Measurement Application
Measurement Application
Measurement Application
APPLICATION
Mata Kuliah:
Seminar Akuntansi Keuangan
Measurement Applications
Instrumen keuangan adalah setiap perjanjian yang menciptakan aset keuangan dari satu
entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas dari entitas lain (paragraf 11, AASB
132)
1. Kas merupakan harta paling liquid yang berguna sebagai media pertukaran atau jual beli.
Contoh dari kas yaitu uang logam, uang kertas, dana yang tersedia di deposito bank dan lainnya
2. Instrumen ekuitas dari entitas lain
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang
diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
Nonderivatif dan Derivatif
Standar Akuntansi yang Mengatur Instrumen
Keuangan
• PSAK 50 Penyajian
• PSAK Pengungkapan
1. Instrumen Ekuitas
• Kewajiban Kontraktual
• Kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri
2. Instruemn Keuangan Derivatif
• Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang ditentukan antara
lain : suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar, indeks
harga dan lainnya
• Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi dalam jumlah
yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan
dampak serupa akibat perubahan pasar
• Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan. Instrumen keuangan derivatif
dikembangkan secara luas sebagai sarana untuk mengelola risiko keuangan,
terutama ketika volatilitas nilai-nilai instrumen keuangan yang mendasarinya
tinggi. Instrumen keuangan derivatif tidak menghasilkan transfer dari instrumen
keuangan utama yang mendasari pada periode ketika instrumen keuangan derivatif
tersebut jatuh tempo.
Klasifikasi Instrumen Keuangan
1. Asset Keuangan
• Aset Keuangan Diukur dengan Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
• Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
• Pinjaman yang diberikan atau piutang
• Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
2. Kewajiban Keuangan Lainnya
Paragraf 48 mewajibkan liabilitas keuangan, selain yang pada nilai wajar
melalui laba rugi, diakui pada awalnya pada nilai wajar ditambah biaya
transaksi, Paragraf 47 dari AASB 139 mensyaratkan bahwa, setelah
pengakuan awal, liabilitas keuangan, selain yang ditetapkan sebagai pada
nilai wajar melalui laba rugi, harus diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode bunga efektif.
D. FAIR FALUE VS HISTORYCAL COST
Definisi Definisi Fair value
Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu
obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan. Berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran
untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan
tanggal pengukuran (Perdana, 2011)
Kelebihan Fair Value (Nilai Wajar)
Heri Sukendar (2012:102) mengemukakan argumen mengenai fair value, antara lain :
1. Memiliki sifat relevan
2. Dapat diandalkan (reliability)
3. Transparan
4. Meningkatkan keterbandingan (comparability)
Kelemahan Fair Value
Menurut Maria I (2011:11) fair value memiliki kelemahan yaitu diantaranya:
Fair value berusaha menyajikan informasi yang transparan dengan menilai aset pada tingkat
harga yang dihasilkan jika segera dilikuidasi sehingga sangat berpengaruh terhadap pasar.
Fair value accounting bekerja melalui akuntansi mark-to-market (MTM), yaitu aset
dicantumkan pada harga pasar jika diperdagangkan secara terbuka.
Volatility
Konsep Akuntansi Fair Value (Nilai Wajar)
Akuntansi fair value menyampaikan informasi tentang nilai kekayaan dan
kepengurusan manajemen dengan menyatakan semua aset dan kewajiban pada
neraca sebagai nilai kepada pemegang saham (Penman,2007;36).
Neraca menjadi sarana utama untuk menyampaikan informasi kepada
pemegang saham;
Semua aset dan kewajiban dicatat dalam neraca pada fair value, nilai buku
dari equity melaporkan nilai equity (Price/Book ratio =1.0);
Laporan laba-rugi (profit and loss) melaporkan ‘economic income’ karena itu
hanyalah perubahan nilai atas suatu periode;
Mengikuti prinsip ekonomi yang berubah dalam nilai yang tidak meramalkan
perubahanperubahan masa depan, earning tidak bisa meramalkan earning
masa depan. Tetapi ini tidak menyangkut untuk penilaian, karena neraca
menyediakan penilaian;
Rasio P/E adalah Price/Shock-to-value, adalah realisasi nilai pada resiko
(dengan penafsiran yang sangat berbeda untuk hal tersebut pada historical
cost);
income melaporkan kepengurusan manajemen dalam menambahkan nilai
untuk pemegang saham.
Singkatnya, neraca memuaskan tujuan penilaian dan ikhtisar rugi laba
menyediakan informasi tentang resiko dan kinerja manajemen.
Tenik Pengukuran Fair Value (Nilai
Wajar)
PSAK 68 tahun 2017 paragraf 62 menjelaskan teknik yang sesuai untuk mengukur
nilai wajar dan digunakan secara luas diantaranya adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya, dan pendekatan penghasilan.
Pendekatan biaya (cost approach), adalah teknik penilaian yang menunjukkan
jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk menggantikan kapasitas manfaat
(service capacity) aset (biasa disebut dengan biaya pengganti saat ini).
Pendekatan pasar (market approach), adalah teknik penilaian yang
menggunakan harga dan informasi sesuai pada kenyataan yang ada yang
dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan aset, liabilitas, atau
sekelompok aset atau liabilitas (seperti suatu bisnis) yang identik atau
sebanding (yaitu serupa).
Pendekatan penghasilan (income approach), adalah teknik penilaian yang
mengkonversikan jumlah masa yang akan datang (contohnya arus kas atau
penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal kini (yaitu didiskontokan).
Pengukuran nilai wajar ditentukan berdasarkan nilai yang sesuai oleh harapan
pasar saat ini mengenai jumlah masa depan tersebut.
b. Historycal Cost (Biaya Historis)
1. Aset Keuangan BCA dan Entitas Anak terutama terdiri dari kas, giro
pada Bank Indonesia giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain, aset janji dijula kembali, kredit yang
diberikan piutang pembiayaan konsumen, investasi sewa pembiayaan
bersih, dan efek-efek untuk tujuan investasi.
Secara umum, PT. Bank BCA tbk telah menerapkan PSAK No. 60 tentang pengungkapan
instrumen keuangan. Dalam PSAK ini diatur bagaimaa pengungkapan instrumen keuangan
dalam laporan keuangan. PSAK 60 (2014) mensyaratkan pengungkapan mengenai instrume
keuangan yaitu aset dan liabilitas keuangan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi
Komprehensif, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pengungkapan yang dilakukan BCA
mengenai aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diungkapkan pada Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
menjelaskan bagiamana kategori aset dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana
pendapatan dan beban, termasuk alab dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen
keuangan) diakui.
Ringkasan Pnelitian
Suatu informasi dalam laporan keuangan dinyatakan memiliki relevansi jika informasi tersebut
mampu mempengaruhi keputusan investor dan informasi dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi
jika informasi tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya oleh
pihak lain. Akuntan meyakini bahwa jika laporan keuangan mampu memenuhi kedua karakteristik
tersebut, maka laporan keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi.
Dengan menggunakan historical costing dipandang akan mengurangi aspek kualitas relevansi.
Sehingga laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu fair
value muncul untuk mengatasi kekurangan historical cost. Namun fair value tidak dapat sepenuhnya
berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki reliabilitas. Baik historical cost maupun
fair value mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karna perdebatan ini maka historical
cost sampai sekarang masih digunakan.
Artikel yang relevan
Ringkas Penelitian
Desain/ metodologi/ pendekatan penelitian menggunakan data yang diambil dari
laporan keuangan perusahaan perbankan (berupa neraca, laporan laba/rugi, arus kas,
dan perubahan modal) dan catatan laporan keuangan dari 26 bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama 2006-2011. Sampel diambil dengan menggunakan
purposive sampling dan memenuhi kriteria pemilihan sampel. Regresi berganda
digunakan untuk menilai dampak dari risiko likuiditas terhadap profitabilitas bank.
Ringkasan Penelitian
Tujuaan Penelitian ini untuk memprediksi Probabilitas variable yang
mempengaruhi penggunaan instrument derivative sebagai aktifikas lindung
nilai di perusahaan. Dalam kegiatan Hedging perusahaan dapat melindungi
diri dari kerugian yang disebabkan oleh pasar fluktuasi risiko, setelah itu
perusahaan dapat meningkatkan nilainya sebagai aibat dari penghindaran
resiko.
TERIMA KASIH