Refarat - Low Back Pain - Luthfi Asyifa Harsa - K1B120075

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

Referat

Mei 2021

LOW BACK PAIN


Luthfi Asyifa Harsa/ K1B120075
Pembimbing :
dr. Rosmaladewi, M.Kes,
Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
Pendahuluan
Nyeri Punggung Bawah atau Low Back Pain ( LBP )
merupakan gangguan muskuloskeletal yang sering
diderita oleh masyarakat. LBP dapat menyebabkan
kualitas hidup memburuk dan menghambat aktivitas
tertentu. Angka kejadian LBP pertahunnya rata - rata
sekitar 15-45% dalam populasi. Faktor – factor yang
berpengaruh dengan kejadian LBP ialah umur, jenis
kelamin, indeks massa tubuh, stress, dan sikap tubuh
ketika melakukan pekerjaan
ANATOM
I
ANATOMI
Defenisi
Nyeri punggung bagian bawah atau Low
Back Pain adalah nyeri pada daerah
lumbosacralis dengan tidak atau adanya
nyeri tungkai. Nyeri punggung bawah atau
LBP termasuk salah satu dari gangguan
muskuloskeletal, gangguan psikologis dan
akibat dari mobilisasi yang salah.
Etiologi

01 Kelainan pada tulang belakang 04 Fraktur


otot, diskus intervetebralis, sendi

Kelainan Kongingental
Neoplasma
02 spondylosis 05

03 Trauma Infeksi
06
Epidemiologi

Nyeri punggung bagian dialami oleh sekitar 40% orang


pada 6 bulan terakhir, dan setiap tahunnya sekitar 15%
melaporkan nyeri punggung bawah yang berlangsung lebih
dari 2 minggu. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa
prevalensi NPB seumur hidup sekitar 84%.

Prevalensi kejadian nyeri punggung bawah


lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
dengan.
Patogenesis Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat
ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus
terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matrik
Kolumna vertebralis tersusun atas banyak gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang
unit rigid (vertebrae) dan unit fleksibel padat dan tak teratur.
(diskus intervertebralis) yang diikat satu
sama lain oleh kompleks sendi faset (facet
Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita
joint), berbagai ligamen dan otot
stress mekanis paling berat dan perubahan
paravertebralis.
degenerasi terberat

Obesitas, masalah postur, masalah


struktur, dan perengangan berlebihan Penonjolan faset akan mengakibatkan penekanan pada
pendukung tulang akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang
menyebabkan nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut
terjadi gesekan pada kedua permukaan facet
joint menyebabkan ketegangan otot di daerah
tersebut yang akhirnya menimbulkan
keterbatasan gesekan pada tulang belakang.
dapat berakibat nyeri punggung.
Klasifikasi LBP

Berdasarkan perjalanan klinis

Acute low back pain Crhonic low back pain

Rasa nyeri yang menyerang Rasa nyeri yang menyerang


secara tiba – tiba, keluhan lebih dari 3 bulan atau rasa
dirasakan kurang dari 6 nyeri yang berulang – ulang
minggu atau kambuh kembali
Klasifikasi LBP
Berdasarkan organ yang
mendasari

LBP Viserogenik LBP Vaskulonergik

Disebabkan oleh adanya Aneurisma atau penyakit vaskuler


proses patologik di ginjal perifer dapat menimbulkan nyeri
atau visera didaerah pelvis, punggung atau nyeri menyerupai
serta tumor retroperitoneal iskialgia
Klasifikasi LBP
Berdasarkan organ yang
mendasari

LBP Neurogenik LBP Diskogenic

• Araknoiditis • Spondilosis
• Neoplasma • Hernia Nucleus Pulposus
• Stenosis kanalis • Spondilitis ankilosa
spinalis
Manifestasi klinis

LBP sederhana LBP dengan keterlibatan Red flag a LBP


neurologis
• Adanya nyeri pada daerha lumbal atau • Trauma fisik berat seperti jatuh
adanya 1 atau lebih tanda atau gejala
lumbosacral tanpa penjalaran atau dari ketinggian ataupun
yang mengindikasikan adanya
keterlibatan neurologis. kecelakaan kendaraan bermotor
keterlibatan neurologis seperti nyeri
• Nyeri mekanik, derajat nyeri • Nyeri non mekanik yang konstan
menjalar ke lutut, tungkai, kaki
bervariasi setiap waktu, dan dan progresif
ataupun adanya rasa baal di daerah
tergantung dari aktivitas fisik. • Ditemukan nyeri abdomen dan
nyeri. Kemudian ditandai dengan
atau thoracal
• Kondisi kesehatan pasien secara adanya tanda iritasi radikular,
• Nyeri hebat pada malam hari
umum adalah baik gangguan motorik maupun
yang tidak membaik dengan
sensorik/refleks
posisi terlentang.
Diagnosis
Anamnesis
Keluhan utama berupa nyeri yang mulai dari
punggung bawah menjalar ke daerah lain atau
tidak, kelumpuhan pergerakan, hilangnya sensasi
rasa, hilangnya sensasi tekan, dan spasme otot,
a. Riwayat trauma
b. Riwayat penyakit dahulu.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi dan bila pasien
tetap berdiri dan menolak untuk duduk, maka sudah harus
dicurigai adanya suatu herniasi diskus. Kemudian
dilanjutkan dengan penilaian gerak aktif pasien.
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:
• Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.
• Ekstensi ke belakang (back extension)
• Fleksi ke depan ( Forward flexi )
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya
kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya
(psychological overlay). Kadang-kadang bisa ditentukan letak
segmen yang menyebabkan nyeri dengan menekan pada
ruangan intervertebralis
Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-
rataan (stepoff) pada palpasi di tempat/level yang terkena.
Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan
untuk mencari adanya fraktur pada vertebra.
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan sensoris
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada
salah satu saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan
adanya gangguan sensorik dengan menentukan batas-
batasnya, dengan demikian segmen yang terganggu dapat
diketahui. Pemeriksaan sensorik ini meliputi pemeriksaan
rasa rabaan, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar
(vibrasi). Bila ada kelainan maka tentukanlah batasnya
sehingga dapat dipastikan dermatom mana yang terganggu
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang
lemah maka segmen mana yang terganggu akan
diketahui, misalnya lesi yang mengenai segmen
L4 maka musculus tibialis anterior akan
menurun kekuatannya
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologis
Tes – tes yang di lakukan pada pasien LBP

Lasegue sign’s
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologis
Tes – tes yang di lakukan pada pasien LBP
Patrick’s sign
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologis
Tes – tes yang di lakukan pada pasien LBP
Patrick ’s
sign
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologis
Tes – tes yang di lakukan pada pasien LBP
Kontra
Patrick sign
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk
melihat; laju endap darah (LED), kadar Hb, jumlah
leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.1
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan pungsi lumbal
LP akan normal pada fase permulaan prolaps diskus,
namun belakangan akan terjadi transudasi dari low
molecular weight albumin sehingga terlihat albumin
yang sedikit meninggi sampai dua kali level normal
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi MRI
Pemeriksaan
CT-Scan

Foto x-ray
Tata Laksana

a. Tirah baring
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur
selama beberapa hari dengan sikap tertentu.
Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau
per. Tirah baring ini sangat bermanfaat untuk
nyeri punggung mekanik akut, fraktur, dan
HNP.
Tata Laksana
b. Medikamentosa

Salisilat Paracetamol

Merupakan analgetic yang juga mempunyai khasiat Merupkan analgetik-antipiretik yang paling
antipiretik, antiinflamasi dan antitrombotik. aman untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa
disertai inflamasi
Contohnya aspirin.
- Dosis terapi : 600-900 mg diberikan 4x
- Dosis aspirin : analagetik 600-900, diberikan 4x sehari sehari
- Dosis aspirin : antiinflamasi 750-1500 mg diberikan 4x Obat-obat kausal misalnya anti tuberkulosis,
sehari antibiotika untuk spondilitis piogenik,
 Kontraindikasi : tukak lambung, resiko terjadi nukleolisis misalnya khimopapain,
perdarahan, gangguan faal ginjal dan hipersensitif. kolangenase (untuk HNP). 9
Tata Laksana
c. Fisioterapi

Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan


dengan jangkauan permukaan yang lebih
dalam) misalnya pada HNP, trauma mekanik
akut, serta traksi pelvis misalnya untuk
relaksasi otot dan mengurangi lordosis
• Terapi panas
• Elektrostimulus seperti akupuntur,
ultrasound, Radiofrequency Lesioning
• Traction
• Pemijatan
Tata Laksana
c. Terapi Operatif

Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan


konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau
terhadap kasus fraktur yang langsung
mengakibatkan defisit neurologik, yang dapat
diketahui adalah gangguan fungsi otonom dan
paraplegia
• Foraminotomy
• Intra Discal Electrothermal Therapy (IDET).
• Rehabilitasi
Prognosis
Penderita dengan nyeri pinggang akut
biasanya 90% sembuh spontan atau
membaik dalam waktu 6 minggu. Sisanya
akan berkembang menjadi kronis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai