PP IDAI-Materi Introduksi Penyebab Kematian Bayi Dan Intervensi Pencegahan
PP IDAI-Materi Introduksi Penyebab Kematian Bayi Dan Intervensi Pencegahan
PP IDAI-Materi Introduksi Penyebab Kematian Bayi Dan Intervensi Pencegahan
Angka Pencegahan
Tata
kematian ibu Pengendalia dan
Germas kelola
dan Angka n stunting pengendalian
sistem
kematian bayi penyakit
kesehatan
Tren Penurunan Angka Kematian
Bayi
Targe
t
2024
16/1000
kelahira
n hidup
BKKBN, BPS, Kemenkes, USAID. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2017
Penyebab Kematian
Bayi Pusdatin
Pada Tahun 2019
• 885.551 balita
pneumonia (CFR
0,07)
• 1.591.944 balita
mengalami diare
• 11,7% anak usia
0-
23 bulan kurus dan
sangat kurus
(masalah gizi)
• Kecelakaan,
tenggelam,
perlukaan
kegawatdar
Kontributor Kematian
Bayi
• Sampai saat ini belum ada data kontributor penyebab
kematian bayi
• Data yang tersedia adalah kontributor penyebab kematian
neonatal yang sistem pelaporan dan auditnya telah berjalan
melalui kegiatan AMP (Audit Maternal Perinatal);
• Terlambat dirujuk (32%)
• Stabilisasi prarujukan yang tidak adekuat (29%)
• Terlambat mendapat pertolongan (26%)
• Kurang komunikasi antar fasyankes (13%)
• Diperkirakan kontributornya kurang lebih sama perlu
sistem pelaporan dan audit tersendiri
Every Mother Newborn Counts (EMNC). USAID-JALIN, Kementerian
Kesehatan RI, 2019.
Intervensi Pencegahan Kesakitan dan
Kematian pada Bayi
Upaya
preventi
f
Promosi
Nutrisi
kesehata
n
Pantau
Intervensi
tumbuh Imunisasi
kemban
g
Pengoba
Sistem
t an
rujukan
penyakit
baik
adekuat
Key Intervention
Continuum of
Care
Sumber: https://profiles.countdown2030.org/
Upaya
Preventif
Pencegahan pernikahan usia anak
• Tahun 2018: 1 dari 9 perempuan berusia 20-24 tahun
menikah sebelum usia 18 tahun Berkontribusi terhadap
kelahiran prematur, BBLR, kelainan bawaan, stunting
• UU No 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan: usia minimal
baik pria maupun wanita untuk menikah adalah 19 tahun
• Seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk
mencegah perkawinan anak karena seharusnya usia anak
merupakan masa bagi perkembangan fisik, emosional, dan
sosial sebelum memasuki masa dewasa
BPS, Kementerian PPN. Pencegahan perkawinan anak: percepatan yang tidak bisa ditunda.
Sumber: https://www.unicef.org/indonesia/media/2851/file/Child-Marriage-Report-2020.pdf
Nutris
i dalam daya tahan tubuh
• Nutrisi berperan penting
dan perkembangan seorang anak
• Dampak malnutrisi:
• Mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
• Meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit
• Penting untuk menjaga agar setiap bayi
mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhannya
Pemberian
Menyusui eksklusifASI
menguntungkan bayi, ibu, masyarakat,
dan pemerintah. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi
karena:
• ASI mengandung semua zat gizi baik kalori, protein, lemak, air, mineral, vitamin
yang diperlukan bayi
• Zat gizi dalam ASI mudah dicerna bayi
• Produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
• ASI mengandung berbagai zat antibodi sehingga bayi tidak mudah mendapat
infeksi
• ASI dari ibu yang sehat bersifat steril, tidak mengandung kuman
• ASI (langsung) adalah segar dan mempunyai suhu yang sesuai dengan suhu
tubuh bayi.
• ASI mempererat bonding antara ibu-bayi
• ASI eksklusif dapat menunjang keluarga berencana
Tempat pemberian 1. RS; 2. RB; 3. Puskesmas; 4. Dokter Praktek; 5. Bidan Praktek; 6. BP; 7. Posyandu; 8. Sekolah;
imunisasi : 9. Balai Imunisasi; 10. Bidan Desa (Polindes); 11. Rumah; 12. Pustu ; 13. Pos PIN
Manifestasi kejadian ikutan (keluhan, gejala klinis)
Waktu gejala timbul Lama gejala Perawatan / tindakan
Keluhan & Gejala Klinis
Tanggal Jam Mnt Mnt Jam Hari Tindakan darurat
Bengkak pada lokasi penyuntikan Rawat jalan
Perdarahan pada lokasi penyuntikan Perdarahan Rawat Inap (tgl....................)
lain.................................................... Dirujuk ke........................
Kemerahan lokal (tgl......................... )
Kemerahan tersebar
Gatal Kondisi akhir pasien
Bengkak pada bibir / kelopak mata / kemaluan Sembuh
Bentol disertai gatal Meninggal
Muntah (tgl ................................
Diare )
Pingsan (sinkop)
Kejang
Sesak nafas
Demam tinggi (>390 C) lebih dari satu hari
Pembesaran kelenjar aksila
Kelemahan/kelumpuhan otot: lengan/tungkai
Kesadaran menurun
Menangis menjerit terus menerus > 3 jam
Lain-lain
1. .........................................................
2. ......................................................
Apakah ada anak ... lain yang diimunisasi pada saat yang sama mengalami gejala serupa?
Ya
Tidak
Apakah ada
anak lain yang
tidak
diimunisasi
pada saat
yang sama
mengalami
Informasi kesehatan lainnya (alergi, kelainan kongenital, dalam terapi obat-obatan tertentu)
gejala serupa?
Ya
Tidak
Berita KIPI diperoleh dari : (kader, keluarga, masyarakat, ...........................) ............................................,
tanggal ...../...../..........
Nama : Tanda tangan pelapor Tanda tangan pemberi
imunisasi Hubungan dengan pasien :
Tanggal : ...../...../..........
Kesehatan
Lingkungan
• GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
• PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
• Peningkatan kualitas lingkungan
• Sarana air bersih
• Penyediaan jamban keluarga
• Penyediaan tempat sampah
• Membuang sampah pada tempatnya
• Membangun RTH (Ruang Terbuka Hijau) agar bebas polusi
• PSN (pemberantasan sarang nyamuk
• Logbook peserta
• Checklist untuk fasilitator kab/kota
Penjelasan
OJT
Langkah OJT
40
• Logbook peserta
• Checklist untuk fasilitator kab/kota
Penjelasan
OJT
Langkah OJT
41
• Logbook peserta
• Checklist untuk fasilitator kab/kota
Penjelasan
OJT
Langkah OJT
• Logbook peserta Penjelasan
• Checklist untuk fasilitator kab/kota
OJT
Langkah OJT
Latihan Kasus 1
INTERVENSI PENCEGAHAN DAN KESAKITAN
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
di 80 Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB
Melalui Metode Blended Learning
Ditkesga Kemenkes RI – 20 Maret 2021
Anamnesis
• Anak B, perempuan dibawa ibunya ke Puskesmas pada
tanggal 4 Oktober 2020. tanggal lahir anak 2 April 2020.
Ibu mengatakan bayi BAB cair sejak kemarin dengan
frekuensi + 3x/ hari. Tidak rewel, darah (-), lendir (-),
busa (-).
Masih mengkonsumsi ASI saja sejak lahir dari
ibunya. Dan tidak terjadi perubahan pola menyusui
dibanding biasanya
Dari catatan imunisasi Buku KIA, terlihat bahwa :
- Telah mendapat Hepatitis B0 + bOPV 0, BCG,
Pentavalent 1 + bOPV, sesuai usia
- Dari plotting KMS pada tanggal 2 September
2020, terlihat berat anak 6,7 kg
PEMERIKSA
AN
Umur 6 bulan
BB: 7 kg, TB: 60 cm
Tampak normal, composmentis;
Suhu: 36,5 C, RR= 39 x/m; N: 100 x/m
Cubitan kulit perut kembali dengan cepat
Mata tidak cekung
Tanda dehidrasi tidak ada
Kelenjar getah bening tidak teraba membesar,
sklera tak ikterik
• Pemeriksaan apa saja yang dilakukan?
• Diagnosis?
• Tata laksana apa yang diterima anak dan keluarga?
• Edukasi?