Asuhan Keperawatan Gerontik: Ns. Pattola, M.Kes
Asuhan Keperawatan Gerontik: Ns. Pattola, M.Kes
Asuhan Keperawatan Gerontik: Ns. Pattola, M.Kes
GERONTIK
Ns. PATTOLA,
M.Kes
PANUM PROGRAM PROFESI NERS
STIKES MARENDENG MAJENE
TAHUN 2023
TAHAP
PENGKAJIAN
DEFINISI PENGKAJIAN KEPERAWATAN
LANSIA
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi
lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia.
Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi
data bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah
lansia serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga dan
lingkungan yang ada.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGKAJIAN PADA LANSIA
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Lainny Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
a
B. Pengkajian status kognitif
SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire)
Olah raga adalah aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatkan
gerakan tubuh berulang yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Latihan senam aerobik adalah olah raga yang membuat
jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan oksigen.
Contoh: berjalan, berenang, bersepeda atau senam,
dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit dengan
intensitas sedang, dilakukan 5 kali dalam seminggu, 20
menit dengan intensitas tinggi dilakukan 3 kali dalam
seminggu, kombinasi 20 menit intensitas tinggi dalam 2
hari dan 20 menit intensitas sedang dalam 2 hari.
Latihan penguatan otot adalah aktifitas yang
memperkuat dan menyokong otot dan jaringan
ikat. Conroh : aktivitas yang melawan gravitasi
(gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa
detik dan dilakukan berulang-ulang).
Penguatan otot dilakukan 2 hari dalam seminggu
dengan istirahat untuk masing-masing sesi dan
untuk masing-masing kekuatan otot.
Fleksibilitas dan latihan keseimbangan
adalah aktifitas untuk membantu
mempertahankan rentang gerak sendi
(ROM) yang diperlukan untuk melakukan
aktifitas fisik dan tugas sehari-hari secara
teratur.
2. Terapi Aktifitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang dilakukan atas
kelompok penderita bersama-sama dengan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis.
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
1) Mengembangkan stimulasi persepsi,
2) Mengembangkan stimulasi sensoris,
3) Mengembangkan orientasi realitas,
4) Mengembangkan sosialisasi.
Jenis Terapi Aktivitas Kelompok pada Lansia
1) Stimulasi Sensori (Musik)
Lansia dilatih dengan mendengarkan musik
terutama musik yang disenangi.
2) Stimulasi Persepsi
Stimulus yang disediakan: seperti membaca
majalah, menonton acara TV.
3) Orientasi Realitas
Orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada
disekitar dan semua kondisi nyata.
4) Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat
pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal
(satu per satu), kelompok, dan massa.
TAHAP
EVALUASI
DEFINISI EVALUASI KEPERAWATAN
GERONTIK
1. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian
pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien,
dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
2. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja
perawat, dan apakah perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenang.
Kompetensi : pengkajian, validasi rumusan
dx/masalah dan skill.
3. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien.
Evaluasi formatif dilakukan sesaat setelah perawat
melakukan tindakan pada lansia.
Evaluasi sumatif: menilai hasil asuhan keperawatan yang
diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku lansia
setelah semua tindakan keperawatan dilakukan.
Hasil evaluasi yang menentukan apakah masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak
teratasi, adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari lansia setelah
tindakan diberikan.
O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Assessment) adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan
tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi
sebagian, atau tidak teratasi.
P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisis.
Contoh:
S : Lansia mengatakan sudah menghabiskan makanannya
O : Porsi makan habis, berat badan naik, semula BB=51 kg menjadi 52
kg
A : Tujuan tercapai
P : Rencana keperawatan dihentikan