Sejarah Psikologi Pada Masa Renaissance

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Masa

Renaissance
Sejarah Peradaban Islam dan Psikologi
KELOMPOK 7

01 02
Faiz Sahrul Fatasya Fidelia Ryandi
1216000063 1216000069

03 04
Rini Ratna Ningsih Salsabila Fitriyani
1216000177 1216000189
Contents of this template

Pertanyaan :
1) Bagaimana konstribusi peradaban islam terhadap masa
Renaissance ?
2) Tokoh yang berkontribusi dalam masa Renaissnace ?
3) Sumbangan masa ini terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ?
4) Apa yang dimaksud dengan Empirisme, Rasionalisme dan
Positivisme dalam masa pencerahan ini ?
Masa Renaissance

Masa Renaissance merupakan suatu masa yang cerah


bagi ilmu pengetahuan, karena pada masa ini ilmu-ilmu
pengetahuan mulai berkembang dengan pesat, termasuk
Psikologi.

Kemajuan pada abad ke-17 salah satunya disebabkan


oleh pengaruh metode empiris dimana pada metode
tersebut lebih mengutamakan observasi daripada
autoritet. Hal tersebut tentu mempengaruhi pula terhadap
bidang Psikologi dalam observasi secara langsung.
01. Kontribusi Islam pada Masa Renaissance

Ibnu Thaimiyah (1263-13228), ahli politik dan pemikir muslim terkemuka. Ia


menentang bid’ah (pengamalan agama yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW), tetapi jugaa membenci taklid (menerima ajaran agama begitu saja secara
buta tanpa menggunakan pikiran). Menurutnya muslim harus menyeimbangkan
antara sumber suci dari wahyu Allah SWT dengan ijtihad (mengembangkan
pemikiran) mereka sendiri guna memahami hukum-hukum Allah SWT dan hidup
meurut hukum-hukum Allah SWT tersebut. Dengan kata lain seimbang antara
sumber naqli dan aqli.

Perkembangan ilmu pengetahuan di negara Islam mempengaruhi perkembangan


pemikiran di Barat yang telah lama hidup dalam pengaruh kekuasaan gereja. Sifat
ilmu pada zaman pertengahan (abad 13-15, setelah pengaruh peradaban islam) ini
didasarkan atas penalaran dan keimanan.
Kontribusi Islam pada Masa Renaissance

Misalnya Thomas Aquinas pada abad 13 memadukan sistem alam Aristoteles yang
komprehensif dengan teologi daan etika Kristen. Pemikiraan yang muncul tersebut,
mengakhiri masa gelap di barat, dan lahirlah masa “Renaissance”, merupakan
tonggak lahirnya zaman modern. Renaissance juga disebut zaman “pencerahan”.
Selain lahirnya ilmu pengetahuan modern, zaman tersebut juga ditandai dengan
adanya reformasi gereja yang memunculkan ajaran protestan. Proses selanjutnya
pada abad 19 adalah terbangunnya landasan konsep demokrasi.

Islam mendorong terjadinya perubahan budaya, dari masa kebodohan, perbudakan,


penindasan, dan kegelapan ke masa pencerahan “renaissance” yang ditandai
dengan penggunaan penalaran dan pemikiran ilmiah. Ilmu pengetahuan dan
peradaban modern tumbuh dengan pesat semenjak masa transisi tersebut. Banyak
buku dihasilkan oleh ilmuwan dan ulama Islam pada masa tersebut.
02
Tokoh-Tokoh Yang Berkonstribusi
Pada Masa Renaissance

Dan Abad ke-17


Renaissance Science & Philosophy

Renaissance Humanism Renaissance Science


• Francesco Petrarch • Ptolemy as Precursor
• Giovanni Pico • Nicolaus Copernicus
• Desiderius Erasmus • Johannes Kepler
• Martin Luther • Galileo
• Michel de Montaigne • Isaac Newton
• Francis Bacon
• René Descartes
Empiricism,Rationalism, & Positivism

Empiricsm Rationalism
 Thomas Hobbes • Baruch Spinoza
 John Locke • Gottfried Wilhelm Von Leibniz
 George Berkeley • Thomas Reid
 David Hume • Immanuel Kant
 David Hartley • Georg Wilhelm Friedrich Hegel
 James Mill • Johann Friedrich Herbart
 John Stuart Mill
 Alexander Bain Positivism
 Auguste Comte
03
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
Pada Masa Renaissance
Pekerkembangan Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan
yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh melalui penalaran, percobaan,
penyempurnaan, dan berani mengambil risiko tinggi sehingga menghasilkan penemuan-penemuan
yang bermanfaat bagi suatu generasi dan menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya
untuk mengoreksi, menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya.

Misalnya penemuan Copernicus (1543) tentang peredaran matahari, Kepler menggunakan metode
matematis induktif dalam penelitian jagat raya. Sir Isaac Newton, melanjutkan usaha-usaha Kepler
dan menemukan hukum gravitasi. Selanjutnya dalam lapangan medis ditemukan oleh percobaan-
percobaan Harvey (1628) yaitu tentang peredaran darah. Leewnhock dari negeri Belanda
menemukan mikroskop sehingga membuka lapangan baru dalam biologi.
Pekerkembangan Ilmu Pengetahuan

 Situasi masa Renaissance tersebut besar pengaruhnya bagi perkembangan psikologi waktu itu
misalnya Francis Bacon (1521-1626) Mengembangkan metode induktif dalam psikologi ilmu
pengetahuan.
 Descrartes (1596-1650) di Perancis merupakan seorang besar dalam psikologi pada masa
Renaissance. Sumbangan Descartes terhadap psikologi adalah analisa mengenai emosi yang
terdiri dari 6 elemen yaitu: keheranan/kekaguman, cinta, benci, keinginan, kesenangan dan
kesedihan.
 Leibnitz di Jerman menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan alam ke dalam psikologi.
Ia mencari jawaban tentang relasi antara badan dan jiwa.
 Thomas Hobbes (1588-1679) sebagai seorang empiris dari Inggris yang mengembangkan teori
mekanistis dalam psikologi. Hobbes membedakan antara pengalaman asli dengan hasil
pengalaman.
 John locke (1632-1704) merupakan seorang yang membawa empirisme ke dalam psikologi. Ia
terkenal dengan teori “tabularasa” yang menganggap bahwa anak lahir dalam keadaan kosong
atau bersih
Empirisme,

04
Rasionalisme, dan
Positivisme
Pada Masa Pencerahan
Empirisme

Empirisme secara etimologis menurut Bagus (2002) berasal dari kata bahasa Inggris
empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani
έμπειρία (empeiria) dan dari kata experietia yang berarti “berpengalaman dalam”,
“berkenalan dengan”, “terampil untuk”. Sementara menurut Lacey (2000)
berdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang
berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan
kepada pengalaman yang menggunakan indera.

Secara terminologis terdapat beberapa definisi mengenai empirisme, di antaranya:


doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman,
pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan
menggabungkan apa yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya
sumber pengetahuan, dan bukan akal.
Rasionalisme
Secara etimologis menurut Bagus (2002), rasionalisme berasal dari kata bahasa
Inggris Rationalims, dan menurut Edwards (1967) kata ini berakar dari bahasa
Latin Ratio yang berarti “akal”, Lacey (2000) menambahkan bahwa berdasarkan
akar katanya rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegang bahwa akal
merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran.

Kaum rasionalis berdalil bahwa karena pikiran dapat memahami prinsip, maka
prinsip itu harus ada, artinya prinsip harus benar dan nyata. Jika prinsip itu tidak
ada, orang tidak mungkinkan dapat menggambarkannya. Prinsip dianggap sebagai
sesuatu yang apriori, dan karenanya prinsip tidak dikembangkan dari pengalaman,
bahkan sebaliknya pengalaman hanya dapat dimengerti bila ditinjau dari prinsip
tersebut.
Positivisme

Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya,
yang terukur. “Terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Positivisme sudah
dapat disetujui untuk memulai upaya membuat aturan untuk mengatur manusia dan
mengatur alam. Positivisme adalah ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang
valid, dan fakta-fakta saja lah yang dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan
demikian, positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek di
belakang fakta.
Kelebihan dan Kekurangan Empirisme

 Kelebihan Empirisme adalah pengalaman indera merupakan sumber


pengetahuan yang benar, karena paham empiris mengedepankan fakta-fakta
yang terjadi di lapangan.

 Kelemahan Empirisme cukup banyak di antaranya adalah sebagai berikut:


a) Indra Terbatas, benda yang jauh dapat kelihatan kecil.
b) Indera Menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara panas
dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
c) Objek yang Menipu. Contohnya ilusi dan fatamorgana, jadi objek itu sebenarnya
tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membohongi indera. Ini jelas
dapat menimbulkan inderawi yang salah.
Kelebihan dan Kekurangan Rasionalisme

 Kelebihan Rasionalisme adalah dalam menalar dan menjelaskan pemahaman-


pemahaman yang rumit, kemudian Rasionalisme memberikan kontribusi pada
mereka yang tertarik untuk menggeluti masalah – masalah filosofi.

 Kelemahan Rasionalisme adalah memahami objek di luar cakupan rasionalitas


sehingga titik kelemahan tersebut mengundang kritikan tajam, sekaligus
memulai permusuhan baru dengan sesama pemikir filsafat yang kurang setuju
dengan sistem-sistem filosofis yang subjektif tersebut, doktrin-doktrin filsafat
rasio cenderung mementingkan subjek daripada objek, sehingga rasionalisme
hanya berpikir yang keluar dari akal budinya saja yang benar, tanpa
memerhatikan objek – objek rasional secara peka.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai