Kel. 2 Acute Limb Ischemia (Ali)
Kel. 2 Acute Limb Ischemia (Ali)
Kel. 2 Acute Limb Ischemia (Ali)
(ALI)
Kelompok 2
Amira salsabila alamsyah
Laura
Mona oktavia
Nur afni annisa fitri
Resti andani
Acute Limb Ischemic (ALI)
Pada awalnya tungkai tampak pucat (vena yang kosong), tetapi setelah 6-12 jam
akan terjadi vasodilatasi yang disebabkan oleh hipoksia dari otot polos vaskular.
Kapiler akan terisi kembali oleh darah teroksigenasi yang stagnan, yang
memunculkan penampakan mottled (yang masih hilang bila ditekan). Bila tindakan
pemulihan aliran darah arteri tidak dikerjakan, kapiler akan ruptur dan akan
menampakkan kulit yang kebiruan yang menunjukkan iskemia irreversibel. Nyeri
terasa hebat dan seringkali resisten terhadap analgetik. Adanya nyeri pada
ekstremitas dan nyeri tekan dengan penampakan sindrom kompartemen
menunjukkan tanda nekrosis otot dan keadaan kritikal (yang kadang kala
irreversibel). Defisit neurologis motor sensorik seperti paralisis otot dan parastesia
mengindikasikan iskemia otot dan saraf yang masih berpotensi untuk tindakan
penyelamatan invasif (urgent).
Klasifikasi
Ad hoc committee of the Society for Vascular Surgery and the North American
Chapter of the International Society for Cardiovasculer Surgery
• Non-threatened extremity;
Kelas I revaskularisasi elektif dapat
diperlukan atau tidak diperlukan.
• Threatened extremity; revaskularisasi
Kelas II diindikasikan untuk melindungi
jaringan dari kerusakan.
• Iskemia telah berkembang menjadi
infark dan penyelamatan ekstremitas
Kelas III
tidak memungkinkan lagi untuk
dilakukan.
Temuan Tanda Doppler
Deskripsi/
Kategori Prognosis
Kelemahan
Hilangnya sensoris Arteri Vena
otot
1.Dapat Tidak memberikan ancaman Tidak ada Tidak ada Terdengar Terdengar
bertahan dengan segera
2.Dapat ditolong Dapat tertolong bila Minimal (ibu Tidak ada (Sering) Terdengar
jika ditangai segera revaskularisasi segera jari)/tidak ada tidak
terdengar
3. Tidak dapat Hilangnya sejumlah besar Anestesi yang Kelumpuhan Tidak Tidak
diperbaiki jaringan atau kerusakan saraf dalam yang dalam terdengar terdengar
yang tidak dapat dihindari
berdasarkan terminologi, yaitu :
• Acute : kurang dari 14 hari
Onse • Acute on cronic : perburukan tanda
dan gejala kurang dari 14 hari
t • Cronic iskemic stable : lebih dari 14
hari
Echokardiografi
Terapi
Asidosis metabolik
Edema ekstremitas
1. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
dapat teratasi.
2. Kriteria hasil:
a. Klien menunjukkan kemandirian dalam kebutuhan makan, minum dan personal hygiene.
b. Klien tidak bergantung seluruhnya kepada petugas medis dalam melakukan aktifitas.
c. Klien menunjukkan kemandirian mobilitas dalam menggunakan tempat tidur.
d. Klien terlibat dalam mobilitas fisik dengan bantuan minimal.
e. Klien berinisiatif untuk melakukan mobilitas fisik di tempat tidur
3. Intervensi
f. Kaji tingkat aktivitas yang dapat di toleransi oleh klien.
g. Motivasi klien untuk memaksimalkan fungsi tubuh yang lain dengan latihan secara teratur.
h. Monitor alat-alat yang dibutuhkan pasien untuk, perawatan diri, makan, berpakaian, toileting.
i. Berikan posisi semi fowler.
j. Bantu pasien dalam menerima ketergantungan kebutuhan.
k. Anjurkan pasien untuk menjalakan ADL, untuk melihat tingkat kemampuan pasien.
l. Anjurkan untuk mandiri, tetapi tetap membantu pasien jika pasien tidak mampu menjalankan.
m. Ajarkan pada keluarga, untuk memandirikan pasien, dan tetap membantu jika pasien tidak mampu.
n. Kolaborasi dengan fisioterapy dalam latihan aktivitas.
Pelaksanaan
1. Mengkaji ulang klien, pengkajian adalah suatu proses yang berkelanjutan yang
difokuskan pada suatu dimensi atau sistem. Setiap kali perawat berinteraksi dengan
klien, data tambahan dikumpulkan untuk mencerminkan kebutuhan fisik,
perkembangan intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
2. Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan, meskipun rencana asuhan
telah dikembangkan sesuai dengan diagnosa keperawatanyang terlah teridentifikasi
selama pengkajian, perubahan dalam status klien mungkin mengharuskan modifikasi
rencana asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
3. Mengidentifikasi bidang bantuan, beberapa situasi keperawatan mengharuskan
perawat untuk mencari bantuan. Bantuan didapat berupa tambahan tenaga.
4. Mengimplementasi intervensi keperawatan, perawat memilih intervensi keperawatan
berikut metode untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yaitu membantu dalam
melakukan aktifita sehari-hari, mengkonsulkan dan memberikan penyuluhan pada
klien dan keluarga, memberikan asuhan keperawatan langsung, mengawasi dan
mengevaluasi kerja staff anggota yang lain.
5. Mengkomunikasikan intervensi keperawatan, intervensi keperawatan dituliskan atau
dikomunikasikan secara verbal.
Evaluasi