PPh 25 sebesar 500 juta
– PPh 22 sebesar 100 juta
Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka
baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka.

Beban pajak 1.000 jt PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta


Pajak dibayar dimuka PPh 22 100 Kredit PPh 22 100 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 23 120 Kredit PPh 23 120 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 24 125 Kredit PPh 24 125 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 25 500 Pph 25 500 jt
Utang PPh 29 155 PPh 29 sebesar 155 jt
Beban pajak 135 jt
Pajak dibayar dimuka PPh final 60 Beban pajak kini induk :
Pajak dibayar dimuka PPh 24 75 1.135 = (1.000 + 60 + 75)

15
15
Pajak kini
• Entitas pada tahun 2015 membayar PPh 25 sebesar 2.000juta sebagai beban
pajak penghasilan. Entitas mengakui PPh 22 dan PPh 23 sebagai pajak dibayar
dimuka masing-masing sebesar 100 dan 200 juta. Menurut perhitungan fiskal
pajak terutang satu tahun fiskal sebesar 2.500juta. Selama tahun 2015 pajak
final yang telah dibayar entitas sebesar 300juta, entitas mencatatnya sebagai
beban pajak final.
• Buat jurnal penyesuaian dan nilai beban pajak dalam laporan keuangan.
Beban pajak 500 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 22 100
Pajak dibayar dimuka PPh 23 200
Utang PPh 29 200
Laporan keuangan:
Beban pajak:
Pajak penghasilan 2.500
Pajak penghasilan final 300
Total beban pajak 2.800

16
16
PSAK 46
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
REVISI 2014

17
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 46
Akuntansi Pajak Penghasilan
• Adopsi IAS 12 Accounting for Income Tax
• Fokus pada pajak penghasilan perusahaan – beban pajak penghasilan dan
pajak tangguhan
• Sebelum PSAK 46:
– Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal 
SAK ETAP
• PSAK 46 1997 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed)
– Beban pajak : kini dan tangguhan
– Aktiva / kewajiban pajak tangguhan
• PSAK 46 Revisi 2010 -
– Menyesuaikan dengan IAS 12 – ilustrasi, definisi
– Perbedaan dengan IAS 12 – definisi pajak tangguhan, konsolidasian, pajak
final, SKP
• PSAK 46 Revisi 2013 –
– pengaturan pajak final dan hal khusus dihilangkan
– ditambahkan pajak tangguhan aset tidak disusutkan dan properti investasi

18 18
Trade off Akuntansi dan Pajak
 Pajak  Penghasilan Kena Pajak besar akan menyebabkan
pajak yang harus dibayarkan besar  beban perusahaan
besar.
 Akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan menyebabkan
laba yang dilaporkan besar  nilai perusahaan menjadi
tinggi
 Trade off : jika laba besar, perusahaan harus menanggung
beban pajak yang semakin besar
 Trade off ini akan semakin kecil untuk perusahaan terbuka,
karena kepentingan pemegang saham menginginkan laba
yang tinggi  sehingga pajak tidak dapat dikecilkan.

19
Tujuan PSAK 46

• Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan


• Bagaimana mmenghitung konsekuensi pajak :
– pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa
depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.
– transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini
yang diakui pada laporan keuangan entitas.
• Mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal
dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.
• Pengakuan aset atau liabilitas  entitas akan memulihkan
atau menyelesaikan jumlah tercatat tersebut ddengan
pembayaran pajak di masa depan lebih besar / lebih kecil

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
20 20
Ruang Lingkup PSAK 46
• Diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan.
• Pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri
maupun luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak.
• Pajak penghasilan termasuk : pemotongan pajak entitas
anak, entitas asosiasi atau ventura bersama atas distribusi
kepada entitas pelapor.
• Tidak berlaku pada :
– Hibah pemerintah (PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah) atau kredit pajak investasi.
Namun,
– Tapi berlaku atas perbedaan temporer yang dapat ditimbulkan dari
hibah tersebut atau kredit pajak investasi.

21 21
Definisi

• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak Laba Pajak >


penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode Laba Akuntansi
masa depan sebagai akibat adanya: Net Aset fiskal >
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; Net Aset Akuntansi

b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan


c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
Laba Pajak <
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak Laba Akuntansi
penghasilan terutang pada periode masa depan
Ner Aset fiskal <
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena Net Aset Akuntansi
pajak.

22 22
Definisi
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi
pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi
• Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah teratribusi
atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau liabilitas untuk
tujuan pajak
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba
(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.

23 23
Definisi

• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang


(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.
Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat
aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
– Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah kena
pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa depan
jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.
– Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah
yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada
periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI


24 24
Dasar Pengenaan Pajak
• Dasar pengenaan pajak aset adalah jumlah yang dapat dikurangkan, untuk
tujuan pajak,
 Biaya perolehan mesin 400. Untuk tujuan pajak, penyusutan mesin dikurangkan
sebesar 80. Dasar pengenaan pajak mesin adalah 320.
 Piutang bunga memiliki jumlah tercatat 100. Penerimaan bunga dikenakan pajak
dengan dasar kas. Dasar pengenaan pajak pendapatan bunga adalah nihil.
 Piutang usaha memiliki jumlah tercatat 300. Pendapatan usaha terkait sudah
termasuk dalam laba kena pajak. Dasar pengenaan pajak piutang usaha adalah
300.
 Jumlah tercatat piutang dividen dari entitas anak 200. Dividen bukan obyek pajak.
Secara substansi jumlah tercatat ast dikuangkan terhadap manfaat ekonomi. Dasar
pengenaan pajak piutang dividen adalah 200.
 Piutang pinjaman 200jutaPembayaran kembali tidak mempunyai
konsekuensi pajak. Dasar pengenaan pajak piutang pinjaman adalah 200
juta.

25 25
Dasar Pengenaan Pajak
• Dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi
dengan jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan
dengan liabilitas tersebut pada periode masa depan.

 Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus
dibayar sebesar 100. Beban terkait akan dikurangkan untuk tujuan pajak
dengan dasar kas.
DPP beban yang masih harus dibayar adalah nihil.
 Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus
dibayar sebesar 100. Beban tersebut telah dikurangkan untuk tujuan pajak.
Dasar pengenaan pajak atas beban yang masih harus dibayar adalah 100.
 Jumlah tercatat utang sebesar 100. Pelunasan utang tersebut tidak
mempunyai konsekuensi pajak.
Dasar pengenaan pajak atas utang adalah 100.

26 26
DPP - konsolidasi

• Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan


temporer ditentukan dengan membandingkan nilai
tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan
konsolidasi dengan DPP-nya.
• Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi,
dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi.
• Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk
pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak
diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat
SPT konsolidasi.

27 27
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui
sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai
aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya
diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
28 28
Pajak kini

• Pajak kini = semua pajak terutang atas


penghasilan yang diakui perusahaan pada periode
tersebut:
– Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas
laba dari induk perusahaan
– Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
– Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari
inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
– Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan
pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak
dapat dikreditkan

29 29
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena
pajak (Net aset akuntansi > DPP Pajak)  ada pengakuan pajak
menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan
kewajiban pajak tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena
pajak (Net aset akuntansi < DPP Pajak)  pajak yang dibayarkan
lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset
pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di masa
mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut
terjadi  Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa manfaat di
masa mendatang akan diperoleh entitas

30
30
Perbedaan Temporer Kena Pajak

• Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai


liabilitas pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan
temporer kena pajak yang berasal dari:
– pengakuan awal goodwill; atau
– pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu
transaksi yang:
• bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
• pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba
kena pajak (rugi pajak).
– Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada
entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan pengaturan
bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai
dengan paragraf 39.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI


31 31
Perbedaan Temporer Kena Pajak

• Biaya perolehan aset 150, memiliki jumlah tercatat 100. Akumulasi


penyusutan untuk tujuan pajak adalah 90 dan tarif pajak 25%.
• Dasar pengenaan pajak aset adalah 60 (150 - 90).
• Untuk memulihkan jumlah tercatat 100, maka entitas harus memperoleh
laba kena pajak sebesar 100, tetapi hanya mampu mengurangi
penyusutan pajak sebesar 60.
• Akibatnya, entitas akan membayar pajak penghasilan sebesar 10 (40 x
25%) apabila dapat memulihkan jumlah tercatat aset.
• Perbedaan antara jumlah tercatat sebesar 100 dan dasar pengenaan pajak
sebesar 60 adalah perbedaan temporer kena pajak sebesar 40.
• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 10 (40 x 25%)
menggantikan pajak penghasilan yang akan dibayarkan apabila dapat
memulihkan jumlah tercatat aset tersebut.

32 32
Perbedaan Temporer

• Pendapatan bunga termasuk dalam laba akuntansi dalam


dasar proporsi waktu tapi mungkin saja pendapatan bunga
dihitung dalam laba kena pajak ketika kas diterima.
• Penyusutan yang digunakan dalam penghitungan pajak
berbeda dengan penyusutan dalam akuntansi. Perbedaan
temporernya adalah selisih antara jumlah tercatat aset dan
DPP
• Biaya pengembangan dapat dikapitalisasi dalam akuntansi,
tetapi untuk penentuan laba kena pajak, biaya pengembangan
dikurangkan dalam menentukan laba kena pajak pada periode
saat terjadinya.

33 33
Kombinasi Bisnis

• Dengan pengecualian terbatas, aset teridentifikasi yang


diperoleh dan liabilitas diambil-alih dalam kombinasi bisnis
diakui dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
• Perbedaan temporer timbul apabila dasar pengenaan pajak
aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas diambil-alih
tidak terpengaruh oleh kombinasi bisnis atau terpengaruh
dengan cara berbeda.
• Misalnya, apabila jumlah tercatat aset disesuaikan ke nilai
wajarnya tetapi dasar pengenaan pajak aset tersebut tetap
sebesar harga perolehan sebelumnya, maka timbul perbedaan
temporer yang mengakibatkan timbulnya liabilitas pajak
tangguhan.

34 34
Aset tercatat pada Nilai Wajar
• PSAK mengizinkan atau menetapkan aset tertentu dicatat pada nilai wajar
atau dinilai kembali.
• Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali mempengaruhi laba kena pajak
(rugi pajak) untuk periode kini DPP aset disesuaikan sehingga tidak ada
perbedaan temporer.
• Apabila revaluasi atau penyajian kembali aset tidak mempengaruhi laba
kena pajak, DPP aset tidak disesuaikan sehingga terdapat perbedaan
temporer.
• Pemulihan jumlah tercatat di masa depan akan menghasilkan aliran
manfaat ekonomi kena pajak.
• Perbedaan antara jumlah tercatat aset yang telah dinilai kembali dan dasar
pengenaan pajak merupakan perbedaan temporer sehingga menimbulkan
liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan, walaupun :
– Entitas tidak bermaksud melepaskan aset, terpulihkan melalui penggunaan
atau
– pajak atas capital gain ditangguhkan jika hasil pelepasan diinvestasikan pada ast
serupa

35 35
Goodwill

• Apabila jumlah tercatat goodwill yang timbul pada


transaksi kombinasi bisnis lebih rendah daripada dasar
pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut
menimbulkan aset pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan yang ditimbulkan dari pengakuan
awal goodwill diakui sebagai bagian akuntansi atas
kombinasi bisnis sepanjang kemungkinan besar laba kena
pajak tersedia dalam jumlah yang cukup memadai
sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut
dapat dimanfaatkan.

36 36
Goodwill

• Kombinasi bisnis suatu entitas mengakui goodwill sebesar Rp10.000


yang memiliki dasar pengenaan pajak nihil.
• Entitas tidak boleh mengakui liabilitas pajak tangguhan yang
dihasilkan (15a).
• Jika entitas selanjutnya mengakui kerugian penurunan Rp2.000 atas
goodwill tersebut, maka jumlah perbedaan temporer kena pajak
berkaitan pada goodwill berkurang dari Rp10.000 menjadi Rp8.000,
dengan menimbulkan penurunan pada nilai liabilitas pajak tangguhan
yang tidak diakui.
• Penurunan pada nilai tersebut dianggap berkaitan dengan pengakuan
awal goodwill sehingga tidak dapat diakui

37 37
Pengakuan Awal –Aset dan Liabilitas

• Perbedaan temporer mungkin timbul pada saat pengakuan awal


suatu aset atau liabilitas. Sebagian atau seluruh biaya perolehan suatu
aset tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak.
• Metode akuntansi untuk perbedaan temporer tersebut, bergantung
dari sifat transaksi yang menyebabkan dilakukannya pengakuan awal
aset atau liabilitas.
– Dalam kombinasi bisnis  liabilitas dan aset terkait dengan goodwill atau
keuntungan pembelian diskon.
– Aset yang menurut tujuan pajak depresiasinya tidak dapat dilakukan.
Capital gain dan loss juga tidak diakui menurut pajak  tidak ada
pengakuan pajak tangguhan.

38 38
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan

• Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat


dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan
tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan
temporer dapat dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika
aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan
awal liabilitas dalam transaksi yang:
– bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan
– pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun
laba kena pajak (rugi pajak)
• Akan tetapi, untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan
dengan investasi entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta ventura
bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan cara
khusus. (par 44)

39 39
Contoh
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan

• Entitas mengakui liabilitas 100 untuk biaya garansi produk yang masih
harus dibayar. Untuk tujuan pajak, maka biaya garansi produk tidak akan
dikurangkan hingga entitas membayar klaim. Tarif pajak 25%.
• DPP liabilitas adalah nihil
• Dalam pelunasan liabilitas atas jumlah tercatat, maka entitas akan
mengurangi laba kena pajak masa depan dengan jumlah 100 dan
akibatnya mengurangi pembayaran pajak masa depan sebesar 25 (100 x
25%).
• Selisih antara jumlah tercatat 100 dan dasar pengenaan pajak nihil
merupakan perbedaan temporer yang dikurangkan sebesar 100.
• Oleh karena itu, entitas mengakui aset pajak tangguhan sebesar 25 (100 x
25%), kemungkinan bahwa entitas menghasilkan laba kena pajak yang
mencukupi pada periode masa depan untuk memanfaatkan dari
pengurangan pembayaran pajak.

40 40
Perbedaan Temporer dapat dikurangkan
• biaya manfaat pensiun dapat dikurangkan dalam menentukan laba
akuntansi sebagai jasa yang diberikan oleh pegawai, tetapi biaya tersebut
baru dapat dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak pada saat
iuran atau manfaat pensiun tersebut dibayar oleh entitas.
• biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada
periode saat terjadinya tapi tidak diperkenankan sebagai pengurangan
dalam menentukan laba kena pajak (rugi pajak) hingga periode
selanjutnya.
• dengan beberapa pengecualian, maka entitas mengakui aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam
kombinasi bisnis pada nilai wajar saat tanggal perolehan. Liabilitas diakui
tetapi biaya baru dapat dikurangkan di masa depan untuk tujuan pajak.
• aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau dapat dinilai kembali
tanpa penyesuaian ekuivalen yang dibuat untuk tujuan pajak

41 41
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum
Dimanfaatkan (Unused Tax Credits)

• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak


belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan
apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan
akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan.
• Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
– Otoritas pajak yang sama
– Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa
– Rugi karena kasus tidak berulang
– Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan

42 42
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan
Tidak Diakui

• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali


aset pajak tangguhan.
• Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui
sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa
depan akan tersedia untuk dipulihkan.
• Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian
meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba
kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa
depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak
diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan

43 43
Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama

• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua


perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada
entitas anak, cabang, dan asosiasi, serta bagian partisipasi
dalam ventura bersama, kecuali sepanjang kedua kondisi
berikut telah terpenuhi:
– entitas induk, investor atau venturer mampu mengendalikan
waktu pemulihan perbedaan temporer; dan
– kemungkinkan besar perbedaan temporer akan terpulihkan di
masa depan yang dapat diperkirakan.

44 44
Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama

• Entitas harus mengakui aset pajak tangguhan untuk semua


perbedaan temporer dapat dikurangkan yang ditimbulkan dari
entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian
partisipasi dalam ventura bersama sepanjang dan hanya
sepanjang kemungkinan besar terjadi:
– perbedaan temporer akan terpulihkan pada masa depan yang
dapat diperkirakan; dan
– laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai
sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan.

45 45
Pengukuran
• Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode
sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk
dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang
dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang
telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada
periode pelaporan.
• Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan
menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset
dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif
pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang
telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan.
Perubahan
Tarif

46 46
Pengukuran - contoh

• Jumlah tercatat aset adalah 100 dan dasar pengenaan pajak


sebesar 60. Tarif pajak 20% akan diterapkan jika aset terjual
dan tarif pajak 30% akan diterapkan pada penghasilan lain.
• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 8 (40 x
20%) jika diharapkan untuk menjual aset tanpa penggunaan
lebih lanjut dan liabilitas pajak tangguhan sebesar 12 (40 x
30%) apabila entitas masih tetap memakai aset dan
memulihkan jumlah tercatatnya melalui pemakaian

47 47
Pengukuran - contoh
• Biaya perolehan aset 100 dan jumlah tercatat sebesar 80 serta dinilai kembali menjadi
150. Tidak ada penyesuaian ekuivalen dibuat untuk tujuan pajak. Akumulasi
penyusutan untuk tujuan pajak adalah 30 dan tarif pajak 30%.
• DPP aset adalah 70 dan terdapat perbedaan temporer kena pajak 80.
• Jika entitas berharap untuk memulihkan jumlah tercatat dengan menggunakan aset,
terdapat liabilitas pajak tangguhan sebesar 24 (80 x 30%).
• Jika entitas berharap memulihkan jumlah tercatat dengan menjual aset secara cepat
untuk pendapatan sebesar 150, maka liabilitas pajak tangguhan diperhitungkan
sebagai berikut:
Perbedaan Tarif Pajak Liabilitas
Penyusutan pajak kumulatif 30 30% 9
Pendapatan melebihi biaya 50 nol -
Total 80 9

48 48
Pos diakui dalam Laporan Laba Rugi

• Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan


atau beban pada laporan laba rugi, kecuali apabila pajak
penghasilan yang berasal dari:
– suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang
sama atau berbeda, di luar laporan laba rugi baik dalam
pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung dalam
ekuitas. Atau
– kombinasi bisnis

49 49
Pos diakui di Luar Laporan Laba Rugi

• Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi
apabila pajak terkait pada pos-pos tersebut pada periode
yang sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi. Oleh
karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini
dan pajak tangguhan terkait dengan pos-pos yang diakui:
– dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada
pendapatan komprehensif lain.
– langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas.

50 50
Penyajian
• Saling hapus
– Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak
kini jika dan hanya jika, entitas:
• Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang
diakui; dan
• Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
– Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas
pajak tangguhan jika dan hanya jika:
• entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini; dan
• aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak
yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan
secara bersama

51 51
Beban Pajak – Laba Rugi Aktivitas Normal

• Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari


aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba rugi
komprehensif.
• Jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan
laporan laba rugi secara terpisah, maka beban (penghasilan)
pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada
laporan keuangan disajikan terpisah.

52 52
Selisih Kurs

• PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing


mensyaratkan selisih kurs (exchange difference) tertentu
diakui sebagai pendapatan atau beban, namun Pernyataan
tersebut tidak mengatur spesifik apakah selisih kurs harus
disajikan pada laporan laba rugi komprehensif.
• Selisih kurs dari penjabaran aset atau liabilitas pajak
tangguhan yang berasal dari penjabaran laporan keuangan
entitas asing boleh dikelompokkan ke beban (penghasilan)
pajak tangguhan, jika penyajian seperti itu dianggap paling
bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan.

53 53
Pengungkapan

• Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah


:
– beban (penghasilan) pajak kini;
– Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya;
– jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya
perbedaan temporer maupun dari realisasinya;
– jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif
pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru;
– jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya,
kredit pajak atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan
untuk mengurangi beban pajak kini;
– jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau
perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi
beban pajak tangguhan;
– Dll.

54 54
Pengungkapan

• Hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah:


– Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan transaksi-transaksi
yang langsung dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas;
– jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen pendapatan
komprehensif lain
– penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dengan laba
• rekonsiliasi angka antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan
tarif pajak yang berlaku
• rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku, penjelasan
mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku
pada periode akuntansi sebelumnya;
• jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,
rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai
aset pajak tangguhan pada laporan keuangan;
• jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan investasi pada entitas anak,
cabang dan perusahaan asosiasi dan bagian partisipasi dalam ventura bersama atas liabilitas
pajak tangguhan yang belum diakui (lihat paragraf 40);
• dll

55 55
Dasar Kesimpulan Pajak Penghasilan Final
dihapuskan

• PSAK 46 menghilangkan pengakuran tentang pajak final dan pengaturan hal


khusus untuk menyelaraskan dengan IAS 12 Income Taxes.
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
• Pajak final dikenakan atas nilai brutonya dan akan dikenakan atas transaksi
walaupun entitas mengalami kerugian.
• Pajak final sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia tidak termasuk
dalam lingkup PSAK 46

• Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari

X
dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak
tangguhan.
• Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah
pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
• Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada
perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar.
• Akun Pajak penghasilan final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang
masih harus dibayar.

56 56
Perlakuan Pajak Penghasilan Final

• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan)


merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak atas
penghasilan bukan atas pendapatan.
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk ruang
lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban pajak
penghasilan  basic conclusion IASB
• Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas
pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai beban
pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban.
• Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena
terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak
merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang dikenakan
atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung dengan cara
berbeda. – (opini)

57 57
CONTOH & ILUSTRASI

58
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan


beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

59
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Laporan
LaporanKeuangan
Keuangan 2011 2012 2013 Total

Pendapatan 260.000 260.000 260.000 780.000


Beban 120.000 120.000 120.000 360.000
Laba sebelum pajak 140.000 140.000 140.000 420.000

Pajak Penghasilan (25%) 35.000 35.000 35.000 105.000

Laporan Pajak 2011 2012 2013 Total

Penghasilan 200.000 300.000 280.000 780.000


Beban yang boleh dikurangkan 120.000 120.000 120.000 360.000
Penghasilan kena pajak 80.000 180.000 160.000 420.000

Pajak terutang (25%) 20.000 45.000 40.000 105.000

60
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Perbandingan
Perbandingan 2011 2012 2013 Total

Laporan Keuangan (PSAK) 35.000 35.000 35.000 105.000


Pajak Terutang (Fiskal) 20.000 45.000 40.000 105.000
Difference 15.000 (10.000) (5.000) 0

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan


Tahun Laporan yang diperlkan
2011 Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
2012 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000

2013 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000


Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000

61
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1

Ilustrasi : PT. Mawar memiliki saldo aset pajak tangguhan sebesar


300.000 pada akhir 2012, yang muncul karena perbedaan temporer
sebesar 1.200.000 (tarif pajak 25%). Pada akhir tahun 2013 laba
sebelum pajak 4.200.000 dan terdapat koreksi positif sehingga
penghasilan kena pajak sebesar 5.000.000.
Berdasarkan hasil review aset pajak tangguhan sebesar 60.000
tidak dapat dipulihkan di masa mendatang (belum termasuk
500.000).

62
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1
sebelum review
Akhir 2012 Tahun 2013 Akhir 2013
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Perbedaan temporer 1.200.000 800.000 2.000.000
Penghasilan kena pajak 5.000.000
25% 25% 25%
Pajak terutang 1.250.000

Tahun 2013
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000 Aset pajak tangguhan 200.000
Pajak kini 1.250.000 Utang pajak 1.250.000

Beban (manfaat) pajak (200.000)


tangguhan
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Laba bersih 3.190.000

63
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 setelah review

Tahun 2013
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Pajak kini 1.250.000
Beban (manfaat) pajak (200.000) Pajak kini 1.250.000
tangguhan Pajak tangguhan(200.000)
Penilaian kembali 60.000
Beban pajak penghasilan 1.110.000 Total 1.110.000
Laba bersih 3.190.000

Beban pajak penghasilan 1.250.000


Utang pajak 1.250.000
Aset pajak tangguhan 200.000
Beban pajak penghasilan 200.000

Penurunan nilai aset pajak tangguhan


Beban pajak penghasilan 60.000
Aset pajak tangguhan 60.000

64
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar


3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.

65
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

2013 Aset Pajak Liabilitas Pajak


Tangguhan Tangguhan
Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000
Total penghasilan kena pajak 3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan kini 900.000
Aset pajak tangguhan 250.000
Manfaat pajak tangguhan 50.000
Utang pajak penghasilan 900.000
Liabilitas pajak tangguhan 200.000

66
ILUSTRASI

• Entitas A membeli mesin senilai 10.000 2/1/X1.


Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama
5 tahun, tanpa nilai sisa.
• Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1
didepresiasikan selama 4 tahun.
• Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban
operasi selain depresiasi 2.000.
• Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta
jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.

67 67
ILUSTRASI

 Depresiasi menurut akuntansi 10.000/5=2.000

AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250

68 68
ILUSTRASI

 Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500

PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500  
Total Beban 4.500 4.500 4.500 4.500 2.000
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250

69 69
ILUSTRASI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
Perbedaan
Perbedaan laba 500 500 500 500 (2.000)
Perbedaan pajak 125 125 125 125 (500)
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 625 625 625 625 1.250
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 (500)
Total beban pajak 750 750 750 750 750

70 70
ILUSTRASI

 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4


Beban pajak tangguhan 125
Liabilitas pajak tangguhan 125

 Jurnal yang dibuat pada 20X5


Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban (manfaat) pajak tangguhan 500

 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan


terakumulasi sebesar 500.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat,
perbedaan menjadi tidak ada, sehingga liabilitas pajak
tangguhan nilainya 0

71 71
ILUSTRASI – nilai sisa

• Entitas A membeli mesin senilai 12.000 pada 2/1/X1. Mesin


menurut akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, dengan
nilai sisa 2000.
• Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1
didepresiasikan selama 4 tahun.
• Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi
selain depresiasi 2.000.
• Mesin tersebut tahun 20X6 masih digunakan dan pada awal
20X7 dijual dengan harga 3000
• Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat
dilihat dalam slide berikut ini.

72 72
ILUSTRASI – nilai sisa

 Depresiasi menurut akuntansi (12.000-2000)/5=2.000

AKUNTANSI
  20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin             1.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000    
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 2.000 2.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 3.750 4.500

73 73
ILUSTRASI – nilai sisa

 Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500

PAJAK
  20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin             3.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 3.000 3.000 3.000 3.000      
Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 2.000 2.000 2.000
Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000
Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Penghasilan stlh pajak 1.500 1.500 1.500 1.500 3.750 3.750 6.000

74 74
ILUSTRASI – nilai sisa

  20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7


AKUNTANSI              
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500
PAJAK              
Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000
Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Perbedaan              
Perbedaan laba 1.000 1.000 1.000 1.000 -2.000 0 -2.000
Perbedaan pajak 250 250 250 250 -500 0 -500
Kewajiban pajak tangguhan 250 500 750 1.000 500 500 0
Beban pajak (L/R)              
Beban pajak kini 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Beban pajak tangguhan 250 250 250 250 -500 0 -500
Total beban pajak 750 750 750 750 750 1.250 1.500

75 75
ILUSTRASI

 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4


Beban pajak tangguhan 250
Liabilitas pajak tangguhan 250
 Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban (manfaat) pajak tangguhan 500
 Jurnal yang dibuat pada 20X7
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban (manfaat) pajak tangguhan 500
 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar
1000.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan
direaliasasi 500, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 500
 Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun
2007. Pajak mengakui keuntungan 3.000 akuntansi 1.000

76 76
ILUSTRASI – kerugian fiskal
• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

  20X1 20X2 20X3 20X4


Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000
Beban pajak kini - - - 500
Beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 750
tangguhan
Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250
Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750

77 77
ILUSTRASI – kerugian fiskal

Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500

78 78
TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080


[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 79
79

Anda mungkin juga menyukai