BST-FA (First Aid)
BST-FA (First Aid)
BST-FA (First Aid)
HAK CIPTA
DILARANG MENG-COPY, MERUBAH, MENAMBAH ISI
MATERI YANG ADA TANPA SEIJIN PEMBUAT.
Created by,
Prodik Team
1. YEDDY TEDDY TH OMBUH,S.Sos,M.Eng.
2. NANANG JOKO S, S. Pd.
3. MUHAMMAD CHOERONI, S. ST. Pel.
4. FERDINAN, S. ST .Pel.
5. ARDI KURNIAWAN,S. ST. Pel.
BST
BASIC SAFETY TRAINING
FA
FIRST AID
MATERI POKOK :
- Mengevaluasi tanda vital korban
- Pengetahuan dasar susunan dan fungsi tubuh
- Meletakkan posisi korban
- Teknik pertolongan pernafasan buatan
- Mengontrol pendarahan
- Dasar penanganan shock
- Penanganan luka bakar dan luka karena sengatan listrik
- Pertolongan dan pemindahan korban
- Penggunaan pembalut dan peralatan P3K
TUJUAN :
Setelah melaksanakan diklat, peserta diklat mampu akan memiliki
pengetahuan tentang tanda vital korban, peserta diklat mampu
menjelaskan susunan tubuh manusia dan fungsi-fungsinya,
menjelaskan keadaan korban secara umum yang menyangkut berat
tidaknya penyakit, habitus dan gizinya serta psyche dan
sensoriumnya serta dapat memperagakan prosedur meletakkan
korban, peserta diklat mampu menjelaskan cara-cara memberikan
bantuan pernapasan pada korban dan dapat melakukan bantuan
pernapasan buatan.
Peserta diklat mampu menjelaskan macam-macam luka dan
pendarahan serta dapat mengatasi berbagai pendarahan. Mampu
menjelaskan jenis-jenis shock serta dapat menangani berbagai jenis
shock, peserta diklat mampu menjelaskan berbagai luka bakar dan
cara mengatasinya serta penaggulangan luka akibat terkena
sengatan listrik. Mampu menjelaskan tentang alat-alat transportasi
bagi penderita serta melakukan cara-cara menolong penderita,
peserta diklat mampu menjelaskan macam-macam pembalut dan
cara penggunaanya serta penggunaan peralatan P3K.
MENGEVALUASI TANDA VITAL KORBAN
A.Pengertian
Tindakan Awal
a.Tetap tenang dan menguasai situasi
b.Periksa:
- Keamanan korban dan diri anda sendiri
- Pernapasan
- Perdarahan
- Kesadaran
c.Meminta orang lain untuk membantu.
B. Pemeriksaan terhadap korban
1. Pemeriksaan Korban
a. Memeriksa tanda-tanda vital
b. Memeriksa perdarahan yang hebat
c. Memeriksa syok
d. Memeriksa bagian-bagian tubuh
2. Tanda-tanda dan gejala-gejala penting
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran meliputi:
- Alert: dapat berkomunikasi dan berespon
terhadap rangsangan lain
- Letargi: sadar, tapi respon
lambat/dibingungkan tentang kejadian
sekitarnya
- Drowsines: mengantuk, tidak dapat
berkonsentrasi
- Semiconcious: kesulitan berkomunikasi
menjawab pertanyaan; reaksi
rangsangan sangat kecil
- Unconcious: tidak ada respon terhadap
rangsangan, gerakan tidak terkontrol
b. Warna kulit:
Pucat atau sianosis (periksa bibir, telapak tangan, telapak
kaki dan kelopak mata)
c. Pernapasan:
Periksa kecepatan irama, kedalaman, kemudahan dan bunyi
d. Denyut nadi:
Cek irama, kecepatan dan ukur volume.
e. Pupil:
Cedera otak menyebabkan sirkulasi darah iris mata terganggu
karena sensitif terhadap perubahan tekanan darah.
f. Nyeri:
Respon nyeri bervariasi untuk setiap individu, akibat
perbedaan ambang rangsang.
g. Kemampuan bergerak:
Jika ada fraktur atau cedera maka kemampuan gerakan-gerakan
pada bagian-bagian tubuh akan terganggu dan dapat
mengindikasikan adanya kerusakan yang serius dan berat.
h. Kebas:
Korban kemungkinan mengalami kesulitan dalam
merasakan sentuhan atau nyeri. Hal ini disebabkan
karena adanya gangguan impul syaraf atau suplai darah.
i. Bengkak:
Pembengkakan dapat disebabkan oleh cedera, infeksi,
reaksi alergi, dan gangguan dari sirkulasi darah.
j. Mual dan muntah:
Mual, muntah atau keduanya dapat menunjukkan secara
langsung adanya gangguan saluran pencernaan atas oleh
racun atau infeksi.
k. Kejang:
Peningkatan suhu yang berlebihan, epilepsi, kerusakan
otak dan bahan-bahan beracun dapat menyebabkan
kejang. Pertolongan pertama ditujukan untuk mencegah
pasien melukai dirinya sendiri.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan berdasarkan 4
macam penggolongan, yakni :
a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
- Terjatuh
- Tertimpa benda
- Tertumbuk atau terkena benda-benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena arus listrik
- Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi.
b. Klasifikasi menurut penyebab :
- Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik,
mesin penggergajian kayu, dan sebagainya.
- Alat angkut, alat angkut darat, udara dan air.
- Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan
pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik,
dan sebagainya.
- Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya
bahan peledak, gas, zat-zat kimia,
- Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam
bangunan dan dibawah tanah).
- Penyebab lain yang belum masuk tersebut diatas.
c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
- Patah tulang
- Dislokasi (keseleo)
- Regang otot (urat)
- Memar dan luka dalam yang lain
- Amputasi
- Luka di permukaan
- Geger dan remuk
- Luka bakar
- Keracunan-keracunan mendadak
- Pengaruh radiasi
- Lain-lain
d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di
tubuh :
- Kepala
- Leher
- Badan
- Anggota atas
- Anggota bawah
- Banyak tempat
- Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi
Rangka anggota gerak terdiri atas tulang lengan dan tungkai. Tulang
lengan terdiri atas tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil,
tulang pergelangan tangan, tulang tapak tangan, dan tulang jari
tangan.
Tungkai terdiri atas tulang paha, tempurung lutut, tulang betis, tulang
kering, tulang pergelangan kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari kaki.
B. Hubungan Antar Tulang (Persendian)
Rangka tubuh manusia tersusun oleh tulang-tulang
yang saling berhubungan. Hubungan antara tulang yang
satu dengan yang lain disebut Sendi. Berdasarkan sifat
geraknya, sendi dapat dibedakan atas sendi mati, sendi
kaku, dan sendi gerak.
1. Sendi Mati, yaitu hubungan dari beberapa tulang yang
tidak mengakibatkan terjadinya gerakan. Contoh :
persendian pada tulang tengkorak.
2. Sendi Kaku, yaitu hubungan dari beberapa tulang
yang hanya memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Contoh : hubungan tulang rusuk dan tulang dada, ruas-
ruas tulang belakang, dan tulang pergelangan tangan.
3. Sendi Gerak, yaitu antara beberapa tulang yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah, dua
arah, atau segala arah.
Menurut arah gerakannya, sendi gerak dibedakan menjadi sendi
engsel, sendi pelana, sendi peluru, dan sendi putar.
Pengertian umum :
Luka bakar terjadi karena sentuhan benda panas,
sengatan listrik, zat kimia yag sifatnya membakar, atau
karena suhu/ temperatur yang tinggi. Pertolongan
pertama terhadap luka bakar adalah mendinginkan
dengan “AIR”.
Cara mendinginkan luka bakar dengan air ada 2 car,
yaitu:
- Menyiramkan pada luka bakar
- Merendamkan luk abakar dalam ember/bak air (air
yang sedang mengalir)
Tindakan untuk menolong luka bakar
DEFINISI
Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus
listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan
ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam.
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik.
Kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal.
Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan
menghasilkan panas yang dapat membakar dan
menghancurkan jaringan tubuh.
Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi
mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang
serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:
• Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung
• Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati
tubuh
• Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.
PENYEBAB
Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar petir atau menyentuh kabel
maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel yang
terpasang.
Cedera bisa berupa luka bakar ringan sampai kematian, tergantung
kepada:
1. Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika
dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC).
Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan
berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik
(hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus
frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan
(voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama
.
DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang
seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber aurs.
AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya,
sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada
sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih
lama sehingga terjadi luka bakar yang berat.
Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka
semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus
listrik tersebut.
Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA)
sama dengan 1/1,000 ampere.
Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220
volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu
sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak
beraturan, yang bisa berakibat fatal.
Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA.
Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah
pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun
arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).
2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau
memperlambat aliran arus listrik.
Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara
langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang
kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi
kulit yang tipis dan lembab.
Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput
lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina), hanya
separuh dari resistensi kulit utuh yang lembab.
Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal
adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya
banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi,
maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik
masuk dan keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan
diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.
Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa
mengalami luka bakar.
3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
Arus listrik paling sering masuk melalui tangan,
kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki.
Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari
lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih
berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari
tungkai ke tanah.
Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:
- kejang
- perdarahan otak
- kelumpuhan pernafasan
- perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka
pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan
gangguan tidur)
- irama jantung yang tidak beraturan.
Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
4.Lamanya terkena arus listrik.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak
jumlah jaringan yang mengalami kerusakan.
Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami
luka bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang
tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang
berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya
berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik
cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan
kerusakan jaringan dalam yang luas.
Meskipun demikian, sambaran petir bisa
menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan
melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan
pada saraf atau otak.
GEJALA
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua
sifat arus listrik.
Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan
korbannya sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya
kontraksi otot yang kuat. Kedua hal tersebut bisa
mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul.
Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa
lumpuh.
Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa
meluas ke jaringan yang lebih dalam.
Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan
diantara titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka
bakar pada daerah otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar
cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan kadang
menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah.
Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang
bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Dalam keadaan basah, kita dapat mengalami kontak
dengan arus listrik. Pada keadaan tersebut, resistensi
kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi
luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan
jika tidak segera mendapatkan pertolongan, korban akan
meninggal.
Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan
titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan
otot ataupun pelepasan mioglobin ke dalam air kemih.
Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang
kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang
sifatnya sementara, yangi biasanya akan menghilang
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah
kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan
paru-paru).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik.
Untuk memantau denyut jantung korban dilakukan
pemeriksaan elektrokardiogram.
Jika diperkirakan jantung telah menerima kejutan
listrik, pemantauan EKG dilakukan selama 12-24 jam.
Jika korban tidak sadar atau telah mengalami cedera
kepala, dilakukan CT scan untuk memeriksa adanya
kerusakan pada otak.
PENGOBATAN
Pengobatan terdiri dari:
- menjauhkan/memisahkan korban dari sumber listrik
- memulihkan denyut jantung dan fungsi pernafasan
melalui resusitasi jantung paru (jika diperlukan)
- mengobati luka bakar dan cedera lainnya.