MPI 5. Usia Produktif Dan Lansia New
MPI 5. Usia Produktif Dan Lansia New
MPI 5. Usia Produktif Dan Lansia New
1. Melakukan penyuluhan germas (Isi Piringku, aktifitas fisik dan cek kesehatan)
2. Menjelaskan penyakit terbanyak (obesitas, hipertensi, diabetes, stroke, kanker,
PPOK, TBC, kesehatan jiwa dan geriatri)
3. Melakukan deteksi dini usia produktif lansia dengan pengukuran lingkar perut,
tekanan darah (obesitas, hipertensi)
4. Melakukan deteksi dini usia produktif dan lansia dengan kuesioner (PPOK, TBC,
kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes)
5. Melakukan penyuluhan keluarga berencana
DETEKSI DINI PTM DAN FAKTOR
RISIKONYA
Pesan Kunci Jenis Kegiatan
● PTM sering muncul tanpa gejala → penting dilakukan ● Identifikasi Riwayat Penyakit PTM
deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh sejak awal, ● Identifikasi Faktor Risiko Perilaku PTM
agar bisa dilakuakan pencegahan dan pengendalian ● Deteksi dini Obesitas (Umum dan Sentral)
● Deteksi dini → minimal 1 kali setahun untuk populasi ● Deteksi Dini Hipertensi
sehat, ● Deteksi Dini Diabetes Melitus
● Populasi berisiko → kunjungan ulang setiap 3-6 bulan ke ● Deteksi Dini PPOK (Wawancara Kuesioner PUMA)
posyandu ● Deteksi Dini Indera
● Penderita PTM melakukan pengobatan secara teratur dan ● Edukasi
memantau kondisi tubuh setiap bulannya ke faskyankes ● Pencatatan dan Pelaporan
2
Paket layanan di posyandu untuk mendukung
upaya promosi, pencegahan dari beban penyakit
terbanyak
Usia Deteksi
Dewasa & Penyuluhan Dini Tanda Kecakapan
Lansia Kader
1.
Isi Piringku 1.
Skrining
obesitas Isi Piringku,
2.
Aktivitas fisik
a.
Lingkar perut aktivitas , cek
3. Cek kesehatan teratur kesehatan
2.
Skrining
Deteksi dini
4.
Pencegahan penyakit hipertensi
obesitas dan
terbanyak (Obesitas,
a.
Tekanan darah
hipertensi
Hipertensi, Diabetes, Deteksi dini risiko
3.
Skrining diabetes
Kanker, Stroke, TBC, penyakit paru, TBC,
melitus (DM)
Gangguan Indera, kesehatan jiwa,
Kesehatan Jiwa, Masalah Rapid test gula darah
a.
kesehatan lanjut usia,
Lansia) (tenaga kesehatan)
kesehatan indera
4.
Skrining Penyakit Paru
5. Keluarga Berencana
Obstruktif Kronis (PPOK) Penyuluhan keluarga
a.
Kuesioner berencana bagi usia
Penyakit 6.
Kepatuhan minum obat dewasa
Kardiovaskular dan kontrol teratur 5.
Skrining Tuberkulosis (TBC) Penyuluhan risiko
Diabetes bagi penderita a.
Kuesioner penyakit terbanyak
Kanker
6.
Skrining kesehatan jiwa (Obesitas, Hipertensi,
Penyakit a.
Kuesioner Diabetes, Stroke,
Pernapasan Kronis
Kanker, TBC, Keswa,
Tuberkulosis (TBC) 7.
Skrining indera Lansia)
Kesehatan
a.
Tes berbisik, tes jari tangan
mental 8. Skrining geriatri
Masalah kesehatan a. ADL/AKS dan SKILAS
lansia lainnya
KEGIATAN/TAHAPAN 1
REGISTRASI/PENDAFTARAN
2
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Wawancara Riwayat Penyakit PTM
2
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Wawancara Faktor Risiko Perilaku
• Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok.
Merokok • Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika iya,
apakah merokok di dalam atau di luar rumah
> 80 Perempuan,
> 90 Laki-Laki
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Penimbangan BB)
Persiapan :
a. Siapkan timbangan.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta
mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran TB)
Persiapan :
a. Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan kapasitas
ukur 2 meter
b. Pasang Microtoise pada dinding dan lantai yang datar
c. Sesuikan ketinggian pemasangan microtoise
d. Minta klien untuk berdiri tegak dibawah microtoise menghadap
kedepan dengan kepala bagian panggul dan tumit menyentuh lantai
e. Lalu Tarik microtise dan catat hasil pengukuran TB
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas
sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.
Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian
jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala
tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta dengan cara yang santun
untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas
dan raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu PTM untuk menetapkan titik
pengukuran
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal
(ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah kemudian secara
sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.
6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran
mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1
cm.
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥ 15 tahun
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap dimana
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg DAN / ATAU
tekanan darah diastolik ≥90 mmhg
2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang
dari orang yang akan diperiksa. sama pada mata kiri.
Yang perlu diperhatikan: Yang diperhatikan:
∙ Jalan 20 langkah = 6 meter ∙ Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih
∙ Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan tinggi atau lebih rendah
∙ Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat ∙ Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata
saat melangkah yang tidak diperiksa
∙ Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang ∙ Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari
atau dengan pencahayaan yang bagus) sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
∙ Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada ∙ Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak
sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat) boleh berurutan
27
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut pada 4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata jika dari hasil
Yang diperhatikan: Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk
∙ Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata mengetahui apakah memang terdapat gangguan penglihatan atau
∙ Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung tidak.
28
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
29
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
PENILAIAN :
∙ Bila kata-kata yang dapat
diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.
∙ Bila kata-kata yang dapat
diulang kurang dari 80%,
maka dinyatakan tidak lulus
dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan lebih
lanjut menggunakan
5) Kata-kata yang dibisikkan harus 6) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri audiometri.
mengandung huruf lunak yang terdiri dengan langkah-langkah yang sama. ∙ Segera bawa ke fasilitas
dari frekuensi rendah dan huruf desis Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, pelayanan kesehatan untuk
yang terdiri dari frekuensi tinggi. maka telinga kanan dilakukan diperiksa kembali
Berikut daftar kata-kata yang digunakan masking. pendengarannya lebih lanjut.
untuk Tes Bisik Modifikasi.
30
VIDEO
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Deteksi Dini Diabetes Melitus
Pengertian
Alat dan bahan :
Penyakit menahun yang ditandai oleh kadar • Alkohol Swab
• Alat pemeriksaan kadar
gula darah melebihi nilai normal • Tissue kering
gula darah (Gluko Meter
• Handscoon
• Test strip gula darah
Sasaran • Safety Box
• lancet
Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko
PTM (riwayat obesitas dan atau obesitas
sentral dan atau tekanan darah tinggi)
Usia ≥ 40 tahun
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Deteksi Dini Diabetes Melitus
Interpretasi Hasil:
Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memeílukan
pemeriksaan lanjutan wawancara psikiatrik untuk mengetahui ada aľau tidaknya gangguan jiwa
Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab “YA” meskipun skor total < 6, maka ada indikasi mengalami
masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, yang dimana hasil ditulis di kartu
bantu posyandu
Self-Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20) 42
3. Apakah tidur Anda tidak nyenyak? 14. Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan
ini?
4. Apakah Anda mudah merasa takut?
15. Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
5. Apakah Anda merasa cemas, tegang,
atau khawatir? 16. Apakah Anda merasa tidak berharga?
6. Apakah tangan Anda gemetar? 17. Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup
7. Apakah Anda mengalami gangguan Anda?
pencernaan? 18. Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
8. Apakah Anda merasa sulit berpikir
19. Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
jernih?
20. Apakah Anda mudah lelah?
9. Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10. Apakah Anda lebih sering menangis?
2) Instrumen Self Reporting Questionnaire (SRQ-20)
• Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas,
gejala kognitif, gejala somatic dan gejala penurunan energi
SRQ • Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan spesifitasnya
• Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau melalui wawancara
• Dapat diidentifkasi gejala-gejala gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala
ansietas, gejala kognitif, gejala somatik dan gejala penurunan energi.
Interpretasi Hasil:
• Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan
jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan wawancara psikitrik untuk
mengetahui ada atau tidaknya gangguan jiwa
• Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab “YA” meskipun skor total < 6, maka
ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut
43
100
Melakukan deteksi dini usia dewasa dan
.
Deteksi Dini
Geriatri
Hasil deľeksi dini dapaľ diľulis di karľu banľu posyandu (bold ľabel AKS
dan SKILAS)
102.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa,
geriatri dan diabetes)
Deteksi Dini
Geriatri
Aktifitas
Kehidupan
Sehari-hari/AKS
Skor Penilaian ADL dengan
Instrumen Indeks Barthel
Modifikasi:
20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan
(B) 9 – 11 : Ketergantungan
sedang (B) 5 – 8 :
Ketergantungan berat (C) 0- 4
: Ketergantungan
total (C)
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
• Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS)
/Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel
Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala angka
(seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan.
103.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri
dan diabetes)
Deteksi Dini Geriatri
Skrining Lansia Sederhana
(SKILAS)
Keľerangan
jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intrinsik ( jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka
skíining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai
alur asuhan lanjutan.
Cara pemeriksaan:
Petunjuk:
Tanyakan, "Apakah Anda pikir akan aman bagi anda untuk mencoba berdiri dari
kursi lima kali tanpa menggunakan lengan Anda?" (Contohkan gerakan kepada
orang tersebut).
Jika YA, minta mereka untuk:
• Duduk di tengah kursi
• Silangkan dan letakkan tangan mereka di atas dada
PENILAIAN LEBIH
LANJUT
• Naik ke posisi berdiri sempurna dan kemudian duduk lagi
DIPERLUKAN
• Ulangi lima kali secepat mungkin tanpa berhenti duduk di tengah kursi
JIKA SESEORANG
Hitung waktu yang dibutuhkan – penilaian lebih lanjut diperlukan jika TIDAK DAPAT
BERDIRI LIMA
seseorang tidak dapat berdiri lima kali dalam waktu 14 detik
KALI DALAM
WAKTU 14 DETIK.
Malnutrisi
1. Tanyakan, apakah berat badan anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan
JIKA ADA MINIMAL
terakhir atau pakaian menjadi lebih longgar?
1 JAWABAN YA,
LAKUKAN
2. Apakah anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan PENILAIAN LEBIH
makan? LANJUT OLEH
(misal batuk atau tersedak saat makan, menggunakan selang/sonde PETUGAS
KESEHATAN.
3. Pengukuran LILA di Posyandu: <21 cm?
TINDAK LANJUT HASIL
SKRINING
Hasil pemeriksaan skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/AKS
• Jika ditemukan lansia mandiri dan lansia dengan ketergantungan ringan,
maka diberikan edukasi
• Jika ditemukan lansia dengan ketergantungan sedang berat atau total,
dapat dirujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut sesuai
tingkat ketergantungannya.
TUJUAN
Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-
hari
Individu Keluarga Masyarakat
Stroke
✔ USIA
✔ JENIS KELAMIN
✔ GENETIK
✔ MEROKOK
✔ KURANG AKTIFITAS FISIK
✔ POLA MAKAN TIDAK SEHAT
✔ OBESITAS
✔ PENINGKATAN TEKANAN DARAH
✔ PREDIABETES
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
PESAN UBM
RUMAH BEBAS QUITLINE (UPAYA BERHENTI
ASAP ROKOK 0-800-177-6565 MEROKOK)
1. Klien yang memiliki factor
risiko merokok di motifasi
untuk berhenti merokok
2. Arahkan mendapat
edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan
quitline bebas pulsa
untuk konsultasi
3. Mengikuti program UBM
di Puskesmas merupakan
cara yang paling
terstruktur, terpantau dan
terarah untuk berhenti
merokok.
RAJIN AKTIVITAS FISIK
POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1. Melakukan aktivitas fisik 1. Membudayakan aktifitas 1. Olahraga Bersama
rutin minimal 30 menit sehari fisik bersama minimal 1x Setiap kegiatan
(150 menit dalam seminggu) posyandu/ setiap
seminggu Jumat di
2. Aktivitas fisik rutin dan
intensitas sedang per
2. Membagi pekerjaan Instansi/kegiatan
minggu rumahtangga kepada komunitas
semua anggota keluarga
20
RAJIN AKTIVITAS FISIK
POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA
KOMUNITAS
1. Mengatur pola 1. Membudayakan 1. Menu sehat untuk
makan sesuai pola makan sesuai PMT
dengan pola Makan dengan pola 2. Kegiatan bersama
Sehat dan Gizi Makan Sehat dan di Posyandu
Seimbang Gizi Seimbang melalui kegiatan
2. Mengendalikan 2. Mengendalikan demo masak menu
asupan lemak, gula asupan lemak, gula sehat
dan garam dan garam
3. meningkatkan 3. meningkatkan
konsumsi buah dan konsumsi buah dan
sayuran sayuran
65
66
Pengaturan Pola Makan
Keringat dingin
Rasa
terbakar
Nyeri dada
Tertekan di
daerah dada
Rasa berat di dada
Rasa mual atau
nyeri ulu hati
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Stroke
Stroke dibedakan menjadi 2:
1) Stroke Iskemik
Sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak
inadekuat. Trombosis dan Emboli (serangan berat,
saat aktivitas)
2) Stroke Perdarahan
Pecahnya pembuluh darah otak. terjadi apabila
pembuluh darah otak mengalami penyumbatan
atau pecah.
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Stroke (Tanda dan Gejala Stroke)
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Diabetes Melitus
Diabetes
Melitus adalah
suatu penyakit
menahun yang
ditandai oleh
kadar glukosa
darah yang
melebihi nilai
normal secara
menahun.
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
VIDEO
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
91
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
92
KEGIATAN/TAHAPAN 5 TES IVA
Dimana?
Edukasi Kanker
PUSKESMAS/RUMAH SAKIT
Oleh Siapa?
BIDAN/DOKTER
Kapan?
❖ Setiap saat
❖ Setiap 3-5 tahun sekali
93
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK
94
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK
95
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK (Gejala)
96
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang ditandai
dengan penurunan tajam penglihatan seperti tidak bisa
melihat jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan penglihatan
yang sering ditemui di masyarakat yaitu :
▪ kelainan refraksi
▪ katarak
▪ glaukoma
▪ retinopati diabetikum
98
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Pendengaran
99
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Pendengaran
100
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
GEJALA PENULARAN
PENULARAN PENCEGAHAN
Skrining TBC
Alur Skrining Tuberkulosis di Posyandu
Tepat Cara
Cara minum obat yang baik adalah saat perut kosong, yaitu
pagi hari sebelum makan atau malam hari sebelum tidur.
Tepat Dosis
Obat TBC ditelan dalam satu dosis. Dosis obat ditentukan oleh
petugas kesehatan.
106
Pemberian Tanda Kecakapan 108.
QR CODE