Bahan Ajar Kewarganegaraan, Ambo Esa
Bahan Ajar Kewarganegaraan, Ambo Esa
Bahan Ajar Kewarganegaraan, Ambo Esa
Universitas Indonesia
Timur
Pengertian Warga Negara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian warga negara adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan
keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga negara dari negara itu.
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
pasal 1 angka (1) pengertian warga negara
adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangundangan.
Secara umum, pengertian warga negara adalah
anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan
timbal balik dengan negaranya. Warga negara dalam
bahasa Inggris dikenal dengan kata citizens.
Seseorang dapat menjadi warga negara setelah
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
suatu negara (Kewarganegaraan)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian
kewarganegaraan adalah hal yang berhubungan dengan
warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara.
Menurut pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, pengertian kewarganegaraan adalah segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Dalam
bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata
citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara. Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam
arti yuridis dan sosiologis.
arti yuridis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai
dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang
dengan negara. Adanya ikatan hukum itu
menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu,
yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan
negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya
ikatan hukum tersebut antara lain akta kelahiran,
surat pernyataan, dan bukti kewarganegaraan.
arti sosiologis
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak
ditandai dengan ikatan hukum. Akan tetapi
ditandai dengan ikatan emosional, seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan
sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain,
ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara
yang bersangkutan. Orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan
atau wewenang negara lain. Negara lain tidak
berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum
kepada orang yang bukan warga negaranya.
Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil.
Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan
pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika
hukum, masalah kewarganegaraan berada pada
hukum publik. Kewarganegaraan dalam arti materil
menunjukkan pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban
warga Negara.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan
kebangsaan (bahasa Inggris: nationality). Yang
membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam
perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki
kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara
(contoh, secara hukum merupakan subyek suatu
negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki
hak berpartisipasi dalam politik). Juga
dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa
menjadi anggota bangsa dari suatu negara.
Di bawah teori kontrak sosial, status
kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan
kewajiban. Dalam filosofi “kewarganegaraan
aktif”, seorang warga negara disyaratkan
untuk menyumbangkan kemampuannya bagi
perbaikan komunitas melalui partisipasi
ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dan
berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki
penghidupan masyarakatnya.
Negara – negara di dunia mengenal asas ius
sanguinis dan ius soli untuk menentukan
kewarganegaraan seseorang. Asas ius sanguinis
atau keturunan menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut keturunan atau pertalian
darah. Artinya, kewarganegaraan anak
bergantung pada keturunan orang tuanya. Asas
ius soli atau asas tempat kelahiran menetapkan
kewarganegaraan seseorang menurut tempat
kelahirannya. Misalnya, anak harus menjadi
warga negara B karena lahir di negara B,
meskipun orang tuanya warga negara C.
Keberadaan kedua asas kewarganegaraan
tersebut kerap kali menimbulkan masalah. Hal
ini karena ada negara yang menganut asas ius
sanguinis dan adapula negara yang menganut
asas ius soli. Oleh karena itu kerap muncul
masalah bipatride bahkan apatride. Seseorang
yang memiliki dua kewarganegaraan disebut
bipatride. Adapun seseorang yang tidak
memiliki kewarganegaraan disebut apatride.
ASAS KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
Semoga Bermanfaat!