BST-FA (First Aid)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 145

BAHAN AJAR BP2IP BAROMBONG

HAK CIPTA
DILARANG MENG-COPY, MERUBAH, MENAMBAH ISI
MATERI YANG ADA TANPA SEIJIN PEMBUAT.

Created by,
Prodik Team
1. YEDDY TEDDY TH OMBUH,S.Sos,M.Eng.
2. NANANG JOKO S, S. Pd.
3. MUHAMMAD CHOERONI, S. ST. Pel.
4. FERDINAN, S. ST .Pel.
5. ARDI KURNIAWAN,S. ST. Pel.
BST
BASIC SAFETY TRAINING

FA
FIRST AID
MATERI POKOK :
- Mengevaluasi tanda vital korban
- Pengetahuan dasar susunan dan fungsi tubuh
- Meletakkan posisi korban
- Teknik pertolongan pernafasan buatan
- Mengontrol pendarahan
- Dasar penanganan shock
- Penanganan luka bakar dan luka karena sengatan listrik
- Pertolongan dan pemindahan korban
- Penggunaan pembalut dan peralatan P3K
TUJUAN :
Setelah melaksanakan diklat, peserta diklat mampu akan memiliki
pengetahuan tentang tanda vital korban, peserta diklat mampu
menjelaskan susunan tubuh manusia dan fungsi-fungsinya,
menjelaskan keadaan korban secara umum yang menyangkut berat
tidaknya penyakit, habitus dan gizinya serta psyche dan
sensoriumnya serta dapat memperagakan prosedur meletakkan
korban, peserta diklat mampu menjelaskan cara-cara memberikan
bantuan pernapasan pada korban dan dapat melakukan bantuan
pernapasan buatan.
Peserta diklat mampu menjelaskan macam-macam luka dan
pendarahan serta dapat mengatasi berbagai pendarahan. Mampu
menjelaskan jenis-jenis shock serta dapat menangani berbagai jenis
shock, peserta diklat mampu menjelaskan berbagai luka bakar dan
cara mengatasinya serta penaggulangan luka akibat terkena
sengatan listrik. Mampu menjelaskan tentang alat-alat transportasi
bagi penderita serta melakukan cara-cara menolong penderita,
peserta diklat mampu menjelaskan macam-macam pembalut dan
cara penggunaanya serta penggunaan peralatan P3K.
MENGEVALUASI TANDA VITAL KORBAN
A.Pengertian

Pertolongan pertama merupakan pertolongan secara cepat


dan bersifat sementara waktu yang diberikan pada seseorang
yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak.
Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang
tersedia pada saat itu sebelum korban mendapatkan penanganan
lebih lanjut oleh tenaga medis.
Pertolongan pertama hanya merupakan
penanganan yang bersifat sementara dan segera.
Tindakan pertolongan harus berdasarkan prioritas
dengan cara mengevaluasi tanda-tanda vital dan
proses dari yang sangat serius sampai yang kurang
serius. Penanganan kegawatan yang mengancam jiwa
harus segera dilakukan terlebih dahulu daripada
kondisi-kondisi yang kurang serius. Prioritas
selanjutnya adalah kegawatan yang membutuhkan
tindakan medis segera jika kehidupan atau nyawa
masih dapat diselamatkan, yaitu: koma, serangan
jantung, luka bakar berat, stroke, dan kegawatan
bedah seperti perdarahan internal.
Tujuan:
a. Mempertahankan hidup
b. Mencegah kondisi menjadi lebih buruk
c. Meningkatkan pemulihan

Tindakan Awal
a.Tetap tenang dan menguasai situasi
b.Periksa:
- Keamanan korban dan diri anda sendiri
- Pernapasan
- Perdarahan
- Kesadaran
c.Meminta orang lain untuk membantu.
B. Pemeriksaan terhadap korban
1. Pemeriksaan Korban
a. Memeriksa tanda-tanda vital
b. Memeriksa perdarahan yang hebat
c. Memeriksa syok
d. Memeriksa bagian-bagian tubuh
2. Tanda-tanda dan gejala-gejala penting
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran meliputi:
- Alert: dapat berkomunikasi dan berespon
terhadap rangsangan lain
- Letargi: sadar, tapi respon
lambat/dibingungkan tentang kejadian
sekitarnya
- Drowsines: mengantuk, tidak dapat
berkonsentrasi
- Semiconcious: kesulitan berkomunikasi
menjawab pertanyaan; reaksi
rangsangan sangat kecil
- Unconcious: tidak ada respon terhadap
rangsangan, gerakan tidak terkontrol
b. Warna kulit:
Pucat atau sianosis (periksa bibir, telapak tangan, telapak
kaki dan kelopak mata)
c. Pernapasan:
Periksa kecepatan irama, kedalaman, kemudahan dan bunyi
d. Denyut nadi:
Cek irama, kecepatan dan ukur volume.
e. Pupil:
Cedera otak menyebabkan sirkulasi darah iris mata terganggu
karena sensitif terhadap perubahan tekanan darah.
f. Nyeri:
Respon nyeri bervariasi untuk setiap individu, akibat
perbedaan ambang rangsang.
g. Kemampuan bergerak:
Jika ada fraktur atau cedera maka kemampuan gerakan-gerakan
pada bagian-bagian tubuh akan terganggu dan dapat
mengindikasikan adanya kerusakan yang serius dan berat.
h. Kebas:
Korban kemungkinan mengalami kesulitan dalam
merasakan sentuhan atau nyeri. Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan impul syaraf atau suplai darah.
i. Bengkak:
Pembengkakan dapat disebabkan oleh cedera, infeksi,
reaksi alergi, dan gangguan dari sirkulasi darah.
j. Mual dan muntah:
Mual, muntah atau keduanya dapat menunjukkan secara
langsung adanya gangguan saluran pencernaan atas oleh
racun atau infeksi.
k. Kejang:
Peningkatan suhu yang berlebihan, epilepsi, kerusakan
otak dan bahan-bahan beracun dapat menyebabkan
kejang. Pertolongan pertama ditujukan untuk mencegah
pasien melukai dirinya sendiri.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan berdasarkan 4
macam penggolongan, yakni :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
- Terjatuh
- Tertimpa benda
- Tertumbuk atau terkena benda-benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena arus listrik
- Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi.
b. Klasifikasi menurut penyebab :
- Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik,
mesin penggergajian kayu, dan sebagainya.
- Alat angkut, alat angkut darat, udara dan air.
- Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan
pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik,
dan sebagainya.
- Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya
bahan peledak, gas, zat-zat kimia,
- Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam
bangunan dan dibawah tanah).
- Penyebab lain yang belum masuk tersebut diatas.
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
- Patah tulang
- Dislokasi (keseleo)
- Regang otot (urat)
- Memar dan luka dalam yang lain
- Amputasi
- Luka di permukaan
- Geger dan remuk
- Luka bakar
- Keracunan-keracunan mendadak
- Pengaruh radiasi
- Lain-lain
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di
tubuh :
- Kepala
- Leher
- Badan
- Anggota atas
- Anggota bawah
- Banyak tempat
- Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi

Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak


karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja
biasanya tidak hanya 1 faktor tetapi banyak faktor.
CARA MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA

1. Pertolongan pertama pada kasus tenggelam


Prinsip: sesegera mungkin mengangkat korban tenggelam ke
permukaan air atau daratan. Hal ini tentu akan dilakukan oleh orang
yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga penolongpun
tidak menjadi korban berikutnya.
Setelah korban tenggelam ini dapat di keluarkan dari air maka
mengusahakan untuk membebaskan fungsi pernapasan; dan
mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara merangsang
terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi
korban tak sadar/koma harus dihindari terjadinya aspirasi
(masuknya air dalam saluran napas) dan sesegera mungkin dibawa
ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya
kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/
asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan
fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ditolong korban
tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk
penanganan selanjutnya.
2. Pertolongan pertama pada luka bakar
Terpenting dalam pertolongan pertama pada luka bakar
adalah segera membebaskan korban dari sumber luka bakar
kemudian mengatasi nyeri. Terbakarnya permukaan tubuh
membuat sensasi nyeri yang sangat hebat, terutama pada luka
bakar yang tidak terlalu dalam, sehingga syaraf-syaraf nyeri
banyak mengalami rangsangan. Selain itu juga perlu mendapat
perhatian sumber penyebab luka bakar tersebut. Api dan air/uap
panas sangat berbeda, begitu juga dengan lokasi tubuh yang
terbakar. Sangat berbahaya adalah mengirup uap panas, hal ini
akan segera menyebabkan udema jaringan saluran napas,
sehingga terjadi obstruksi saluran napas.
Mengurangi perasaan nyeri yang paling ideal
adalah menggunakan air bersih yang dingin. Seringkali
terjadi kesalahan dalam penanganan luka bakar pada
tahapan ini. Penggunaan bahan selain air bersih
merupakan hal yang sangat tidak menguntungkan bagi
korban, karena selain air yang bersih dapat menyebabkan
semakin kotornya permukaan luka, mempersulit
pembersihannya pada saat penanganan di rumah sakit
dan dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri. Jika
memungkinkan berikanlah siraman air mengalir.
3. Pertolongan pertama pada gigitan binatang
Sebagai pedoman dasar pada setiap luka gigitan, maka yang
utama dilakukan adalah mengeluarkan racun yang sempat
masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka
sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat
dikeluarkan dari luka tersebut. Seringkali luka yang
ditimbulkan tidak sampai mengeluarkan darah, sebaiknya
luka tersebut diperlebar secukupnya sampai penolong dapat
mengeluarkan darah yang tercemar itu. Tidak dianjurkan
mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi
pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di
bagian mukosa mulutnya.
Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan
pembebatan (ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini
bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke
dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke
pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
4. Pertolongan pertama pada patah tulang
Dalam penanganan patah tulang (fraktur) yang penting diperhatikan adalah
; mencegah komplikasi lebih parah, mencegah perdarahan, dan mencegah
infeksi. Patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu: patah tulang terbuka dan patah
tulang tertutup. Prinsip penanganan pertama pada patah tulang adalah
menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan pada bagian yang patah.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan pembidaian/pasang spalk dengan
menggunakan kayu atau benda yang dapat menahan agar kedua fraksi
yang patah tidak saling bergesekan. Selain itu, khusus pada patah tulang
terbuka, maka penolong juga mencegah agar luka tersebut tidak
terkontaminasi dengan kotoran/infeksi.
Pada patah tulang vertebra, yang perlu diperhatikan adalah saat
pengangkatan korban harus dalam keadaan vertebranya lurus, artinya
korban harus diletakkan pada alas kasur yang keras, untuk menghindari
cedera saraf pada vertebra. Patah tulang vertebra termasuk yang sangat
gawat apabila daerah frakturnya sekitar leher, karena dapat menyebabkan
kelumpuhan total pada seluruh anggota badan. Fraktur pada tulang
tengkorak dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga seringkali
pertolongan pertamapun tidak sempat dilakukan.
5. Pertolongan pertama pada Cedera akibat listrik
Kalau tubuh tersengat aliran listrik, korban dapat pingsan, dan
pernapasan serta jantungnya dapat berhenti. Arus listrik dapat
menyebabkan luka bakar pada tempat masuknya kedalam tubuh
dan ditempat keluar dari tubuh untuk disalurkan ke tanah. Arus
bolak balik dapat menyebabkan kejang otot sehingga korban
tidak bisa melepaskan kabel yang terpegang olehnya.
a. Listrik arus kuat
Tersengat arus kuat dari kabel tegangan tinggi dapat berakibat
fatal. Korban mengalami luka bakar hebat, kejang otot akibat
syok dapat melemparkan korban beberapa meter dari tempatnya
semula dan mengakibatkan cedera lain: misalnya patah tulang.
Listrik arus kuat dapat menyambar hingga 18 meter. Bahan-bahan
seperti kayu kering atau pakaian tidak dapat melindungi anda
terhadap listrik arus kuat. Jika terdapat kabel terbuka harus
diisolasi sebelum memakan korban.
Tindakan:
sudah dimatikan dan kalau perlu diisolasi. Jaga jarak
minimum 18 meter dan orang-orang dijauhkan dari lokasi.
- Segera panggil dinas gawat darurat (petugas pemadam
kebakaran, ambulans).
- Korban hampir tidak sadar. Setelah situasi cukup aman
periksa napas dan nadinya dan persiapkan resusita.
- Segera bawa ke rumah sakit.
b. Listrik arus lemah
Listrik domestik yang digunakan di rumah/kantor/toko
atau bengkel dapat mengakibatkan cedera yang serius
bahkan kematian. Banyak kecelakaan yang terjadi akibat
tombol rusak, kabel terkelupas atau kerusakan alat-alat
listrik. Resiko terbesar pada anak-anak kecil. Memegang
alat listik yang mungkin masih baik dengan tangan yang
basah atau berdiri diatas lantai basah dapat menimbulkan
resiko terjadinya tersengat aliran listrik.
Tindakan:
Putuskan/matikan aliran listrik dari sikring jika mudah dijangkau.
Cabut stop kontak atau renggutkan kabel sampai terlepas. Bila kabel stop
kontak atau sikring tidak mudah dijangkau:
- Berdiri dialas kering seperti matras karet, plastik atau
tumpukan koran.Gunakan sapu atau kursi atau bangku kayu untuk
memisahkan badan korban dengan sumber listrik
-Kaki dan tangan korban dijerat such tapi jangan
menyentuhnya kemudian ditarik menjauhi sumber listrik
-Hanya sebagian usaha terakhir, korban ditarik dengan
memegang bajunyayang longgar dan kering.
- Jangan menyentuh badan korban dengan tangan anda.
- Setelah hubungan terputus:
1. Jika korban tidak sadar periksa nafas dan nadinya
dan siapkan resursita. Segera kirim ke rumah sakit.
2. Jika korban tampak baik-baik saja tetapi mungkin
masih syok. Suruh korban beristirahat, perhatikan kondisinya
secara ketat dan bila meragukan segera panggil dokter atau
kirim ke rumah sakit.
PENGETAHUAN DASAR SUSUNAN DAN
FUNGSI TUBUH

A. Kerangka Tubuh Manusia


Tubuh manusia dapat di umpamakan seperti
kerangka rumah. Tubuh manusia bagaikan sebuah
bangunan yang di topang oleh kerangka. Perumpamaan
tersebut dikarenakan susunan kerangka manusia
dengan susunan rumah hampir sama dan memiliki
bagian - bagian untuk dapat berdiri tegak. Bedanya jika
bangunan rumah di topang dengan adanya susunan
kerangka kayu yang berguna untuk menopang
berdirinya bangunan rumah, manusia di topang dengan
adanya kerangka.
Kerangka tubuh manusia tersusun atas 206 tulang
yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang
disebut sendi. Sendi ada yang dapat digerakkan dan ada
juga yang tidak. Sendi yang dapat digerakkan disebut
Sendi Gerak. Sedangkan sendi yang tidak dapat
digerakkan disebut Sendi Mati.
Tulang - tulang pada manusia membentuk rangka
dalam. Berdasarkan zat penyusunnya, tulang dibedakan
menjadi tulang keras dan tulang rawan. Berdasarkan
bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang
pipih, dan tulang pendek. Berdasarkan letaknya, rangka
dapat dibedakan menjadi 3 bagian utama, yaitu rangka
kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota
gerak.
1.Bagian-Bagian Kerangka Tubuh Manusia
Secara garis besar kerangka tubuh manusia
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu rangka
kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota
gerak.
a. Rangka Kepala (Tengkorak)
Tulang tengkorak berbentuk bulat, sebagian besar
tersusun atas tulang-tulang yang pipih. Antara tulang
yang satu dengan tulang yang lainnya bersambungan
sangat kuat. Fungsi dari tulang kepala (tengkorak)
adalah melindungi otak yang merupakan organ tubuh
yang sangat penting. Tulang-tulang pada bayi yang
baru dilahirkan akan terasa lunak dan belum berkaitan
erat dan rapat. Namun seiring berjalannya waktu,
tulang-tulang tengkorak mengalami pertumbuhan dan
bertambah besar, menyatu dan tidak dapat
digerakkan. Tulang tengkorak dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu tulang bagian kepala dan
bagian muka.
1) Tulang Bagian Kepala
Bagian-bagian tulang bagian kepala adalah :
a. Tulang Dahi
b. Tulang Ubun-ubun
c. Tulang Kepala Belakang
d. Tulang Bajie. Tulang Tapis
f. Tulang Pelipis
2). Tulang Bagian Muka
Bagian-bagian tulang bagian muka adalah :
a. Tulang Rahang Atas
b. Tulang Rahang Bawah
c. Tulang Pipi
d. Tulang Langit-langit
e. Tulang Hidung
f. Tulang Air Mata
g. Tulang Lidah
Sebagian besar tulang tulang tengkorak tidak dapat
digerakkan. Pada tulang muka, hanya tulang rahang
bawah yang dapat digerakkan terhadap tulang rahang
atas. Tulang kepala juga berfungsi sebagai pembentuk
wajah.
b. Rangka Badan
Rangka badan terdiri dari tulang belakang, tulang
dada, tulang rusuk, tulang gelang bahu, serta tulang
gelang panggul. Tulang belakang, tulang dada, tulang
rusuk membentuk rongga dada yang melindungi paru-
paru.
1). Tulang Belakang
Tulang belakang terdiri dari 33 ruas, yaitu:
a. 7 ruas tulang leher
b. 12 ruas tulang punggung
c. 5 ruas tulang pinggang
d. 5 ruas tulang kelangkang (sakrum)
e. 4 ruas tulang ekor
2).Tulang Dada
Tulang dada mempunyai bagian, diantaranya :
a. Hulu
b. Badan
c. Taju Pedang
3). Tulang Rusuk
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang, yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. 7 pasang tulang rusuk sejati. Tulang rusuk ini bagian
depan melekat pada badan tulang dada dan bagian
belakang melekat pad tulang punggung.
b. 3 pasang tulang rusuk palsu. Tulang rusuk ini nagian
depan melekat pada tulang rusuk diatasnya dan bagian
belakang melekat pada tulang punggung.
c. 2 pasang tulang rusuk melayang. Tulang rusuk ini
bagian belakang melekat pada tulang punggung dan
bagian depan tidak melekat pada tulang yang lain.
4). Gelang Bahu
Gelang bahu terdiri atas 2 buah tulang belikat dan 2
buah tulang selangka.
5). Gelang Panggul

Gelang panggul terdiri atas 2 tulang usus, 2 tulang


kemaluan, dan 2 tulang duduk yang bergabung menjadi
satu. Gelang panggul berfungsi untuk melindungi alat
pencernaan makanan dan alat kelamin.
c. Rangka Anggota Gerak

Rangka anggota gerak terdiri atas tulang lengan dan tungkai. Tulang
lengan terdiri atas tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil,
tulang pergelangan tangan, tulang tapak tangan, dan tulang jari
tangan.
Tungkai terdiri atas tulang paha, tempurung lutut, tulang betis, tulang
kering, tulang pergelangan kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari kaki.
B. Hubungan Antar Tulang (Persendian)
Rangka tubuh manusia tersusun oleh tulang-tulang
yang saling berhubungan. Hubungan antara tulang yang
satu dengan yang lain disebut Sendi. Berdasarkan sifat
geraknya, sendi dapat dibedakan atas sendi mati, sendi
kaku, dan sendi gerak.
1. Sendi Mati, yaitu hubungan dari beberapa tulang yang
tidak mengakibatkan terjadinya gerakan. Contoh :
persendian pada tulang tengkorak.
2. Sendi Kaku, yaitu hubungan dari beberapa tulang
yang hanya memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Contoh : hubungan tulang rusuk dan tulang dada, ruas-
ruas tulang belakang, dan tulang pergelangan tangan.
3. Sendi Gerak, yaitu antara beberapa tulang yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah, dua
arah, atau segala arah.
Menurut arah gerakannya, sendi gerak dibedakan menjadi sendi
engsel, sendi pelana, sendi peluru, dan sendi putar.

a. Sendi Engsel, yaitu persendian yang memungkinkan gerakan ke satu


arah. Contoh : persendian pada lutut, persendian pada siku-siku, dan
persendian jari tangan.
b. Sendi Pelana, yaitu persendian yang memungkinkan terjadinya
gerakan dua arah, seperti orang menunggang kuda diatas pelana.
Contoh : persendian antara tulang telapak tangan dengan tulang
pergelangan tangan, dan sendi pada ibujari.
c. Sendi Peluru, yaitu persendian yang memungkinkan gerakan ke
segala arah. Contoh : persendian antara tulang gelang bahu dengan
tulang lengan atas, persendian antara tulang paha dengan tulang
panggul.
d. Sendi Putar / Sendi Gulung, yaitu persendian antara beberapa
tulang, tempat tulang yang satu bergerak memutar sedangkan tulang
yang lain menjadi poros. Contoh : persendian antara tulang tengkorak
dengan tulang leher, tulang pengumpil dengan tulang hasta.
C. Fungsi Rangka Tubuh Manusia
Rangka tubuh manusia memiliki beberapa fungsi antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk menegakkan tubuh, misalnya ruas tulang belakang
2. Untuk memberi bentuk tubuh, misalnya tulang-tulang
tengkorak memberi bentuk wajah
3. Untuk melindungi alat-alat tubuh yang penting dan lunak,
misalnya : kepala
4. Rangka kepala (tengkorak), melindungi otak dan bola mata
5. Ruas tulang leher melindungi tenggorokan dan
kerongkongan
Rangka tubuh manusia memiliki beberapa fungsi
antara lain sebagai berikut :
1. Untuk menegakkan tubuh, misalnya ruas tulang
belakang
2. Untuk memberi bentuk tubuh, misalnya
tulang-tulang tengkorak memberi bentuk wajah
3. Untuk melindungi alat-alat tubuh yang penting
dan lunak, misalnya : kepala
4. Rangka kepala (tengkorak), melindungi otak dan
bola mata
5. Ruas tulang leher melindungi tenggorokan dan
kerongkongan
MELETAKKAN POSISI KORBAN

Posisikan korban pada punggungnya jika ia tidak sudah


berbaring telentang.
Untuk mengubah korban telentang, lakukan langkah-langkah
berikut.
a. Berlutut di samping korban dengan lutut dekat
bahunya, meninggalkan ruang untuk menggulung
tubuh.
b. Angkat lengan korban yang paling dekat dengan
Anda di atas kepala korban itu.
c. Sesuaikan kaki korban sehingga mereka bersama-
sama dan lurus atau hampirlurus.
d. Tempatkan satu tangan Anda di bawah bagian
belakang kepala korban dan leher untuk
mendukung.
e. Dengan tangan Anda, mencapai seluruh korban
punggung dan memahami tewas di bawah lengan
(jauh area ketiak).
CATATAN:
Metode ini bergulir korban yang digunakan untuk
meminimalkan cedera lebih lanjut untuk
tulang korban dalam kasus ia telah menderita cedera
kepala, leher atau punggung.
TEKNIK PERTOLONGAN PERNAFASAN BUATAN

Arti Pernapasan Buatan

Pernapasan buatan atau resusitasi jantung paru atau bantuan


hidup dasar (cardio pulmonary resuscitation) merupakan suatu
tindakan yang dilakukan dalam keadaan darurat yang dapat
dilakukan oleh seseorang untuk menyelamatkan nyawa orang
lain secara sederhana tanpa menggunakan alat bantu dan
dalam waktu yang singkat .
Pernapasan biatan diberikan kepada sesorang yang berada
dalam keadaan henti napas, bernapas terlalu cepat, atau
dangkal. Pernapasan buatan akan dianggap berhasil apabila
korban yang diberikan pernapasan buatan dada kiri dan
kanannya mulai bergerak naik turun secara bersamaan dan
mulai terasa serta terdengar adanya aliran udara keluar saat
korban mengehmbuskan napas atau melakukan ekspirasi.
Orang-orang yang membutuhkan pernapasan buatan

Pada dasarnya orang-orang yang diberikan


pernapasan buatan adalah mereka yang mengalami
henti napas dan jantungnya tidak berdetak.
a) Korban yang mengalami henti napas
Seseorang yang mengalami henti napas dapat
diketahui dengan berhentinya gerakan naik turun pada
rongga dada dan hilangnya aliran udara pernapasan
ketika dia menghembuskan napas atau melakukan
ekspirasi.
Seseorang yang mengalami henti napas, oksigen
masih dapat masuk ke dalam darah untuk beberapa saat
dan jantung masih melakukan sirkulasi darah ke otak dan
beberapa organ penting lainnya. Namun, apabila
terlambat diberikan pertolongan, akan berakibat sangat
vital bahkan kematian. Oleh karena itu, pemberian napas
buatan akan sangat bermanfaat untuk menyelamatkan
nyawa korban.
Seseorang dapat mengalami henti napas dikarenakan
beberapa sebab, seperti :
-Tenggelam
- Stroke
- Obstruksi jaman napas, yaitu kerusakan di sekitar
tenggorokan
- Epiglotisis, yaitu peradangan pada pita suara
- Overdosis obat-obatan
- Tersengat listrik
- Infrak miokard atau serangan jantung
- Tersambar petir
- Koma akibat berbagai macam kasus seperti pingsan
secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
b) Korban yang mengalami henti jantung
Seseorang yang mengalami henti jantung artiya sirkulasi
aliran darah ke seluruh tubuhnya berhenti secara tiba-
tiba. Akibatnya otak dan beberapa organ penting di
dalam tubuh akan mengalami kekurangan oksigen dan
dapat mengakibatkan proses pernapasan terganggu,
seperti napas tersenggal-senggal.
Cara melakukan pernapasan buatan

Pernapasan buatan dapat dilakukan dengan berbagai


cara diantaranya :
a) Pernapasan dari mulut ke mulut
Pernapasan buatan dari mulut ke mulut
merupakan cara pernapasan buatan yang sangat
sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang.
Namun, pernapasan buatan jenis ini mempunyai
resiko yang sangat besar bagi si penolong seperti
terkena semburan cairan atau muntahan dari tubuh
korban atau tertularnya penyakit akibat cairan dari
mulut korban.
Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melakukan
pernapasan buatan dari mulut ke mulut, penolong
menggunakan pelindung yang disebut barrier device
atau face shield. Alat pelindung dapat mencegah cairan
tubuh korban mengenai penolong.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan
pernapasan buatan dari mulut ke mulut. Berikut ini langkah-
langkah dalam proses memebrikan pernapasan buatan dari
mulut ke mulut.
- Pastikan keamanan diri dan lingkungan seperti dari
gangguan bintang liar.
- Baringkan korban pada posisi terlentang.
- Atur posisi penolong dengan cara berlutut di samping
kepala korban.
- Lakukan langkah-langkah pengelolaan airway.
- Pasang alat pelingdung yang berupa barrier device, face
shield.
-Penolong menarik napas dalam saat akan memberikan
napas buatan, agar volume tidal terpenuhi.
- Tutup mulut korban dengan mulut penolong sehingga
mulut penolong dapat menutupi keseluruhan mulut
korban agar tidak terjadi kebocoran.
- Berikan hembusan napas 2 kali, sampai tetap menjaga
terbukanya airway. Beri kesempatan untuk ekspirasi. Waktu
yang diperlukan untuk tiap hembusan 1,5-2 detik.
Volume udara yang diberikan sebesar volume tidal yaitu
10mL/kgBB atau 700-1000 mL atau sampai dengan dada
korban terlihat mengembang. Hati-hati jangan terlalu
kuat atau terlalu banyak karena dapat melukai paru-
paru korban atau masuk ke lambung.
- Jika saat melakukan pernapasan buatan dirasakan ada
tahanan atau terasa berat atau dada tidak naik turun
dengan baik, perbaiki teknik membuka airway korban
misalnya dengan memperbaiki posisi kelapa. Namun,
apabila setelah posisi diperbaiki dan masih terasa berat harus
timbul kecurigaan adanya sumbatan pada airway sehingga
perlu melakukan tindakan membebasan jalan napas.
- Bila tidak ada gangguan lain teruskan pernapasan buatan
dengan kecepatan 12-15 kali per menit.
b) Pernapasan buatan dari mulut ke hidung
Pernapasan buatan dari mulut ke hidung dapat
dilakukan apabila penapasan buatan dari mulut ke
mulut tidak dapat dilakukan karena mulut korban
terkunci, cedera, dan terluka parah.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan pernapasan buatan dari mulut ke
hindung adalah sama dengan langkah-langkah pada
pernapasan buatan dari mulut ke mulut.
Satu yang mebedakannya adalah pernapasan buatan
dilakukan melalui hidung korban. Meskipun demikian,
mulut korban tetap harus tertutup rapat. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kebocoran
pada airway atau jalan napas.
c) Pernapasan buatan dari mulut ke stoma (lubang buatan di
sekitar leher)
Pernapasan buatan kenis ini merupakan pernapasan
buatan yang cukup mrepotkan dan beresiko. Beresiko
dikarenakan pernapasan buatan tidak lagi dilakukan
melalui hidung atau mulut si korban, melainkan melaui
lubang buatan di sekitar leher (stoma)
Pembuatan stoma ini apabila tidak dilakukan dengan
hati-hati justru akan membahayakan si korban. Adapun
langkah-langkah untuk melakukan pernapasan buatan
dari mulut ke stoma sama dengan langkah-langkah pada
pernapasan buatan dari mulut ke mulut atau dari mulut
ke hidung.
d) Pernapasan buatan dari mulut ke masker atau sungkup
muka.
Pernapasan buatan jenis ini merupakan jenis
pernapasan buatan yang paling aman dan efektif jika
dibandingkan dengan jenis-jenis pernapasan buatan
sebelumnya. Hal ini dikarenakan tidak adanya kontak
langsung antara penolong dengan korban. Selain itu
masker yang digunakan pada korban dapat mencegah
terjadinya kebocoran aliran udara.
Cara-cara pemberian pernapasan buatan seperti
yang telah disebutkan sebelumnya apabila dilakukan
dengan baik maka dapat membantu korban dalam
memberikan pertolongan pertama sehingga
mengindarkan korban dari akibat-akibat yang lebih vital.
Oleh karena itu, ada baiknya jika kita mempunyai
pengetahuan yang lebih baik tentang cara-cara
melakukan pernapasan buatan.
MENGONTOROL PENDARAHAN

Pembuluh Darah Arteri/Nadi


Pembuluh arteri bertugas membawa darah segar
yang dipompa dari jantung menuju ke seluruh tubuh.
Pada umumnya pembuluh arteri tersembunyi di bawah
haringan tubuh dan hanya beberapa saja yang dekat ke
permukaan kulit sehingga nampak dari luar. Tanda-tanda
perdarahan pembuluh arteri adalah darah yang keluar
menyembur seirama dengan denyut jantung dan
berwarna merah cerah atau segar.
* Tindakan Pertolongan

Pertolongan pada perdarahan arteri harus cepat dilakukan, karena


jika tidak maka korban akan cepat kehilangan darah dan terjadi
shock. Pertolongan utamanya adalah menghentikan
perdarahannya. Ada tiga cara penghentian perdarahan arteri, yaitu :
1. Penekanan di Tempat Sumber Perdarahan
Cara yang terbaik pada umumnya yaitu dengan
mempergunakan kasa steril (bisa juga dengan kain bersih), dan
tekankan pada tempat perdarahan. Tekanan itu harus
dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai
pertolongan yang lebih baik dapat diberikan. Kasa boleh dilepas
jika sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan
yang baru. Kemudian kasa baru ditekankan kembali sampai
perdarahn berehnti, setelah itu kasanya ditutup dengan balutan
yang menekan dan korban dibawa ke rumah sakit.

Selama dalam perjalanan, bagian yang mengalami perdarahan


diangkat lebih tinggi dari letak jantung. Sementara itu,
perhatikan pula adanya tanda-tanda shock dan pastikan bahwa
perdarahannya betul-betul sudah berhenti. Apabila perdarahan
masih ada, maka balutan harus segera diperbaiki. Korban
diminta tetap tenang karena kegelisahan dapat menyebabkan
perdarahan terjadi kembali.
2. Penekanan dengan Torniket
Torniket marupakan balutan yang menekan sehingga
aliran darah dibawahnya berhenti mengalir. Selembar
pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat
atau sepotong karet ban sepeda dapat digunakan untuk
keperluan ini. Panjang torniket harus cukup untuk dua
kali melilit ke bagian yang hendak dibalut. Tempat yang
terbaik untuk memasang torniket adalah lima jari di
bawah ketiak (untuk perdarahn lengan) dan lima jari di
bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki).
Cara memasang torniket dilakukan sebagai berikut :
- Buat ikatan di anggota badan yang cidera
- Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu
- Kencangkan kedudukan kayu itu dengan memutarnya
- Agar kayu tetap erat kedudukannya, ikat ujung satunya
Caranya dengan melilitkan torniket di tempat yang
dikehendaki. Lebih baik lagi apabila sebelumnya dialasi
dengan kain atau kain kasa untuk mencegah lecet di kulit
yang terkena torniket.
Untuk torniket kain, masih perlu dikencangkan
dengan sepotong kayu. Caranya, eratkan torniket
dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan
sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya diikat
dengan simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti
memutar keran air untuk mengencangkan torniket. Akan
tetapi jangan diputar terlalu kencang, karena dapat
melukai jaringan-jaringan dibawahnya. Tanda torniket
sudah cukup kencang adalah tifak terabanya denyut nadi
di bagian bawah dari torniket dan warna kulit di daerah
itu menjadi pucat kekuningan.
Setelah itu korban segera dibawa ke rumah sakit
untuk pertolongan lebih lanjut. Untuk memudahkan para
pengusung, torniket harus terlihat jelas dan tidak boleh
ditutupi, sehingga torniket dapat dikendorkan selama 30
detik setiap 10 menit sekali. Sementara itu, tempat
perdarahan diikat dengan kasa steril. Torniket hanya
digunakan untuk perdarahan yang hebat atau untuk
lengan atau kaki yang cedera berat.
Cara terakhir pada pertolongan pertama dalam
menghentikan perdarahan luar yang sangat banyak
adalah dengan Torniket, dengan menggunakan teknik ini
seluruh aliran darah pada alat gerak akan tertutup,
namun torniket dapat menyebabkan kematian jaringan
bagian distal sehingga harus diamputasi. Maka ketika
torniket terpaksa harus dilakukan, pasanglah torniket
pada bagian paling ujung dari alat gerak, guna
meminimalisir kemungkinan terburuk dari matinya
jaringan pada alat gerak.
Penolong pertama tetap melakukan teknik
penekanan langsung, elevasi dan titik tekan untuk
menghentikan perdarahan. Segera tentukan tempat
pemasangan torniket, tempat tersebut tidak boleh
lebih dari 5 cm di atas luka. Bila cedera terdapat pada
sendi, maka pasang torniket di atas sendi.
Pasang bahan torniket melingkari alat gerak,
kemudian buat sebuah ikatan di atasnya. Masukkan
tongkat kecil, atau pena atau sejenisnya antara simpul
dan bahan torniket lalu putar perlahan untuk
mengencangkan torniket. Putar perlahan, sehingga
perdarahan terkendali dan jangan berlebihan. Pastikan
agar tongkat atau pena tersebut tidak dapat berputar
kembali dengan cara mengikat ujungnya.
Berikan tanda dan catat bahwa korban telah
dipasangkan torniket. Bagian yang terpasang torniket
harus terbuka dan mudah dilihat siapapun, tetaplah
memantau bagian itu dan jangan lupa untuk mencatat
kapan waktu torniket tersebut dipasang.
3. Penekanan pada Tempat-tempat Tertentu
Cara ini dilakukan sebelum cara di atas dilakukan.
Atau dapat pula sebagai tindakan tambahan apabila cara
nomor 1 tidak segera berhasil mengehentikan
perdarahn.
Tempat-tempat yang ditekan adalah pangkal
arteri yang terluka. Jadi, tujuan penekanan ini adalah
untuk menghentikan aliran darah yang menuju ke
pembuluh arteri yang robek.
Perdarahan terjadi karena adanya gangguan
rusaknya dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh
ruda paksa (trauma) atau penyakit.
Perdarahan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Perdarahan luar (terbuka)
2. Perdarahan dalam (tertutup)
Kedua jenis perdarahan ini sangat berbahaya jika
tidak segera ditangani, untuk lebih jelasnya tentang
keduanya akan dibahas lebih lanjut.
* Perdarahan Luar
Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan
kulit sehingga darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas
keluar dari luka tersebut dikenal dengan nama Perdarahan
Luar (Terbuka).
Bila anda sebagai pelaku Pertolongan Pertama menemukan
korban dengan kondisi seperti tersebut, maka anda harus
berhati-hati dalam melakukan pertolongan karena sebagai
penolong harus menganggap darah ini dapat menulari
anda. Pastikan untuk memakai alat perlindungan diri,
segera membersihkan darah yang menempel baik pada
pakaian, tubuh maupun peralatan anda.
Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami
gangguan, perdarahan luar ini dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian:
1. Perdarahan Nadi (Arteri), ditandai dengan darah
yang keluar menyembur sesuai dengan denyutan nadi
dan berwarna merah terang karena kaya dengan
oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan,
sehingga harus terus dilakukan pemantauan dan
pengendalian perdarahan hingga diperoleh bantuan
medis.
2. Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna
merah gelap, walaupun terlihat luas dan banyak
namun umumnya perdarahan vena ini mudah
dikendalikan. Namun perdarahan balik ini juga
berbahaya jika terjadi pada perdarahan vena yang
besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke
dalam pembuluh darah melalui luka yang terbuka.
3. Perdarahan Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh
kapiler, darah yang keluar merembes perlahan. Ini
karena pembuluh kapiler adalah pembuluh darah
terkecil dan hampir tidak memiliki tekanan. Jika terjadi
perdarahan, biasanya akan membeku sendiri. Darah
yang keluar biasanya berwarna merah terang seperti
darah arteri atau juga bisa gelap seperti darah vena.
Tips Mengatasi Perdarahan Luar
Bagaimana jika seorang penolong atau pelaku Pertolongan
Pertama menemukan korban yang mengalami perdarahan luar
(terbuka)? Jika itu terjadi, sebelum melakukan pertolongan atau
perawatan ada beberapa hal yang harus selalu diingat, dilakukan
dan diperhatikan, yaitu:
- Pertolongan atau perawatan perdarahan harus selalu
diawali dengan ABC.
- Pakailah Alat Perlindungan Diri agar tidak terkena darah
atau cairan tubuh korban.
- Jangan menyentuh mulut, hidung, mata dan makanan
sewaktu memberikan pertolongan atau perawatan.
- Cucilah tangan segera setelah selesai memberikan
pertolongan atau perawatan, sebaiknya dengan sabun atau
cairan anti septik.
- Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah terkena
darah atau cairan tubuh korban dengan baik.
Cara yang dilakukan untuk mengendalikan perdarahan luar
adalah sebagai berikut:
a. Tekanan Langsung
Ini merupakan cara yang paling penting dalam upaya
menghentikan perdarahan. Tekan bagian yang berdarah
tepat diatas luka, lakukan sesegera mungkin dan jangan
buang waktu untuk mencari penutup lukanya terlebih
dahulu.
Biasanya perdarahan akan berhenti sekitar 5 - 15 menit
kemudian. Penutup luka harus tebal pada tempat
perdarahan, dan jika darah belum berhenti penutup luka
dapat ditambah tanpa harus melepas penutup luka
pertama.
Jika perdarahan terjadi pada alat gerak, maka harus
dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastikan aliran
darah tidak terganggu. Jika nadi hilang atau tidak ada
maka penekanan perlu diperbaiki.
b. Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekanan
langsung)
Dilakukan hanya untuk perdarahan di daerah alat
gerak saja dan dilakukan bersamaan dengan tekanan
langsung. Metode ini tidak dapat digunakan untuk
korban dengan kondisi cedera otot rangka dan benda
tertancap.
c. Titik Tekan Bila kedua cara di atas belum berhasil maka
perlu dilakukan penekanan pembuluh nadi di atas
daerah yang mengalami perdarahan.
Ada beberapa titik tekan yaitu:
-  Arteri Brakialis (pembuluh nadi di lengan atas)
-  Arteri Femoralis (pembuluh nadi di lipat paha)
d. Cara lain yang dapat membantu menghentikan
perdarahan lain selain tiga teknik diatas adalah:
- Immobilasasi dengan atau tanpa pembidaian
- Torniket (hanya sebagai alternatif terakhir dan
akan dibahas lebih lanjut)
- Kompres Dingin
* Perdarahan Dalam
Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh
benturan tubuh korban dengan benda tumpul, atau
karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan
dan lain sebagainya. Luka tusuk juga dapat
menyebabkan terjadinya hal tersebut, berat ringannya
luka tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai walaupun
luka luarnya terlihat nyata.
Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban
karena kulit masih utuh, tapi dapat melihat darah yang
terkumpul di bawah permukaan kulit seperti halnya kasus
memar. Perdarahan dalam ini juga bevariasi mulai dari
yang ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian.
Untuk kasus yang menyebabkan kematian adalah karena:
- Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah
besar yang bisa menyebabkan hilangnya banyak darah
dalam waktu singkat.
-Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang
paha dapat merusak jaringan dan pembuluh darah
sehingga darah yang keluar dapat menimbulkan
syok.
- Kehilangan darah yang tidak terlihat (tersembunyi)
sehingga penderita meninggal tanpa mengalami
luka luar yang parah.
Untuk lebih jelas kita mengetahui tentang Perdarahan Dalam
guna memberikan Pertolongan Pertama yang tepat bagi
korban, maka berikut saya berikan tanda-tanda yang mudah
dikenali:
- Memar dan disertai nyeri tubuh
- Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting
- Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan
petunjuk bagian dalam yang mengalami cedera
- Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
- Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding
perut membesar
- Muntah darah
- Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah
hitam seperti kopi
- Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
- Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung dan telinga
- Batuk darah
- Buang air kecil bercampur darah
- Gejala dan tanda syok
Jika tanda-tanda di atas dapat terlihat atau teraba pada
pemeriksaan fisik lakukan segera Pertolongan Pertama
untuk penatalaksanaan korban dengan perdarahan
dalam.
Ketika anda sebagai seorang pelaku Pertolongan
Pertama menemukan korban yang mengalami
perdarahan dalam, maka lakukanlah penatalaksanaan
korban dengan cara-cara sebagai berikut:
- Baringkan korban
- Periksa dan pertahankan ABC
- Berikan oksigen bila ada
- Periksa pernafasan dan nadi secara berkala
- Rawat sebagai syok
- Jangan memberikan makan atau minum
- Jangan lupa menangani cedera atau gangguan lainnya
- Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat
Perdarahan di Bawah Kuku

Kuku termasuk bagian tubuh yang sangat sering mengalami cedera.


Misalnya terjepit pintu, terpukul palu, atau kejatuhan benda yang
berat. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan persarahan di bawah
kuku. Gejala dan tandanya adalah kuku akan memerah dan sangat
sakit yang ditimbulkan oleh adanya pembengkakan dan tekanan
pada kuku. Kuku tersebut terkadang terlepas karena desakan darah.
Tindakan Pertolongan yaitu :
- Untuk mengurangi rasa sakit, tindakan pertama
yang dapat dilakukan adalah mengompres jari
yang cedera dengan es batu atau air dingin.
- Kemudian dengan sebuah pisau steril,kuku yang
cedera dikorek dan dilobangi untuk mengeluarkan
darah yang ada di bawah kuku.
- Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi nyeri dan
mencegah kuku terkelupas.
- Setelah darah dikeluarkan, kuku yang telah
dilobangi tadi ditutup dengan salap antibiotika dan
diplester.
- Dapat pula dengan mempergunakan plester cepat
yang mengandung obat (band-aid, Handyplast,
Tensoplast, dan sebagainya).
Perdarahan Hidung

Perdarahan hidung atau mimisan dapat terjadi


pada mereka yang tekanan darahnya tinggi, mengidap
penyakit darah, influenza, atau karena kelainan anatomi
hidungnya. Tindakan lain yang mengakibatkan
perdarahan hidung adalah bersin atau membuang ingus
terlalu keras, mencukil-cukil hidung, tekanan udara
merendah (misalnya dipegunungan) atau kekurangan
vitamin C, bioflavonoid, dan vitamin K.
Tindakan Pertolongan yaitu :
- Korban duduk dengan kepala agak menunduk. Hal ini bertujuan untuk
mencegah agar darah tidak terhisap masuk ke paru-paru. Lalu tekan
atau pijit hidungnya untuk menghentikan perdarahan.
- Caranya, korban duduk tegak dengan nyaman, lalu menengadahkan
kepalanya kemudian tekan sisi hidung yang sedang berdarah.
- Tekan lubang hidung sekitar 5 menit atau lebih lama sampai mimisan
berhenti. Saat ditekan, pernapasan dilakukan melalui mulut. Bisa juga
hidungnya ditekan cukup kuat namun masih bisa bernapas.
- Menghentikan perdrahan hidung juga dapat dilakukan dengan
memasukkan gulungan kain kasa ke dalam lubang hidung.
- Kalau ada, basahi kasa tersebut dengan larutan hidrogen peroksida
terlebih dahulu. Detelah perdarahan berhenti, untuk beberapa waktu
jangan membuang ingus. Kompres batang hidung atau muka dengan
kantong es atau kain dingin.
- Untuk perdarahan besar dan tidak mau berhenti, segera bawa ke
dokter.
- Kadang-kadang suntikan hormon estrogen kadar tinggi melalui
pembuluh darah vena dapat mengentikan perdarahan.
Mimisan ditandai dengan keluarnya darah dari hidung. Darah yang
keluar dari lubang hidung, biasanya berasal dari bagian depan hidung
berupa darah segar, encer dan berwarna merah terang. Perdarahan
hidung umumnya terjadi hanya pada satu lubang hidung, kecuali jika
Mengapa bisa terjadi perdarahan pada hidung ?
Hidung berdarah bisa terjadi karena pembuluh darah
yang berada di selaput lendir hidung pecah. Pecahnya
pembuluh darah tersebut menyebabkan darah keluar
secara terus-menerus dari hidung.
DASAR PENANGANAN SHOCK
Syok (shock) adalah kondisi medis tubuh yang
mengancam jiwa yang diakibatkan oleh kegagalan
sistem sirkulasi darah dalam mempertahankan suplai
darah yang memadai. Berkurangnya suplai darah
mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen ke jaringan
tubuh. Jika tidak teratasi maka dapat menyebabkan
kegagalan fungsi organ penting yang dapat
mengakibatkan kematian.
PENYEBAB
- Kegagalan  sistem sirkulasi dapat disebabkan oleh
- Kegagalan jantung memompa darah, terjadi pada
serangan jantung.
- Berkurangnya cairan tubuh yang diedarkan. Tipe ini
terjadi pada perdarahan besar maupun perdarahan
dalam, hilangnya cairan tubuh akibat diare berat,
muntah maupun luka bakar yang luas.
CARA MENGENALI
- Nadi berdenyut cepat. Denyutannya semakin lama
semakin lemah
- Terlihat pucat (dapat dilihat di bibir bagian dalam)
- Keringat dingin dan tampak sembab
- Napas terlihat cepat dan dangkal
- Badan lemah
- Mengeluh pusing dan mungkin muntah
- Mungkin akan tampak gelisah dan bingung
- Semakin lama terjadi penurunan kesadaran
- Pada akhirnya jantung akan berhenti
Penanganan
Tujuan Penanganan
- Tangani penyebab syok
- Meningkatkan suplai darah ke organ otak, jantung dan paru- paru
Langkah Penanganan
- Tangani penyebab syok (misal perdarahan besar)
- Rebahkan penderita dengan posisi kepala rendah
- Tinggikan tungkai dengan memberi penopang pada tungkai (hati-
hati pada kasus patah tulang tungkai)
- Longgarkan pakaian yang mengikat
- Selimuti penderita
- Selalu lakukan pemeriksaan berkala nadi dan napas.
- Bila penderita tidak sadar disarankan untuk posisi pemulihan
- Segera dibawa ke Rumah Sakit
- Jika tidak benapas dan jantung tidak berdenyut, lakukan Resusitasi
Jantung Paru
JANGAN LAKUKAN !!!

- Jangan berikan makan atau minum. Jika penderita


mengeluh haus, basahi bibir korban
- Jangan tinggalkan penderita tanpa ditemani
PENANGANAN LUKA BAKAR DAN LUKA KARENA SENGATAN LISTRIK

Penanganan luka bakar

Pengertian umum :
Luka bakar terjadi karena sentuhan benda panas,
sengatan listrik, zat kimia yag sifatnya membakar, atau
karena suhu/ temperatur yang tinggi. Pertolongan
pertama terhadap luka bakar adalah mendinginkan
dengan “AIR”.
Cara mendinginkan luka bakar dengan air ada 2 car,
yaitu:
- Menyiramkan pada luka bakar
- Merendamkan luk abakar dalam ember/bak air (air
yang sedang mengalir)
Tindakan untuk menolong luka bakar

Pada saat menolong orang luka bakar, agar tetap


menjaga diri agar tidak menjadi korabn luka bakar pula.
Tindakan-tindakan yang dilakukan :
1) Mencegah/menghindari terjadinya shick
2) Mencegah inveksi dan mengobati luka bakar
3) Untuk luka bakar yang terjadi di leher/wajah agar
tetap diperhatikan bahaya codema pengkal
tenggorokan agar tidak terjadi kesalahan pada
saat memberikan obat-obatan.
4) Tenangkan penderita.
Derajat luka bakar

Derajat I : Luka bakar hnaya mengenai lapisan kulit


(epidermis) kuli merah, sedikit bengkak dan
rasa nyeri.
Tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri
dalam waktu 2-7 hari.
Derajat II : -Mengenai lapisan epidermis dan sub epidermis.
- Terbentuk gelembung, bengkak dan nyeri.
- Bila geembung pecah tampak daerah yang
banyak mengandung air dapat sembuh dalam
dalam 3-4 minggu.
Dejarat III : - Mengenai seluruh lapisan kulit epidermis,
sub epidermis dan otot.
- Kulit tampak pucat kecoklatan dengan
permukaan lebih rendah dari permukaan
kulit yang terbakar.
- Tidak ada rasa nyeri karena syarat-syarat
kulit ikut terbakar.
- Luka bakar derajat III harus diopname dan
dipuaskan sampai usus dapat bekerja
normal.
Berat luka bakar

Luka bakar dapat dibagi/digolongkan dalam :


1) Luka bakar ringan
2) Luka bakar sedang
3) Luka bakar berat

Luka bakar ringan : -Luka bakar derajat I


- Luka bakar derajat II luas 10 %
- Luka bakar derajat III luas 20 %
Luka bakar sedang : -Luka bakar derajat II luas 10-15 %
-Luka bakar dearajat III luas 5-10 %
Luka sedang sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk
observasi.

Luka bakar berat :- Luka bakar derajat II luas 20 %


- Luka bakar derajat II yang mengenai
wajah , tangan, kaki, alat kelamin, atau
persendian sekitar ketiak.
- Luka bakar derajat III luas 10 %
- Luka bakar akibat tegangan listrik
1000 volt.
-Luka bakar dengan komplikasi patah tulang
atau gangguan pernafasan.
Pelaksanaan P3K luka bakar.

P3K dan transportasi


1) Matikan api dengan menutup tubuh penderita dengan
selimut, handuk, sprei dan lian-lain sejenisnya mulai dari
kepala hingga kaki, kemudian ditekan ke tubuh korban dan
siram air. Kecuali bila luka bakar kena minyak.
2) Perhatikan keadaan umum penderita terutama tanda-tanda
vital.
3) Adakan pendinginan terhadap tubuh korban luka bakar :
- membuka pakaian penderita agar dingin
- merendam penderita dalam bak isi air dengan suhu 20-30
%
- Bila disebabkan zat kimia, selain air dapat digunakan
larutan NaCl 0,9 %
- Pendinginan ini tidak berlaku untuk luka bakar yang sudah
lewat/ melebihi waktu 1 jam.
4) Transportasi ke fasilitas yang lebih baik dan lengkap
sebaiknya dilakukan dalam waktu 24-48 jam pertama
dengan pengawasan ketat selama perjalanan dan
disertai dengan “Laporan luka bakar” yang dibuat oleh
orang yang menolong.
Bila sudah lebih darai waktu tersebut diatas, maka dapat
ditunda 4-5 hari setelah keadaan penderita mulai stabil
(membaik).
5) Khusus luka bakar diwajah/tenggoraknperhatikan bahaya
codema dan pada mata diberikan salep mata anti
biotika.
Pengobatan cairan dan lain-lain

- Pengobatan dengan cairan diberikan pada luka bakar


derajat II dan mempunyai luas 20 % (anak-anak) dan 30 %
(dewasa).
- Pengobatan lain dapat diberikan apabila dianggap untuk
menolong penderita dapat larut dalm air.
Perawatan selanjutnya

1) Perawatan luka bakar dapat dilaksanakan ditempatkan


yang mempunyai peralatan sempurna dengan
memperhatikan :
- Luka bakar dibersihkan dengan air hangat/air biasa.
- Jaringan yang mati dibuang.
- Gelembung boleh dipecahkan/boleh tidak.
2) Perawatan luka bakar ada 2 cara :
- Terbuka : luka bajar hanya mengenai epidermis
kecuali daerah lengan.
- Tertutup : untuk semua jenis luka bakar, luka dilapisi
kasa steril yang mengandung obat.
* Pada luka dangkal/biasa pembalut dibiarkan
sehingga 10 hari baru diganti, sedangkan luka
dalam maka pembalut harus diganti selama 1-2
hari sekali.
* Pembalut dapat diganti apabila dalam keadaan
basah dan tidak melengket pada luka.
* Luka bakar tidak perlu diberi obat luka anti
biotika, kecuali bila ada tanda infeksi.
Cedera Akibat Listrik

DEFINISI
Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus
listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan
ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam.
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik.
Kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal.
Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan
menghasilkan panas yang dapat membakar dan
menghancurkan jaringan tubuh.
Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi
mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang
serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:
• Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung
• Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati
tubuh
• Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.

PENYEBAB
Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar petir atau menyentuh kabel
maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel yang
terpasang.
Cedera bisa berupa luka bakar ringan sampai kematian, tergantung
kepada:
1. Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika
dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC).
Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan
berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik
(hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus
frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan
(voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama
.
DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang
seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber aurs.
AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya,
sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada
sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih
lama sehingga terjadi luka bakar yang berat.
Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka
semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus
listrik tersebut.
Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA)
sama dengan 1/1,000 ampere.
Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220
volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu
sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak
beraturan, yang bisa berakibat fatal.
Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA.
Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah
pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun
arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).
2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau
memperlambat aliran arus listrik.
Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara
langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang
kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi
kulit yang tipis dan lembab.
Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput
lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina), hanya
separuh dari resistensi kulit utuh yang lembab.
Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal
adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya
banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi,
maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik
masuk dan keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan
diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.
Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa
mengalami luka bakar.
3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
Arus listrik paling sering masuk melalui tangan,
kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki.
Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari
lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih
berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari
tungkai ke tanah.
Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:
- kejang
- perdarahan otak
- kelumpuhan pernafasan
- perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka
pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan
gangguan tidur)
- irama jantung yang tidak beraturan.
Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
4.Lamanya terkena arus listrik.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak
jumlah jaringan yang mengalami kerusakan.
Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami
luka bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang
tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang
berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya
berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik
cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan
kerusakan jaringan dalam yang luas.
Meskipun demikian, sambaran petir bisa
menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan
melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan
pada saraf atau otak.
GEJALA
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua
sifat arus listrik.
Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan
korbannya sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya
kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa
mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul.
Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa
lumpuh.
Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa
meluas ke jaringan yang lebih dalam.
Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan
diantara titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka
bakar pada daerah otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar
cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan kadang
menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah.
Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang
bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak
dengan arus listrik. Pada keadaan tersebut, resistensi
kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi
luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan
jika tidak segera mendapatkan pertolongan, korban akan
meninggal.
Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan
titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan
otot ataupun pelepasan mioglobin ke dalam air kemih.
Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang
kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang
sifatnya sementara, yangi biasanya akan menghilang
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah
kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan
paru-paru).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik.
Untuk memantau denyut jantung korban dilakukan
pemeriksaan elektrokardiogram.
Jika diperkirakan jantung telah menerima kejutan
listrik, pemantauan EKG dilakukan selama 12-24 jam.
Jika korban tidak sadar atau telah mengalami cedera
kepala, dilakukan CT scan untuk memeriksa adanya
kerusakan pada otak.
PENGOBATAN
Pengobatan terdiri dari:
- menjauhkan/memisahkan korban dari sumber listrik
- memulihkan denyut jantung dan fungsi pernafasan
melalui resusitasi jantung paru (jika diperlukan)
- mengobati luka bakar dan cedera lainnya.

Cara paling aman untuk memisahkan korban dari


sumber listrik adalah segera mematikan sumber arus
listrik. Sebelum sumber listrik dimatikan, penolong
sebaiknya jangan dulu menyentuh korban, apalagi jika
sumber listrik memiliki tegangan tinggi.
Jika sumber arus tidak dapat dimatikan, gunakan benda-benda
non-konduktor (tidak bersifat menghantarkan listrik; misalnya
sapu, kursi, karpet atau keset yang terbuat dari karet) untuk
mendorong korban dari sumber listrik. Jangan menggunakan
benda-benda yang basah atau terbuat dari logam.
Jika memungkinkan, berdirilah di atas sesuatu yang kering dan
bersifat non-konduktor (misalnya keset atau kertas koran yang
dilipat). Jangan coba-coba menolong korban yang berada
dekat arus listrik bertegangan tinggi.
Jika korban mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang
mudah dilepaskan dan siram bagian yang terbakar dengan air
dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri.
Jika korban pingsan, tampak pucat atau menunjukkan tanda-
tanda syok, korban dibaringkan dengan kepala pada posisi
yang lebih rendah dari badan dan kedua tungkainya terangkat,
selimuti korban dengan selimut atau jaket hangat.
Cedera listrik seringkali disertai dengan terlontarnya atau
terjatuhnya korban sehingga terjadi cedera traumatik
tambahan, baik berupa luka luar yang tampak nyata maupun
luka dalam yang tersembunyi. Jangan memindahkan kepala
atau leher korban jika diduga telah terjadi cedera tulang
belakang.
Setelah aman dari sumber listrik, segera dilakukan
pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan dan denyut nadi.
Jika terjadi gangguan fungsi pernafasan dan nadinya tidak
teraba, segera lakukan resusitasi.
Sebaiknya dicari tanda-tanda patah tulang, dislokasi dan
cedera tumpul maupun cedera tulang belakang.
Jika terjadi kerusakan otot yang luas, mungkin akan diikuti
dengan kerusakan ginjal, karena itu untuk mencegah
kerusakan ginjal, berikan banyak cairan kepada korban.
Korban sambaran petir seringkali bisa disadarkan dengan
resusitasi jantung paru.
PENCEGAHAN
• Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak
• Gunakan pengaman pada colokan listrik
• Ajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari
listrik
• Ikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat
elektronik
• Hindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah
• Jangan pernah menyentuh alat listrik ketika sedang
memegang keran atau pipa air
• Untuk menghindari sambaran petir sebaiknya tidak
berada di tempat terbuka (lapangan) dan segera
mencari tempat perlindungan selama hujan turun
(tetapi jangan berada dibawah pohon atau pelindung
yang terbuat dari logam). Segera tinggalkan kolam
renang, berada di dalam mobil akan lebih aman.
PERTOLONGAN DAN PEMINDAHAN KORBAN
Bahwa kejadian yang menimpa seseorang
mengakibatkan jiwanya terancam tidaklah pada
tempat dan waktu yang telah ditentukan, akan tetapi
kejadiannya berlangsung secara tiba-tiba dengan tidak
mengenal tempat dan waktu, maka dalam
penaggulangannya banyak tergantung pada :
- Masyarakat yang berada disekitarnya, apakah
masyarakat tersebut mampu melaksanakan
pertolongan ataukah tidak mampu melaksanakan
pertolongan.
-Sistem komunikasi yang tersedia seperti telepon,
radio dan lain-lain.
- Alat transportasi yang ada.
Penanggulangan harus dilaksanakan secara cepat, dan
tepat.
Cepat, segera memberikan pertolongan bagitu
peristiwanya terjadi. Jarak watu antara memberikan
pertolongan dan kejadian harus pendek. Maka dalam
hal ini transportasi dan komunikasi memegang
peranan penting.
Tepat, pemberian bantuan pertolongan yang tepat
sesuai dengan apa yang dibutuhkan, baik oleh yang
memberikan pertolongan maupun peralatan ataupun
obat-obatan yang digunakan.
Persyaratan Transportasi penderitanya

Seorang penderita ditransportasikan bila penderita telah siap


untuk ditransportasi yaitu :
 Gangguan pernafasan dan kardicvaskuler telah ditanggulangi.
 Pendarahan dihentikan
 Luka telah dibersihkan dan ditutup
 Tulang-tulang yang patah telah difixasi.

Selama transportasi,penderita harus diawasi (monitor)


keadaan :
 Kesadaran
 Pernafasan
 Tekanan darah dan denyut nadi
 Daerah perlukan (pendarahan, bahaya infeksi, posisi tulang
yang patah, dan seagainya)
Syarat-syarat transportasi

Sistem alat transportasi menyangkut hal-hal :


- Tenaga pelaksana/personil
- Kendaraan
- Alat-alat medis

Kendaraan, dapat berupa kendaraan :


Darat, ambulans, pick –up, truck dll
Laut
Udara
Kendaraan tersebut harus memungkinkan :
Penderita terlentang, yang memudahkan jalan nafas
bebas
Ruang cukup luas sehingga petugas dapat bergerak
leluasa dan memungkinkan dapat membawa penderita
lebih dari satu.
Ruang cukup tinggi sehingga infus dapat jalan.
Dapat melaksanakan komunikasi ke sentral
komunukasi dan rumah sakit.
Mempunyai indentitas yang jelas misalnya untuk kapal
laut dengan mengibarkan bendera-bendera khusus
untuk klasifikasi penderita yang sedang diangkut. Atau
pada kendaraan-kendaraan ambulans untuk
membedakannya dengan kendaran lainnya.
Alat- alat yang diperlukan adalah :
Resuscitator, Airviva, Ambu bag, dan sebagainya untuk
pernafasan buatan.
Oxygen (zat asam)
Alat hisap
Obat-obatan dan cairan infus
Pembalut, bidai, torniqet, alat suntik
Peralatan inkubasi
Cardiac monitor atau ECG transmitter atau
defibrillator ( bagi mereka yang telah mendapatkan
pendidikan khusus).
Tehnik Transportasi
Transportasi dilaksanakan setelah syaratnya
terpenuhi, sehingga tujuan transportasi untuk
memindahkan penderita dengan tanpa memeperburuk
keadaan dapat tercapai.
Sebelum mencapai kendaraan , maka transportasi
dilaksanakan oleh tenaga manusia.
PENGGUNAAN PEMBALUT DAN
PERALATAN P3K
Tujuan memakai pembalut

1) Memperhatikan keadaan asepsis


2) Untuk menekan guna menghentikan pendarahan
3) Imobolisasi
4) Pununjang bidai
5) Menaikkan suhu
Untuk pembalutan yang baik perlu diperhatikan
bentuk anggota tubuh yang akan dibalut :
1) Bentuk bulat : kepala
2) Silinder : Leher, lengan atas, jari tangan
3) Kerucut : Lengan bawah dan tungkai
4) Bentuk persendian teratur
Beberapa pokok dalam ilmu membalut :
1) Harus rapi
2) Harus menutupi luka
3) Tidak terlalu longgar/erat, terutama pada bagian yang bergerak
digunakan plester.
4) Pada anggota tubuh disamping seperti :
- Waktu akan diangkat
-Dalam perjalanan
5) Bagian distel anggota tubuh yang akan dibalut supaya terbuka
untuk mengawasi perubahan yang mungkin terjadi bila terlalu
erat :
- Pucat
- Nyeri
- Keselamatan/keram
Bila itu terjadi, pembalut harus dibuka diperbaiki.
6) Digunakan simpul yang rata tak boleh dibuat debagian yang
sakit.
Macam-macam pembalut :

a) Pembalut kasa gulung


b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
Pembalutan

a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening


b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan
tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke
tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
PERALATAN P3K
Isi kotak P3K
1) Alat Balut :
Pembalut pita (p =4m, 1= 2 1/2, 5,10 cm)
-Mitella (pembalut segitiga)
-Kasa steril
- Kapas putih
- Plester
- Tensoplast
- Softratulle
2) Alat perawatan :
-Bidai
-Gunting
- Pinset
- Senter
- Thermometer
-Torkinet
3) Alat lain :
- Tandu
-Tabung oksigen
Penggunaan obat-obatan P3K dalam situasi
darurat.

1) Obat palawan sakit panas :


- Acetosal
- Antalgin
- Parasetamol
- Ponstan
2) Obat diare/ mules :
- Entro vioform
- Noril
- Papaverin
- Baralgin
- Oralit
3) Obat anti alergi :
- CTM
- Incidal
- Avil
4) Obat luar/luka :
- Mercurochrome 2 %
- Jodium Tincture 6 %
- Betadine Solution
- Rivanol Sol 0,02 %
- Livertlan zalf
- Biplacentum yelly
- Zalf anti biotik
5) Obat mata :
- Tetes mata (sulfa zinsi, colme)
- Salep mata antibiotik (memicetin)
- Boprwater
6) Obat lain-lain :
- Amoniak cair 25 %
- Obat gosok
- Cologne
- Garam dapur
- Soda kue
- Ophecrin
7) Obat anti infeksi :
- Ampicilin
- Cheloro Amphencal
- Tetracicilin
- Sulfanilamide

Anda mungkin juga menyukai