Kel. 2 Acute Limb Ischemia (Ali)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

ACUTE LIMB ISCHEMIA

(ALI)
Kelompok 2
Amira salsabila alamsyah
Laura
Mona oktavia
Nur afni annisa fitri
Resti andani
Acute Limb Ischemic (ALI)

Acute Limb Ischemic (ALI)


merupakan suatu kondisi dimana
terjadi penurunan aliran darah
ke ekstremitas secara tiba-tiba
yang menyebabkan gangguan
pada kemampuan pergerakkan,
rasa nyeri atau tanda-tanda
iskemik berat dalam jangka
waktu dua minggu (Vasculer
Desease A Handbook, 2005).
Etiologi ALI
• Faktor predisposisi terjadinya adalah dehidrasi,
hipotensi, malignan, polisitemia, ataupun status
prototrombik inheritan, trauma vaskuler, injuri
Trombosis      Iatrogenik,trombosis pasca pemasangan bypass graft,
          trauma vaskuler. Gambaran klinis terjadinya trombosis
adalah riwayat nyeri hilang timbul sebelumnya, tidak ada
sumber terjadinya emboli dan menurunnya (tidak ada)
nadi perifer pada tungkai bagian distal. 

Embol • Kasus yang berakibat timbulnya emboli adalah


Aneurisma aorta ,katup prostetik, vegetasi katup akibat
i peradangan pada endokardium, paradoksikal emboli
(pada kasus DVT) dan atrial myxoma
Patofisiologi

Pada awalnya tungkai tampak pucat (vena yang kosong), tetapi setelah 6-12 jam
akan terjadi vasodilatasi yang disebabkan oleh hipoksia dari otot polos vaskular.
Kapiler akan terisi kembali oleh darah teroksigenasi yang stagnan, yang
memunculkan penampakan mottled (yang masih hilang bila ditekan). Bila tindakan
pemulihan aliran darah arteri tidak dikerjakan, kapiler akan ruptur dan akan
menampakkan kulit yang kebiruan yang menunjukkan iskemia irreversibel. Nyeri
terasa hebat dan seringkali resisten terhadap analgetik. Adanya nyeri pada
ekstremitas dan nyeri tekan dengan penampakan sindrom kompartemen
menunjukkan tanda nekrosis otot dan keadaan kritikal (yang kadang kala
irreversibel). Defisit neurologis motor sensorik seperti paralisis otot dan parastesia
mengindikasikan iskemia otot dan saraf yang masih berpotensi untuk tindakan
penyelamatan invasif (urgent).
Klasifikasi
Ad hoc committee of the Society for Vascular Surgery and the North American
Chapter of the International Society for Cardiovasculer Surgery

• Non-threatened extremity;
Kelas I          revaskularisasi elektif dapat
diperlukan atau tidak diperlukan.
• Threatened extremity; revaskularisasi
Kelas II        diindikasikan untuk melindungi
jaringan dari kerusakan.
• Iskemia telah berkembang menjadi
infark dan penyelamatan ekstremitas
Kelas III  
tidak memungkinkan lagi untuk
dilakukan.
Temuan Tanda Doppler
Deskripsi/
Kategori Prognosis
Kelemahan
Hilangnya sensoris Arteri Vena
otot

1.Dapat Tidak memberikan ancaman Tidak ada Tidak ada Terdengar Terdengar
bertahan dengan segera

2.Dapat ditolong Dapat tertolong bila Minimal (ibu Tidak ada (Sering) Terdengar
jika ditangai segera revaskularisasi segera jari)/tidak ada tidak
terdengar

3. Tidak dapat Hilangnya sejumlah besar Anestesi yang Kelumpuhan Tidak Tidak
diperbaiki jaringan atau kerusakan saraf dalam yang dalam terdengar terdengar
yang tidak dapat dihindari
berdasarkan terminologi, yaitu :
• Acute : kurang dari 14 hari
Onse • Acute on cronic  : perburukan tanda
dan gejala kurang dari 14 hari
t • Cronic iskemic stable  : lebih dari 14
hari

• Incomplete  : tidak dapat ditangani


• Complete : dapat ditangani
Severity • Irreversible : tidak dapat kembali ke
kondisi normal
Manifestasi klinis
• yang hebat terus-menerus terlokalisasi di daerah ekstremitas dan
muncul tiba-tiba, intensitas nyeri tidak berhubungan dengan beratnya
Pain/nyeri iskemia karena pasien yang mengalami neoropathy dimana sensasi
terhadap nyeri menurun.

• tampak putih, pucat dan dalam beberapa jam dapat


Pallor/pucat menjadi kebiruan atau ungu/mottled

Pulselless • denyut nadi tidak teraba dibandingkan pada dua ekstremitas

Parasthesia • tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas

• kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas, adanya


Paralisis parasthesia dan paralisis merupakan petanda yang buruk
dan membutuhkan penanganan segera

Poikilothermia • dingin pada ekstremitas


Pemeriksaan fisik
• Pulsasi
Apakah defisit pulsasi bersifat baru atau
lama mungkin sulit ditentukan pada
pasien penyakit arteri perifer (PAD) tanpa
suatu riwayat dari gejala sebelumnya,
pulsasi radialis, dorsalis pedis mungkin
normal pada kasus mikro embolisme yang
mengarah pada disrupsi (penghancuran) 
plak aterosklerotik atau emboli
kolestrol.      
•  Lokasi
Tempat yang paling sering terjadinya
oklusi emboli arterial adalah arteri
femoralis, namun juga dapat di temukan
pada arteri aksila, poplitea iliaka dan
bifurkasio aorta.
• Warna dan temperatur
Harus dilakukan pemeriksaan
terhadap abnormalitas warna
dan temperatur. Warna pucat
dapat terlihat, khususnya pada
keadaan awal, namun dengan
bertambahnya waktu, sianosis
lebih sering ditemukan. Rasa
yang dingin khususnya
ekstremitas sebelahnya tidak
demikian, merupakan
penemuan yang penting.
• Kehilangan fungsi sensoris • Kehilangan fungsi motorik
Pasien dengan kehilangan
sensasi sensoris biasanya Defisit motorik merupakan
mengeluh kebas atau indikasi untuk tindakan yang
parestesia, namun tidak pada lebih lanjut, limb-thtreatening
semua kasus. Perlu diketahui
ischemia. Bagian ini
pada pasien DM dapat
berhubungan dengan fakta
mempunyai defisit sensoris
bahwa pergerakkan pada
sebelumnya dimana hal ini
dapat membuat kerancuan ekstremitas lebih banyak
dalam membuat hasil dipengaruhi oleh otot
pemeriksaan. proximal.
Pemeriksaan Diagnostik
Preoperative arteriogram (angiografi)
Sirkulasi arteri

Doppler vaskuler (ultrasound)

MSCT radiografi (hitam dan putih).

.         Elektrokardiografi (EKG)

Echokardiografi

Ankle – Brachial Index (ABI)


Merupakan prosedur diagnostik dalam menentukan kemampuan vaskuler berdasarkan
tekanan yang dibandingkan antara brakhialis (siku) dengan angkle (pergelangan kaki)
sehingga diperoleh nilai (index) tertentu untuk menentukan kualitas gejala pada kasus ALI
penatalaksanaan
Akut Limb Iskemik yang disebabkan oleh emboli di lakukan
pengobatan dengan warparin atau embolektomi

disebabkanoleh trombus angiografi dan dilakukan tindakan


bypass atau pemberian obat-obatan seperti fibrinolitik.

Lakukan foto thoraks dan rekam irama jantung.

Terapi

• Preoperative antikoagulan dengan IV heparin


• Resusitasi cairan, koreksi asidosis sistemik, inotropik support
• Terapi pembedahan diindikasikan untuk iskemia yang mengancam ekstremitas
komplikasi
Hiperkalemia (kelebihan kalsium)

Sindrom kompartemen (nyeri saat flexi/extensi, kelemahan otot,tidak


mampu respon terhadap stimulasi sentuhan, pucat, nadi lemah/tidak
teraba).

Asidosis metabolik

Edema ekstremitas

Disritmia ( kelainan irama jantung )


ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

• Pengkajian dilakukan mulai dari pengumpulan


data mengenai data umum sampai
pemeriksaan fisik sebagaimana dijelaskan
pada penegakkan diagnosis ALI sebelumnya.
Teknik yang digunakan sifatnya variatif mulai
dari teknik wawancara, inspeksi, perkusi,
auskultasi dan palsasi untuk mendapatkan
data sebanyak-banyaknya dalam menunjang
penegakkan masalah pada kasus ALI.
Diagnosa Keperawatan

• Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan


dengan penurunan aliran darah
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
penurunan sirkulasi arteri dan oksigenisasi jaringan
• Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar bd
kelemahan anggota gerak
• Gangguan mobilitasi fisik b.d Rasa ketakutan nyeri
• Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kondisi dan program pengobatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar bd kelemahan anggota gerak

1. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
dapat teratasi.

2. Kriteria hasil:
a. Klien menunjukkan kemandirian dalam kebutuhan makan, minum dan personal hygiene.
b. Klien tidak bergantung seluruhnya kepada petugas medis dalam melakukan aktifitas.
c. Klien menunjukkan kemandirian mobilitas dalam menggunakan tempat tidur.
d. Klien terlibat dalam mobilitas fisik dengan bantuan minimal.
e. Klien berinisiatif untuk melakukan mobilitas fisik di tempat tidur

3. Intervensi
f. Kaji tingkat aktivitas yang dapat di toleransi oleh klien.
g. Motivasi klien untuk memaksimalkan fungsi tubuh yang lain dengan latihan secara teratur.
h. Monitor alat-alat yang dibutuhkan pasien untuk, perawatan diri, makan, berpakaian, toileting.
i. Berikan posisi semi fowler.
j. Bantu pasien dalam menerima ketergantungan kebutuhan.
k. Anjurkan pasien untuk menjalakan ADL, untuk melihat tingkat kemampuan pasien.
l. Anjurkan untuk mandiri, tetapi tetap membantu pasien jika pasien tidak mampu menjalankan.
m. Ajarkan pada keluarga, untuk memandirikan pasien, dan tetap membantu jika pasien tidak mampu.
n. Kolaborasi dengan fisioterapy dalam latihan aktivitas.
Pelaksanaan

1. Mengkaji ulang klien, pengkajian adalah suatu proses yang berkelanjutan yang
difokuskan pada suatu dimensi atau sistem. Setiap kali perawat berinteraksi dengan
klien, data tambahan dikumpulkan untuk mencerminkan kebutuhan fisik,
perkembangan intelektual, emosional, sosial dan spiritual.
2. Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan, meskipun rencana asuhan
telah dikembangkan sesuai dengan diagnosa keperawatanyang terlah teridentifikasi
selama pengkajian, perubahan dalam status klien mungkin mengharuskan modifikasi
rencana asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
3. Mengidentifikasi bidang bantuan, beberapa situasi keperawatan mengharuskan
perawat untuk mencari bantuan. Bantuan didapat berupa tambahan tenaga.
4. Mengimplementasi intervensi keperawatan, perawat memilih intervensi keperawatan
berikut metode untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yaitu membantu dalam
melakukan aktifita sehari-hari, mengkonsulkan dan memberikan penyuluhan pada
klien dan keluarga, memberikan asuhan keperawatan langsung, mengawasi dan
mengevaluasi kerja staff anggota yang lain.
5. Mengkomunikasikan intervensi keperawatan, intervensi keperawatan dituliskan atau
dikomunikasikan secara verbal.
Evaluasi

• tujuan tercapai apabila pasien menunjukkan


Tujuan perubahan perilau dan perkembangan
tercapai kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.

• tujuan tercapai sebagian adalah bila pasien


Tujuan tercapai menunjukkan perubahan dan perkembangan
sebagian kesehatan hanya sebagian dari kriteria
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

Tujuan sama • tujuan sama sekali tidak tercapai jika pasien


menunjukkan perubaha perilaku
sekali tidak perkembangan kesehatan atau bahkan timbul
tercapai masalah baru.

Anda mungkin juga menyukai