PP GPM TTG Jemaat

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PERATURAN POKOK

TENTANG JEMAAT

(KETETAPAN SINODE GPM


NOMOR: 11/SND/37/2016)
INTISARI
GPM Memahami Jemaat sebagai: Persekutuan
orang-orang percaya kepada Yesus Kristus pada
suatu tempat dan lingkungan secara
TERITORIAL dan TRANSTERITORIAL tertentu
dalam wilayah pelayanan Gereja Protestan
Maluku (Pasal 1 ayat (1), Pasal 7 ayat (2)).
WILAYAH PELAYANAN GPM
Dalam Tata Gereja (Alinea IV dan Pasal 6) disebutkan bahwa GPM
berada di kepulauan Maluku, yaitu Provinsi Maluku dan Maluku Utara.

Sebagai Informasi:
 4 Klasis di Maluku Utara
 30 Klasis di Maluku
 Terdapat 762 Jemaat
PEMBENTUKAN JEMAAT
• Jemaat dibentuk di wilayah GPM dengan Peraturan Organik
Gereja berdasarkan rekomendasi Persidangan Klasis.
• Pembentukan Jemaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
• Pelembagaan Jemaat Baru di luar Jemaat yang sudah ada;
• Pemekaran 1 (satu) Jemaat menjadi dua Jemaat atau lebih; dan
• Penggabungan 2 (dua) Jemaat atau lebih menjadi 1 (satu) Jemaat.

(PASAL 2)
CIRI JEMAAT
 TERITORIAL, adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus
Kristus pada suatu lingkungan pelayanan jemaat tertentu di dalam
wilayah Gereja Protestan Maluku.
 KATEGORIAL, adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Yesus
Kristus yang didasarkan pada kategori tertentu di dalam wilayah
pelayanan Gereja Protestan Maluku (Kusus pada Kompleks Militer dan
Polisi) Etnis Tionghoa – Jemaat HIT)
 KHUSUS, jemaat yang dibentuk lintas Jemaat Teritorial dan atau Klasis
untuk menjawab lebutuhan pelayanan kepada jemaat etnis Tionghoa .
Pasal 3,4,5
SYARAT
 Mampu melaksanakan amanat pelayanan Gereja secara utuh
 Mempunyai anggota Sidi >50 org dan Anggota Baptis >100,
kecuali jemaat yg secara geografis tidak dapat digabungkan
 Mempunyai tempat ibadah
Pasal 6
KEDUDUKAN JEMAAT
1. Jemaat Gereja Protestan Maluku berkedudukan sebagai basis
pelaksanaan Amanat Pelayanan Gereja.
2. Jemaat-Jemaat Gereja Protestan Maluku berada di Kepulauan
Maluku, mencakup provinsi Maluku dan provinsi Maluku Utara.
3. Pimpinan perangkat pelayanan Jemaat-jemaat Gereja Protestan
Maluku berkedudukan di Jemaat yang bersangkutan, baik di desa
atau nama lain, kota-kota dan pusat-pusat pertumbuhan masyarakat.
Pasal 7
TUGAS JEMAAT
1. Tugas dan tanggung jawab Jemaat adalah melaksanakan Ajaran
Gereja, Tata Gereja, PP, PO dan Keputusan MPH serta Keputusan-
keputusan yang ditetapkan oleh Persidangan Sinode, Persidangan
MPL Sinode, Persidangan Klasis dan Persidangan jemaat.

Pasal 7
KEANGGOTAAN JEMAAT
Anggota GPM yang terdaftar di Jemaat-Jemaat yaitu:
• Yang dilahirkan oleh warga GPM.
• Yang dibaptis di GPM.
• Yang telah mengaku iman dan diteguhkan menjadi anggota Sidi Gereja.
• Yang dibaptis di Gereja lain, yang atas kemauan sendiri menyatakan menjadi
anggota GPM.
• Yang berasal dari agama dan kepercayan lain yang atas kemauan sendiri
menyatakan menerima ajaran gereja, mengaku Iman dan dibaptis.
• Yang berasal dari Jemaat GPM lain dengan membawa surat atestase.

PASAL 9
Status keanggotaan dalam suatu jemaat berakhir
apabila:
• Berpindah tempat tinggal keluar wilayah pelayanan Jemaat dengan
membawa surat atestase.
• Menyatakan secara tertulis atas kemauan sendiri untuk berhenti
menjadi anggota Gereja Protestan Maluku.
• Meninggal dunia.

PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN
Hak anggota Jemaat adalah:
• Mendapatkan bimbingan dan pelayanan dari Majelis
Jemaat.
• Mendapat bagian dalam upaya pembinaan anggota
jemaat demi perkembangan dan pertumbuhan bersama.
• Ikut menentukan arah pembangunan dan pelayanan
Jemaat.
Pasal 10
Kewajiban anggota Jemaat adalah:
• Melibatkan diri dalam seluruh tugas panggilan Gereja
Protestan Maluku.
• Menaati semua Peraturan Gereja Protestan Maluku.
• Melaksanakan berbagai keputusan Sidang Jemaat.

PASAL 10
PERANGKAT KEPENGURUSAN

Perangkat Kepengurusan di tingkat Jemaat terdiri dari:


• Persidangan Jemaat
• Majelis Jemaat
• Sektor
• Unit

PASAL 11
PERSIDANGAN JEMAAT

• Sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi di tingkat


jemaat
• Berlangsung sekali dalam setahun
• Diawali dengan Rapat unit Pelayanan dan kemudian
ditingkatkan pada rapat-rapat sektor dalam jemaat

PASAL 12
TUGAS PERSIDANGAN JEMAAT

1. Bahas dan tetapkan Rentra


2. Evaluasi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Rentra selama 5
tahun
3. Evaluasi dan menetapkan Program Pelayanan
4. Evaluasi dan menetapkan APBJ
5. Membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah keumatan yang
relevan.

PASAL 13
PESERTA PERSIDANGAN JEMAAT

• Peserta Biasa : (MJ dan masing-masing 7 Anggota Sidi


Gereja melalui Sektor pelayanan yang dipilih dari unit-unit
Palayanan dengan memperhatikan keterwakilan laki-laki
dan perempuan)
• Peserta Luar Biasa : (MPK sebagai Penasehat, Perutusan
Badan Pembantu dan AMGPM serta Undangan yang
dianggap perlu oleh MJ
PASAL 14
• PIMPINAN PERSIDANGAN Jemaat
• Pasal 15
• SAHNYA PERSIDANGAN JEMAAT
• Pasal 16
• PENGESAHAN HASIL PERSIDANGAN
PASAL 17
PIMPINAN JEMAAT
1. Jemaat dipimpin oleh Majelis Jemaat.
2. Majelis Jemaat sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diketuai
oleh seorang Pendeta dan/atau Penginjil yang diangkat dengan Surat
Keputusan MPH Sinode.
3. Majelis Jemaat terdiri dari:
• Pendeta dan/atau Penginjil
• Penatua-Penatua
• Diaken-Diaken
PASAL 18
TUGAS MAJELIS JEMAAT
Tugas dan Tanggung Jawab Majelis Jemaat adalah:
1. Melaksanakan Pekabaran Injil dan melengkapi anggota Jemaat
bagi pekerjaan pelayanan dan pembangunan Tubuh Kristus.
2. Melayani Ibadah Jemaat, pemberitaan Firman Allah dan
Sakramen Kudus.
3. Melaksanakan Pemberkatan Nikah dan Pemakaman.
4. Meneguhkan anggota-anggota Sidi Jemaat dan Penatua serta
Diaken.
5. Menjalankan disiplin gerejawi dan pelayanan penggembalaan
(pastoral).
Pasal 19
6. Mengawasi pelaksanaan ajaran gereja dan mengembangkan
usaha berteologi di kalangan anggota-anggota Jemaat.
7. Membentuk dan meneguhkan aparatur pelaksana pelayanan
Gereja.
8. Melaksanakan pendidikan umum, pelayanan kasih, keadilan,
perdamaian, serta pelestarian lingkungan hidup.
9. Melaksanakan Sekolah Minggu/Tunas Pekabaran Injil dan
Katekisasi.
10.Melaksanakan pendidikan Agama Kristen dari pendidikan anak
usia dini sampai ke Perguruan Tinggi.
Pasal 19
11.Membina kemandirian berteologi, kemandirian daya dan
dana.
12.Menyelenggarakan dan memimpin Persidangan Jemaat dan
rapat-rapat Majelis Jemaat secara teratur, terencana dan
berkesinambungan.
13.Mempersiapkan Rancangan Renstra untuk dibicarakan dan
ditetapkan dalam Persidangan Jemaat.
14.Menyusun rancangan Program Kerja dan Anggaran
Pendapatan & Belanja Pelayanan Jemaat untuk
dipercakapkan dan ditetapkan oleh Sidang Jemaat.
15.Melaksanakan semua keputusan Persidangan Jemaat.
Pasal 19
16.Mengelola, mengawasi dan mempertanggung jawabkan
pemanfaatan keuangan dan harta milik Gereja Protestan
Maluku yang dikelola oleh Jemaat sesuai Peraturan
Perbendaharaan Gereja yang berlaku.
17.Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
Renstra Pengembangan Pelayanan selama 5 (lima) tahun
dalam Persidangan Jemaat.
18.Memberikan laporan pertanggungjawab pelayanan dan
keuangan Jemaat kepada MPH Sinode melalui Majelis
Pekerja Klasis.
19.Memberikan laporan pelayanan dan keuangan kepada
Jemaat melalui Sidang Jemaat. Pasal 19
20.Melaksanakan hubungan oikumenis, hubungan dan
kerjasama dengan Pemerintah dan golongan-golongan
agama lainnya di lingkungan setempat atas sepengetahuan
Majelis Pekerja Klasis.
21.Melaksanakan Bentuk-bentuk pelayanan lainnya sesuai
dengan Amanat Pelayanan Gereja dan segala ketentuan
resmi yang ditetapkan oleh Persidangan Sinode dan
Persidangan Klasis.
PASAL 19
PERANGKAT KEPENGURUSAN
1. Perangkat Kepengurusan Majelis Jemaat terdiri dari:
• Pimpinan Harian Majelis Jemaat
• Seksi-Seksi Pelayanan
• Badan-badan lain
2. Perangkat Pimpinan Harian Majelis Jemaat sebagaimana dimaskud pada ayat 1 (a)
terdiri dari:
• Seorang ketua
• Seorang Wakil Ketua
• Seorang Sekretaris dan Wakil Sekretaris
• Seorang Bendahara dan Wakil Bendahara
• Anggota

PASAL 20
1. RAPAT MAJELIS JEMAAT
2. PASAL 21
3. MASA BAKTI MAJELIS JEMAAT
4. Pasal 22
5. PEMILIHAN MAJELIS JEMAAT
6. Pasal 23
SEKTOR
• Sektor Pelayanan merupakan bagian dalam jemaat yang mencakup unit-unit pelayanan.
• Jumlah sektor pelayanan dalam jemaat disesuaikan dengan luas wilayah pelayanan
dalam jemaat dengan ketentuan setiap sektor pelayanan mewadahi sekurang-kurangnya
dua (2) unit dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) unit pelayanan. 
• Sektor pelayanan dipimpin oleh Badan Koordinasi Pelayanan (BAKOPEL) Sektor
yang ditetapkan dengan Keputusan Majelis Jemaat atas usul sektor.
• Kepemimpinan Bakopel Sektor bersifat koordinatif dan terdiri dari seorang Ketua
Koordinator yang adalah Penatua dan/atau Diaken dibantu oleh anggota Majelis Jemaat
yang ada dalam sektor, ketua unit dan ketua wadah pelayanan dalam Sektor.
• Ketua Bakopel bergilir setiap tahun.
PASAL 24 & 25
TUGAS BAKOPEL
• Badan Koordinatif Pelayanan Sektor berfungsi dan bertugas untuk:
• Melaksanakan ibadah dan pemberitaan firman di lingkungan sektor.
• Melaksanakan kunjungan keluarga dan pelayanan penggembalaan bagi anggota jemaat.
• Menghimpun dan mengkoordinir semua potensi anggota jemaat dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan dalam sektor sesuai keputusan sidang jemaat.
• Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan di sektor untuk membahas pelaksanaan
program jemaat mempersiapkan usul-usul dan menetapkan utusan-utusan sektor ke
sidang jemaat.
• Memberi laporan kepada Majelis Jemaat baik diminta maupun tidak diminta tentang
tugas-tugas pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d kepada Majelis
Jemaat.
• Pasal 26
UNIT
• Unit pelayanan dipimpin oleh pengurus unit yang ditetapkan dengan
keputusan Majelis Jemaat.
• Hal-hal yang berkaitan stuktur kepengurusan unit sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Organik yang
ditetapkan oleh MPL Sinode.
•  Unit Pelayanan bertugas untuk menata dan mengelola pelayanan
jemaat dalam lingkup yang terkecil;
• Hal-hal yang berkaitan dengan rincian tugas unit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Organik yang
ditetapkan oleh MPL Sinode.
PASAL 29 & 30
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai