Sejarah Lahirnya Pancasila

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Pertemuan

03

Sejarah Lahirnya Pancasila


Pendidikan Pancasila

Diah Novianasari, M.Pd.

Universitas Mercu Buana Yogyakarta


2021
Sejarah Lahirnya Pancasila
Istilah “Pancasila”, pertama kali diusulkan oleh Soekarno,
dalam pertemuan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945

Karena itulah 1 Juni dijadikan sebagai hari lahir Pancasila

BPUPKI dibentuk oleh Pemerintahan Militer Jepang, yang


menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942

Pemerintah Jepang sebenarnya ingin memberikan


kemerdekaan pada bangsa Indonesia
Sejarah Lahirnya Pancasila
• Bangsa Jepang masuk ke Nusantara dengan
propaganda tiga A, yaitu “Jepang pemimpin Asia”,
"Jepang Pelindung Asia" dan "Jepang Cahaya Asia".
• Akan tetapi, pada kenyataannya, penindasan Jepang
terhadap bangsa Indonesia, selama kurang lebih tiga
tahun, bahkan melampaui kekejaman penjajah
sebelumnya, atau pemerintah kolonial Hindia Belanda.
• Terdesaknya Jepang dan aliansinya pada perang dunia
kedua, membuat Jepang mencoba menarik simpati dan
dukungan dari bangsa Indonesia.
• Salah satunya adalah dengan membentuk sebuah
badan, yang Bernama Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Proses Pengusulan
• Melalui badan bentukan Jepang, yang bernama
BPUPKI, para pendiri negara mendiskusikan bentuk
dan dasar negara mana yang tepat untuk negara
Indonesia nantinya.
• Sidang BPUPKI yang pertama 29 Mei 1945 sampai 1
Juni 1945.
1. Mr. Muhammad Yamin  mengusulkan 5 dasar negara
bagi Indonesia merdeka, yaitu:
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri Ketuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat.
Proses Pengusulan
2. Prof Soepomo
• Pada Sidang BPUPKI,
menyampaikan pidato tentang
teori negara integralistik.
• Negara Indonesia, adalah
negara yang melindungi
segenap bangsa Indonesia,
suatu negara, tempat
pemimpin dan rakyat bersatu.
• Soepomo menolak negara
yang berasaskan pada teori
negara liberal (individualistik)
dan Marxis (sosialistik).
Proses Pengusulan
3. Soekarno/Bung Karno

• Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan lima
dasar juga untuk negara Indonesia merdeka, yang dinamainya dengan
“Pancasila”, sesuai masukan temannya, yang merupakan seorang ahli
bahasa.
• Lima dasar tersebut, adalah:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme/Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Proses Pengusulan
• Lima sila tersebut, menurut Bung Karno,
bisa diringkas menjadi tiga sila, atau Trisila,
yaitu Sosio-Nasionalisme, Sosio-
Demokrasi, dan Ketuhanan.
• Trisila tersebut, menurut Bung Karno, dapat
diperas menjadi satu sila/Ekasila, yaitu
Gotong-Royong.
Proses Perumusan
BPUPKI kemudian dibubarkan oleh Jepang,
pada tanggal 9 Agustus 1945.
Sebagai gantinya, dibentuklah sebuah
badan yang bernama Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI diketuai oleh Soekarno (Bung Karno),
sementara wakilnya adalah Mohammad
Hatta (Bung Hatta).
Proses Perumusan
Setelah itu Komite Delapan dibentuk untuk
menginvestigasi semua usulan dasar negara
IndonesiaAda dua pendapat berbeda dalam
komite tersebut terkait dasar negara Indonesia
Faksi Islam ingin negara berdasarkan hukum
Islam, tetapi faksi nasionalis menolaknya
Kemudian, Komite Sembilan dibentuk, yang
menyelenggarakan pertemuan tanggal 22 Juni
1945
Hasil pertemuan tersebut adalah embrio dari
Pembukaan UUD 1945 piagam Jakarta
Proses Perumusan
Dalam Piagam Jakarta/Jakarta Charter, lima
dasar Republik Indonesia adalah:
1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan
sjari'at Islam bagi pemeloek2-nja
2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat,
kebidjaksanaan dalam
permoesjarawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat
Indonesia
Proses Perumusan
Tujuh kata dalam sila pertama rumusan Pancasila pada
Piagam Jakarta, kemudian dihapuskan dalam rumusan
Pembukaan UUD 1945.
Ada dua versi terkait hal yang melatarbelakangi
penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta, oleh Bung
Hatta:
Versi Pertama adalah  Penghapusan tujuh kata tersebut
dikarenakan oleh penolakan dari golongan nasionalis,
yang ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan
Versi Pertama tersebut mengklaim bahwa golongan
tersebutlah yang mengusulkan langsung kepada Bung
Hatta untuk menghapus tujuh kata dalam piagam Jakarta
tersebut
Tujuannya adalah supaya hukum dasar Indonesia bisa
merangkul seluruh komponen bangsa Indonesia
Proses Perumusan
Versi kedua  Tulisan Bung Hatta, dalam buku beliau yang berjudul
“Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945”, pada bab 5 “Pembentukan indonesia
Merdeka oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia”, halaman 66-67,
Bung Hatta menjelaskan seputar perubahan rangkaian kata tersebut.
“Pada sore harinya saya menerima telepon dari Nisyijima, pembantu
Admiral Maeda menanyakan, dapatkah saya menerima seorang opsir
Kaigun (Angkatan Laut), karena ia mau mengemukakan suatu hal yang
sangat penting bagi indonesia. Nisyijima sendiri yang akan menjadi juru
bahasanya. Saya persilahkan mereka datang. Opsir itu yang saya lupa
namanya, datang sebagai utusan Kaigun untuk memberitahukan dengan
sungguh-sungguh, bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dalam daerah-
daerah yang dikuasai oleh Angkatan Laut Jepang, berkeberatan sangat
terhadap bagian kalimat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar, yang
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Mereka mengakui bahwa bagian kalimat itu tidak
mengikat mereka, hanya mengenai rakyat yang beragama Islam. Tetapi
tercantumnya ketetapan seperti itu di dalam suatu dasar yang menjadi
pokok Undang-Undang Dasar berarti mengadakan diskriminasi terhadap
golongan minoritas. Jika “diskriminasi” itu ditetapkan juga, mereka lebih
suka berdiri di luar Republik Indonesia.”
Proses Perumusan

Inti versi kedua adalah bahwa penghapusan tujuh


kata dalam Piagam Jakarta, merupakan usulan dari
opsir Jepang, kepada Bung Hatta yang kemudian
menghapus tujuh kata tersebut
Secara umum sebenarnya penghapusan tujuh kata
tersebut merupakan bagian dari proses demokrasi
Indonesia, yaitu “Musyawarah untuk Mufakat”
Semua golongan yang terlibat dalam perjuangan
kemerdekaan, membuat konsensus bersama
(mufakat), bahwa hukum dasar Indonesia, atau
Pancasila, harus bisa mewadahi semua golongan di
Indonesia
Indonesia terdiri dari beragam etnis, agama, dan
suku bangsa, oleh karena itu hukum dasar Indonesia
harus bisa mengakomodir keragaman tersebut
Proses Perumusan
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang
kemudian menyerah sepenuhnya pada
sekutu.
Hal yang membuat Jepang gagal
memenuhi janjinya untuk memberi
kemerdekaan pada Indonesia.
Akan tetapi, di sisi lain bangsa
Indonesia, dapat dengan leluasa
menentukan nasibnya sendiri
(kemerdekaan, bentuk negara, dan
dasar negara).
Proses Perumusan
Perbedaan pendapat antara Bung Karno
dan Bung Hatta, dengan kelompok pemuda,
terkait waktu proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, mengakibatkan kedua
tokoh nasional tersebut, diamankan oleh
kelompok pemuda ke Rengasdengklok,
tanggal 16 Agustus 1945.
Tujuannya pengamanan tersebut, adalah
untuk mencegah intervensi Jepang
terhadap kedua tokoh tersebut.
Proses Pengesahan
Setelah tercapai kesepakatan, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan tanggal 17
Agustus 1945
Apa makna proklamasi kemerdekaan Indonesia?
Secara yuridis  Proklamasi kemerdekaan
Indonesia, merupakan penanda waktu mulai tidak
berlakunya hukum kolonial, yang digantikan oleh
tertib hukum nasional Indonesia.
Secara politis ideologis Proklamasi bermakna
bahwa bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan
bangsa asing, dan berhak secara politik untuk
menentukan nasib sendiri, dan mendirikan negara
sendiri, yang merdeka.
Proses Pengesahan
Setelah proklamasi kemerdekaan, PPKI bersidang untuk
yang pertama kali, yaitu tanggal 18 Agustus 1945.
Hasil sidang tersebut adalah:
1. Mengesahkan UUD (Undang-Undang Dasar) 1945,
sebagai konstitusi negara Republik Indonesia, yang
terdiri atas pembukaan, batang tubuh, aturan
peralihan, dan aturan tambahan Rumusan
Pancasila yang menjadi dasar negara Republik
Indonesia terdapat dalam alinea ke-4 Pembukaan
UUD 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden R.I pertama,
yaitu Bung Karno dan Bung Hatta (Soekarno-Hatta).
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP), sebagai Badan Musyawarah Darurat
Terima Kasih
Diah Novianasari, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai