ERITROPAPULOSKUAMOSA

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS M U H A M M A D I YA H SEMARANG
TAHUN AJARAN 2 0 2 1 / 2 0 2 2

Eritropapuloskuamosa
Pembimbing :
dr. Retno Indrastiti, Sp.KK
Anggota Kelompok
1. Ihsan Priolaksono
2. Millania Titah Alam Kinasih
3. Muh Ridhwan Hamdani
4. Faadhilah Rosiana Firdaus
5. Deyana Nurulizah
6. Roudothul Fajrin
7. Yulinda Aurelia Widyana
Eritropapuloskuamosa
1. Psoriasis Vulgaris
2. Dermatitis Seboroik
3. Ptiriasis Rosea
Psoriasis
Vulgaris
Definisi Faktor Risiko
• Psoriasis merupakan kelainan •Stress psikis
yang disebabkan autoimun, •Infeksi fokal
bersifat kronik dan residitif. •Trauma
• Tanda: bercak eritema berbatas •Gangguan endokrin
tegas dengan skuama kasar, •Metabolic
berlapis-lapis, dan trasparan •Obat-obatan
• Terdapat fenomena khas •Alkohol
• Fenomena lilin •Rokok
• Fenomna kobner •Sinar UV
•Kehamilan
Etiologi
• Faktor genetic
• Puncak kejadian saat pubertas
dan saat menopause
Manifestasi Klinis
● Plak eritem dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata.
● Proses penyembuhan: eritem hanya terdapat ditepi.
● Fenomena khas:
○ Fenomena lilin  skuama berubah menjadi putih seperti lilis pasca
goresan
○ Fenomena Autspitz  tampak serum/darah bitnik-bitnik karena
papilomastosis ketika digores.
○ Fenomena kobner  trauma garukan menyebabkan kelainan yang
sama/psoriasis baru.
● Lokasi predileksi:
○ Kulit kepala, perbatasan dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor
terutama lutut dan siku, dan daerah lumbosakral
Tipe Psoriasis
Psoriasis Vulgaris
(lesi berbentuk plak)

Psoriasis Guntata
(lesi <1 cm timbul mendadak dan seminata biasanya post infeksi
streptococcus dan morbilli)

Psoriasi Inversa

(fredileksi daerah fleksor)


Psoriasis Eksudatif

(lesi beerbentuk basah seperti dermatitis akut)

Psoriasis Seboroik
(gabungan psoriasis dan dermatitis seboroik, skuama berminyakdan agak
lunak. Lokais biasanya di tempat seboroik)

Psoriasi Pustulosa
(bentuk lokalisata: telapak tangan kaki UKK = pustule kecil steril dan dalam
eritema dan disertai gatal
Bentuk generalisata nyeri hyperalgesia disertai demam malaise, nausea
dan anoreksia)

Erittroderma psoriatic

(lesi eritematosa dan kulit lebih meninggi)


Pemeriksaan Penunjang

• Fenomena Auspitz

• Pemeriksaan histopatologi: gambaran parakeratosis dan akantosis. Pada stratum


spinosum terdapar abses Munro, papilomatosis, dan vasodilatasi subepidermis
Tatalaksana
TOPIKAL

Preparat ter (ter kayu, fosil, dan batu bara) konsetrasi 2-5%. Ter dapat
dikombinasi dengan asam salisilat 2-10% dan sulfur presipitatum 3-5%.

• Antralin 0,2-0,8% dalam paste atau salep

• Kortikosteroid kombinasi asam salisilat 3%. Kortikosteroid fluorinasi seperti


triamsinolon asetonida 1%, betamotazon valerat 0,1%, fluosinolon 0,025%,
atau betametazon benzoate 0,025% memiliki daya kerja lebih baik.
Tatalaksana

PUVA

Kombinasi psoralen ultraviolet 0,6 mg/kgBB diberikan oral 2 jam sebelum


disinar dengan sinar ultraviolet. Pengobatan dilakukan 2x seminggu.
Kesembuhan terjadi 2-4x pengobatan dan dilanjutkan terapi rumatan tiap 2
bulan
Prognosis Edukasi

Quo ad vitam : dubia ad malam • Hindari trauma mekanik karena akan


Quo ad functionam : dubia ad memperberat UKK
malam • Hindari bahan iritan
Quo ad sanactionam : dubia ad • Hindari kondisi stress psikologis
malam • Informasikan penyakit merupakan penyakit
Quo cosmetica: dubia ad malam tidak menular.
Dermatitis
Seboroik
Definisi Faktor Risiko
• Dermatitis seboroik merupakan • Genetik
istilah yang digunakan untuk • Kelelahan
• Stress emosional
segolongan kelainan kulit yang
• Infeksi
didasari oleh faktor konstitusi • Defisiensi imun
(predileksi di tempat-temoat • Jenis kelamin (pria lebih sering daripada
kelenjar sebum). wanita)
• Dermatitis seboroik berkaitan • Usia (bayi 1 bulan dan usia 18-40 tahun)
dengan keaktifan glandula sebasea. • Kurang tidur
Gejala Tanda
• Bercak merah dan kulit kasar • Papul sampai plak eritema
• Kelainan awal berupa • Skuama berminyak agak kekuningan
ketombe ringan hingga • Berbatas tidak tegas
keluhan lanjut berupa • Lesi berat : seluruh mata tertutup oleh
keropeng berbau tidak sedap krusta, kotor, dan berbau (craddle cap)
dan gatal
Lokasi Predileksi
• Kulit kepala
• Glabela
• Belakang telinga
• Belakang leher
• Alis mata
• Kelopak mata
• Liang telinga luar
• Lipatan nasolabial
• Sternal
• Areola mammae
• Interskapular
• Umbilicus
• Lipat paha
• Daerah angogenital
Pemeriksaan
Diagnosis Banding
Penunjang
• Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus • Psoriasis
untuk diagnosis. • Kandidosis
• Apabila diagnosis meragukan, dapat • Otomikosis
dilakukan pemeriksaan kerokan kulit • Otitis eksterna
dengan pewarnaan KOH untuk
menyingkirkan infeksi jamur atau biopsi
kulit.
Tatalaksana
Topikal
a) Pada bayi
• Lesi di kulit kepala  beri asam salisilat 3% dalam minyak kelapa atau vehikulum
yang larut air atau kompres minyak kelapa hangat 1 kali sehari selama beberapa
hari.
• Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa hari.
• Selama pengobatan, rambut tetap dicuci.
Topikal
b) Pada dewasa
• Lesi di kulit kepala  shampo selenium sulfida 1,8 atau shampo ketokonazol 2%,
zink pirition (shampo anti ketombe), atau pemakaian preparat ter (liquor carbonis
detergent) 2-5 % dalam bentuk salep dengan frekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-
15 menit per hari.
• Lesi di badan  kortikosteroid topikal: Desonid krim 0,05% (tidak tersedia 
fluosinolon asetonid krim 0,025%) selama maksimal 2 minggu.
• Inflamasi yang lebih berat  kortikosteroid kuat misalnya betametason valerat
krim 0,1%.
Tatalaksana
Oral Sistemik
• Antihistamin sedatif : klorfeniramin maleat 3 x 4 mg perhari selama 2 minggu,
cetirizin 1 x 10 mg per hari selama 2 minggu.
• Antihistamin non sedatif : loratadin 1x10 mg selama maksimal 2 minggu.
Prognosis Komplikasi
• Pada bayi Pada anak, lesi bisa meluas
Ad vitam: ad bonam menjadi penyakit Leiner atau
Ad sanam: ad bonam eritroderma.
Ad functionam: ad bonam
Ad cosmetica: ad bonam
• Pada dewasa
Ad vitam: ad bonam
Ad sanam: dubia ad malam
Ad functionam: ad bonam
Ad cosmetica: ad bonam
Edukasi
• Memberitahukan kepada orang tua untuk menjaga kebersihan
bayi dan rajin merawat kulit kepala bayi
• Memberitahukan kepada orang tua bahwa kelainan ini
umumnya muncul pada bulan-bulan pertama kehidupan dan
membaik seiring dengan pertambahan usia
• Memberikan informasi bahwa penyakit ini sukar
disembuhkan namun dapat terkontrol dengan mengontrol
emosi dan psikisnya
Ptiriasis
Rosea
Definisi Etiologi
• Pitriasis  skuama halus • Belum diketahui pasti
• Rosea  berwarna merah muda. • Diduga berhubungan dengan
reaktivasi Human Herpes Virus
• Erupsi kulit akut yang dapat sembuh (HHV-7) dan (HHV-6)
sendiri, dimulai dengan lesi awal berupa Epidemiologi
eritema dan skuama halus kemudian • Dapat terjadi pada semua usia
disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di terutama 10-35 tahun.
• Lebih banyak dialami oleh
badan, lengan, dan tungkai atas yang perempuan, perempuan : laki-laki =
tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan 1,5 : 1
• Tidak menular
biasanya menyembuh dalam waktu 3- 8
minggu.
Manifestasi Klinis
• Gatal ringan

• Lesi pertama (herald patch) di badan, soliter, berbentuk oval dan anular, diameter 2-4
cm. Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggir.

• Lesi berikutnya : lebih khas, lebih kecil dari lesi awal, susunan sejajar kosta
menyerupai pohon cemara terbalik (Christmas tree). Lesi ini biasanya muncul 2 hari
hingga 2 bulan setelah lesi pertama, tetapi umumnya muncul 2 minggu setelah lesi
pertama.

• Dapat juga ditemukan demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan pembesaran
kelenjar getah bening.
Herald patch
batas tegas
Distribusi
Christmas Tree
Diagnosis Banding Tatalaksana
• Tinea korporis Topikal
• Sifilis sekunder • Anti pruritus  bedak salisilat yang
• Dermatitis numularis dibubuhi mentol 0,5% - 1%, Calamine
• Psoriasis gutata lotion 2x/hari
• Ptyriasis lichenoides • Kortikosteroid topikal bila keluhan
• Dermatitis seboroik sudah 1 bulan dan disertai dermatitis
sekunder  bethametasone
dipropionate 0,025% ointment 2x/hari
Sistemik
• Antihistamin  cetirizine 10 mg
1x/hari
Prognosis Edukasi
• Ad vitam : ad bonam • Edukasi pasien dan keluarga bahwa
• Ad Functionam : ad bonam penyakit ini bisa sembuh sendiri dalam
• Ad Sanactionam : ad bonam waktu 3-8 minggu dan bukan merupakan
• Ad cosmeticam : ad bonam penyakit menular

Komplikasi • Jangan menggunakan pakaian yang


mengandung wol, dan usahakan badan tidak
Eksema dan infeksi
berkeringat untuk mencegah lesi menjadi
sekunder akibat garukan
bertambah berat
dari gatal yang hebat
• Pasien sebaiknya diminta untuk datang
kembali apabila ruam masih tetap ada
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai