Paparan Karkes Edit

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 120

DETEKSI DINI DAN RESPONS

PIE DI PINTU MASUK


NEGARA
Dr.Lily Banonah Rivai, M.Epid
KASUBDIT KEKARANTINAAN KESEHATAN
Pokok Bahasan
1. Konsep Deteksi Dini dan Respon di pintu Masuk negara
2. Kesiapan menghadapi PIE di Pintu Masuk Negara
3. Kewaspadaan dini menghadapi PIE di Pintu Masuk Negara
4. Penanggulangan PIE di Pintu Masuk Negara
5. Koordinasi LP/LS di Pintu Masuk Negara di Pintu Masuk
Negara
6. Pencatatan pelaporan di Pintu Masuk Negara
Tujuan Pembelajaran
Pokok Bahasan 1

KONSEP
DETEKSI DINI DAN RESPONS
PIE DI PINTU MASUK NEGARA
LATAR BELAKANG :
LETAK GEOGRAFIS DAN
GLOBALISASI
Negara kepulauan (17.504
pulau), posisi strategis (lalu
–lintas dan perdagangan
Internasional), banyak pintu
masuk.

Globalisasi  peningkatan
frekuensi dan jumlah
perjalanan antar negara 
risiko masuk – keluar
penyakit dan masalah
kesehatan.
LATAR BELAKANG:
KERANGKA KERJA INTERNASIONAL

 Penanggulangan di sumber kejadian


 Semua ancaman KKM (Biologi, Kimia, Nuklir, Pangan)
 Penaggulangan disesuaikan
LATAR BELAKANG:
LESSON LEARNED KLB

Tindakan Karantina
efektif dalam
penanganan KKM
IMPLEMENTASI IHR ( 2005 )
 Merupakan kesepakatan negara – negara
anggota WHO untuk memiliki kemampuan
deteksi dini dan respon yang adekuat terhadap
setiap ancaman kesehatan masyarakat yang
berpotensi menyebar antar negara, didasarkan
pada sistem surveilans nasional yang telah ada
di masing2 negara serta peraturan
perundangan yang melandasinya.

mengendalikan
Bertujuan mencegah, melindungi dan
penyebaran penyakit lintas
negara dengan melakukan tindakan sesuai
dengan risiko kesehatan yang dihadapi tanpa
menimbulkan gangguan yang berarti bagi lalu
lintas dan perdagangan internasional
IHR (2005) – MANFAAT BAGI NEGARA
ANGGOTA
• Notifikasi berkaitan dengan suatu kejadian penting dan
memerlukan suatu tindakan, akan mencegah laporan yang
tidak perlu dan stigmatisasi
• Proses kerja sama antara pemerintah dan WHO, bantuan
tehnis dan manajemen yang efektif thd kedaruratan.
• Akses terhadap informasi yang valid tentang kejadian
kejadian penting didunia.
• Tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat akan
mengurangi implikasi negatif secara ekonomi.
• Memperkuat kesiapan, kapasitas surveillans dan respon.
KONSEP KEKARANTINAAN KESEHATAN
PINTU MASUK DAN WILAYAH TUJUAN
NKRI
• SDM KEKARANTINAAN KESEHATAN BEBAS DARI KKM
• PEMBIAYAAN (UPAYA CEGAH TANGKAL)
DAN TIDAK
• SARANA 1. DETEKSI DINI SURV. KES
MENYEBARKAN
PRASARANA 2. RESPON : TINDAKAN
PENYEHATAN,
PENGAWAS
AN FAKTOR KKM
• REGULASI PENGAMANAN DAN RISIKO

PENGENDALIAN
• NSPK (DERATISASI, DESINSEKSI,
• DUKUNGAN LAIN DESINFEKSI,
DEKONTAMINASI,
PELAYANAN
KESEHATAN
KEKARANTI  UU No.1/1962
PENGAMATAN MEDIA NAAN
LINGKUNGAN), tentang Karantina
PEMBATASAN SOSIAL, Laut dan UU
KARANTINA, ISOLASI, No.2/1962
KKM MD VAKSINASI / PROFILAKSIS, PENGENDAL
IAN FAKTOR
tentang Karantina
RUJUKAN DAN RISIKO Udara
KKM : DISEMINASI INFORMASI LINGK.

(NOTIFIKASI)  Permenkes
• PENYAKIT 356/2008 
• FAKTOR RISIKO SASARAN/MEDIA : 2348/2011
• ORANG tentang OTK KKP
(BIOTERORISME • BARANG  IHR (2005)
DAN NUBIKA) • ALAT ANGKUT

Kekarantinaan Kesehatan dilaksanakan di pintu masuk negara


oleh KKP dan diluar pintu masuk negara/wilayah oleh
pemerintah daerah
DETEKSI
Deteksi SENTINEL ILI
Surveilans Kasus
Surveilans Berbasis Indikator SARI
Surveilans Sindrom
S3D
Surveilans Penyakit SKDR
Surveilans Berbasis Kejadian Sentinel CRS
Sentinel AFP
Surveilans Faktor Risiko
Vektor Malaria
Kelompok Berisiko TB

Lingkungan Hepatitis

Iklim Filariasis

Perilaku
Studi/ Penelitian
Pola transmisi
Vaksinasi
Pengobatan
Penilaian Risiko
Hazard Dinilai bersasarkan
temuan pada surveilans
Kerentanan (kasus dan vektor) dan
Kapasitas studi/penelitian
SISTEM SURVEILANS KESEHATAN
Kementerian Kesehatan Verifikasi/Analisis

alik
p anB
Laporan KLB <24 Lap.Rutin Um
Jam
Dinas Kesehatan Provinsi Kebijakan/
Verifikasi/Analisis
Tindakan/
Situasi Kes
Penanggulangan
Balik KLB
an
Ump Wabah
Lap.Rutin
Diseminasi
Dinas Kesehatan Kab/Kota Verifikasi/Analisis Informasi ke LS & Masy

k
an Bali
Ump
Lap.Rutin Verifikasi/Analisis Kebijakan/
Puskesmas Tindakan
lik
n Ba
Ump
a Sistem surveilans
Lap.Rutin
menjamin deteksi dini &
Poskesdes respon cepat dalam
Laporan/
Poyandu memperkuat sistem
Rumor keamanan nas
Masyarakat
SISTEM KEWASPADAAN DINI
Kementerian Verifikasi/Analisis
Kesehatan
ik
n B al
Laporan KLB Lap.Rutin U m pa
<24 Jam
Dinas Kesehatan Verifikasi/Analisis
Kebijakan/
Provinsi Situasi Kes
Tindakan/
l ik Penanggulang
a n Ba KLB
Um p an
Lap.Rutin Wabah
Diseminasi
Dinas Kesehatan Verifikasi/Analisis Informasi ke LS &
Masy
Kab/Kota
k
an B al i
Um p
Lap.Rutin Verifikasi/Analisis Kebijakan/
Puskesmas Tindakan
l ik Sistem surveilans
a n Ba
Um p menjamin deteksi
Lap.Rutin
Poskesdes dini & respon cepat
Poyandu dalam
Laporan/
Rumor memperkuat sistem
keamanan nas
Masyarakat
MEKANISME SKDR
2 Laboratory

UPT Feedback
Verifikasi/ Validasi

Kabupaten
1 Penyelidikan Kabupaten
Epidemiologi
Ke Lapangan alert

SMS Provinsi Provinsi


weekly

Server SKDR
Pusat/susrveillance/Kemkes

Rencana Pengembangan Feedback


SISTEM DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN

Deteksi
Dini
Faktor
risiko
10 Regional :
Balai Besar/Balai lingkugan
1.Sumatera Bag. Utara Teknik Kesehatan
2.Sumatera Bag. Selatan Lingkungan &
3.Sumatera Bag. Tengah
4.Jawa Bag. Barat & Kalbar Pengendalian
5.Jateng& DIY Penyakit (10)
6.Jatim & Nusa Tenggara
7.Kalimantan
8.Sulawesi Bag. Selatan Deteksi dini FR
9.Sulawesi Bag. Utara
10.Maluku & Papua
lingkungan dapat
mencegah masalah
kesehatan &
Pem. Kab/Kota memperkuat sistem
Pem. Pusat
Pem. Provinsi keamanan nasional

Pengendalian faktor risiko lingkungan yang berdampak


masalah kesehatan

Mencegah masalah kesehatan akibat faktor risiko lingkungan


SISTEM RUJUKAN LABORATORIUM
Konfirmasi
LAB. RUJUKAN NASIONAL (1) diagnosis utk
tindak lanjut

LAB. RUJUKAN REGIONAL (8)

LAB. RS PROVINSI (34) BALAI LAB. KES . PROVINSI (34)

Sistem rujukan LAB. RS KAB/KOTA


laboratorium
komprehensif &
Langkah
terjangkau LAB. PUSKESMAS kesiapsiagaan
memperkuat
sistem keamanan
nasional`
MASYARAKAT
KONSEP PENGEMBANGAN JEJARING
Kewaspadaan LABORATORIUM SURVEILANS
Dini & Respon
Berbasis
Laboratorium DITJEN P2P
Laporan kasus
Laboratorium
1. Lab Surv Nas Peny 2. Lab Surv.Nas Faktor Surveilans P2P
Menular (BBTKL-PP) Risiko (BBTKL-PP) Rujukan Nasional

Lab Surv P2P Sub Nasional


(2 BBTKLPP & 6 BTKLPP )

Kapasitas Lab
Alur Laboratorium Rujukan Provinsi Surv Regional
Spesimen
(34 Labkesda provinsi kasus/ utk diagnostik
spesimen penyakit
Alur
Konfirmasi Laboratorium Rujukan Kabupaten potensi
Lab
(514 Labkesda Kab/ Kota KLB/Wabah
23 notifiable
diseases dan
Faktor Risiko
Laboratorium RS Laboratorium Swasta Laboratorium Puskesmas

Kasus/ spesimen dari Masyarakat


PENCEGAHAN KELUAR MASUKNYA PENYAKIT
DI PINTU MASUK NEGARA
(MAXIMUM PROTECTION, MINIMUM RESTRICTION)

Pintu masuk negara (pelabuhan laut, bandar udara, PLBN)


49 Kantor
Kesehatan Rumah
Pelabuhan Sakit
(KKP) Rujukan
Dengan 306
DETEKSI Mencegah
Dari Seluruh Dunia
Wilker
DINI kejadian
luar biasa/
• wabah/
8 Kapasitas Inti
Karantina kedaruratan
IHR (2005)
Orang, Barang, Alat Angkut
• 9 Tujuan GHSA / Isolasi/ kesehatan
Biologi yang
Tindakan
Kimia meresahka
Lainnya
Fisika Pencegahan keluar masuknya n dunia
penyakit di Pintu Masuk
Negara dilakukan oleh KKP di
Via darat, laut, 355 Pelabuhan, Bandara dan
udara PLBDN
SISTEM SURVEILANS KESEHATAN
DI PINTU MASUK NEGARA OLEH KKP
Kementerian Verifikasi/Analisis
Kesehatan
B alik
pan
Lap.Rutin Um

Dinas Kesehatan Verifikasi/Analisis


Kebijakan/
Provinsi Situasi Kes
Tindakan/
Penanggula
an Balik KLB
Ump ngan
Lap.Rutin Wabah
Diseminasi
Dinas Kesehatan Verifikasi/Analisis Informasi ke LS
& Masy
Kab/Kota
alik
mpan B
U
Lap.Rutin Verifikasi/Analisis Kebijakan/
Puskesmas Tindakan
Sistem surveilans
yang ada menjamin
KKP deteksi dini & respon
cepat dalam
Laporan/ menyikapi
Rumor peningkatan kejadian
19
Masyarakat penyakit menular &
keracunan pangan
PENEMUAN KASUS DARI SISTEM SURVEILANS
PINTU MASUK
Penguatan
surveilans

Surveilans
di Pintu Masuk
(normal)

Penemuan Kasus

Waktu
KEBIJAKAN PROGRAM KARKES
1. Mengimplemetasikan IHR (2005) sebagai salah satu instrument dalam
penguatan cegah tangkal penyakit di pintu masuk negara.
2. Penguatan aspek legal pelaksanaan tugas dan fungsi kekarantinaan
kesehatan dan kesehatan pelabuhan.
3. Pemenuhan sarana, prasarana, logistik, peralatan dan pendanaan dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KKP.
4. Penguatan kemampuan surveilans dan respon faktor risiko kedaruratan
kesehatan masyarakat di pintu masuk negara.
5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia KKP yang professional,
berintegritas, mandiri dan bertanggung jawab.
6. Peningkatan dan Pemantapan Public Awareness.
7. Dukungan penelitian operasional, kaji tindak dan penilaian
kekarantinaan kesehatan dan kesehatan pelabuhan.
8. Penguatan kerjasama dan kemitraan dengan program dan sektor terkait.
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP)

International PoE :
• 27 bandara
• 41 pelabuhan
• 6 PLBD (resmi)

KELAS I : 7 KELAS II : 21 KELAS III : 20 KELAS IV : 1 WILKER : 306


TUGAS DAN FUNGSI KKP
KKP Permenkes No. 2348/Menkes/Per/IX/2011

• Penyakit
• Surveilans Epidemiologi
Ruang Lingkup: • Penyakit Potensial
• Kekarantinaan Bandara, Wabah
• Pengendalian dampak Pelabuhan dan
• Penyakit Baru
kesehatan lingkungan PLBDN
• Penyakit yang muncul
• Pelayanan Kesehatan kembali
Pencegahan
• Pengawasan OMKABA Masuk dan • Bioterorisme
• Pengamanan Keluarnya
• Unsur Biologi, Kimia
dan Radiasi

Yan Kes yang berkualitas & mantap (RPJMN III)


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008
Memiliki peran penting dalam pembatasan penyebaran penyakit menular, ancaman agen biologi, kimia, nukir di pintu
masuk negara (IMPLEMENTASI IHR 2005)

Bentuk kegiatan kantor kesehatan pelabuhan, antara lain :


 Melaksanakan pengawasan di pintu masuk/keluar serta
dapat melakukan pembatasan terhadap pelaku perjalanan
Cegah tangkal masuk dan yang datang dari daerah/negara terjangkit
keluarnya penyakit/masalah
kesehatan masyarakat
 Melakukan pengawasan alat angkut, pelaku perjalanan,
barang dan abu/jenazah yang berpotensi menimbulkan
ancaman kesehatan
 Merespon terhadap laporan adanya kasus sakit di atas
Pintu Masuk pesawat, kapal maupun di lintas batas darat negara
Negara (PoE)
 Berkoordinasi dengan stakeholder di pintu masuk negara
di luar pintu masuk Negara
dan dinas kesehatan terhadap pelacakan kontak
(Wilayah Pemda)
 Menyediakan informasi kesehatan
RUANG LINGKUP
Penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan
Pintu Masuk Wilayah
Pelabuhan Karantina Rumah
Karantina Wilayah
Bandar Udara
Karantina RS
PLBDN
Pembatasan Sosial

Kantor Kesehatan Pelabuhan Dinkes Prop/Dinkes Kab/Kota


Kekarantinaan Kesehatan dilaksanakan di pintu masuk negara
oleh KKP dan diluar pintu masuk negara/wilayah oleh
pemerintah daerah
KEGIATAN & TINDAKAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
 Kegiatan
Surveilans epidemiologi penyakit dan Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat terhadap
alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan, serta respon terhadap Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dalam bentuk tindakan Kekarantinaan Kesehatan.

 Tindakan
berupa tindakan terhadap orang, terhadap alat angkut dan barang, pembatasan sosial
berskala besar, dan/atau penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media
lingkungan.

Tindakan terhadap orang: Tindakan penyehatan terhadap Alat Angkut dan Barang:
• rujukan, • Deratisasi,
• karantina, • Desinseksi,
• isolasi • Desinfeksi,
• Dekontaminasi

Prinsip kegiatan Kekarantinaan kesehatan adalah


detect, prevent dan respond
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN
KESEHATAN
 diselenggarakan sebagai upaya
pencegahan dan pemberantasan
masuk dan/atau keluarnya
di Pelabuhan, Bandar kejadian dan/atau faktor risiko
yang dapat menyebabkan
Pintu Masuk Udara dan Pos Lintas kedaruratan kesehatan
Batas Darat Negara masyarakat.
 dilaksanakan oleh Pemerintah
dan pemerintah daerah.
 Wewenang kepada pejabat
karantina kesehatan untuk
berkoordinasi dengan
badan/lembaga kesehatan dari
dalam maupun luar negeri.
 Pengawasan Kedatangan dan
di tempat/lokasi yang Keberangkatan Kapal, Pesawat
diduga terjangkit dan kendaraan Darat
Wilayah penyakit menular  Pengawasan Awak/Personel dan
dan/atau terpapar Penumpang
faktor risiko kesehatan  Pengawasan Barang
 Sanksi
Kekarantinaan Kesehatan di pintu masuk negara dan diluar
pintu masuk negara/wilayah adalah
detect, prevent dan respond
DOKUMEN KARANTINA KESEHATAN

• harus dimiliki oleh setiap alat angkut, orang serta barang yang masuk
dan/atau keluar dari dalam atau luar wilayah negara Indonesia.
• sebagai alat pengawasan dan pencegahan masuk dan/atau keluarnya
penyakit dan faktor risiko kesehatan masyarakat yang menjadi sumber
penularan penyakit yang dapat menimbulkan KKM
• memuat penjelasan suatu keadaan yang diketahui secara pasti
sebagai hasil Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan.
DOKUMEN KARANTINA KESEHATAN
Dokumen karantina kesehatan alat angkut terdiri atas:
 Deklarasi kesehatan;
o Maritim Declaration of Health (MDH) untuk kapal;
o Health Part of the Aircraft General Declaration (HP-AGD) untuk
pesawat; dan
o Ground Crossing Declaration of Health (GCDH) untuk kendaraan
darat
 Sertifikat izin karantina kesehatan;
 Sertifikat sanitasi;
 Sertifikat obat-obatan dan alat kesehatan;
 Buku kesehatan untuk kapal; dan
 Surat Persetujuan Berlayar Karantina Kesehatan (port health
quarantine clearance) untuk kapal.
29
TATA CARA KEDATANGAN DAN
KEBERANGKATAN KAPAL

No TATA CARA KEDATANGAN NO TATA CARA KEBERANGKATAN

1 Kedatangan 1 Pemeriksaan

2 Certificate Of Pratique 2 Tindakan pencegahan

3 Isyarat Karantina 3 Koordinasi dg QICP


4 Izin Karantina 4 Tindakan yang dilakukan

5 Pemeriksaan Kesehatan 5 Pemeriksaan Kesehatan

6 Dokumen Kesehatan 6 Dokumen Kesehatan


PENGAWASAN DI BANDAR UDARA
KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN PESAWAT

Status
Setelah kedatangan Pesawat Udara, Kapten
Karantina
Penerbang WAJIB memberikan dokumen
Deklarasi Kesehatan Penerbangan/Health Part of
Pesawat udara : the Aircraft General Declaration (HP-AGD) kepada
a.datang dari bandar udara wilayah Pejabat Karantina Kesehatan
yang terjangkit;
b.terdapat orang hidup atau mati
yang diduga terjangkit; atau memperoleh Persetujuan
c. terdapat orang/barang diduga Karantina Kesehatan.
terpapar di dalam pesawat

Kapten Penerbang pesawat udara wajib


segera melaporkan mengenai keadaan Kapten Penerbang Pesawat Udara hanya dapat
pesawat kepada petugas lalu lintas udara menurunkan atau menaikkan orang dan Barang
untuk diteruskan kepada Pejabat Karantina setelah dilakukan Pengawasan Kekarantinaan
Kesehatan di Bandar Udara tujuan dengan Kesehatan oleh Pejabat Karantina Kesehatan.
menggunakan teknologi telekomunikasi
STRATEGI DAN POKOK KEGIATAN
• Surveilans aktif dan pasif penumpang yang
Surveilans masuk dan keluar.

Epidemiologi •
Surveilans faktor risiko alat angkut dan barang
Investigasi epidemiologi
Manajemen Kasus • Rujukan dan Tatalaksana Kasus
dan Tindakan • Tindakan Kekarantinaan
• Upaya Penyehatan Lingkungan
Kekarantinaan
Penguatan
Kelembagaan
Pengawasan
• OMKABA Impor
Dokumen • OMKABA Ekspor
OMKABA • Menyiapkan bahan advokasi
Peningkatan dan • Menyiapkan aspek legal tentang Karkes di
Pelabuhan, Bandara dan PLBDN
Pemanfaatan • Membuat pedoman / juknis
Public Awareness • Desiminasi informasi Karkes di Pelabuhan,
Bandara dan PLBDN
Pokok Bahasan 2

KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI PIE DI
PINTU MASUK NEGARA
KOMITMEN GLOBAL DALAM MENYIKAPI
MENINGKATNYA ANCAMAN KKM
8 CORE CAPACITIES
• Kebijakan dan Legislasi
BAHAYA
Internatio • Koordinasi
POTENSIAL
• Surveillance
nal Health • Respon • Biological
Regulation • Kesiapsiagaan • Infectious
(2005) • Komunikasi Risiko • Zoonosis
• SDM • Food safety
• Laboratium • Chemical
• Radio nuclear
•Detect
•Prevent
Percepatan
Implementasi •Respond

11 ACTION PACKAGES
• Antimicrobial Resistance
• Emerging Zoonotic Diseases
• National Biosafety & Biosecurity Systems
• Immunization
• National Laboratory Systems
Global • Real-time Biosurveillance
health • Rapid Reporting
• Workforce
Security • Emergency Operations Centers
Komitmen
Agenda • Linking Public Health with Law and
Multisectoral Rapid Response Melaksanakan IHR
• Medical Countermeasures and Personel
Deployment diperkuat dengan
GHSA
KESIAPSIAGAAN KKM

Dituangkan dalam
Menyiapkan RESPON Dokumen diperbarui
dokumen Rencana
menghadapi KKM secara berkala
Kontijensi
PENCEGAHAN KELUAR MASUKNYA PENYAKIT
DI PINTU MASUK NEGARA
(Maximum protection, Minimum restriction)

• Orang Darat
Dari seluruh
• Barang Laut
dunia • Alat Angkut Biologi
Udara
Kimia
Pencegahan keluar
Fisika
masuknya
Kantor
8 Kapasitas
Kesehatan Deteksi
penyakit di Pintu Inti (IHR
Pelabuhan (49) Dini
Masuk Negara 2005)
dilakukan oleh
KKP di 355 Pintu Masuk Negara :
Pelabuhan, 9 Tujuan Wilker 1. Pelabuhan laut
Bandara dan GHSA (306) 2. Bandara udara
PLBDN
3. Pos batas lintas
batas negara
RS RUJUKAN
Karantina/Isolasi/Tindakan Lainnya

Mencegah kejadian luar biasa/wabah/kedaruratan kesehatan


yang meresahkan dunia
KKP DAN WILAYAH KERJA

KKP Kelas I : 7 KKP Kelas III : 20


KKP Kelas II : 21 KKP Kelas IV : 1 Jumlah Wilker : 304

Pemeriksaan dan pengawasan alat angkut, orang dan barang dalam rangka pencegahan
importasi penyakit dna masalah kesehatan dari luar
SISTEM SURVEILANS TERINTEGRASI
DI WILAYAH DAN PINTU MASUK

Data Sharing
Data Surveilans di Dinkes & Data surveilans
Kab/Kota Dinkes Provinsi Analysis di Pintu Masuk

Forum
Communication

Recommendation

Integrated rapid
response

Operasional komunikasi dan koordinasi surveilans antara wilayah dan pintu masuk
meningkatkan kemampuan pencegahan penyebaran penyakti potensial KKM
PROGRAM KEKARANTINAAN KESEHATAN
INTERVENSI TANTANGAN ACUAN REGULASI INDIKATOR KINERJA

• DIKLAT SDM 1. UU No. 1/1962 1. Semua alat angkut


KARANTINA • KEMAMPUAN 2. UU No. 2/1962 beserta isinya
• REVISI UU • KOMITMEN 3. Permenkes No. diperiksa sesuai dg
KARKES • DISTRIBUSI 1144/2010 Std Kekarantinaan
• PERCEPATAN 4. Permenkes No. 2. Pct FR potensial PHEIC
IMPLEMENTASI PERUNDANGAN 2348/2011: yg terdeteksi di Pintu
IHR MELALUI • KADALUARSA • 11 tugas Masuk Negara
KOMNAS • TDK LENGKAP • 16 fungsi 3. Pct bebas vektor
• RENKON & 5. IHR 2005 penular penyakit di
SIMULASI PHEIC TUNTUTAN perimeter area (HI=0)
• DUKUNGAN INTERNASIONAL & buffer area (HI<1) Di
SARANA • IHR 2005 lingkungan
• PENGUATAN • TRANSPORTASI pelabuhan, bandara &
SURVEILANS • KOMUNIKASI pos lintas batas darat
• PENGEMBANGAN 4. Pct setiap kejadian
INFORMASI JEJARING KERJA OUTPUT PHEIC di wil episenter
BERBASIS IT • LINTAS pandemi dilakukan
• PENGUATAN PROGRAM Tidak terjadi tindakan karantina <
NETWORKING • LINTAS SEKTOR penyebaran 24 jam setelah
• PENYUSUNAN penyakit antar ditetapkan oleh
NSPK daerah / negara Pemerintah
KAB/KOTA MEMPUNYAI KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN KKM

50 Kab Kota yang telah


menyusun dokumen 2015-2016

Target 56 Kab Kota 2017-2019 Capaian s.d. Thn 2016: 102% (50 kab/kota dari target 49 Kab/Kota)

Target & Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam


penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah 2015-
2019
PINTU MASUK NEGARA MEMPUNYAI RENCANA
KONTINJENSI PENANGGULANGAN KKM S.D. TAHUN 2016
0112
0201

2032

2108 2133
0417
0418 2643 2844
0415 2006 2234 2641
0313 0702 0419 2235 2640
1728 2007
0414 1830
0721
0702
1829
1931 2537
2309
0822 2309 2436
0903
0904
1024 1125
1305
1023 1410 2642
1227
1538

s.d. Tahun 2016: 68 pintu masuk negara mempunyai rencana kontinjensi


Pintu masuk negara dengan Renkon KKM  Seluruh pintu masuk utama mempunyai renkon

Pintu masuk negara


IMUNISASI DASAR LENGKAP
TAHUN 2016

Cakupan IDL ≥80% : 319 Kab/Kota


Cakupan IDL <80%-60% : 147 Kab/Kota
Cakupan IDL <60%: 48 Kab/Kota
RESPOND ATAS SINYAL KLB TAHUN 2016

TIDAK TERCAPAI HAMPIR TERCAPAI TERCAPAI


KAB/KOTA YANG MAMPU MELAKUKAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT INFEKSI EMERGING TH. 2016

Kab/Kota yang mampu : 162 kab/kota

Kab/Kota yang belum mampu : 352 kab/kota


PERAN KKP DALAM KESIAPSIAGAAN KKM

• SEBAGAI TIM REAKSI CEPAT


• BERTINDAK SEBAGAI KOORDINATOR MEDIS
• TRIASE DAN PENANGANAN AWAL
• PENDATAAN KORBAN
• MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN DINKES/RS/PUSKESMAS
PERAN INSTANSI KESEHATAN LAIN

• BERKOORDINASI DENGAN KKP


• MENGERAHKAN TIM MEDIS SERTA AMBULANCE
• MELAKUKAN EVAKUASI KORBAN
• MENYIAPKAN FASILITAS DI TEMPAT MASING-MASING UNTUK
PENANGANAN LANJUTAN
• MENGINFORMASIKAN PERKEMBANGAN KORBAN YANG DIRAWAT
TIM GERAK CEPAT
Terdiri dari tenaga apa saja?
Permenkes # 1501/MENKES/PER/X/2010, Pasal 21ayat (2) :

Bab 1, Ketentuan Umum, pasal 1: point 9. Tenaga Medis


Tim Gerak Cepat adalah : Epidemiolog Kesehatan
Tim yang tugasnya membantu
Sanitarian
upaya penanggulangan Entomolog Kesehatan
KLB/Wabah. Laboratorium

Melibatkan tenaga pada program/sektor terkait maupun


masyarakat.
TGC dibentuk di tingkat Siapa yg menetapkan TGC
mana saja?
Kadinkes Kab/Kota
Pasal 21 ayat (1): TGC a.n
Kab/Kota Bupati/Wali Kota
Dalam rangka upaya
penanggulangan
TGC Kadinkes Provinsi
KLB/Wabah a.n
Provinsi
Gubernur

T G C TGC
PUSAT
Direktur Jenderal
a.n
Menteri Kesehatan

Pusat
Kab/Kota
Prov
Permenkes 1501 Pasal 22
Apa saja Peran TGC dalam Upaya Membantu
Penanggulangan KLB?
Peran TGC secara MAKRO Peran TGC secara MIKRO

1. penyelidikan epidemiologi dan surveilans;


Penyelidikan E pidemiologi
2. penatalaksanaan penderita; • dan surveilans
3. pencegahan dan pengebalan;
4. pemusnahan penyebab penyakit;
5. Penanganan jenazah akibat wabah;
6. penyuluhan kepada masyarakat;
7. dan upaya penanggulangan lainnya.
Tugas dan Fungsi TGC Pusat ?

Menyusun rencana pelaksanaan penanggulangan KLB sesuai dengan


jenis KLB dan masalah kesehatan yang terjadi
Melaksanakan respon cepat terhadap KLB untuk acuan TGC

Pembinaan untuk peningkatan kompetensi & profesionalisme pada


petugas surveilans epidemiologi di Dinkes Prov/Kab/Kota serta UPTP
maupun UPTD dalam rangka upaya penanggulangan KLB

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan TGC;

Menyusun laporan dan rencana tindak lanjut.


Kenapa TGC Pusat harus turun ?
Suspek Penyakit Baru

Mengarah pada sinyal episenter


pandemi
Kriteria
Kriteria KLB
Menimbulkan PHEIC
KLB
Ada Permintaan Daerah

Meresahkan Masyarakat
PENYIAPAN SDM

• Tim TGC yang sudah ada


Pimpinan otoritas di pelabuhan/Bandara dan lintas batas darat,
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan membentuk dan
mengaktifkan
• Permenkes 1501 th 2010 tentang jenis penyakit menular tertentu
yang dapat menimbulkan wabah
• Petugas medis, epidemiolog kesehatan, sanitarian, entemalog
kesehatan, laboratorium, dll
• Peningkatan kapasitas : pelatihan dan simulasi
• Jejaring kerja
PENYIAPAN BIAYA
• Biaya peningkatan kapasitas SDM
• Penanganan kasus
• PE dan penelusuran kontak
• Karantina kontak
• Media KIE
• Logistik (APD, reagen, pendukung lab, obat-obatan dll)

Memanfaatkan pembiayaan pasien penyakit infeksi emerging sesuai


dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 59 tahun 2016 tentang
Pembebasan biaya Pasien PIE tertentu
PENYIAPAN ALAT DAN BAHAN

• Alat dan Bahan di sarana pelayanan kesehatan (ruang khusus


: wawancara, karantina)  Koordinasi otoritas
bandara/pelabuhan
• Alat transportasi
• Alat komunikasi
• Penunjang lain
• Bahan KIE
PENYIAPAN SOP

• Karantina

• PRL

• UKLW
Pokok Bahasan 3

KEWASPADAAN DINI
MENGHADAPI PIE DI PINTU
MASUK NEGARA
PHEIC (Public Health Emergency of International
Concern) / Kedaruratan Kesehatan Yang Meresahkan
Dunia (KKM-MD)
• Kejadian luar biasa yang berisiko mengancam
negara lain (ditentukan oleh WHO setelah melalui
proses konsultasi), serta membutuhkan respon
internasional yang terkoordinasi.

• Negara anggota harus melaporkan setiap kejadian


yang berpotensi menjadi PHEIC.

57
PENYAKIT YANG TERMASUK DALAM EPIDEMIC AND
PANDEMIC ALERT AND RESPONSE (EPR) MENURUT WHO
1. ANTHRAX
2. AVIAN INFLUENZA
3. CRIMEAN-CONGO HAEMORRHAGIC FEVER
4. EBOLA HAEMORRHAGIC FEVER
5. HEPATITIS
6. INFLUENZA
7. LASSA FEVER
8. MARBRUG HAEMORRHAGIC FEVER
9. MENINGOCOCCAL DISEASES
10. PLAGUE
11. SARS
12. SMALLPOX
13. YELLOW FEVER
58
PENYAKIT MENULAR TERTENTU YANG BERPOTENSI
WABAH
PERMENKES 1501 TAHUN 2010

1. Kolera; 10. Avian Influenza H5N1;


2. Pes Bubo dan Pes 11. Antraks;
Pneumonia; 12. Leptospirosis;
3. Demam Berdarah Dengue; 13. Hepatitis;
4. Campak; 14. Influenza A baru H1N1;
5. Polio; 15. Meningitis;
6. Difteri; 16. Demam Kuning (Yellow
7. Pertusis;
Fever);
8. Rabies;
9. Malaria; 17. Chikungunya
59
KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Merupakan kejadian kesehatan masyarakat yang
 bersifat luar biasa
 ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau
 kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan kontaminasi kimia
(NUBIKA), dan pangan
 menimbulkan bahaya kesehatan dan
 berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.

Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pada Kedaruratan Kesehatan


Masyarakat
 dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
 secara cepat dan tepat
 berdasarkan besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumber daya, teknis operasional,
pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan yang dapat berkoordinasi dan
 bekerjasama dengan dunia internasional.

Dalam hal Kedaruratan Kesehatan Masyarakat merupakan kejadian yang


meresahkan dunia, Pemerintah memberitahukan kepada pihak
internasional sesuai ketentuan hukum internasional.

Kekarantinaan Kesehatan diselenggarakan Pemerintah Pusat


dan Daerah bersama masyarakat untuk mencegah KKM
ALUR PENILAIAN KEJADIAN
BERPOTENSI KKM
Apakah ada dampak
kesehatan masyarakat yang Apakah memenuhi
serius?
Tidak kriteria KLB?

Ya Ya Tidak

Apakah memenuhi
Apakah sudah ada penularan ke Apakah sudah ada penularan ke
kriteria KLB? Tidak
luar wilayah kab/kota? luar wilayah kab/kota?

Ya Tidak Ya Tidak
Ya
Apakah ada kemungkinan
berdampak kepada aspek social
Ya dan ekonomi masyarakat ?

1. Kejadian berpotensi KKM BUKAN KKM


2. Kejadian harus dilaporkan ke Kemenkes Evaluasi kembali bila
(melalui ditjen PP dan PL selaku IHR National Tidak ada informasi yang
focal point) lebih lengkap
3. Diaktifkan Rencana Operasional melaui Posko
KKM
ALUR PEMBERITAHUAN DAN PENETAPAN PERISTIWA KKM

Komite
Menetapkan apakah suatu Nasehat Emergensi
dari luar WHO’s
peristiwa merupakan SEKJEN WHO Expert
PHEIC dan memberi Komite Roster
rekomendasi Review
penanggulangan

Menerima, menilai dan Koordinasi Organisasi – organisasi


lain yang kompeten
memberi respon pada Kontak
KontakPoint
PointIHR
IHRWHO
WHO (IAEA etc.)
peristiwa yang dilaporkan

Saluran komunikasi:
memberi tahu WHO
mengenai potensi PHEIC, Komunikasi Kementerian /
melakukan konsultasi Fokal
FokalPoint
PointNasional
Nasional Sektor–sektor
dengan kementerian lain, IHR
IHR
umpan balik dari WHO
terkait

Deteksi, verifikasi, lapor, Laporan


Berbagai penyakit dan Sistem surveilans kejadian
respon pada kejadian –
di dalam negara
kejadian yang tidak
diharapkan POE
DETEKSI DINI PENEMUAN
KASUS DI PINTU MASUK
SURVEILANS BERBASIS INDIKATOR (RUTIN)
• PESAWAT BERISIKO; TERJANGKIT
• PELAKU PERJALANAN BERISIKO; TERJANGKIT
• BARANG BERISIKO; BARANG TERJANGKIT
• LINGKUNGAN BERISIKO; TERJANGKIT
• SURVEILANS PENYAKIT POTENSIAL KKM PADA
YANKES vs WILAYAH

SURVEILANS BERBASIS KEJADIAN


• KKM DI NEGARA ASAL PESAWAT/NEGARA
SINGGAHAN PESAWAT
• VERIFIKASI RUMOR
Deteksi, Verifikasi,
Investigasi, Notifikasi,
Respon
SURVEILANS DI PINTU MASUK

Surveilans di pintu
masuk negara
dilakukan untuk Deteksi secara
dini melalui Verifikasi
mendeteksi dini surveilans rutin Investigasi
dan respon Deteksi dan surveilans Notifikasi Respon
terhadap Dini berbasis Penanggulang
kemungkinan kejadian an PH
adanya transmisi
penyakit menular
melalui bandar
udara, pelabuhan
MELALUI KEGIATAN PENGAMATAN
dan lintas batas
Surveilans KKM
darat negara
Surveilans Faktor Risiko
PENDEKATAN SURVEILANS BERBASIS KEJADIAN
DENGAN SURVEILANS SINDROM

Sindrom Jenis Penyakit


Demam akut dan ruam Zika, Monkeypox, Campak, Varisela, Antraks, dll
Demam akut Pes, Tifus, Chikungunya dll
Demam berdarah akut PVE, Marburg, Demam Lassa dll
Pernafasan akut MERS, Flu Burung dll
Jaundice akut Demam kuning, Hepatitis dll
Lumpuh layuh akut Poliomielitis
Diare cair akut Kolera dll
Diare berdarah akut Disentri dll
Penyakit saraf akut Meningitis, Penyakit Virus Nipah dll
KOORDINASI DAN SISTEM SURVEILANS TERINTEGRASI-RUTIN
Produk unit surveilans Kab/Kota Produk unit surveilans KKP
Sewaktu (Harian) Sewaktu (Harian)
1. W1 – Penyakit Potensial KLB yang diterbitkan puskesmas 1. Data kedatangan orang sakit dari negara terjangkit – dalam negeri
dengan wabah
2. Laporan PE penyakit potensial KLB dengan kasus memiliki 2. Data Kematian di alat angkut dengan diagnose penyakit menular
riwayat atau tanpa riwayat perjalanan LN tertentu
3. Rekap Laporan pemberian HAC – kelompok masyarakat berisiko mis.
Umrah
Mingguan 4. Data kontak kasus penyakit tertentu di alat angkut
1. Data penyakit menular pelayanan kes puskesmas 5. Data pelayanan vaksinasi khusus
2. Sinyal KLB penyakit menular tertentu– trend, pola penyakit 6. Data pengawasan barang tertentu
3. Kluster penyakit menular yang tidak diketahui penyebabnya 7. Data rujukan kasus ke RS tertentu
Bulanan Bulanan
1. Jumlah penyakit menular tertentu di sentinel Puskesmas 1. ABJ di perimeter dan buffer
2. Jumlah SARI – Pneumonia di RS Rujukan 2. 10 penyakit menular terbanyak di poliklinik KKP

3. 10 penyakit menular terbanyak di Puskesmas 3. Data kedatangan hewan penular penyakit menular tertentu (Anjing)
4. 10 penyakit menular terbanyak di RS
IHR IMPLEMENTATION AT PORTS, AIRPORTS AND
GROUND CROSSINGS
PREVENTION EARLY WARNING RESPONSE

Containing known public Detecting relevant health Responding to public


health risks events health emergencies

Routine control of
“Sanitary conditions” at Support to investigation
points of entry and Inspection, screening, and contingency plans to
conveyances including Information and adopt control measures
vector control verification

Risk Management Risk Assessment Event Management

Conveyances inspection programmes and control measures


PROSEDUR KEKARANTINAAN TERHADAP ORANG

Petugas KKP Apabila tidak penumpang yang sakit 


meneliti bagian diberikan persetujuan karantina  dalam
kesehatan (Health
Declaration) dari bentuk lisan/telepon atau tertulis
dokumen
Aircraft General Apabila ada penumpang/awak pesawat yang
Declaration sakit dan bukan penyakit menular  diberikan
pengobatan atau dirujuk ke RS
Petugas KKP
meneliti bagian
Apabila ada penumpang/awak pesawat yang
kesehatan (Maritim sakit dan merupakan penyakit menular
Declaration Health) dilakukan prosedur penanganan/pemeriksaan
lebih lanjut
KAPASITAS INTI IHR (2005) DI PoE
Kemampuan Utama untuk Pintu Masuk Negara/
Point of Entry (PoE); Pelabuhan /Bandara /Lintas
Batas Darat Negara (Annex 1b)
 Rutin
 Kemampuan merespon PHEIC
KAPASITAS INTI DI PINTU MASUK NEGARA
DALAM KONDISI RUTIN
Menyediakan pelayanan medis yang
layak, termasuk fasilitas diagnostik
yang memungkinkan assessment
a segera terhdp penumpang yang sakit Menyediakan
b transport dan
petugas

e
Menyediakan staf untuk c
pemberantasan vektor Menyediakan air yg aman
setempat dan di sekitarnya utk diminum, fasilitas Menyediakan petugas
katering, toilet, utk pemeriksaan
d pembuangan limbah yg pesawat / kapal /
memadai
kendaraan
KAPASITAS INTI DI PINTU MASUK NEGARA KETIKA TERJADI PHEIC
b Melakukan diagnosis & perawatan c
bagi pelaku perjalanan atau hewan
Melaksanakan tanggap darurat yg terjangkit melalui kerjasama dg Menyediakan ruangan yg
a kesehatan, penunjukan fasilitas medis & kesehatan hewan memadai & terpisah dr
koordinator & pejabat berwenang setempat dlm pengisolasian, pelaku perjalanan lain, utk
di pintu masuk & sarana yankes mewawancarai org yg
pengobatan & layanan pendukung
lainnya terjangkit atau tersangka
lainnya

Menyediakan kendaraan Menyediakan sarana


d diagnosis & bila perlu
khusus & staf terlatih dg alat
pelindung diri yg memadai, dlm karantina thd pelaku
g
merujuk pelaku perjalanan yg perjalanan yg diduga
membawa atau terkontaminasi terjangkit, sebaiknya di
peny menular sarkes yg jauh dr pintu
msk
Menerapkan tindakan hapus
e
serangga, hapus tikus, hapus
f
hama, dekontaminasi atau
Menerapkan penanganan bagasi, kargo,
pengawasan masuk peti kemas, alat angkut,
& keluarnya pelaku barang & paket pos di lokasi
perjalanan khusus
SANITASI DAN PENGENDALIAN VEKTOR
DI PINTU MASUK NEGARA

Pengendalian Vektor
Terpadu
• Manajemen lingkungan
• Pengendalian Mekanik
• Pengendalian Biologi
• Pengendalian Kimia

Surveilans di Pintu Masuk


• Zona bebas vektor di daerah
perimeter,
• Unsur penting dalam Surveilans
• Penetapan rencana surveilans
(mis. Surveilans larva nyamuk dan
nyamuk dewasa)

PENGENDALIAN RISIKO
LINGKUNGAN

HYGIENE PEMERIKSAAN
PENGAMANAN PENGAWASAN PENGAWASAN
SANITASI
MAKANAN DAN KUALITAS AIR HYGIENE SANITASI
GEDUNG /
MINUMAN BERSIH ALAT ANGKUT
BANGUNAN

PENGAWASAN PENGAWASAN PENGAWASANPENCE


PENGAWASAN PENGAWASAN
KUALITAS KUALITAS MARAN AIR, UDARA
KEBISINGAN LIMBAH MEDIS
LIMBAH CAIR UDARA DAN TANAH

PENGAWASAN PENGAWASAN PENGAWASAN PENGAWASAN


NYAMUK TIKUS KECOA LALAT
PENINGKATAN KAPASITAS
KEGIATAN DALAM PENINGKATAN KAPASITAS

1. Sosialisasi dan advokasi regulasi kesehatan internasional (2005)


termasuk kapasitas inti IHR dan paket aksi keamanan kesehatan
global
2. Penilaian pencapaian kapasitas inti IHR di pintu masuk negara,
wilayah dan nasional dengan melibatkan lintas sektor terkait
3. Sosialisasi dan advokasi kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap
faktor risiko kedaruratan kesehatan masyarakat dengan melibatkan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan lintas sektor
4. Workshop penyusunan dokumen kebijakan dan rencana kontijensi
bagi staeholder daerah
5. Penyusunan dokumen kebijakan (rencana kontijensi) termasuk di
pintu masuk negara
6. Simulasi dan table top exercise rencan response kedaruratan
kesehatan masyarakat
7. Review dan update dokumen kebijakan yang telah disusun baik di
kab/kota maupun di pintu masuk negara
KAPASITAS DI PINTU MASUK NEGARA

Harmonisasi Pedoman, petunjuk dan program pembelajaran


Daftar Pelatih ahli Internasional dari berbagai sektor,
Kapasitas
Kapasitas Negara (Self
PENINGKATAN
Negara (Self KAPASITAS/KOMPETENSI

Berbagi solusi, sumber daya dan hasil


Assessment)
Assessment)  RAN untuk Peningkatan
Kapasitas di PoE
 Rencana
Penanggulangan/Manajemen
KKM /Renkon KKM di PoE
Analusis  Peningkatan kapasitas
GAP petugas / pelatihan
JEE Kapasitas
IHR di POE SIKLUS MONITORING DAN
EVALUASI
 ICAO, IMO
 Asistensi Teknis di
Pelabuhan/Bandara
 Exercise/simulasi
Review Review  Evaluasi Paska kejadian
Evaluasi Evaluasi
Paska Paska WHO PORT / AIRPORT
Kejadian Kejadian
CERTIFICATION

Kerjasama Internasional untuk Koordinasi Respon KKM


Pokok Bahasan 4

PENANGGULANGAN PIE
DI PINTU MASUK NEGARA
PENANGANAN KEDARURATAN KESEHATAN
DI INDONESIA

Dilakukan oleh
kab/kota, provinsi,
Pusat

Pendekatan
multisektoral
(koordinasi – kolaborasi)
PENANGANAN KEDARUTAN KESEHATAN DI
INDONESIA:
DETEKSI-RESPON

Deteksi • Sistem
Health Event surveilans

• Dampak
Penilaian • Risiko
Risiko Cepat penyebaran

• TGC Kab/Kota
Respon • TGC Prov
• TGC Pusat
Penanganan Kedaruratan Kesehatan Di Indonesia:
KOMUNIKASI IHR NFP
Tersedia sistem notifikasi berjenjang dari tempat kejadian
hingga ke Pusat sesuai UU, PP, dan Permenkes terkait
Wabah

Penunjukan Fokal Point Nasional IHR  Dirjen P2P

Komunikasi internasional (notifikasi, konsultasi, dll) melalui


Fokal Point Nasional
SISTEM SURVEILANS KESEHATAN
DI PINTU MASUK NEGARA OLEH KKP
Kementerian Verifikasi/Analisis
Kesehatan
B alik
pan
Lap.Rutin Um

Dinas Kesehatan Verifikasi/Analisis


Kebijakan/
Provinsi Situasi Kes
Tindakan/
Penanggula
an Balik KLB
Ump ngan
Lap.Rutin Wabah
Diseminasi
Dinas Kesehatan Verifikasi/Analisis Informasi ke LS
& Masy
Kab/Kota
alik
mpan B
U
Lap.Rutin Verifikasi/Analisis Kebijakan/
Puskesmas Tindakan
Sistem surveilans
yang ada menjamin
KKP deteksi dini & respon
cepat dalam
Laporan/ menyikapi
Rumor peningkatan kejadian
81
Masyarakat penyakit menular &
keracunan pangan
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN
Kesiapan Menghadapi KKM Potensial Wabah

RS RUJUKAN NASIONAL (1)


Pelayanan Upaya
kesehatan & sistem Kesehatan
rujukan
komprehensif & RS PROVINSI (14) & Perorangan
RUJUKAN REGIONAL (110)
terjangkau telah (UKP)
tersedia untuk
JKN :
menghadapi
penyakit
Pola INA
RS KAB/KOTA (561) CBG

Pintu Masuk Negara PUSKESMAS (9.729) Upaya


KKP & WILKER Kesehatan
(355) Masyarakat &
PUSTU (1.450) UKP
JKN :
Pola
Kapitasi
POLINDES/POSKESDES (17.605)

82
SISTEM PELAYANAN LABORATORIUM
Kesiapan Menghadapi KKM Potensial Wabah
Konfirmasi
LAB. RUJUKAN NASIONAL (1) diagnosis utk
tindak lanjut
Pintu Masuk Negara
KKP & WILKER LAB. RUJUKAN REGIONAL (8)
(355)

LAB. RS PROVINSI (34) BALAI LAB. KES . PROVINSI (34)

Sistem rujukan LAB. RS KAB/KOTA


laboratorium
komprehensif &
terjangkau Telah Langkah
tersedia untuk LAB. PUSKESMAS kesiapsiagaan
menghadapi
peningkatan
penyakit
MASYARAKAT
RS RUJUKAN PENYAKIT INFEKSI

Dipersiapkan 14 RS Rujukan Nasional dan 20 RS Rujukan Provinsi yang dipersiapkan untuk menjadi RS
Rujukan EID (memiliki ruang isolasi bertekanan negatif) serta 110 RS Rujukan Regional yang memiliki
ruang isolasi sederhana dengan menerapkan prinsip PPI yang optimal. 84
TINDAKAN KEKARANTINAN DI PINTU
MASUK :
Isolasi
orang dan
Dekontaminasi barang
orang, barang, Karantina
alat angkut, dan
media orang
Tindakan lingkungan

Kekarantinaan
Kesehatan Lain Desinfeksi
Deteksi Pembatasan
Berdasarkan orang, barang,
alat angkut, dan
& pergerakan
orang, barang,
Situasi Dan media RESPO alat angkut dan
lingkungan lingkungan,
Kecenderungan NS
Epidemiologi
Desinseksi alat
angkut, lingkungan
dan media Vaksinasi
lingkungan Deratisasi
alat angkut
dan
lingkungan
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan

Alat Angkut Pelaku Perjalanan Barang / OMKABA


(awak alat angkut dan 1. Deratisasi
penumpang) 2. Desinseksi
1. Deratisasi 1. Vaksinasi/Profilaksis 3. Desinfeksi
2. Desinseksi 2. Desinfeksi 4. Dekontaminasi
3. Desinfeksi 3. Dekontaminasi 5. Karantina
4. Dekontaminasi 4. Karantina 6. Pemusnahan
5. Karantina 5. Rujukan 7. Penyimpanan
6. Isolasi

Lingkungan Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN


1. Penyehatan
2. Pengendalian
3. Pengamanan
LANGKAH - LANGKAH PENYELIDIKAN DAN
PENANGGULANGAN KLB PENYAKIT MENULAR DAN
KERACUNAN PANGAN
1. TAHAPAN PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KLB
1. Menegakkan atau memastikan diagnosis
2. Memastikan terjadinya KLB/wabah/KKM
3. Menghitung jumlah kasus/angka insidens yang tengah berjalan
4. Menggambarkan karaskterik KLB/wabah/KKM: variabel waktu, tempat, orang (kasus)
yang terkena
5. Mengidentifikasi sumber dari penyebab penyakit dan cara penularannya
• Mengidentifikasikan populasi yang mempunyai peningkatan risiko infeksi
• Melaksanakan tindakan penanggulangan

2. KEGIATAN PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KLB


1. Penyelidakan KLB/wabah/KKM
2. Surveilans Ketat pada KLB/wabah/KKM
3. Indikator Program Penanggulangan KLB/wabah/KKM
Pokok Bahasan 5

KOORDINASI LP/LS
DI PINTU MASUK NEGARA
Koordinasi dalam Penanggulangan
Int - WHO Menteri Kesehatan

NATIONAL
COMMITTEE

IHR – NFP
DJ P2P Dinas Kes. Provinsi
Otoritas Terkait
(CIQP)
Dinas Kesehatan
Kab/Kota

Otoritas
PoE (Adpel) KKP Puskesmas

Wilker

 Meningkatkan komunikasi risiko dan promosi kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media.
 Pemberitahuan berkala kepada Dinas Kesehatan dan RS tentang kesiapsiagaan sesuai perkembangan.
Koordinasi dalam Penanggulangan
Nasional Global

Provinsi
Kabupaten/Kota Dukungan Lab
- Diag. Cepat
Puskesmas Rumah Sakit - Defenisi Kasus

Penyebab
Kejadian Penyakit
Penyakit Penyakit Penyakit Penyakit
Kejadian Penyakit Gejala Penyakit Adanya kematian yang tidak Dikenal Dengan Perubahan Baru
Berkelompok spesifik (Novel) biasa & tidak bisa dijelaskan - HIV resistensi phenotype -
- - - Riwayat perjalanan - Malaria - TB - Influenza
Area Geografis Demam
- - - Berkelompok - MM - Pneumonia
Musim Rash
- Karakteristik tertentu - Difteri

Tim Gerak Cepat – KLB Rencana Kontijensi– KKM/Wabah


- SOP - Posko
- Alert core team - Multi sektor
- Dokter - SOP
- Epidemiolog - Kesehatan
- Kesehatan Hewan
- Kes. Masyarakat - Penyuluh/pendamping masy
- Laboran - Transportasi
- dll - Logistik
- Keamanan
KOORDINASI, JEJARING KERJA & KEMITRAAN

• Koordinasi
Koordinasi dalam penyelenggaraan Surveilans Terintegrasi
dilakukan oleh seluruh unit surveilans di Dinas Kesehatan
• Jejaring kerja
Mekanisme koordinasi kerja antar unit penyelenggara
Surveilans Terintegrasi sumber data dan penyelenggara
program kesehatan, meliputi tata hubungan Surveilans
Terintegrasi antar wilayah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.
• Kemitraan
Hubungan kerjasama antar berbagai pihak yang strategis,
bersifat sukarela, dan berdasar prinsip saling membutuhkan,
saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai
pembinaan dan pengembangan secara timbal balik.
JEJARI Prevent Detect Response
NG Komunikasi Risiko Surveilans kasus
PE
Tatalaksana kasus
Pencegahan dan

PHEIC Vaksinasi /
Profilaksis
Surveilans FR
Penelitian/studi
Pengebalan
Pemusnahan penyebab
penyakit
Pengendalian Penilaian Risiko
Vektor Penanganan jenazah
Komunikasi risiko
APD
PPI
PROMKES, OTBAN, KSOP,
PROMKES, KESLING, OTBAN, PROMKES, OTBAN, KSOP,
PENGELOLA PLBDN, IMIGRASI,
KSOP, PENGELOLA PLBDN, PENGELOLA PLBDN, KEMENAG,
BEA CUKAI, MASKAPAI
KOMINFO, KEMENAG, IMIGRASI, BEA CUKAI, MASKAPAI
PENERBANGAN, AGEN
IMIGRASI, MASKAPAI PENERBANGAN, AGEN
PELAYARAN, PENGUSAHA
PELAYARAN, PENGUSAHA
PENERBANGAN, AGEN OTOBUS, BBTKL, RS, PROFESI,
OTOBUS, LABORATORIUM, BBTKL,
PELAYARAN, PENGUSAHA RUMAH SAKIT, PROFESI,
LABORATORIUM, LEMBAGA
OTOBUS, BIRO PERJALANAN, KEMANAN, TNI, KEMENSOS,
PENELITIAN (LITBANGKES, LIPI),
KOMINFO, KLH KEHUTANAN<
RS, PROFESI, KLH dan KLH dan KEHUTANAN, BAPETEN,
BAPATEN, KEMENPERIN<
KEHUTANAN, KEMENTAN KEMENPERIN, KEMENTAN
KEMENTAN

KOORDINASI DAN KOLABORASI


PENYELENGGARAAN SURVEILANS
TERINTEGRASI
Penyelenggaraan Surveilans Terintegrasi di wilayah dan
Pintu Masuk Negara dilaksanakan oleh UPT
Kementerian kesehatan (KKP) dan Dinas Kesehatan
Provinsi dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi, serta Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan UPT Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, baik pada kondisi normal maupun
sedang terjadi KLB atau wabah.
Pembinaan dan Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan

Pembinaan Pengawasan
Penyelenggaraan
kekarantinaan
Pemerintah
kesehatan di pintu
masuk.

Penyelenggaraan
kekarantinaan kesehatan Pemerintah &
Pemerintah
baik yang dilakukan oleh
Daerah
pemerintah maupun
masyarakat

Penyelenggaraan
Pemerintah kekarantinaan Kekarantinaan Kesehatan
daerah kesehatan di yang efektif dan bermutu
wilayah. memerlukan pembinaan dan
pengawasan yang intensif
dan bekelanjutan
Pusat operasional manajemen kedaruratan kesehatan
masyarakat dalam mengumpulkan informasi terkait
KLB/ wabah, menentukan keputusan prioritas dan
melakukan koordinasi serta komunikasi yang
diperlukan untuk respon dalam penanggulangan KLB/
wabah.

DATA PHEOC bisa diakses masyarakat di Dijalankan dengan menggunakan


www.infopenyakit.org Incidence Management System (ICS)
yaitu sistem untuk mendeteksi secara
EBS SKDR dini adanya gangguan atau ancaman
penyakit yang berpotensi KLB.

Mekanisme Kerja :
1. Laporan dari system EBS, IBS diverifikasi tiap hari oleh PHEOC;
2. Diumpanbalikan tiap hari a) ke daerah melalui komunikasi prov,
b) ke email LP/LS terkait
3. Dinkes mengupdate (kontak) PHEOC terkait TL yg sdh/belum dilakukan
Tujuan & Fungsi:
Public Health Emergency Operation Center
• Tujuan Fungsi
1. Memperkuat pelaksanaan detect, 1. Melakukan deteksi dini, pencegahan, dan
prevent dan response dalam respon cepat munculnya penyakit menular
menghadapi berbagai macam berpotensi wabah agar tidak terjadi
penyakit menular berpotensi wabah wabah/KLB atau public health emergencies of
guna mencegah terjadinya KLB/ international concern (PHEIC)
wabah; 2. Melaksanakan perencanaan dan identifikasi
2. Mendorong peningkatan kapasitas sumberdaya guna mendukung penanggulangan
inti dalam pelaksanaan International KLB/Wabah/PHEIC di tingkat Pusat/Kemenkes
Health Regulation (IHR, 2005) dan
3. Memperkuat jejaring kerja lintas program dan
kapasitas pelaksanaan Global Health
Security Agenda (GHSA) lintas sektor dalam penanggulangan
KLB/Wabah/PHEIC
3. Memfasilitasi transfer of knowledge,
information sharing dan capacity 4. Meningkatkan kapasitas teknik laboratorium,
building di tingkat nasional, regional kapasitas detect, prevent dan respond, serta
dan global. kapasitas Tim Gerak Cepat, Penanggulangan
KLB/Wabah/PHEIC di Pusat dan Daerah
5. Memperkuat implementasi surveilans
kesehatan masyarakat di Pusat dan Daerah.
Organogram:
ORGANOGRAM EOC INDONESIA
Public Health Emergency Operation Center
PRESIDEN

Menteri Kesehatan BNPB


Sekretaris Jenderal

Dirjen P2P

PHEOC Center for Health Crisis


(Fokus pada pencegahan dan (EOC)
respon KLB/wabah penyakit)
(Fokus pada bencana, krisis social dan
ancaman bahaya)
UPAYA PENGUATAN
 Pembuatan / revisi peraturan perundang –
undangan, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis /
manual / SOP yang terkait dengan karantina
kesehatan dan kesehatan pelabuhan.

 Rehabilitasi dan pembangunan gedung kantor.

 Melengkapi sarana pendukung kerja, kendaraan


teknis, peralatan medis, alat kesehatan, obat obatan,
vaksin, reagen dan bahan pendukung lainnya.

 Penyediaan dokumen kesehatan.

 Pendanaan kegiatan melalui APBN dan PNBP.


UPAYA PENGUATAN
 Pengembangan dan penguatan sistem kewaspadaan
dini dan respon (SKDR), jejaring surveilans dan Tim
Gerak Cepat di pintu masuk negara.

 Peningkatan / pengembangan SDM melalui Tubel,


Diklat, Workshop, Sosialisasi, dll baik di dalam
maupun luar negeri.

 Sosialisasi dan Advokasi kepada pemerintah daerah


dan stake holder di pintu masuk negara.
UPAYA PENGUATAN
 Memperkuat jejaring kerja, koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi, baik internal kemenkes maupun lintas
sektor terkait di pintu masuk negara.

 Penetapan Designated Point of Entry.

 Penyusunan Rencana Kontigensi yang diuji coba


melalui Table Top Exercise dan Simulasi Lapangan.

 Kerjasama Internasional.
Pokok Bahasan 6

PENCATATAN PELAPORAN
DI PINTU MASUK NEGARA
SURVEILANS DI PINTU MASUK
NEGARA
OLEH KKP

KEWASPADAAN DETEKSI DINI KESIAPSIAGAAN RESPON

 SDM terlatih • Tata laksana kasus


dan kompeten • Karantina / Isolasi
 Pemutakhiran • Pemberian vaksinasi
Pengawasan  Sarana dan
informasi • Rujukan
 Orang Prasarana (alat
(termasuk • PE, contact tracing
 Barang dan bahan) •
perkembangan Pemusnahan barang
 Alat Angkut  Penguatan • Tindakan penyehatan
gobal penyakit)
 Lingkungan koordinasi • Tindakan
 Analisis data
LP/LS pengendalian risiko
 Pendanaan lingkungan
INSTRUMEN PELAPORAN / KEPUTUSAN
Pelaporan wajib kepada WHO: Semua peristiwa kesehatan yang mungkin merupakan PHEIC yang
diketahui dari perangkat pengambilan keputusan (Lampiran 2, IHR 2005):

• Semua kasus – kasus :


Subtipe baru dari Influensa manusia, Virus Polio Liar, SARS, Cacar (smallpox)

• Kejadian – kejadian tertentu selain penyakit – penyakit (menggunakan perangkat


pengambil keputusan)
(cholera, pneumonic plague, yellow fever, viral haemorragic fevers, West Nile Fever,
méningococcal disease)

• Semua kejadian – kejadian yang melibatkan paling tidak 2 dari 4 kriteria pada
instrumen pengambilan keputusan
1. Mempunyai potensi berdampak berat pada kesehatan masyarakat
2. Bersifat tidak lazim atau tidak diharapkan
3. Mempunyai risiko penyebaran internasional
4. Mempunyai risiko membatasi perdagangan dan perjalanan internasional
Instrumen menetapkan PHEIC/KKM-MD
Apakah Peristiwa Serius ?

Ya Tdk

Apakah Peristiwa yang tak Apakah Peristiwa yang tidak terduga


terduga / tiba - tiba ? / tiba - tiba ?
Ya Tdk
Ya Tdk
Berisiko menyebar
Berisiko menyebar Internasional?
Internasional?
Ya
Tdk
Tdk Berisiko membatasi Perjalanan &
Ya
Perdagangan Internasional?
Penilaian ulang
bila tersedia informasi
tambahan
Ya Tdk

Laporkan kejadian berdasarkan International Health Regulations


SASARAN KEGIATAN :
OTORITAS KESMAS (1)

• Tingkat Lokal • Tingkat Nasional


• Penilaian
• Deteksi peristiwa • Notifikasi (ke WHO)
• Melapor • Respon Kesmas
• Penanggulangan pendahuluan • Langkah pengendalian
• Dukungan (staff, lab)
• Bim-tek
• Hubungan Operasional
• Tingkat Menengah • Rencana respon darurat
Kesmas
– Konfirmasi • Siap-siaga 24 jam
– Dukungan/tambahan
langkah penanggulangan/
Pengendalian
– Penilaian / Melapor
SASARAN KEGIATAN :
OTORITAS KESEHATAN PoE (2)
Rutin – Surveilans sanitasi lingkungan
• Sumber air bersih / minum
• Vektor : nyamuk , tikus, lalat
• Alat angkut
• Penjual / penjamah makanan dan minuman
• Perkembangan kejadian / penyakit potensi
KKM-MD Dalam & Luar Negeri

• Emergensi – Surveilans
• Aplikasi upaya pengendalian
Identifikasi data di unit kerja
US. Puskesmas US. Wilker KKP
surveilans yang dibagi ke unit
surveilans masing-masing
D

A
US. Dinkes US. KKP
Kab/Kota T

US. Dinkes
Provinsi
Pusat
Posko KLB
MEKANISME LAPORAN
PENYELIDIKAN KLB
Pendahuluan
Berisi sumber informasi adanya KLB/wabah/KKM, dampak
KLB/wabah/KKM terhadap kesehatan masyarakat, gambaran
endemisitas penyakit penyebab KLB/wabah/KKM dan besar
masalah KLB/wabah/KKM tersebut pada waktu sebelumnya

Tujuan Penyelidikan KLB


Laporan penyelidikan KLB/wabah/KKM menjelaskan kepastian
adanya KLB/wabah/KKM dan penegakan etiologi
KLB/wabah/KKM serta besarnya masalah KLB/wabah/KKM pada
saat penyelidikan dilakukan
MEKANISME LAPORAN
PENYELIDIKAN KLB
Metode Penyelidikan KLB
1.Desain penyelidikan KLB/wabah/KKM, apabila terdapat
beberapa sasaran dan beberapa desain penyelidikan
KLB/wabah/KKM, maka masing-masing sasaran dan desain
penyelidikan perlu dijelaskan dengan sistematis.
2.Daerah penyelidikan KLB/wabah/KKM, populasi dan sampel
penyelidikan KLB
3.Cara mendapatkan dan mengolah data primer dan data sekunder
4.Cara melakukan analisis
MEKANISME LAPORAN
PENYELIDIKAN KLB
Hasil Penyelidikan KLB
1. Memastikan adanya KLB/wabah/KKM, dengan membandingkan data kasus
yang ada pada periode KLB/wabah/KKM sesuai dengan kriteria kerja
KLB/wabah/KKM.
2. Gambaran klinis kasus-kasus yang dicurigai dan distribusi gejala diantara
kasus-kasus yang dicurigai. Kasus yang dicurigai adalah sejumlah penderita
yang menunjukkan gejala utama.
3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
4. Etiologi atau diagnosis banding diagnosis
5. Kurva epidemiologi
6. Gambaran epidemiologi menurut umur dan jenis kelamin
7. Gambaran epidemiologi menurut tempat
MEKANISME LAPORAN
PENYELIDIKAN KLB
Hasil Penyelidikan KLB……(sambungan)

8. Gambaran epidemiologi menurut faktor risiko lain yang berhubungan dengan


kemungkinan mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran KLB/wabah/KKM,
termasuk hasil pemeriksaan laboratorium pada lingkungan dan atau makanan.
9. Pembahasan temuan penting, termasuk identifikasi sumber dan cara penyebaran
kasus KLB/wabah/KKM
10.Pembahasan tentang kondisi KLB/wabah/KKM saat penyelidikan KLB dilakukan serta
kemungkinan peningkatan, penyebaran KLB dan kemungkinan berakhirnya
KLB/wabah/KKM
11.Kesimpulan
12.Rekomendasi, berisi antara lain rekomendasi tentang perlunya penyelidikan KLB lebih
lanjut dalam bidang tertentu, rekomendasi perlunya bantuan tim penanggulangan
KLB/wabah/KKM Provinsi dan sebagainya
FORM LAPORAN PENEMUAN KASUS
DI PINTU MASUK NEGARA
Latihan Kasus
Latihan Kasus

Anda mungkin juga menyukai