Sejarah Psikologi Pada Masa Renaissance
Sejarah Psikologi Pada Masa Renaissance
Sejarah Psikologi Pada Masa Renaissance
Renaissance
Sejarah Peradaban Islam dan Psikologi
KELOMPOK 7
01 02
Faiz Sahrul Fatasya Fidelia Ryandi
1216000063 1216000069
03 04
Rini Ratna Ningsih Salsabila Fitriyani
1216000177 1216000189
Contents of this template
Pertanyaan :
1) Bagaimana konstribusi peradaban islam terhadap masa
Renaissance ?
2) Tokoh yang berkontribusi dalam masa Renaissnace ?
3) Sumbangan masa ini terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ?
4) Apa yang dimaksud dengan Empirisme, Rasionalisme dan
Positivisme dalam masa pencerahan ini ?
Masa Renaissance
Misalnya Thomas Aquinas pada abad 13 memadukan sistem alam Aristoteles yang
komprehensif dengan teologi daan etika Kristen. Pemikiraan yang muncul tersebut,
mengakhiri masa gelap di barat, dan lahirlah masa “Renaissance”, merupakan
tonggak lahirnya zaman modern. Renaissance juga disebut zaman “pencerahan”.
Selain lahirnya ilmu pengetahuan modern, zaman tersebut juga ditandai dengan
adanya reformasi gereja yang memunculkan ajaran protestan. Proses selanjutnya
pada abad 19 adalah terbangunnya landasan konsep demokrasi.
Empiricsm Rationalism
Thomas Hobbes • Baruch Spinoza
John Locke • Gottfried Wilhelm Von Leibniz
George Berkeley • Thomas Reid
David Hume • Immanuel Kant
David Hartley • Georg Wilhelm Friedrich Hegel
James Mill • Johann Friedrich Herbart
John Stuart Mill
Alexander Bain Positivism
Auguste Comte
03
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
Pada Masa Renaissance
Pekerkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan
yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh melalui penalaran, percobaan,
penyempurnaan, dan berani mengambil risiko tinggi sehingga menghasilkan penemuan-penemuan
yang bermanfaat bagi suatu generasi dan menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya
untuk mengoreksi, menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya.
Misalnya penemuan Copernicus (1543) tentang peredaran matahari, Kepler menggunakan metode
matematis induktif dalam penelitian jagat raya. Sir Isaac Newton, melanjutkan usaha-usaha Kepler
dan menemukan hukum gravitasi. Selanjutnya dalam lapangan medis ditemukan oleh percobaan-
percobaan Harvey (1628) yaitu tentang peredaran darah. Leewnhock dari negeri Belanda
menemukan mikroskop sehingga membuka lapangan baru dalam biologi.
Pekerkembangan Ilmu Pengetahuan
Situasi masa Renaissance tersebut besar pengaruhnya bagi perkembangan psikologi waktu itu
misalnya Francis Bacon (1521-1626) Mengembangkan metode induktif dalam psikologi ilmu
pengetahuan.
Descrartes (1596-1650) di Perancis merupakan seorang besar dalam psikologi pada masa
Renaissance. Sumbangan Descartes terhadap psikologi adalah analisa mengenai emosi yang
terdiri dari 6 elemen yaitu: keheranan/kekaguman, cinta, benci, keinginan, kesenangan dan
kesedihan.
Leibnitz di Jerman menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan alam ke dalam psikologi.
Ia mencari jawaban tentang relasi antara badan dan jiwa.
Thomas Hobbes (1588-1679) sebagai seorang empiris dari Inggris yang mengembangkan teori
mekanistis dalam psikologi. Hobbes membedakan antara pengalaman asli dengan hasil
pengalaman.
John locke (1632-1704) merupakan seorang yang membawa empirisme ke dalam psikologi. Ia
terkenal dengan teori “tabularasa” yang menganggap bahwa anak lahir dalam keadaan kosong
atau bersih
Empirisme,
04
Rasionalisme, dan
Positivisme
Pada Masa Pencerahan
Empirisme
Empirisme secara etimologis menurut Bagus (2002) berasal dari kata bahasa Inggris
empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani
έμπειρία (empeiria) dan dari kata experietia yang berarti “berpengalaman dalam”,
“berkenalan dengan”, “terampil untuk”. Sementara menurut Lacey (2000)
berdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang
berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan
kepada pengalaman yang menggunakan indera.
Kaum rasionalis berdalil bahwa karena pikiran dapat memahami prinsip, maka
prinsip itu harus ada, artinya prinsip harus benar dan nyata. Jika prinsip itu tidak
ada, orang tidak mungkinkan dapat menggambarkannya. Prinsip dianggap sebagai
sesuatu yang apriori, dan karenanya prinsip tidak dikembangkan dari pengalaman,
bahkan sebaliknya pengalaman hanya dapat dimengerti bila ditinjau dari prinsip
tersebut.
Positivisme
Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya,
yang terukur. “Terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Positivisme sudah
dapat disetujui untuk memulai upaya membuat aturan untuk mengatur manusia dan
mengatur alam. Positivisme adalah ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang
valid, dan fakta-fakta saja lah yang dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan
demikian, positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek di
belakang fakta.
Kelebihan dan Kekurangan Empirisme