Identifikasi Senyawa

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

“IDENTIFIKASI SENYAWA”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK VII:

1. ANDREANI KORSINI TEME (194111034)


2. ANDROW DAVISTA BOAKH (194111036)
3. FERNANDA ORLANDA MENDONCA(1941110)
KELAS : FARMASI B/IV

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS


KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2

PENGERTIAN IDENTIFIKASI
Identifikasi senyawa fitokimia
merupakan suatu metode yang penting
untuk memberikan gambaran mengenai
suatu golongan senyawa yang
terkandung dalam tanaman yang akan
diteliti. Identifikasi golongan senyawa
dapat dilakukan dengan uji warna,
penentuan kelarutan, bilangan Rf dan
spectrum UV (Harborne, 1998).
Zat – Zat Kimia yang Digunakan dalam 3

Praktikum Fitokimia
1. Pelarut pengekstraksi atau komponen penyusun pada KLT:Metanol, Etanol, Etil asetat,
Kloroform, Air, Heksana, Butanol, Toluena
2. Asam Klorida (HCl)
Digunakan sebagai penetral basa dan memberikan suasana asam ataupun untuk proses
hidrolisis.
3. Pereaksi Wagner
Digunakan untuk mengendapkan dan mendeteksi senyawa alkaloid.
4. Pereaksi Mayer
Sama halnya dengan pereaksi Wagner, pereaksi ini juga dapat digunakanuntuk
mengendapkan alkaloid.
5. Ammoniak (NH4OH)
Amoniak murni biasanya digunakan sebagai penampak noda padaidentifikasi flavonoid
dengan menggunakan KLT, sedangkan amoniakencer untuk memberikan suasana basa
pada suatu sampel.
6. Dragendorff 4
Reagen yang digunakan untuk mendeteksi senyawa Alkaloid dalam
suatusampel uji. Jika terdapat alkaloid pada suatu sampel maka dapat
bereaksidengan reagen Dragendorff dan akan menghasilkan endapan
berwarnajingga kemerahan.
7. Asetat anhidrad
Anhidrat dari asam asetat yang memiliki struktur molekul simetris
danberguna sebagai pelarut senyawa organic, fungisida, dan baktrisida.
Selainitu berperan dalam proses asetilasi, pembuatan sediaan aspirin
danacetylmorphine.
8. Anisaldehid sulfat
Pereaksi semprot yang bersifat destruktif karena pereaksi ini
mampumemecah senyawa pada plat KLT agar dapat diamati oleh sinar
UV.
9. Antimon klorida
Pereaksi ini digunakan sebagai penampak noda pada identifikai
senyawaterpenoid dan steroid.
10. FeCl3
Larutan ini digunakan sebagai penampak noda untuk senyawa
golonganpolifenol, yang memiliki reaksi warna ungu tua atau biru muda.
11. KOH
Pemberi suasana basa sebagai penampak noda pada identifikasi
senyawagolongan antrakinon.
Pengukuran Spektrum
Serapan


Spektrofotometer UV
Daerah pengukuran spektrofotometer UV adalah pada panjang
gelombang 200-400 nm. Spektrum UV disebut juga spektrum
elektronik karena terjadi sebagai hasil interaksi radiasi UV terhadap
molekul yang mengakibatkan molekul tersebut mengalami transisi
elektronik. Apabila ra- diasi elektromagnetik dikenakan pada sua- tu
molekul atau atom maka sebagian dari radiasi tersebut diserap oleh
molekul atau atom tersebut sesuai dengan strukturnya yang
mempunyai gugus kromofor (Mulja, 1990).
6


 Spektrofotometer IR
Radiasi infrared (IR) atau infrared merupakan bagian dari
spektrum elektromagnetik antara daerah gelombang cahaya
tampak dan gelombang mikrowafe.
Jenis ikatan yang dapat ditunjukkan pada daerah
serapan :
•1300-800 cm-1 (C-C, C-O, C-N),
•1900-1500 cm-1 (C=O, C=N, N=O),
•2300-2000 cm-1 (C÷C, C÷N),
•3000-2200 (C-H,O-H, N-H) (Silverstain, 1998).
7

Identifikasi Senyawa
Identifikasi Senyawa GolonganAlkaloid
 Pre parasi sampel
Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan terlebih dahulu di atas porselin. Residu
yang dihasilkan kemudian dilarutkan dengan 5 mL HCl 2 N. Kemudian,
larutan yang telah diperoleh dibagi ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung
pertama (1) ditambahkan 3 tetes HCl 2 N (sebagai Blanko). Tabung kedua
(2) ditambahkan 3 tetes pereaksi Dragendorff, dan tabung ketiga (3)
ditambahkan 3 tetes pereaksi Mayer.
Hasil yang terbentuk
Hasil yang terbentuk akan menyerupai endapan berwarna jingga
pada tabung kedua (2) dan endapan berwarna kuning pada tabung
ketiga (3) yang menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder
berupa Alkaloid pada ekstrak .
8
Identifikasi Glikosida Saponin, Triterpenoid, Dan Steroid
a.Saponin
-Uji Busa
Ekstrak kental yang dijadikan bahan ditimbang sebanyak 1 gr dan ditambahkan dengan air
hangat serta dikocok vertical selama ± 10 detik. Busa akan terbentuk dengan tinggi sekitar
1 – 10 cm dan tidak kurang dari 10 menit yang menunjukkan adanya saponin dalam bahan
ekstrak, walaupun ditambahkan dengan 1 tetes HCl 2 N (Depkes RI, 1995).

b.Triterpenoid dan Steroid


-Uji reaksi Liebermann-Burchard
Larutan uji diuapkan sebanyak 2 mL dalam cawan porselin. Residu yang muncul lalu
dilarutkan dengan 0,5 mL kloroform dan ditambahkan dengan 0,5 mL asam asetat
anhidrat. Selanjutnya ditambahkan dengan asam sulfat pekat sebanyak 2 mL melalui
dinding tabung. Campuran ini akan menghasilkan cincin berwarna kecoklatan atau violet
pada batas larutan yang menunjukkan adanya senyawa triterpenoid, sedangkan cincin
berwarna biru kehijauan menunjukkan adanya senyawa steroid (Ciulei, 1984).
9

Identifikasi Senyawa Flavonoid


Sebanyak ±1 mL larutan uji diuapkan hingga kering dan sisanya dibasahkan
menggunakan aseton P dan. Ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat P dan serbuk
halus asam oksalat P serta dilanjutkan dengan pemanasan di atas penangas air dan
perhatikan nyala api agar tidak berlebihan. Ditambahkan Eter P sebanyak 10 mL. Larutan
lalu diamati di bawah sinar UV dengan Panjang gelombang 366 nm. Jika terlihat warna
dengan fluorensi kuning akan menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Depkes, 1995).

Identifikasi Senyawa Polifenol Dan Tanin


Untuk mengetahui kandungan senyawa polifenol dan tannin dapat dilakukan dengan cara
ekstrak ditetesi dengan larutan FeCl3 dan diamati perubahan warna yang terjadi. Jika
warna yang muncul berwarna hijau biru hingga hitam maka terdapat senyawa polifenol,
sedangkan jika muncul warna hijau kehitaman maka terdapat senyawa tannin.
10

Identifikasi Senyawa Atrakinon


Analisis dapat dilakukan dengan uji Borntrager yaitu sebanyak 0,3 gram diekstraksi
dengan 10 mL air suling dan disaring, lalu filtrat yang diperoleh diekstraksi kembali
dengan 3 mL toluene dalam corong pemisah. EKstraksi dilakukan sebanyak dua kali
dan kemudian pada fase toluene dikumpulkan dan dibagi menjadi dua bagian yang
disebut dengan larutan V1 dan V2. Larutan V1 disebut sebagai blanko dan larutan V2
ditambahkan dengan ammonia dan dikocok. Senyawa atrakinon dapat ditunjukkan
dengan warna merah.
11

Contoh Soal
12

Contoh Soal
13

Daftar Pustaka
 
Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., & Warditiani, N. K. (2013). Skrining fitokimia ekstrak metanol rimpang
 
bangle (Zingiber purpureum Roxb.). Jurnal Farmasi Udayana, 2(4), 279691
Bintoro, A., Ibrahim, A. M., Situmeang, B., Kimia, J. K. S. T. A., & Cilegon, B. (2017). Analisis dan
identifikasi senyawa saponin dari daun bidara (Zhizipus mauritania L.). Jurnal Itekima, 2(1), 84-94.
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI Cetakan Ke-6. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.Jakarta.
Dirjen POM. 1995.  Farmakope Indonesia. Edisi V . Depkes RI. Jakarta.
Hayati, E. K., Fasyah, A. G., & Sa’adah, L. (2010). Fraksinasi dan identifikasi senyawa tanin pada daun
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Jurnal Kimia (Journal of Chemistry).
Harborne JB. 1998. Phytochemical Meth- ods: A guide to modern techniques of plant analysis 3rd Edition.
Chap- man and Hall, London.
Illing, I., Safitri, W., & Erfiana, E. (2017). Uji fitokimia ekstrak buah dengen. Dinamika, 8(1),
66-84.
Koirewoa, Y. A., Fatimawali, F., & Wiyono, W. (2012). Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dalam
daun beluntas (Pluchea indica L.). Pharmacon, 1(1).
Mulja , M. 1990. Aplikasi Spektrofotometer UV-VIS. Mecphiso. Surabaya. Hal 3.
Sarker SD, Latif Z, & Gray AI. 2006. Natural products isolation. In: Sarker SD, Latif Z, & Gray AI, editors.
Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa (New Jersey). Humana Press Inc. hal. 6-10, 18.
Silverstain,R.M., Webster,F.X.1998.Spectrometric Identification Of Or- ganic Compound, sixth edition,
John Wiley & Sons,Inc,US, hal 71-74.
SEKIAN DAN 14

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai