Bab 1 Konsep Dasar Perpajakan No. Absen 17,18,19,20 Kelas Xi Akl 3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DASAR

PERPAJAKAN
Di susun oleh:
1. Retno Palupi (17)
2. Revi Delva Mariska (18)
3. Rifqi Bibta Septania (19)
4. Rizky Dwi Pangestuti (20)
PETA KONSEP
TARIF PAJAK TEORI
DEFINISI
PAJAK PEMUNGUTAN
PAJAK
ASAS
PEMUNGUTAN
PUNGUTAN KONSEP PAJAK
SELAIN PAJAK DASAR
PERPAJAKAN
TATA CARA
PEMUNGUTAN
FUNGSI PAJAK PAJAK

KEDUDUKAN JENIS PAJAK


HUKUM PAJAK
1
DEFINISI
PAJAK
Definisi Pajak

 Prof. Dr. Rochmat Soemitro :

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditujukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
 UU No. 28 Tahun 2007 :

Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemampuan
rakyat.
2
PUNGUTAN
SELAIN PAJAK
PUNGUTAN SELAIN PAJAK
Pungutan lain yang serupa dengan pajak tetapi mempunyai
perlakuan dan sifat yang berbeda dengan pajak ,antara lain :

01
Bea materai 03
Cukai

02 Bea Masuk dan Bea 04


Retribusi
Keluar
3
FUNGSI PAJAK
FUNGSI PAJAK

Fungsi Pajak yang dipungut oleh negara antara lain:


1. Fungsi Anggaran (budgetair) sebagai sumber keuangan negara yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran pemerintah.
2. Fungsi Mengatur (relugarend) sebagai alat untuk mengatur kebijakan tertentu di bidang
ekonomi, poitik, sosisal, budaya, pertahanan dan kemanan
3. Fungsi Pemerataan Pendapatan pajak yang dipungut negara akan dikembalikan kepada
masyarakat dalam bentuk penyediaan fasilitas publik diseluruh wilayah negara
4. Legalitas pemerintahan (representation) pemerintah membebani pajak atas warga negara
dan sebaliknya warga negara berhak meminta akuntabilitas dari pemerintah sebagai bagian dari
kesepakatan
5. Fungsi stabilitas sebagai penerimaan negara yang dapat digunakan untuk menjalankan
kebijakan-kebijakan pemerintah
4
KEDUDUKAN
HUKUM PAJAK
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

Hukum pajak adalah kumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai wajib pajak.

1. HUKUM PAJAK FORMAL

Hukum pajak formal mengatur cara untuk mewujudkan hukum material menjadi
suaty kenyataan, memuat norma tentang tata cara penetapan pajak, kewajiban
menyelenggarakan pembukuan, hak dan kewajiban Wajib Pajak, hak dan
kewajiban fiskus, tata cara pemungutan pajak
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

2. HUKUM PAJAK MATERIAL

Hukum pajak material mengatur norma yang menerangkan keadaan, perbuatan,


peristiwa yang dikenakan pajak, siapa yang dikenakan pajak, besarnya pajak, dan
sanksi pajak, memuat norma tentang objek pajak, subjek pajak, tarif pajak, dan
sanksi.
5
JENIS PAJAK
JENIS PAJAK
1. Berdasarkan Lembaga Pemungutan
a) Pajak Pusat

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
rumah tangga negara pada umumnya Pengelolanya adalah Direktorat Jenderal
Pajak dan Direktorat Jenderal Bea Cukai

b) Pajak Daerah

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
pembiayaan rumah tangga daerah.
JENIS PAJAK
2. Berdasarkan Cara Pemungutan
a) Pajak Langsung

Yaitu pajak yang dipikul sendiri oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak
dilimpahkan kepada orang lain (secara ekonomis) dan dipungut secara berulang
pada waktu tertentu, misalnya setiap bulan atau tahun berkala).

b) Pajak Tidak Langsung

Yaitu pajak yang pemungutanya tidak didaftar berdasarkan nomor kohir, tetapi
jika ada peristiwa, perbuatan tertentu, pembayar pajak dapat melimpahkan beban
pajaknya kepada orang lain
JENIS PAJAK
3. Berdasarkan Sifat Pemungutan
a) Pajak Subjektif

Yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan kondisi/keadaan Wajib Pajak.


Penentuan pajak harus disertai alasan objektif yang berhubungan erat dengan
keadaan materialnya, yaitu daya pikul.

b) Pajak Objektif

Yaitu Pajak yang pengenaanya pertama-tama memperhatikan objeknya


(benda,keadaan, perbuatan, peristiwa) yang menyebabkan timbulnya kewajiban
membayar pajak, kemudian ditetapkan subjeknya
6
TATA CARA
PEMUNGUTAN PAJAK
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK

1. Cara Pemungutan Pajak

a) Stesel nyata (riil stelsel) Pengenaan pajak yang didasarkan pada objek
yang sesungguhnya, yang benar-benar ada dan dapat ditujuk
b) Stelsel anggaran (fictive stelsel) Pengenaan pajak yang dipungut oleh
negara yang selanjutnya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk
penyediaan fasilitas publik diseluruh wilayah negara
c) Stelsel campuran gabungan dari stelsel riil dan stelsel fiktif
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK

2. Sistem Pemungutan Pajak

a) Official Assesment System Besarnya pajak ditentukan oleh fidkus dengan


mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak
b) Self Assesment System Wajib pajak diberi kepercayaan untuk
melaksanakan gotong royong nasional melalui sistem menghitung,
memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak terutang
c) Withholding Tax System Pemungutan dan pemotongan pajak dilakukan
melalui pihak ketiga
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK

3. Syarat Pemungutan Pajak

a) Syarat Keadilan Pemungutan pajak harus adil, sesuai dengan tujuan hukum,
yakni mencapai keadilan undang-undang
b) Syarat yuridis Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang karena
bersifat dapat dipaksakan
c) Syarat ekonomis pemungutan pajak harus bisa menjamenjaga keseimbangan
kehidupan ekonomi
d) Syarat finansial pemungutan pajak harus efisien, sesuai dengan fungsi
budgetair
e) Sederhana pemungutan harus sederhana agar memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi wajib pajak
7
ASAS PEMUNGUTAN
PAJAK
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

Asas Pemungutan Pajak di Indonesia

Berdasarkan pasal 23 ayat (2) Undang-undang dasar 1945, segala pajak untuk
keuangan negara ditetapkan berdasarkan Undang Undang dasar Pengenaan Pajak yaitu:
a) Asas domisili pengenaan pajak penghasilan orang pribadi atau badan adalah
penduduk yang berdomisili di negara itu.
b) Asas sumber pengenaan ajak penghasilan yang diperoleh orang pribadi atau
badan adalah objek pajak yang timbul dari negara itu
c) Asas kebangsaan pembebanan pajak berdasarkan status kewarganegaraanya,
yang dilakukan dengan cara menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep
pengenaan pajak atas worldwide income
8
TEORI PEMUNGUTAN
PAJAK
TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

1. Teori Asuransi. Menurut teori ini, tugas negara adalah melindungi jiwa,raga dan harta benda
perseorangan
2. Teori Kepentingan. Menurut teori ini, pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan
kepentingan individu yang diperoleh dari pekerjaan negara
3. Teori Daya Pikul. Menurut teori ini, pajak harus sesuai dengan kekuatan membayar dari wajib
pajak.
4. Teori Bakti. Sebagai Warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa
pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban
5. Teori daya beli. Memungut pajak berarti meraik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk
rumah tangga negara. Selanjutnya, negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam
bentuk pemeliharaankesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh rakyat
lebih diutamakan
9
TARIF PAJAK
TARIF PAJAK

1. Tarif tetap
Tarif pajak yang besarnya tidak berubah walaupun jumlah yang dijadikan dasar
perhirungan berubah

Contohnya:
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1 Rp 1.000.000 Rp 7.000
2 Rp 5.000.000 Rp 7.000
3 Rp 25.000.000 Rp 7.000
4 Rp 50.000.000 Rp 7.000
TARIF PAJAK

2. Tarif Proporsional
Tarif pajak yang presentasi pemungutanya tetap

Contohnya:
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Utang Pajak
1 Rp 1.000.000 10% Rp 100.000
2 Rp 10.000.000 10% Rp 1.000.000
3 Rp 100.000.000 10% Rp 10.000.000
TARIF PAJAK

3. Tarif Degresif
Tarif yang presentasinya semakin menurun jika dasar pengenaan pajaknya semakin
besar

Contohnya:
No. Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak
1 Rp30.000.000 30%
2 Rp300.000.000 20%
3 Rp3.000.000.000 10%
TARIF PAJAK

4. Tarif Progresif
Tarif pajak dengan presentase tertentu yang semakin besar jika dasar pengenaan
pajaknya semakin besar. Tarif ini merupakan kebalikan dari tarif Degresif

Contohnya :
No Dasar Pengenaan Pajak Tarif Pajak Kenaikan % Tarif
1 Rp 50.000.000 10%
2 Rp 100.000.000 15% 5%
3 Rp 200.000.000 20% 10%
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai