Askep Gagal Ginjal (Kel 2)
Askep Gagal Ginjal (Kel 2)
Askep Gagal Ginjal (Kel 2)
• Usia
• Jenis Kelamin
• Sosial Ekonomi Individu
• Penyakit Pemicu
Manifestasi klinik
• Urine
• Darah
• Osmolalitas serum
• Pelogram retrograd
• Ultrasono ginjal
• Endoskopi ginjal, nefroskopi
• Arteriogram ginjal
PENCEGAHAN
• Dialisis
• Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi,
agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemid
• Diit rendah protein
• Transplantasi ginjal
Pengkajian Keperawatan
• Jenis Kelamin : Tidak ada spesifik khusus untuk kejadian gagal ginjal,
namun laki-laki sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan
pekerjaan dan pola hidup sehat.
• Keluhan utama : urin output yang menurun dari oliguriaanuria,
penurunan kesadaran karena komplikasi pada sistem
sirkulasiventilasi, anoreksia, mual dan muntah, diaforesis, fatigue,
napas berbau urea, dan pruritus.
• Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit ISK, payah jantung,
penggunaan obat-obat berlebihan, diabetes melitus, hipertensi atau
batu saluran kemih.
• Riwayat kesehatan keluarga : pencetus sekunder seperti DM dan
hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit gagal
ginjal kronis, karena penyakit tersebut bersifat herediter
• Sistem pernafasan : Jika terjadi komplikasi asidosis/alkalosis
respiratorik maka kondisi pernapasan akan mengalami
patalogis gangguan. Pola napas akan semakin cepat dan
dalam sebagai bentuk kompensasi tubuh mempertahankan
ventilasi (Kusmaul)
• Sistem hematologi : TD meningkat, akral dingin, CRT >3
detik, palpitasi jantung, chest pain, dyspnue, gangguan
irama jantung dan gangguan sirkulasi lainnya
• Sistem neuromuskuler : Penurunan kesadaran terjadi jika
telah mengalami hiperkarbic dan sirkulasi cerebral
terganggu
• Sistem kardiovaskuler : Tekanan darah yang tinggi diatas
ambang kewajaran akan mempengaruhi volume vaskuler.
Stagnansi ini akan memicu retensi natrium dan air sehingga
akan meningkatkan beban jantung.
• Sistem perkemihan : (filtrasi, sekresi, reabsorbsi dan
ekskresi), maka manifestasi yang paling menonjol
adalah penurunan urin output < 400 ml/hr bahkan
sampai pada anuria
• Sistem pencernaan : Sering ditemukan anoreksia,
mual, muntah dan diare.
• Sistem muskuloskeletal : Dengan penurunan/
kegagalan fungsi sekresi pada ginjal maka
berdampak pada proses demineralisasi tulang,
sehingga resiko terjadinya osteoporosis tinggi.
Pemeriksaan fisik
1. Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah, disritmia,
pernapasan kusmaul, tidak teratur.
2. Mata: konjungtiva anemis, mata merah, berair, penglihatan kabur,edema
periorbital.
3. Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar.
4. Hidung : pernapasan cuping hidung
5. Mulut : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia, mual,muntah serta
cegukan, peradangan gusi.
6. Leher : pembesaran vena leher.
7. Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan
kusmaul serta krekels, nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction rub
pericardial.
8. Abdomen : nyeri area pinggang, asites.
9. Genital : atropi testikuler, amenore.
10. Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta tipis,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
11. Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema.
Pathway
Diagnosa Keperawatan