Multidrug-Resistant Organisms (MDRO)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MULTIDRUG RESISTEN ORGANISM

in Healthcare Facilities Komite PPI


Multidrug-resistant organisms
(MDRO)
adalah mikroorganisme, terutama bakteri
yang mengalami MDR. Saat ini resistensi
antibiotik merupakan masalah global, data
pada tahun 2009, Indonesia menduduki
peringkat ke 8 dari 27 negara dengan
predikat multidrug-resistant tertinggi di dunia
.
Jenis MDRO yg berhasil diidentifikasi

• Resistant Acinetobacter baumannii

• ESBL ( Extended Spektrum Beta Laktamase )

• MRSA ( Methycillin Resistent Staphy Aureus )

• VRE (Vancomycin Resistant Enterococci )

• KPC ( Klebsiella pneumoniae Carbapenemase )


Grafik Data Kultur kuman MDRO
di lab Mikro RSWN
bln Jan-Agust 2021

140 132
123

120

100

80

60
46

Series1
40

20 9
3 3

0
BL I
NI OS
A
RS
A SA SA
ES A N N M VR VR
E N
A UM OG DA
B R A
R AE RS
CTE AS M
OB
A ON
ET M
IN UDO
AC PS
E
DR DR
M M
DATA KULTUR KUMAN MDRO

DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI RSUD KRMT WONGSONEGORO BULAN JANUARI S.D AGUSTUS TAHUN 2021

MDR ACINETOBACTER MDR PSEUDOMONAS


BAUMANNII AEROGENOSA

NOMOR RUANG ESBL MRSA VRSA MRSA DAN VRSA JML

1 ICU ISO LT 2 46 8 34 2 1 1 92
2 ICU NON COVID 36 12 21 2 2 1 74
3 NICU 7 12 24 43
4 NAKULA 1(ISO) 9 2 12 1 24
5 PICU 3 3 12 18
6 SADEWA 4 2 7 9
7 PERINATOLOGI 3 4 7
8 ARJUNA 1 1 1 3 5
9 DEWI KUNTI 2 2 4
10 GK 4 2 2 4
11 SADEWA 3 3 1 4
12 DEWI RAIH ISO 1 1 1 3
13 GK 2 2 1 3
14 GK 3 2 1 3
15 PARIKESIT 1 1 1 3
16 YUDISTIRA 2 1 3
17 ARJUNA 2 1 1 2
18 BEDAH UROLOGI 2 2
19 IGD 1 1 2
20 NAKULA 3 1 1 2
21 SADEWA 1 1 1 2
22 SADEWA 2 1 1 2
23 ABIMANYU 1 1
24 ARIMBI 1 1
25 BANOWATI 1 1
26 NAKULA 2 1 1
27 P. KRESNA 1 1
JUMLAH 123 46 132 9 3 3 316
Resistant Acinetobacter baumannii

Penularan infeksi Acinetobacter baumannii


diperantarai oleh kontaminasi lingkungan.
Bakteri ini menyebabkan spektrum infeksi luas
meliputi pneumonia, bakteremia, meningitis,
infeksi saluran kemih dan infeksi luka.
kemampuan memperoleh resistensi jauh lebih
cepat daripada bakteri Gram negatif lainnya.
Acinetobacter menular melalui apa?

Apabila Acinetobacter baumannii resisten


terhadap banyak antibiotik, maka bakteri
kebal terhadap berbagai obat. Acinetobacter
baumannii dapat menyebar melalui kontak
langsung dan bisa ditemukan pada kulit, atau
makanan, air, tanah, serta rumah sakit.
ESBL ( Extended Spektrum Beta Laktamase )

Infeksi ESBL merupakan infeksi yang


menyerang extended spectrum beta-
lactamase (ESBL). Beta-laktamase merupakan
enzim yang dapat membuat bakteri yang
memproduksinya resisten terhadap beberapa
jenis antibiotik.
Jenis-jenis bakteri yang memproduksi ESBL

• Escherichia coli (E. coli)


Bakteri E. coli biasanya merupakan bakteri tidak
berbahaya yang hidup di usus. Namun, bakteri ini juga
dapat menyebabkan infeksi dan keracunan makanan
jika jumlahnya terlalu banyak.
• Klebsiella
Bakteri ini juga merupakan bakteri tidak berbahaya
yang biasanya hidup di mulut, hidung, dan usus.
Namun, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih. Bakteri ini juga ditemukan pada lingkungan
rumah sakit dan dapat menyebabkan penyebaran
infeksi dalam rumah sakit.
Gejala infeksi ESBL di usus

• Penurunan selera makan


• Adanya darah di feses
• Kram perut
• Diare
• Kembung
• Demam
Gejala infeksi ESBL yang sudah meluas dalam aliran darah

• Linglung
• Demam
• Menggigil
• Mual
• Muntah
• Kesulitan bernapas
Gejala infeksi ESBL pada saluran kemih

• Demam
• Nyeri
• Merasa terbakar dengan buang air kecil
Penyebab infeksi ESBL
Faktor-faktor risiko infeksi ESBL tersebut meliputi:
□ Penyalahgunaan atau penggunaan antibiotik yang
berlebihan
□ Memiliki sistem imun yang lebih lemah
□ Memiliki penyakit kronis seperti kanker dan diabetes
□ Sudah pernah diobati dengan antibiotik sebelumnya
□ Pernah tinggal di rumah sakit berulang kali atau untuk
jangka waktu yang lama
□ Memiliki luka terbuka
□ Lansia
□ Menderita gagal ginjal
□ Memiliki kateter urine atau tabung atau saluran
pembuangan lainnya yang dimasukkan ke dalam tubuh
Diagnosis Infeksi ESBL
Diagnosis infeksi ESBL dilakukan dengan cara:
• Tes darah
• Tes urine
• Pemeriksaan sampel feses
• Biopsi pada jaringan yang mengalami masalah,
misalnya di sekitar dubur
Komplikasi infeksi ESBL
• Diare
• Infeksi kulit
• Pneumonia
• Sepsis
Cara mencegah infeksi esbl yang bisa dilakukan
meliputi:
• Mencuci tangan, terutama jika sedang berada di rumah sakit
atau fasilitas kesehatan lain.
• Menggunakan sarung tangan jika berada di sekitar individu
yang terinfeksi atau memegang benda yang ada di rumah
sakit.
• Mencuci baju, selimut, dan benda lain yang disentuh atau
dipakai selama menderita infeksi ESBL.
• Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi
bakteri.
• Menghindari memegang wajah dan mulut.
• Menggunakan pakaian lengan panjang ketika berada di sekitar
orang yang terinfeksi.
• Mengonsumsi antibiotik seperti yang diinstruksikan dokter.
MRSA ( Methycillin Resistent Staphy Aureus )

Terkadang, gejala yang lebih serius seperti


infeksi aliran darah, infeksi paru-paru atau
sindrom bakteri pemakan daging dapat
terjadi. Cara penularan infeksi CA-MRSA yang
terutama adalah melalui kontak langsung
dengan luka, cairan tubuh dan area yang
terkontaminasi.
Terdapat 2 jenis infeksi MRSA
• Hospital acquired MRSA (HA-MRSA), yaitu
infeksi MRSA yang ditularkan dalam
lingkungan rumah sakit (infeksi nosokomial).
Penularan dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan luka yang terinfeksi atau
tangan yang terkontaminasi. HA-MRSA dapat
menyebabkan infeksi yang serius, seperti
infeksi pada aliran darah (bakteremia) dan
paru-paru (pneumonia).
Lanjutan

• Community acquired MRSA (CA-MRSA), yaitu


infeksi MRSA yang terjadi pada kulit dan
ditularkan melalui kontak langsung dengan
orang-orang di sekitar yang sudah lebih
dahulu terinfeksi MRSA. Infeksi ini umumnya
diakibatkan oleh kebersihan yang buruk.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko
terkena infeksi MRSA,
• Dirawat, mengunjungi, atau bekerja di rumah
sakit.
• Kebersihan lingkungan yang buruk.
• Kontak langsung dengan luka atau kulit orang
yang terinfeksi MRSA.
• Pria yang berhubungan intim dengan pria.
• Tinggal dengan kondisi kepadatan penduduk
tinggi.
Penyebab infeksi MRSA
Bakteri Staphylococcus aureus yang
mengalami mutasi sehingga tidak dapat lagi
diatasi dengan antibiotik yang umum
digunakan. Meski demikian, terdapat
beberapa kondisi yang memudahkan
seseorang terkena infeksi MRSA
Penyebab infeksi MRSA
Pada HA-MRSA Pada CA-MRSA,
• Memiliki kekebalan tubuh • Aktif dalam kegiatan yang
lemah, seperti pengidap membutuhkan kontak langsung.
HIV/AIDS atau kanker. • Bekerja di rumah sakit atau
klinik.
• Menggunakan perangkat
• Berbagi pakai barang-barang
rumah sakit, seperti mesin
pribadi, seperti handuk atau
cuci darah. pisau cukur.
• Menjalani rawat inap di • Memiliki perilaku seks yang
rumah sakit selama lebih tidak aman.
dari 3 bulan. • Tinggal di lingkungan yang
padat dan kumuh.
Gejala pada HA-MRSA, antara lain
Gejala pada HA-MRSA Gejala pada CA-MRSA,
• Batuk. • Bengkak.
• Demam. • Bernanah.
• Lemas. • Kemerahan.
• Menggigil. • Nyeri.
• Nyeri dada.
• Nyeri kepala.
• Nyeri otot.
• Sesak napas.
Komplikasi MRSA

Infeksi MRSA dapat menyebabkan berbagai


komplikasi serius pada aliran darah, sendi,
paru-paru, tulang, serta jantung. Pada HA-
MRSA, komplikasi yang terjadi dapat berupa
sepsis. Jika tidak segera diatasi dengan tepat,
dapat menyebabkan komplikasi berupa
kematian.
Pengobatan MRSA
Pada HA-MRSA Pada CA-MRSA
pengobatan dapat melalui pengobatan umumnya cukup
pemberian antibiotik dengan antibiotik oral. Meski
melalui suntikan. Dosis dan demikian, jika infeksi
lama pemberiannya memburuk dan meluas, dokter
umumnya akan mengeluarkan
tergantung dari
nanah dari kulit yang terinfeksi
perkembangan kondisi dengan membuat sayatan
pengidap, serta hasil pada kulit yang terinfeksi.
pemeriksaan laboratorium. Sebelum dilakukan tindakan
ini, pengidap akan diberikan
bius lokal.
Pencegahan infeksi MRSA
Pada HA-MRSA: Pada CA-MRSA
• Desinfeksi dengan benar • Tidak berbagi pakai barang-
peralatan medis yang akan barang pribadi.
digunakan di rumah sakit. • Menutup luka dengan penutup
khusus agar tidak
• Pengidap infeksi HA-MRSA terkontaminasi.
harus dirawat di ruang • Menjaga kebersihan pakaian.
isolasi di rumah sakit. • Mengeringkan semua pakaian
• Pengunjung dan petugas dengan suhu panas.
medis menjaga kebersihan • Mencuci tangan dengan benar.
tangan dan menggunakan • Cuci pakaian dengan air panas
pakaian khusus. dan sabun cuci, jika memiliki luka
pada kulit.
Cara penularan Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus pada dasarnya tidak


membahayakan dan hidup pada kulit serta
hidung manusia. Namun, ketika
pertumbuhannya tidak terkendali, bakteri ini
dapat menyebabkan infeksi. Infeksi MRSA
dapat menular melalui kontak langsung pada
pengidap, luka yang terinfeksi, atau tangan
yang terkontaminasi
Lanjutan

Faktor resiko lainnya termasuk kontak dekat,


adanya penembusan kulit akibat luka atau
kateter, kebersihan pribadi yang buruk dan
kondisi tempat tinggal yang terlalu penuh
sesak.
Pencegahan & Pengendalian MDRO
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
a. Hand Hygiene → Hand Hygiene ( 5 moment )
b. Isolasi Precaution ( Gown and Gloves, Every Person Every Time )
• Edukasi → ( Staff, Patien, Visitors )
• Isolasi
• Pembersihan lingkungan ( Tensi meter, stetoskop, Puls
oximetri ) dibersihkan antar pasien
• Penggunaan Antibiotika bijak
• Surveilans MDRO
• Kewaspadaan pengendalian infeksi
• Dekolonisasi ( tindakan menghilangkan koloni mikroba multi
resisten pada individu pengidap (carrier), contoh pemberian
mupirosin topical pada carier MRSA.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai