Kelompok 7 - Pengembangan Kurikulum

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

Pengembangan

Kurikulum
Kelompok 7:
Azis Luki Nugroho (190533646843)
Devi Nur Azizah (190533646894)
Pokok Pembahasan

1 4
Lesson 1: Lesson 4:
Kurikulum di 2 3 Penentuan
Indonesia Isi
Lesson 2: Lesson 3: Kurikulum
Permasalahan Model
Terkait Rancangan
Kurikulum Kurikulum
Pokok Pembahasan

5 6
Lesson 5: Lesson 6:
Dampak Dampak
Iptek Iptek
terhadap terhadap
Pendidikan Kejuruan
dan Vokasi
Lesson 1
KURIKULUM DI INDONESIA
Pengertian
Kurikulum merupakan dasar dan pedoman dalam
menjalankan sistem pendidikan nasional. Kurikulum di
Indonesia sudah memiliki sepuluh kurikulum pendidikan
dasar dan menengah. Kurikulum perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
di masyarakat. Meski demikian, perubahan tersebut tetap
mengacu pada Pancasila dan UUD 1945. Perbedaannya
terdapat pada penekanan pokok dan tujuan pendidikan. serta
pendekatan dalam merealisasikannya.
Kurikulum yang pernah digunakan

Kurikulum Kurikulum Kurikulum


Kurikulum 1952 1968
1947 1964

Kurikulum ini Kurikulum ini


menerapkan menekankan
Kurikulum Kurikulum ini
program upaya dalam
pertama ini dinamakan
Pancawardhana membentuk
disebut Rencana Rencana
sebagai manusia yang
Pelajaran tahun Pelajaran Terurai
pembekalan di pancasila sejati,
1947 1952
jenjang Sekolah kuat dan sehat
Dasar jasmani
Kurikulum yang pernah digunakan

Kurikulum Kurikulum Kurikulum


Kurikulum 1984 2004
1975 1994

Kurikulum ini
dikenal dengan Kurikulum ini Kurikulum ini Kurikulum ini
istilah satuan disebut dengan merupakan dikenal dengan
pelajaran atau Kurikulum 1975 penyempurna KBK (Kurikulum
rencana yang kurikulum Berbasis
pelajaran setiap disempurnakan. sebelumnya Kompetensi)
satuan bahasan
Kurikulum yang pernah digunakan

Kurikulum Kurikulum
2006 (KTSP) 2013

kurikulum ini Kurikulum ini


guru mengacu merupakan
pada KD, SKL dan kurikulum
SKKD pengganti KTSP
Lesson 2
PERMASALAHAN TERKAIT
KURIKULUM
1. Beratnya Beban Kurikulum

Beban kurikulum yang berat dinilai


tidak kontra produktif dengan tujuan
pendidikan yang akan dicapai. Desain
kurikulum harus bisa memberikan Selama ini, proses desain kurikulum
lingkungan yang subur untuk dilakukan dengan membagi bahan
tumbuhnya pemimpin (Sutjipto, 2001). ajar untuk proses waktu
tertentu.Padahal setidaknya ada
lima hal yang harus ikut
dipertimbangkan yaitu filsafat
pendidikan, sosiologi, psikologi,
teori belajar dan hasil- hasil
penelitian pendidikan.
2. Reformasi Kurikulum
Reformasi kurikulum pendidikan nasional
harus segera dilakukan. Tetapi yang menjadi
persoalan adalah apakah kurikulum itu masih
diperlukan? Mengingat keberhasilan pelaksanaan
kurikulum selama ini bergantung pada kreativitas
guru. Meskipun kurikulum itu baik, jika guru tidak
mempunyai kreativitas maka tetap saja hasilnya
kurang baik. Dengan kurikulum yang ada sekarang
pun guru menghasilkan output yang beragam (Ki
Supriyoko, 2001).
Reformasi Kurikulum

Perbaikan kurikulum tidak saja berarti produk


kurikulum semata tetapi kurikulum harus ditinjau lebih
luas, baik dalam arti implementasinya maupun
profesionalismenya. Perbaikan kurikulum harus
menjadi bagian perbaikan pembelajaran secara
keseluruhan. Reformasi kurikulum harus dimulai
dimulai dari faktor internal mengingat factor eksternal
tidak dapat dikendalikan oleh reformasi kurikulum.
Lesson 3
MODEL RANCANGAN
KURIKULUM
Subjected-Centered
Curriculum
Rancangan ini dikenal dengan tracking
system, yaitu ketika anak didik dipisahkan
kedalam dua jalur, jalur akademik dan jalur
kejuruan. Kecenderungan yang terjadi saat
ini adalah lulusan jalur akademik diarahkan
untuk melanjutkan pendidikan di tingkat
lanjut, sedangkan jalur kejuruan disiapkan
untuk memasuki lapangan kerja setelah
lulus. Jika dipandang dari sisi
pengembangan SDM, rancangan ini terlalu
kaku dalam menghadapi realitas
beragamnya potensi anak didik.
Kurikulum Inti
Rancangan ini membagi kurikulum di sekolah dengan beberapa
komponen. Yaitu komponen inti yang harus diikuti para siswa
dengan bidang spesialisasi yang relevan dan komponen pilihan
yang boleh diambil sebagai mata pelajaran efektif. Maksud
program ini adalah mencangkup hal-hal yang mendasar secara
umum diperlukan, maupun hal yang spesifik dalam bidang
tertentu di samping memberi kebebasan kepada anak didik untuk
mengembangkan potensi, minat, dan bakatnya melalui mata
pelajaran yang dipilihnya sendiri.
Cluster-Based Curriculum

kurikulum ini diorganisasikan


sedemikian rupa sehingga anak didik
tidak mengikuti satu program
spesifik untuk satu tujuan tertentu,
tetapi terkandung fleksibilitas untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan Pengorganisasian ini didasarkan
masyarakat dan dunia kerja pada asumsi bahwa beberapa
khususnya. kelompok pekerjaan mempunyai
dasar komponen skill dan
kemampuan yang kurang lebih
sama.
Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
adalah kurikulum yang disusun berdasarkan
atas elemen-elemen kompetensi yang dapat
mengantarkan peserta didik untuk mencapai
kompetensi utama, kompetensi pendukung,
dan kompetensi lain sebagai metode
pembelajaran yang diharapkan.
Ciri-Ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK)
❖ Menyatakan secara jelas rincian kompetensi peserta didik
sebagai luaran pembelajaran
❖ Materi ajar dan proses pembelajaran didesain dengan
orientasi pencapaian kompetensi dan berfokus pada
minat peserta didik
❖ Lebih mensinergikan dan mengintegrasikan penguasaan
ranah kognitif, psikomotorik, dan efektif
❖ Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada
kemampuan untuk berkreasi secara prosedural atas dasar
pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi yang benar
❖ Disusun oleh penyelenggara pendidikan dan stakeholder
pendidikan (masyarakat profesi dan pengguna lulusan)
Kurikulum Terbuka

Kurikulum pendidikan terbuka ini didasarkan pada


gagasan inovatif bahwa pada dasarnya “apa saja dapat
diajarkan pada siapa saja, dimana saja, dan pada umur berapa
saja”. Ciri pokok pengorganisasian kurikulum terbuka ini
adalah :
● Proses pengajaran individual penuh
● Penekanan belajar dan bukan pada pengajar
● Diferensiasi tugas staf pengajar dan personel penunjang
● Multi entry dan multi exit system (MEMES) dalam hal
keluar masuknya siswa dalam suatu program
● Penggunaan multimedia dan paket pembelajaran.
Lesson 4
PENENTUAN ISI KURIKULUM
Penentuan Isi Kurikulum

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Filosofis Introspektif DACUM

Pendekatan Pendekatan
Fungsional Analisis Tugas
Pendekatan Filosofis

Pendekatan filosofis merupakan pendekatan yang dijabarkan berdasarkan filsafat


seseorang. Dalam sejarah penentuan isi kurikulum, pemikiran para ahli filsafat menjadi
faktor dominan dalam penentuan isi kurikulum. Secara praktis dapat dikatakan bahwa
filosofi adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang
kemudian mendasari segenap sikap dan perbuatannya. Dalam literatur banyak sekali
dijumpai pernyataan-pernyataan filosofi yang berkenaan dengan pendidikan teknologi dan
kejuruan dan dari pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dapat dijadikan petunjuk
menentukan isi kurikulum
Pendekatan Introspektif

Pendekatan introspektif mendasarkan isi kurikulum pada hasil pemikiran perorangan atau
kelompok, tetapi difokuskan pada pemikiran dan perasaan dari mereka yang terlibat langsung dalam
penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan, seperti misalnya para guru dan administrator
yang sehari-harinya bekerja di lingkungan sekolah kejuruan. Biasanya pemikiran ini dimulai dengan
mempelajari apa yang selama ini sudah berjalan, mungkin dilengkapi dengan data komparatif dengan
program yang serupa di tempat lain dalam suatu negara maupun dibandingkan dengan orang lain
meskipun lewat literatur.
Pendekatan DACUM

Pendekatan DACUM (Developing a Curriculum) merupakan suatu metode proses atau analisis
secara konseptual profil pekerjaan atau jabatan yang digunakan oleh pendidik dan instruktur.

Pada sistem ini, isi kurikulum digagas oleh para pengusaha atau pekerja dari industri dan dunia usaha
tanpa melibatkan personil sekolah sama sekali. Ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam penentuan isi
kurikulum pendidikan teknologi diharapkan memiliki relevansi yang tinggi dengan kebutuhan
lapangan kerja. Biasanya guru dan instruktur yang sehari-hari terlibat dalam mengajar saja kurang
dapat memberikan kontribusi yang positif.
Pendekatan Fungsional

Pendekatan ini didasari oleh asumsi bahwa anak didik yang belajar melalui pendidikan
teknologi dan kejuruan harus mempelajari fungsi-fungsi apa yang harus ada untuk menjamin
kelangsungan kerja suatu industri atau dunia usaha tertentu, dan kemudian dijabarkan menjadi
penampilan-penampilan (performance) yang terkait dengan fungsi atau tugas tertentu.
Pendekatan
Pendekatan Filosofis
Analisis Tugas

Dalam pendekatan ini, isi kurikulum diambil dari aspek-aspek perilaku dan
persyaratan kerja tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi pekerjaan atau deskripsi
tugas yang sudah ”mapan”. Sebagai contoh konsorsium pendidikan kejuruan di Amerika
Serikat yang beranggotakan beberapa negara bagian sudah banyak mengembangkan
kurikulum program studi kejuruan yang didasarkan atas analisis tugas.
Lesson 5
DAMPAK IPTEK TERHADAP
PENDIDIKAN
Dampak Iptek Terhadap Pendidikan

Dampak Positif Dampak Negatif

Inovasi dunia
pendidikan semakin Pelanggaran hak
berkembang kekayaan intelektual

Muncul metode Kecanduan teknologi


pembelajaran baru
Sarana untuk
Berbagi hasil mencontek
penelitian
Lesson 6
DAMPAK IPTEK TERHADAP
KEJURUAN DAN VOKASI
Tahapan
Pengembangan Kurikulum

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5


Tujuan Struktur dasar Garis besar Buku pedoman Kegiatan belajar
institusional kurikulum program guru dan mengajar
pengajaran buku pelajaran
(Silabus)
Perbedaan Persepsi
Visi dan Misi
Akan tetapi karena perbedaan persepsi visi dan misi yang hendak dicapai, kenyataan
di lapangan menunjukkan sering adanya ketidaksinambungan di antara kelima tahapan
pengembangan kurikulum tersebut, yaitu diantaranya:

● Strategi pembelajaran mengacu pada penguasaan informasi dan pengetahuan yang


tidak relevan bagi tercapainya tujuan institusional yang telah dicanangkan,
● Pokok bahasan yang tertuang dalam Garis Besar Program Pengajaran tidak
mendukung terbentuknya kompetensi yang diharapkan, dan
● Sistem evaluasi tidak mendukung pula tercapainya tujuan institusional yang telah
dikembangkan pada tahap pertama
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai