Measurement Application

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

MEASUREMENT

APPLICATION

Mata Kuliah:
Seminar Akuntansi Keuangan
Measurement Applications

a. Current Value Accounting


b. Financial Instrument Defined
c. Primary Financial Instrument
d. Fair Value VS Historical Cost
e. Liquidity Risk and Financial Reporting Quality
f. Derivative Financial Instrument
g. Conclusion on Accounting for Financial
Instrument
A. Current Value Accounting
(AKUNTANSI ARUS NILAI SAAT INI )

Pengertian Current Value Accounting (Akuntansi nilai sekarang )


adalah konsep bahwa aset dan kewajiban diukur pada nilai saat ini di
mana mereka bisa dijual atau diselesaikan pada tanggal saat ini.

Alasan untuk menggunakan nilai saat ini adalah


bahwa ia menyediakan informasi kepada pembaca laporan keuangan
perusahaan yang paling dekat berhubungan dengan kondisi bisnis saat ini.
Ini adalah kepedulian yang nyata ketika meninjau laporan keuangan
perusahaan yang lebih tua yang mungkin memiliki aktiva dan kewajiban
pada buku-buku mereka dari bertahun-tahun di masa lalu, tapi kurang dari
sebuah isu bagi perusahaan baru di mana hal ini tidak terjadi. Ini adalah
masalah tertentu ketika bisnis memiliki persediaan yang lebih tua atau aset
tetap yang nilai saat ini mungkin berbeda tajam dari nilai-nilai mereka
direkam.
Ada dua pendekatan utama dalam akuntansi
nilai sekarang, yaitu

1. Biaya Pengganti (Current Cost / Replacement Cost) yang


banyak digunakan dalam aktiva non moneter yaitu aktiva dinilai
pada apa yang telah dikorbankan dengan apa yang akan
menggantikannya.

2. Biaya Penjualan (Current Exit Price/ Selling Price/Net Realizable


Value) yaitu menilai aktiva pada tingkat harga penjualan
dikurangi biaya pelengkap penjualan Akuntansi arus nilai
sekarang berakibat pada keuntungan atas kepemilikan dan
kerugian saat aktiva nonmoneter dinilai kembali
Masalah dan prospek current
value accounting
 Eksistensi level yang signifikan dari inflasi dan perubahan harga di banyak negara
mempengaruhi kebutuhan dan kegunaan sistem akuntansi inflasi yang mungkin
tetapakan menjadi subjek dari banyak kontroversi di dalam meramalkan masa
depan.
 Memberikan kepentingan baru dalam Current Value Accounting atau wajar,
diharapkan akan ada beberapa percobaan lebih lanjut pada variasi jenis sistem
akuntansi perubahan harga. Dan juga ada penilaian pertumbuhan dari lingkungan
dimana pendekatan alternatif mungkin atau tidak mungkin dapat dilakukan
dalam pengukuran laba dan aktiva. Kegunaan output atau harga yang menjual
dalam konteks perubahan harga, khususnya dengan nilai atau properti dan
investasi, juga bisa dinilai dengan lebih baik. Dan ada juga kesempatan-
kesempatan menggunakan sumber informasi yang relevan seperti pada arus kas.
 Current Value Accounting (Akuntansi nilai sekarang )
di Belanda
Ada dua alasan mengapa fokus pada Belanda walaupun
tidak ada persyaratan untuk biaya sekarang atau akuntansi
GPP yaitu :

1. Melibatkan teori Professor Theodore Limperg


2. Belanda belajar dari pengalaman padaperusahaan
multinasional besar yaitu Philips
B. Financial Instrument Defined and Primary Financial Instrument

Instrumen keuangan adalah setiap perjanjian yang menciptakan aset keuangan dari satu
entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas dari entitas lain (paragraf 11, AASB
132)
1. Kas merupakan harta paling liquid yang berguna sebagai media pertukaran atau jual beli.
Contoh dari kas yaitu uang logam, uang kertas, dana yang tersedia di deposito bank dan lainnya
2. Instrumen ekuitas dari entitas lain

3. Hak kontraktual terbagi menjadi 2 yaitu :


• Untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain dari entitas lain
• Untuk menukar aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitaS lain dalam kondisi
yang berpotensi menguntungkan entitas; atau

4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang
diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
 Nonderivatif dan Derivatif
Standar Akuntansi yang Mengatur Instrumen
Keuangan

1. PSAK 50 (revisi 2010) instrumen keuangan merupakan


penyajian adopsi dari IAS : Financial Instrumen Presentation

2. PSAK 55 (revisi 2013) instrumen keuangan merupakan


pengakuan dan penilaian adopsi dari IAS 39: Financial
Instrument Recognition and Valuation

3. PSAK 60 (revisi 2013) instrumen keuangan merupakan


pengungkapan adopsi dari IFRS 7 Financial Instrument
Disclosure
Perkembangan Peraturan Instrumen
Keuangan
PSAK LAMA sd Th 1998
• PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan kewajiban lancar
• PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan kewajiban lancar
• PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian dan Pengungkapan

 PSAK 55 Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran

PSAK Revisi 2010  IAS 1 Jan 2009

• PSAK 50 Penyajian

• PSAK Pengakuan dan Pengukuran

• PSAK Pengungkapan

PSAK eff Jan 2015

• ED PSAK 71 Instrumen Keuangan


Jenis Instrumen Keuangan

1. Instrumen Ekuitas
• Kewajiban Kontraktual
• Kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri
2. Instruemn Keuangan Derivatif
• Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang ditentukan antara
lain : suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar, indeks
harga dan lainnya
• Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi dalam jumlah
yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan
dampak serupa akibat perubahan pasar
• Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan. Instrumen keuangan derivatif
dikembangkan secara luas sebagai sarana untuk mengelola risiko keuangan,
terutama ketika volatilitas nilai-nilai instrumen keuangan yang mendasarinya
tinggi. Instrumen keuangan derivatif tidak menghasilkan transfer dari instrumen
keuangan utama yang mendasari pada periode ketika instrumen keuangan derivatif
tersebut jatuh tempo.
Klasifikasi Instrumen Keuangan
1. Asset Keuangan
• Aset Keuangan Diukur dengan Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
• Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
• Pinjaman yang diberikan atau piutang
• Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
2. Kewajiban Keuangan Lainnya
Paragraf 48 mewajibkan liabilitas keuangan, selain yang pada nilai wajar
melalui laba rugi, diakui pada awalnya pada nilai wajar ditambah biaya
transaksi, Paragraf 47 dari AASB 139 mensyaratkan bahwa, setelah
pengakuan awal, liabilitas keuangan, selain yang ditetapkan sebagai pada
nilai wajar melalui laba rugi, harus diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode bunga efektif.
D. FAIR FALUE VS HISTORYCAL COST
Definisi Definisi Fair value
Menurut Suwardjono (2008;475) fair value adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu
obyek dalam suatu tranksaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan. Berdasarkan FASB Concept Statement No. 7 dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa fair value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset atau pembayaran
untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata antara partisipan di pasar dan
tanggal pengukuran (Perdana, 2011)
Kelebihan Fair Value (Nilai Wajar)
Heri Sukendar (2012:102) mengemukakan argumen mengenai fair value, antara lain :
1. Memiliki sifat relevan
2. Dapat diandalkan (reliability)
3. Transparan
4. Meningkatkan keterbandingan (comparability)
Kelemahan Fair Value
Menurut Maria I (2011:11) fair value memiliki kelemahan yaitu diantaranya:
 Fair value berusaha menyajikan informasi yang transparan dengan menilai aset pada tingkat
harga yang dihasilkan jika segera dilikuidasi sehingga sangat berpengaruh terhadap pasar.
 Fair value accounting bekerja melalui akuntansi mark-to-market (MTM), yaitu aset
dicantumkan pada harga pasar jika diperdagangkan secara terbuka.
 Volatility
Konsep Akuntansi Fair Value (Nilai Wajar)
Akuntansi fair value menyampaikan informasi tentang nilai kekayaan dan
kepengurusan manajemen dengan menyatakan semua aset dan kewajiban pada
neraca sebagai nilai kepada pemegang saham (Penman,2007;36).
 Neraca menjadi sarana utama untuk menyampaikan informasi kepada
pemegang saham;
 Semua aset dan kewajiban dicatat dalam neraca pada fair value, nilai buku
dari equity melaporkan nilai equity (Price/Book ratio =1.0);
 Laporan laba-rugi (profit and loss) melaporkan ‘economic income’ karena itu
hanyalah perubahan nilai atas suatu periode;
 Mengikuti prinsip ekonomi yang berubah dalam nilai yang tidak meramalkan
perubahanperubahan masa depan, earning tidak bisa meramalkan earning
masa depan. Tetapi ini tidak menyangkut untuk penilaian, karena neraca
menyediakan penilaian;
 Rasio P/E adalah Price/Shock-to-value, adalah realisasi nilai pada resiko
(dengan penafsiran yang sangat berbeda untuk hal tersebut pada historical
cost);
 income melaporkan kepengurusan manajemen dalam menambahkan nilai
untuk pemegang saham.
 Singkatnya, neraca memuaskan tujuan penilaian dan ikhtisar rugi laba
menyediakan informasi tentang resiko dan kinerja manajemen.
Tenik Pengukuran Fair Value (Nilai
Wajar)

PSAK 68 tahun 2017 paragraf 62 menjelaskan teknik yang sesuai untuk mengukur
nilai wajar dan digunakan secara luas diantaranya adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya, dan pendekatan penghasilan.
 Pendekatan biaya (cost approach), adalah teknik penilaian yang menunjukkan
jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk menggantikan kapasitas manfaat
(service capacity) aset (biasa disebut dengan biaya pengganti saat ini).
 Pendekatan pasar (market approach), adalah teknik penilaian yang
menggunakan harga dan informasi sesuai pada kenyataan yang ada yang
dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan aset, liabilitas, atau
sekelompok aset atau liabilitas (seperti suatu bisnis) yang identik atau
sebanding (yaitu serupa).
 Pendekatan penghasilan (income approach), adalah teknik penilaian yang
mengkonversikan jumlah masa yang akan datang (contohnya arus kas atau
penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal kini (yaitu didiskontokan).
Pengukuran nilai wajar ditentukan berdasarkan nilai yang sesuai oleh harapan
pasar saat ini mengenai jumlah masa depan tersebut.
b. Historycal Cost (Biaya Historis)

 Definisi Historycal cost


Menurut Suwardjono (2008;475) cost historis merupakan
rupiah kesepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat
dalam sistem pembukuan. Prinsip historical cost menghendaki
digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang,
modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan
adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah
pihak yang tersangkut dalam tranksaksi. Harga pertukaran ini
dapat terjadi pada seluruh tranksaksi dengan pihak eksternal,
baik yang menyangkut aktiva, utang, modal dan transaksi
lainnya
Kelebihan History Cost (Biaya Historis)
Menurut Maria I (2011:11) historical cost memiliki keunggulan sebagai
berikut :
 Relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi, diperlukan bagi
manajer untuk membuat keputusan di masa depan
 Nilai historis beradasarkan data objektif, yang dapat dipercaya dan sulit
untuk dimanipulasi bila dibandingkan dengan nilai lain misalkan current
cost ataupun replacement cost
 Mempermudah melakukan suatu perbandingan dengan suatu industri

Kelemahan History Cost (Biaya Historis)


Menurut Maria I (2011:11) historical cost memiliki kelemahandiantaranya :
 Nilaiaset yang tercatat dalam neraca akan memiliki nilai yang lebih
rendah daripada harga daya beli uang terakhir
 Manajemen perusahaan akan mengalami kesulitan apabila harus
berdasar pada laporan akuntansi yang disusun dengan dasar asumsi.
 Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu
kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar.
Konsep Akuntansi Historycal Cost (Biaya
Historis)
Historical cost melaporkan neraca dengan cara lama. Latar belakang akuntansi
historical cost sebagai berikut: (Penman, 2007;36)

 Ikhtisar rugi laba adalah sarana utama untuk menyampaikan informasi


tentang nilai kepada pemegang saham, bukan neraca.
 Laporan income seberapa baik perusahaan sudah melaksanakan dalam harga
arbitraging dalam input (penyalur) pasar dan output (pelanggan) pasar;
 Berlawanan dengan akuntansi fair value, current income meramalkan
pendapatan masa depan dimana suatu penilaian dapat dibuat;
 Rasio P/B pada umumnya bukan sama dengan 1.0 dan rasio P/E mengambil
current earning yang ada sebagai suatu dasar dan kalikan menurut
peramalan earning masa depan
 Earning tidak melaporkan kejutan untuk harga, hanya kejutan untuk
menukar input dan output pasar
 Earning mengukur kepengurusan manajemen dalam arbitraging input dan
output pasar, dalam menambahkan nilai pada pasa
E. LIQUIDITY RISK AND FINNCIAL REPORTING
QUALITY ( Risiko Likuiditas dan Kualitas Pelaporan
Keuangan)

 Definisi Liquidity Risk (Risiko Likuiditas)


Risiko Likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh
suatu perusahaan karena ketidakmampuannya dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu
memberi pengaruh kepada terganggunya aktivitas
perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal .Oleh
karena itu, risiko likuiditas sering disebut dengan short
term liquidity risk.
Pandia (2012:205) Risiko likuiditas merupakan risiko akibat
ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari
aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Jenis Liquidity Risk (Risiko Likuiditas)
1. likuiditas endogen (endogenous liquidity)
Likuiditas endogen berhubungan dengan kemampuan bank untuk menjual
aset di pasar yang likuid secara cepat dan pada bid / offer spread yang
kecil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh besarnya transaksi.
2. likuiditas eksogen (exogenous liquidity)
likuditas yang diciptakan melalui struktur kewajiban bank, bank dapat
melihat mismatch pendanaan tersebut dengan menggunakan liquidity
ladder.
Penyebab Likuidity Risk (Risiko Likuiditas)
Risiko likuiditas dapat berasal dari dua hal diantaranya:
2. Sisi Aset: Ketidakmampuan menghasilkan arus kas dari aset,
baik yang berasal dari aset produktif (pembayaran
pelunasan/angsuran) maupun yang berasal dari penjualan
aset. Penjualan aset yang dimaksud termasuk aset likuid dan
aset agunan.
3. Sisi Liabilitas: Ketidakmampuan menghimpun arus kas yang
berasal dari penghimpunan dana, transaksi antarbank, dan
pinjaman lain.
Pengukuran Likuidity Risk (Risiko Likuiditas)
 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Digunakan untuk mengukur komposisi pemberian jumlah kredit dibandingkan dengan modal
sendiri yang digunakan. Besarnya LDR Maks 110%
Total Loans
LDR = x100%
Total Deposit + Equity

 Financing to Deposit Ratio (FDR)


Digunakan untuk membandingkan antara jumlah pembiayaan dengan total dana pihak ketiga.
Total Pembiayaan
FDR= x 100%
Dana Pihak Ketiga

Pengendalian Liquidity Risk (Risiko Likuiditas)


 Meningkatkan sumber dana berupa dana berjangka panjang.
 Membatasi jumlah penyaluran dana pada aset berjangka waktu panjang.
 Mengurangi jumlah liabilitas yang berjangka pendek.
 Mendapatkan standby credit lines dari pihak lain. Hal ini memberikan jaminan mendapatkan
pinjaman dana pada saat krisis.
 Mendapatkan komitmen permodalan dari pemilik pada saat bank bermasalah atau krisis.
Financial Reporting Quality
(Kualitas Pelaporan Keuangan)
Definisi Pelaporan Keuangan
proses akuntansi yang menunjukkan informasi keuangan suatu
perusahaan yang disediakan dan bertujuan untuk dilaporkan
guna mencapai sebuah tujuan ekonomik perusahaan.
(Suwardjono, 2014)
Tujuan Pelaporan Keuangan
untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan.
Pihak internal perusahaan terdiri dari pihak manajemen
dan karyawan dalam perusahaan, sedangkan pihak
eksternal merupakan pihak yang bukan berasal dari dalam
perusahaan, seperti investor, kreditor, pemerintah, dan
masyarakat.

Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan


 Dapat dipahami (Understandabilitu)
 Relevan (Relevance)
 Dapat Diandalkan (Reliability)
 Dapat Dibandingkan (Comparability)
Kualitas Pelaporan Keuangan
 Nilai Relevansi Nilai
 Ketepatan Waktu
 Konservatisme

Faktor Penentu Kualitas Pelaporan Keuangan


a. Faktor Internal
1) Faktor Innate : Siklus Penjualan, Volatilitas Penjualan,
Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan
2) Risiko Institusi: Likuiditas dan Leverage
b. Faktor Eksternal
3) Risiko Lingkungan : Risiko Portofolio Industri atau
Klasifikasi Industri
4) Informasi Asimetri
F. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENT

PENGERTIAN INSTRUMEN DERIVATIF

Instrumen Derivatif adalah instrumen keuangan yang


memperoleh nilai mereka dari nilai dan karakteristik
dari satu atau lebih entitas yang mendasari seperti
aset, indeks, atau tingkat suku bunga.
Instrumen Derivatif dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
 diperdagangkan di bursa derivatif dan
  derivatif over-the-counter (OTC).
Instrumen keuangan dapat dikategorikan berdasarkan
"kelas aset" tergantung pada basis yang digunakan
1. Berbasis ekuitas (yang mencerminkan kepemilikan
pada badan yang menerbitkan)
2. berbasis utang (yang mencerminkan pinjaman
investor yang diberikan terhadap entitas yang
menerbitkan). Jika utang, dapat dikategorikan ke
dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun)
atau jangka panjang.
PENGERTIAN DERIVATIF
 Derivatif merupakan kontrak yang sifatnya bilateral atau
suatu perjanjian dalam penukaran pembayaran dengan
penurunan nilai yang bersumber dari produk turunan
 (Utomo, 2000) Derivatif adalah kontrak untuk membeli dan
(atau) menjual sejumlah produk atau barang dalam waktu
dan harga yang ditentukan pada saat kontrak dibuat
 (Ismiyanti, 2011) Hedging dengan instrumen derivatif
adalah salah satu cara untuk meminimalisir risiko tersebut
 Hedging adalah suatu tindakan yang dapat digunakan
perusahaan untuk meminimalisir risiko bisnis namun tetap
dapat memperoleh laba dalam suatu transaksi bisnis.
( Djojosoedarso,1999) Salah satu cara untuk meminimalisir risiko financial adalah dengan
metode Hedging atau pelindung nilai seperti yang sudah disebutkan sebagai salah satu cara
untuk menaggulangi risiko.

Saat ini, transaksi derivatif ini terdiri dari sejumlah acuan


pokok (underlying) yaitu :
 Suku bunga (interest rate),
 Kurs tukar (currency),
 Komoditas (commodity),
 Ekuitas (equity) dan
 indeks (index) lainnya.
Alasan penggunaan derivatif, antara lain:

 Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat


bervariasi dari sekelompok pengguna

 Peralatan untuk mengelola risiko

 Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang

 Mengambil posisi-posisi risiko pasar

 Pencarian untuk hasil yang lebih besar

 Biaya pendanaan yang lebih rendah

 Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara


pasar-pasar.
PELAKU TRANSAKSI DERIVATIF

a. Pengguna Akhir (End Users) : sekitar 80% merupakan


perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah
serta juga sektor publik.

b. Pialang (Dealer) : Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan


yang bertindak ialah sebagai pialang
Manfaat Derivatif

a. Sebagai instrumen untuk memindahkan resiko ke pihak


lain
b. Sebagai sebuah tindakan untuk mengambil keuntungan
JENIS DERIVATIF
c. Bukti Right : proses penerbitan saham baru, dimana hak
yang melekat untuk dapat memesan saham baru itu terlebih
dahulu diberikan kepada pemegang saham yang lama
d. Waran : sebuah hak membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang telah atau sudah ditentukan, umumnya hak waran
tersebut dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya
contohnya seperti yaitu obligasi
e. Kontrak Berjangka : suatu perjanjian atau kontrak
bilateral ataupun juga antara kedua pihak yang diharuskan itu
dalam menjual atau juga membeli produksi yang variabel
pokoknya pada masa yang akan datang yang harganya telah
ditetapkan.
CONTOH INSTRUMEN DERIVATIF

Contoh Instrumen Derivatif yang paling banyak


digunakan adalah :
a. Kontrak serah adalah perjanjian antara dua pihak untuk
menyerahkan atau membeli komoditas atau valuta asing
dengan harga, jumlah, dan tanggal penyerahan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
b. Kontrak berjangka adalah perjanjian yang sebenarnya
sama dengan kontrak serah. Perbedaannya adalah, kontrak
berjangka diperdagangkan secara teratur di bursa berjangka .
c. Kontrak opsi juga menjadi salah satu contoh instrumen
derivatif yang banyak digunakan untuk melakukan lindung
risiko atau lindung nilai (hedging). Terdapat dua jenis
kontrak opsi, yaitu opsi beli dan opsi jual. 
d. Swap adalah kontrak atau perjanjian untuk bertukar arus kas
secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
F. Conclusion on Accounting for Financial Instrument
1. Akuntansi nilai sekarang adalah konsep bahwa aset dan kewajiban diukur
pada nilai saat ini di mana mereka bisa dijual atau diselesaikan pada tanggal
saat ini.Alasan untuk menggunakan nilai saat ini adalah bahwa ia
menyediakan informasi kepada pembaca laporan keuangan perusahaan yang
paling dekat berhubungan dengan kondisi bisnis saat ini. Pendekatan utama
dalam akuntansi nilai sekarang adalah, biaya pengganti Biaya Pengganti
(Current Cost / Replacement Cost) dan Biaya Penjualan (Current Exit Price/
Selling Price/Net Realizable Value) .
2. Instrumen keuangan adalah setiap perjanjian yang menciptakan aset
keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas
dari entitas lain (paragraf 11, AASB 132). Dengan demikian, penjualan
barang oleh satu entitas ke yang lain secara kredit akan menimbulkan aset
keuangan untuk penjual (piutang) dan kewajiban keuangan untuk pembeli
(hutang dagang). PSAK mengalami perkembangan PSAK LAMA sd Tahun
1998, PSAK Revisi 2006, PSAK Revisi 2010  IAS 1 Jan 2009, PSAK 50,
55, 60 Revisi 2014 - PSAK eff Jan 2015, ED PSAK 71 Instrumen Keuangan
- PSAK eff Jan 2019. Instrumen Keuangan terdiri dari instrumen ekuitas
daninstrumen keuangan Derivatif
Lanjutan…..
3. Suatu informasi dalam laporan keuangan dinyatakan memiliki relevansi jika
informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor dan informasi
dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika informasi tersebut sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain historical
costing dipandang akan mengurangi aspek kualitas relevansi. Sehingga laporan
keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu fair
value muncul untuk mengatasi kekurangan historical cost. Namun fair value tidak
dapat sepenuhnya berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki
reliabilitas. Baik historical cost maupun fair value mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Karna perdebatan ini maka historical cost sampai
sekarang masih digunakan.
4. Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu perusahaan
karena ketidakmamuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pengendalian risiko Likuiditas dapat dilakuka dengan cara meningkatkan sumber
daya jangka panjang, membatasi jumlah penyaluran dana dan mengurangi jumlah
liabilitas.
Lanjutan…..
Pelaporan keuangan adalah proses akuntansi yang menunjukkan informasi
keuangan suatu perusahaan yang disediakan dan bertujuan untuk dilaporkan guna
mencaai sebah tujuan ekonomik perusahaan. Kualitas pelaporan keuangan dapat
ditentukan oleh Faktor internal: Faktor Innate (Siklus Operasi,Volatilitas Penjualan,
ukuran peruahaan) Risiko Institusi (Likuiditas dan leverage) kedua Resiko
Eksternal : Risiko Lingkungan (Portofolio industri/Risiko klasifikasi industri
informasi asimetri)
4. Instrumen Derivatif adalah instrumen keuangan yang memperoleh nilai mereka
dari nilai dan karakteristik dari satu atau lebih entitas yang mendasari seperti aset,
indeks, atau tingkat suku bunga. Instrumen derivatif digunakan sebagai salah satu
strategi hedging untuk meminimalisir risiko dalam transaksi-transaksi keuangan
tertentu. Manfaat derifatif adalah Sebagai instrumen untuk memindahkan resiko ke
pihak lain dan Sebagai sebuah tindakan untuk mengambil keuntungan
Contoh Kasus Intrumen Keuangan PT. BANK
BCA
 Kebijakan akuntansi perusahaan pembukuan dan pelaporan Bank
BCA menganut kebijakan dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang signifikan
telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian Bank BCA dan entitas anak. Penyajian
uraian kebijakan akuntansi Bank BCA dan entitas anak
dikelompokkan menurut komponen laporan keuangan konsolidasian.
Masing-masing komponen mencakup uraian terperinci mengenai
pengertian, klasifikasi, perlakuan, serta penyajian dan pengungkapan
dari pos-pos utama bank umum terbesar di Indonesia yang bergerak
dibidang jasa keuangan, dimana dalam menjalankan kegiatannya aset
keuangan sangan penting dan berpengaruh dalam kelangsungan
kegiatan operasional perusahaan, dalam Laporan Keuangan
Perbankan terutama terdiri dari Instrumen Keuangan. Instrumen
Keuangan yang dimiliki BCA diungkapkan dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK) adalah sebagai berikut:
Lanjutan…..

1. Aset Keuangan BCA dan Entitas Anak terutama terdiri dari kas, giro
pada Bank Indonesia giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain, aset janji dijula kembali, kredit yang
diberikan piutang pembiayaan konsumen, investasi sewa pembiayaan
bersih, dan efek-efek untuk tujuan investasi.

2. Liabilitas Keuangan BCA dan Entitas Anak terutama terdiri dari


simpanan dari nasabah, simpanan dari bank-bank lain, liabilitas
keuangan untuk diperdagangkan,utnag akseptasi, efek-efek utang yang
dterbitkan, dan pinjaman yang diterima.
Lanjutan….
Perbandingan Pengungkapan Aset dan Liabilitas Keuangan berdasarkan PSAK dengan PT. Bank
Central Asia Tbk

 Secara umum, PT. Bank BCA tbk telah menerapkan PSAK No. 60 tentang pengungkapan
instrumen keuangan. Dalam PSAK ini diatur bagaimaa pengungkapan instrumen keuangan
dalam laporan keuangan. PSAK 60 (2014) mensyaratkan pengungkapan mengenai instrume
keuangan yaitu aset dan liabilitas keuangan pada Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi
Komprehensif, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pengungkapan yang dilakukan BCA
mengenai aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diungkapkan pada Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan Catatan Atas Laporan Keuangan
menjelaskan bagiamana kategori aset dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana
pendapatan dan beban, termasuk alab dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen
keuangan) diakui.

 PSAK 60 mensyaratkan setiap poin-poin yangn harus diuangkapan mengenai instrumen


keuangan dalam laporan keuangan. Bank BCA telah mengungkapkan setiap poin-poin dan
terdapat beberapa poin yang belum diungkapkan secara jelas oleh perusahaan. Bank BCA tidak
mengungkapkan instrumen keuangan majemuk dengan bebrapa derivatif melekat, gagl bayar
dan pelanggaran, dan akuntansi lindung nilai dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
perusahaan.
Artikel yang relevan

Artikel yang relevan


 Judul Penelitian : Historical Cost Versus Fair Value (Perbandingan Biaya Historis dan Nilai Wajar)
 Peneliti : Yolinda Yanti Sonbay
 Jurnal : Kajian Akuntansi, Vol.2 No. 1
 ISSN: 1979-4886

Ringkasan Pnelitian

Suatu informasi dalam laporan keuangan dinyatakan memiliki relevansi jika informasi tersebut
mampu mempengaruhi keputusan investor dan informasi dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi
jika informasi tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat diuji kebenarannya oleh
pihak lain. Akuntan meyakini bahwa jika laporan keuangan mampu memenuhi kedua karakteristik
tersebut, maka laporan keuangan akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi.
Dengan menggunakan historical costing dipandang akan mengurangi aspek kualitas relevansi.
Sehingga laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu fair
value muncul untuk mengatasi kekurangan historical cost. Namun fair value tidak dapat sepenuhnya
berguna untuk pengambilan keputusan karena tidak memiliki reliabilitas. Baik historical cost maupun
fair value mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karna perdebatan ini maka historical
cost sampai sekarang masih digunakan.
Artikel yang relevan

 Judul Penelitian : Risiko Likuiditas dan Dampaknya terhadap kinerja Perbankan di


Indonesia
 Penulis : A. Khoirul Anam
 Jurnal : Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol 10, N0 1 Maret 2013

Ringkas Penelitian
 Desain/ metodologi/ pendekatan penelitian menggunakan data yang diambil dari
laporan keuangan perusahaan perbankan (berupa neraca, laporan laba/rugi, arus kas,
dan perubahan modal) dan catatan laporan keuangan dari 26 bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama 2006-2011. Sampel diambil dengan menggunakan
purposive sampling dan memenuhi kriteria pemilihan sampel. Regresi berganda
digunakan untuk menilai dampak dari risiko likuiditas terhadap profitabilitas bank.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko likuiditas mempengaruhi profitabilitas bank


secara signifikan, dengan kesenjangan likuiditas dan NPLs sebagai dua faktor
memperburuk risiko likuiditas. Masing-masing memiliki hubungan negatif dengan
profitabilitas. Kenaikan cadangan kas akan menurunkan pendapatan bank menunjukkan
hasil berlawanan dengan yang dihipotesiskan. Hasil ini menunjukkan profitabilitas bank
mengalami peningkatan dengan adanya kenaikan kas dan sebaliknya. Terdapat
hubungan positif antara kas dan profitabilitas dari sistem perbankan.
Artikel yang relevan

Artikel yang Relevan


 Judul Artikel : Kualitas Pelaporan Keuangan: Berbagai Faktor Penentu
dan Konsekuensi Ekonomis
 Penulis : Zaenal Fanani
 Jurnal : Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 6 N0. 1 juni
2009
Ringkasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membahas faktor-faktor penentu dan konsekuensi
ekonomi dari kualitas pelaporan keuangan di pasar modal Indonesia. Faktor-faktor
penentu tersebut adalah bawaan, kinerja, risiko perusahaan dan risiko industri. Kualitas
pelaporan keuangan diukur dari atribut-atribut berikut: relevansi, ketepatan waktu, dan
konservatisme, sedangkan konsekuensi ekonomi diukur pada informasi asimetris
Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa semua atribut kualitas pelaporan
keuangan berbeda satu sama lain. Analisis faktor-faktor penentu menunjukkan bahwa
volatilitas penjualan, kinerja perusahaan, dan klasifikasi industri memiliki hubungan yang
signifikan dengan atribut kualitas pelaporan keuangan. Variabel lain seperti siklus operasi,
ukuran perusahaan, risiko perusahaan, likuiditas, dan leverage tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan atribut kualitas pelaporan keuangan. Hasil uji konsekuensi
ekonomi menunjukkan bahwa atribut kualitas pelaporan keuangan memiliki hubungan
yang signifikan dengan informasi asimetris
Artikel yang relevan
Artikel yang Relevan
 Judul Artikel : Analisis Faktor yang mempengaruhi penggunaan
instrument Derivatif sebagai pengambilan keputusan Hedging
 Penulis : Septama Hardanto Putro, M. Chabachib
 Jurnal : Diponegorio Business Review, Vo. 1 No.1 2012

Ringkasan Penelitian
Tujuaan Penelitian ini untuk memprediksi Probabilitas variable yang
mempengaruhi penggunaan instrument derivative sebagai aktifikas lindung
nilai di perusahaan. Dalam kegiatan Hedging perusahaan dapat melindungi
diri dari kerugian yang disebabkan oleh pasar fluktuasi risiko, setelah itu
perusahaan dapat meningkatkan nilainya sebagai aibat dari penghindaran
resiko.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai