MPI 5. Usia Produktif Dan Lansia New

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 114

MPI 5.

Layanan Dasar Usia


Produktif dan Lanjut Usia di
Posyandu
Hello, let me introduce my self…

Dony Noerliani, S.Kep.Ns.,M.Kes

Widyaiswara Ahli Madya


di UPT Latkesmas Murnajati
[email protected]
081252402511

PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI :

1. TOT PANDU PTM ( 2019)


2. TOT AOc PTM ( 2022)
3. WORKSHOP BAGI PELATIH (PELATIHAN FASILITATOR
PENGENDALIAN FR PTM BAGI KADER POSYANDU) ( 2022)
4. TOT GANGGUAN INDRA FUNGSIONAL (2023)
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini,
peserta mampu melakukan layanan
dasar posyandu bagi Masyarakat usia
produktif dan lanjut usia
Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan paket layanan hari buka posyandu


bagi sasaran masyarakat usia produktif dan lanjut
usia dalam 5 langkah posyandu

2. Melakukan paket layanan dasar


posyandu bagi masyarakat usia produktif
dan lanjut usia dalam 5 Langkah posyandu
Pokok Bahasan &
Sub Pokok Bahasan
1. Paket layanan hari buka posyandu bagi sasaran Masyarakat usia produktif dan
lanjut usia dalam 5 langkah posyandu
a. Penyakit Terbanyak (Obesitas,Hipertensi, Diabetes, Stroke,Kanker, PPOK,
TBC, Kesehatan Jiwa dan Geriatri)
• Pengertian dan jenis
• Faktor Risiko penyakit
• Komplikasi
• Edukasi pencegahan dan pengendalian
b. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Isi Piringku, Aktifitas Fisik,Cek
Kesehatan)
c. Keluarga Berencana
• Pengertian keluarga berencana
• Tujuan dan Manfaat keluarga berencana
• Sasaran Pelayanan Kontrasepsi
• Jenis jenis alat kontrasepsi
Pokok Bahasan &
Sub Pokok Bahasan
d. Deteksi Dini Usia Produktif Lanjut Usia
• Tujuan dan Manfaat Deteksi Dini
• Tahapan Deteksi Dini
• Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular: Obesitas
(obesitas sentral dan obesitas umum),Hipertensi,
DiabetesMellitus*, PPOK, Gangguan Indera dan Fungsional.

2. Praktik melakukan pelayanan hari buka posyandu bagi sasaran


masyarakat usia produktif dan lanjut usia dalam 5 langkah
posyandu
KETERAMPILAN DASAR KADER POSYANDU

1. Melakukan penyuluhan germas (Isi Piringku, aktifitas fisik dan cek kesehatan)
2. Menjelaskan penyakit terbanyak (obesitas, hipertensi, diabetes, stroke, kanker,
PPOK, TBC, kesehatan jiwa dan geriatri)
3. Melakukan deteksi dini usia produktif lansia dengan pengukuran lingkar perut,
tekanan darah (obesitas, hipertensi)
4. Melakukan deteksi dini usia produktif dan lansia dengan kuesioner (PPOK, TBC,
kesehatan jiwa, geriatri dan diabetes)
5. Melakukan penyuluhan keluarga berencana
DETEKSI DINI PTM DAN FAKTOR
RISIKONYA
Pesan Kunci Jenis Kegiatan

● PTM sering muncul tanpa gejala → penting dilakukan ● Identifikasi Riwayat Penyakit PTM
deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh sejak awal, ● Identifikasi Faktor Risiko Perilaku PTM
agar bisa dilakuakan pencegahan dan pengendalian ● Deteksi dini Obesitas (Umum dan Sentral)
● Deteksi dini → minimal 1 kali setahun untuk populasi ● Deteksi Dini Hipertensi
sehat, ● Deteksi Dini Diabetes Melitus
● Populasi berisiko → kunjungan ulang setiap 3-6 bulan ke ● Deteksi Dini PPOK (Wawancara Kuesioner PUMA)
posyandu ● Deteksi Dini Indera
● Penderita PTM melakukan pengobatan secara teratur dan ● Edukasi
memantau kondisi tubuh setiap bulannya ke faskyankes ● Pencatatan dan Pelaporan

2
Paket layanan di posyandu untuk mendukung
upaya promosi, pencegahan dari beban penyakit
terbanyak

Usia Deteksi
Dewasa & Penyuluhan Dini Tanda Kecakapan
Lansia Kader
1.
Isi Piringku 1.
Skrining
obesitas Isi Piringku,
2.
Aktivitas fisik
a.
Lingkar perut aktivitas , cek
3. Cek kesehatan teratur kesehatan
2.
Skrining
Deteksi dini
4.
Pencegahan penyakit hipertensi
obesitas dan
terbanyak (Obesitas,
a.
Tekanan darah
hipertensi
Hipertensi, Diabetes, Deteksi dini risiko
3.
Skrining diabetes
Kanker, Stroke, TBC, penyakit paru, TBC,
melitus (DM)
Gangguan Indera, kesehatan jiwa,
Kesehatan Jiwa, Masalah Rapid test gula darah
a.
kesehatan lanjut usia,
Lansia) (tenaga kesehatan)
kesehatan indera
4.
Skrining Penyakit Paru
5. Keluarga Berencana
Obstruktif Kronis (PPOK) Penyuluhan keluarga
a.
Kuesioner berencana bagi usia
Penyakit 6.
Kepatuhan minum obat dewasa
Kardiovaskular dan kontrol teratur 5.
Skrining Tuberkulosis (TBC) Penyuluhan risiko
Diabetes bagi penderita a.
Kuesioner penyakit terbanyak
Kanker
6.
Skrining kesehatan jiwa (Obesitas, Hipertensi,
Penyakit a.
Kuesioner Diabetes, Stroke,
Pernapasan Kronis
Kanker, TBC, Keswa,
Tuberkulosis (TBC) 7.
Skrining indera Lansia)
Kesehatan
a.
Tes berbisik, tes jari tangan
mental 8. Skrining geriatri
Masalah kesehatan a. ADL/AKS dan SKILAS
lansia lainnya
KEGIATAN/TAHAPAN 1
REGISTRASI/PENDAFTARAN

2
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Wawancara Riwayat Penyakit PTM

2
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Wawancara Faktor Risiko Perilaku
• Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok.
Merokok • Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika iya,
apakah merokok di dalam atau di luar rumah

• Tanyakan apakah mengkonsumsi sayur buah setiap hari


Kurang Konsumsi Sayur dan Buah • Jika ya, tanyakan berapa banyak yang di konsumsi setiap hari
Anjuran : 5 Porsi sayur dan Buah setiap hari

• Tanyakan apakah melakukan olah raga/ latihan fisik setiap hari


• Jika ya, tanyakan berapa menit setiap hari/setiap minggu
Kurang Aktivitas Fisik • Jika tidak, tanyakan apa aktivitas klien setiap harinya
Minimal 30/hari atau 150 menit/minggu

Konsumsi Alkohol Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol


2
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas
Pengertian
Obesitas Umum Obesitas Umum Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energi intake) dng energi yang
Diukur berdasarkan Dihitung berdasarkan digunakan (energi expenditure) dalam waktu lama
pengkategorian IMT yaitu pengukuran Lingkar
perbandingan antara Berat Perut
Badan (kg) dan Tinggi Badan
(m2)

> 80 Perempuan,
> 90 Laki-Laki
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Penimbangan BB)

Persiapan :
a. Siapkan timbangan.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta
mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran TB)

Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data


tinggi badan semua kelompok umur.

Persiapan :
a. Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan kapasitas
ukur 2 meter
b. Pasang Microtoise pada dinding dan lantai yang datar
c. Sesuikan ketinggian pemasangan microtoise
d. Minta klien untuk berdiri tegak dibawah microtoise menghadap
kedepan dengan kepala bagian panggul dan tumit menyentuh lantai
e. Lalu Tarik microtise dan catat hasil pengukuran TB
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas
sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian
jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala
tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta dengan cara yang santun
untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas
dan raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu PTM untuk menetapkan titik
pengukuran

2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah

3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal


paha/ panggul
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung
lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah tersebut dengan alat
tulis

5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal
(ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah kemudian secara
sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.

6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran
mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1
cm.
KEGIATAN/TAHAPAN 2
Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥ 15 tahun
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap dimana
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg DAN / ATAU
tekanan darah diastolik ≥90 mmhg

No. Tekanan Darah Klasifikasi


1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik Terisolasi
KEGIATAN/TAHAPAN 2 Deteksi Dini Hipertensi
Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
• Biarkan lengan dalam posisi santai/tidak tegang dengan telapak
tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
• Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah

• Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat


• Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal
30 menit sebelum pengukuran.
• Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
• Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua
telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan
kiri warga Posyandu di atas meja sehinga mancet yang • Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
sudah terpasang sejajar dengan jantung. pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran
• Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien secara otomatis
dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, • Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
dan tidak berbicara pada saat pengukuran. mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit.
VIDEO
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Metode Hitung Jari)

2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang
dari orang yang akan diperiksa. sama pada mata kiri.
Yang perlu diperhatikan: Yang diperhatikan:
∙ Jalan 20 langkah = 6 meter ∙ Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih
∙ Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan tinggi atau lebih rendah
∙ Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat ∙ Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata
saat melangkah yang tidak diperiksa
∙ Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang ∙ Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari
atau dengan pencahayaan yang bagus) sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
∙ Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada ∙ Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak
sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat) boleh berurutan
27
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Penglihatan

3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut pada 4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata jika dari hasil

masing-masing mata. pemeriksaan ada gangguan pada mata.

Yang diperhatikan: Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk
∙ Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata mengetahui apakah memang terdapat gangguan penglihatan atau

∙ Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung tidak.

jari 3 kali berturut-turut


∙ Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka
dicurigai mempunyai gangguan penglihatan.

28
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.

2) Pada telinga yang tidak 3) Pemeriksaan dimulai 4) Pemeriksa membisikkan kata-


1) Posisi pemeriksa berada
diperiksa, dilakukan pada telinga kanan kata yang terdiri dari dua suku
setengah meter di belakang
masking yaitu menekan terlebih dahulu. Posisi kata seperti mata, kaki, muka,
orang yang akan diperiksa.
bagian tragus (bagian kepala pemeriksa susu, kaca dan meminta orang
menonjol dari telinga bagian menjauh dari telinga yang diperiksa untuk mengulang
depan yang dekat dengan yang diperiksa. kembali kata-kata tersebut.
pipi) kemudian menggesek-
gesek sehingga timbul
bunyi.

29
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
PENILAIAN :
∙ Bila kata-kata yang dapat
diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.
∙ Bila kata-kata yang dapat
diulang kurang dari 80%,
maka dinyatakan tidak lulus
dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan lebih
lanjut menggunakan
5) Kata-kata yang dibisikkan harus 6) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri audiometri.
mengandung huruf lunak yang terdiri dengan langkah-langkah yang sama. ∙ Segera bawa ke fasilitas
dari frekuensi rendah dan huruf desis Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, pelayanan kesehatan untuk
yang terdiri dari frekuensi tinggi. maka telinga kanan dilakukan diperiksa kembali
Berikut daftar kata-kata yang digunakan masking. pendengarannya lebih lanjut.
untuk Tes Bisik Modifikasi.

30
VIDEO
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Deteksi Dini Diabetes Melitus
Pengertian
Alat dan bahan :
Penyakit menahun yang ditandai oleh kadar • Alkohol Swab
• Alat pemeriksaan kadar
gula darah melebihi nilai normal • Tissue kering
gula darah (Gluko Meter
• Handscoon
• Test strip gula darah
Sasaran • Safety Box
• lancet
Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko
PTM (riwayat obesitas dan atau obesitas
sentral dan atau tekanan darah tinggi)
Usia ≥ 40 tahun
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Deteksi Dini Diabetes Melitus

• Masukkan tes strip gula daah, bila


gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari
tengah/telunjuk) dengan alckohol
swab, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung
jari secara tegak lurus, cepat dan tidak
terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering
• Setelah darah keluar. Sentuhkan
satu/dua tetes darah ke tes strip
• Baca hasil glukosa darah.
VIDEO
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Deteksi Dini PPOK
Sasaran ≥ 40 Tahun dan Merokok

Penyakit paru obstruktif kronik


(PPOK) adalah penyakit yang
umum, dapat dicegah dan
diobati ditandai dengan gejala
respirasi yang persisten dan
obstruksi saluran napas
disebabkan karena kelainan
pada saluran napas dan/atau
alveolar yang biasanya akibat
dari pajanan partikel atau gas
berbahaya
KEGIATAN/TAHAPAN 4
Deteksi Dini PPOK

∙ 2 Skor < 6 : Risiko rendah PPOK


∙ Skor > 6 : Risiko tinggi PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
97.

Melakukan deteksi dini usia


dewasa dan lanjut usia dengan
kuesioner (PPOK, TBC, kesehatan
jiwa, geriatri dan diabetes)
Deteksi Dini Penyaki t Tuberculosis
(TBC)
Siapa Saja Yang Perlu
Diberi Obaľ Pencegahan
TBC?

Checklisľ Kunjungan Rumah - Pengendalian Penyakiľ Menulaí (TBC)


Konľak
Serumah
Mengapa Terapi
Pencegahan TBC (TPT)
Penľing?
Teíapi Pencegahan TBC dipeílukan
dibeíikan unľuk mencegah ľeíjadinya
sakiľ TBC. Jika kiľa dapaľ mencegah
ľeíjadinya sakiľ TBC. Maka akan
Orang dengan Orang menguíangi sumbeí penulaían dan
mencegah penulaían selanjuľnya
HIV/AIDS dengan
(ODHA) fakľor risiko
98.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri
dan diabetes)
Deteksi Dini Kesehatan
Jiwa

Instrumen Self Reporting


Questionnaire (SRQ-20)

Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti


gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala somatic dan
gejala penuíunan energi

Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan


spesifisitasnya

Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau


melalui wawancara

Dapat diidentifikasi gejala-gejala gangguan mental emosional


seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala
somatik dan gejala penurunan energi
99.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa,
geriatri dan diabetes)

Deteksi Dini Kesehatan


Jiwa

Interpretasi Hasil:

Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memeílukan
pemeriksaan lanjutan wawancara psikiatrik untuk mengetahui ada aľau tidaknya gangguan jiwa
Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab “YA” meskipun skor total < 6, maka ada indikasi mengalami
masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, yang dimana hasil ditulis di kartu
bantu posyandu
Self-Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20) 42

11. Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas sehari-


hari?
1. Apakah Anda sering merasa sakit
kepala? 12. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengambil
keputusan?
2. Apakah Anda kehilangan nafsu makan? 13. Apakah aktivitas/tugas sehari-hari Anda terbengkalai?

3. Apakah tidur Anda tidak nyenyak? 14. Apakah Anda merasa tidak mampu berperan dalam kehidupan
ini?
4. Apakah Anda mudah merasa takut?
15. Apakah Anda kehilangan minat terhadap banyak hal?
5. Apakah Anda merasa cemas, tegang,
atau khawatir? 16. Apakah Anda merasa tidak berharga?
6. Apakah tangan Anda gemetar? 17. Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup
7. Apakah Anda mengalami gangguan Anda?
pencernaan? 18. Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
8. Apakah Anda merasa sulit berpikir
19. Apakah Anda merasa tidak enak di perut?
jernih?
20. Apakah Anda mudah lelah?
9. Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10. Apakah Anda lebih sering menangis?
2) Instrumen Self Reporting Questionnaire (SRQ-20)

• Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas,
gejala kognitif, gejala somatic dan gejala penurunan energi
SRQ • Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan spesifitasnya
• Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau melalui wawancara
• Dapat diidentifkasi gejala-gejala gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala
ansietas, gejala kognitif, gejala somatik dan gejala penurunan energi.

Interpretasi Hasil:
• Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan
jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan wawancara psikitrik untuk
mengetahui ada atau tidaknya gangguan jiwa
• Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab “YA” meskipun skor total < 6, maka
ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut

43
100
Melakukan deteksi dini usia dewasa dan
.

lanjut usia dengan kuesioner


(PPOK, TBC, kesehatan
jiwa, geriatri dan diabetes)
Deteksi Dini
Geriatri
Tujuannya:
Memudahkan kader mengetahui
dengan cepat kondisi kesehatan
lansia di wilayah kerjanya
sehingga dapat merencanakan
perawatan lanjutan agar dapat
memperlambat atau mencegah
penurunan kapasitas intrinsik dan
kemampuan fungsional

Deteksi dini dilakukan pada


setiap lansia yang kontak
pertama kali dengan
kader/petugas Kesehatan dan
dilakukan minimal 1 tahun sekali
dengan menggunakan kartu
rekap Posyandu, bagian AKS
dan SKILAS
101.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa,
geriatri dan diabetes)

Deteksi Dini
Geriatri

Hasil pemeriksaan skrining Hasil pemeriksaan skrining


Aktifiľas Kehidupan Sehari- Lansia Sederhana
hari/AKS (SKILAS):
Jika diľemukan lansia mandiíi dan lansia dengan keľeíganľungan Jika diľemukan saľu aľau lebih penuíunan kapasiľas inľíinsik aľau
íingan, maka dibeíikan edukasi salah saľu yang dicenľang pada insľíumenľ SKILAS, diíujuk ke
peľugas kesehaľan baik di puskesmas aľau di pusľu unľuk dilakukan
Jika diľemukan lansia dengan keľeíganľungan sedang beíaľ aľau skíining lanjuľan sesuai penuíunan kapasiľas inľíinsik yang dialami
ľoľal, dapaľ diíujuk ke peľugas kesehaľan unľuk dilakukan ľindak oleh lansia
lanjuľ sesuai ľingkaľ keľeíganľungannya

Hasil deľeksi dini dapaľ diľulis di karľu banľu posyandu (bold ľabel AKS
dan SKILAS)
102.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa,
geriatri dan diabetes)
Deteksi Dini
Geriatri

Aktifitas
Kehidupan
Sehari-hari/AKS
Skor Penilaian ADL dengan
Instrumen Indeks Barthel
Modifikasi:

20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan
(B) 9 – 11 : Ketergantungan
sedang (B) 5 – 8 :
Ketergantungan berat (C) 0- 4
: Ketergantungan
total (C)
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL

0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)


Mengendalikan rangsang BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x/ minggu)
1 2
2 Terkendali teratur

0 Tak terkendali atau pakai kateter


Mengendalikan rangsang
2 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam) 2
BAK
2 Mandiri
Membersihkan diri (mencuci 0 Butuh pertolongan orang lain Mandiri
3 wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi) 1 Mandiri 1

0 Tergantung pertolongan orang lain


Penggunaan WC (keluar
4 masuk WC, melepas/memakai celana, cebok, menyiram) 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan 2
sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 Mandiri
0 Tidak mampu Skor Barthel Index (Nilai AKS / AD
5 Makan minum (jika makan harus berupa potongan, 1 Perlu ditolong memotong makanan 2
dianggap dibantu)
2 Mandiri 20 : Mandiri (A)
0 Tidak mampu
12 – 19 : Ketergantungan ringan (
Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 9 – 11 : Ketergantungan sedang
6 (termasuk duduk di tempat tidur) 2 Bantuan minimal 1 orang 3
3 Mandiri 5 – 8 : Ketergantungan berat (C
0 – 4 : Ketergantungan total (C)
0 Tidak mampu
Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa berjalan,
7 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan 1 orang 3
menjalankan kursi roda) 2 Mandiri

Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu, 0 Tergantung orang lain


8 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 2
mengencangkan sabuk)
2 Mandiri
0 Tidak mampu
9 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri
0 Tergantung orang lain
10 Mandi 1
1 Mandiri
TOTAL 19
PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI (AKS)
1

• Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS)
/Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel

Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):


20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)

Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala angka
(seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan.
103.
Melakukan deteksi dini usia dewasa
dan lanjut usia dengan kuesioner
(PPOK, TBC, kesehatan jiwa, geriatri
dan diabetes)
Deteksi Dini Geriatri
Skrining Lansia Sederhana
(SKILAS)

Keľerangan

jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intrinsik ( jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka
skíining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai
alur asuhan lanjutan.
Cara pemeriksaan:

Tes Memori dan Orientasi Sederhana Lulus atau gagal?


Jika lansia tidak dapat
menjawab salah satu
dari dua pertanyaan tentang
1. Mengingat tiga kata: orientasi ATAU tidak dapat
mintalah orang yang sedang dinilai untuk mengingat tiga kata mengingat ketiga kata,
yang anda ucapkan. kemungkinan terdapat
Gunakan kata-kata sederhana dan konkret seperti “bunga”, “pintu”, “nasi”. penurunan kognitif dan
2. Orientasi waktu dan tempat diperlukan penilaian lebih
Kemudian tanyakan: “Tanggal berapakah hari ini?” (secara lanjut
lengkap), dan
“Dimana anda sekarang?” (rumah, klinik, RS, dll)?
3. Mengingat tiga kata:
Sekarang minta orang tersebut untuk mengulangi tiga kata yang telah anda
sebutkan
Keterbatasan Gerak

Petunjuk:
Tanyakan, "Apakah Anda pikir akan aman bagi anda untuk mencoba berdiri dari
kursi lima kali tanpa menggunakan lengan Anda?" (Contohkan gerakan kepada
orang tersebut).
Jika YA, minta mereka untuk:
• Duduk di tengah kursi
• Silangkan dan letakkan tangan mereka di atas dada
PENILAIAN LEBIH
LANJUT
• Naik ke posisi berdiri sempurna dan kemudian duduk lagi
DIPERLUKAN
• Ulangi lima kali secepat mungkin tanpa berhenti duduk di tengah kursi
JIKA SESEORANG
Hitung waktu yang dibutuhkan – penilaian lebih lanjut diperlukan jika TIDAK DAPAT
BERDIRI LIMA
seseorang tidak dapat berdiri lima kali dalam waktu 14 detik
KALI DALAM
WAKTU 14 DETIK.
Malnutrisi
1. Tanyakan, apakah berat badan anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan
JIKA ADA MINIMAL
terakhir atau pakaian menjadi lebih longgar?
1 JAWABAN YA,
LAKUKAN
2. Apakah anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan PENILAIAN LEBIH
makan? LANJUT OLEH
(misal batuk atau tersedak saat makan, menggunakan selang/sonde PETUGAS
KESEHATAN.
3. Pengukuran LILA di Posyandu: <21 cm?
TINDAK LANJUT HASIL
SKRINING
Hasil pemeriksaan skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/AKS
• Jika ditemukan lansia mandiri dan lansia dengan ketergantungan ringan,
maka diberikan edukasi
• Jika ditemukan lansia dengan ketergantungan sedang berat atau total,
dapat dirujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut sesuai
tingkat ketergantungannya.

Hasil pemeriksaan skrining Lansia Sederhana (SKILAS):


• Jika ditemukan satu atau lebih penurunan kapasitas intrinsik atau salah
satu jawaban Ya pada kartu bantu SKILAS, dirujuk ke puskesmas untuk
dilakukan skrining lanjutan sesuai penurunan kapasitas intrinsik yang
dialami oleh lansia.
TAHAPAN
KEGIATAN 5 5
TAHAP
EDUKASI
EDUKASI
TIPS EDUKASI
Tips Memberikan Edukasi
1. Berikan salam dan sapa klien dengan ramah
Yang Baik 2. Gunakan bahasa yang sopan, mudah dimengerti, jelas,sesuai dengan
latar belakang klien
3. Menentukan dan menggunakan media pendukung edukasi , seperti
poster, lembar balik, leaflet, dll disesuaikan dengan tujuan pemberian
edukasi kepada masyarakat.
4. Berikan edukasi sesuai dengan kondisi dan permasalahan klien
5. Motivasi klien untuk hidup sehat dan berikan semangat untuk klien
dengan FR atau PTM

1. Mampu berempati kepada pendengar


Tips Menjadi Edukator 2. Menciptakan rasa nyaman dalam hubungan dua arah
Yang Baik 3. Menimbulkan rasa saling percaya yang membuat klien merasa nyaman
untuk berkeluh kesah
4. Mampu mengenal hambatan sosio kultural setempat, agar tidak
menjadi penghalang komunikasi
5. Menyampaikan informasi dengan lengkap dan jelas dengan bahasa
yang baik.
6. Menjadi pendengar yang baik
7. Menguasi materi dan komunikasi efektif
8. Menjaga sikap selama menyampaikan materi
KEGIATAN/TAHAPAN 5 MEWUJUDKAN
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT
Suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
(Inpres 1 Tahun 2017)
Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Pencegahan dan
Edukasi Kualitas Deteksi
Hidup Sehat Lingkungan Dini Penyakit

Penyediaan Peningkatan Peningkatan


KETERLIBATAN MULTI SEKTOR, Pangan Sehat Perilaku Aktivitas Fisik
GUBERNUR dan Percepatan Hidup Sehat
DAN BUPATI/WALIKOTA Perbaikan Gizi
STOP PENYAKIT TIDAK
MENULAR DENGAN GERMAS

TUJUAN

Kesehatan Produktif Lingkungan


Terjaga Biaya untuk
Bersih
berobat
kurang
MEWUJUDKAN
GERAKAN MASYARAKAT
HIDUP SEHAT
Suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
(Inpres 1 Tahun 2017)
Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Pencegahan dan
Edukasi Kualitas Deteksi
Hidup Sehat Lingkungan Dini Penyakit

Penyediaan Peningkatan Peningkatan


KETERLIBATAN MULTI SEKTOR, Pangan Sehat Perilaku Aktivitas Fisik
GUBERNUR dan Percepatan Hidup Sehat
DAN BUPATI/WALIKOTA Perbaikan Gizi
SIAPA YANG MELAKSANAKAN
SELURUH LAPISAN MASYARAKAT

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-
hari
Individu Keluarga Masyarakat

Menggerakkan institusi dan organisasi


masing-masing

Menyediakan : kurikulum pendidikan, Akademisi Dunia Usaha Organisasi


fasilitas olahraga, sayur dan buah, Masyarakat
fasilitas kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk
beraktivitas, Iklan Layanan Pemerintah
Masyarakat, car free day, dsb Pusat dan
Daerah
FAKTOR RISIKO PTM UTAMA
Hipertensi

Stroke

GIF: Gangguan Indera Dan Fungsional


60
FAKTOR RISIKO PTM

✔ USIA
✔ JENIS KELAMIN
✔ GENETIK

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH

✔ MEROKOK
✔ KURANG AKTIFITAS FISIK
✔ POLA MAKAN TIDAK SEHAT
✔ OBESITAS
✔ PENINGKATAN TEKANAN DARAH
✔ PREDIABETES
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
PESAN UBM
RUMAH BEBAS QUITLINE (UPAYA BERHENTI
ASAP ROKOK 0-800-177-6565 MEROKOK)
1. Klien yang memiliki factor
risiko merokok di motifasi
untuk berhenti merokok
2. Arahkan mendapat
edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan
quitline bebas pulsa
untuk konsultasi
3. Mengikuti program UBM
di Puskesmas merupakan
cara yang paling
terstruktur, terpantau dan
terarah untuk berhenti
merokok.
RAJIN AKTIVITAS FISIK

Aktivitas Fisik Latihan Fisik

POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1. Melakukan aktivitas fisik 1. Membudayakan aktifitas 1. Olahraga Bersama
rutin minimal 30 menit sehari fisik bersama minimal 1x Setiap kegiatan
(150 menit dalam seminggu) posyandu/ setiap
seminggu Jumat di
2. Aktivitas fisik rutin dan
intensitas sedang per
2. Membagi pekerjaan Instansi/kegiatan
minggu rumahtangga kepada komunitas
semua anggota keluarga

20
RAJIN AKTIVITAS FISIK

Hal hal yang tidak Dianjurkan bagi Lanjut Usia


• Waktu latihan inti lebih dari 60 menit.
• Gerakan tubuh yang memantul (dihentak-hentakkan) dan melompat-lompat.
• Latihan beban dengan beban berlebihan (mengangkat dumble).
• Latihan fisik yang mengganggu keseimbangan, seperti berdiri di atas 1 kaki
tanpa berpegangan atau latihan di tempat yang tidak rata dan licin.
• Gerakan menengadahkan kepala ke belakang dan memutar kepala.
• Gerakan membungkukkan badan ke depan.
DIET SEHAT SEIMBANG

POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA
KOMUNITAS
1. Mengatur pola 1. Membudayakan 1. Menu sehat untuk
makan sesuai pola makan sesuai PMT
dengan pola Makan dengan pola 2. Kegiatan bersama
Sehat dan Gizi Makan Sehat dan di Posyandu
Seimbang Gizi Seimbang melalui kegiatan
2. Mengendalikan 2. Mengendalikan demo masak menu
asupan lemak, gula asupan lemak, gula sehat
dan garam dan garam
3. meningkatkan 3. meningkatkan
konsumsi buah dan konsumsi buah dan
sayuran sayuran

65
66
Pengaturan Pola Makan

Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di


Anjurkan untuk orang dengan berat badan
Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di lebih/obesitas
Anjurkan untuk mencegah obesitas 67
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
❖ Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg DAN / ATAU tekanan darah diastolik ≥ 90 mmhg .
❖ Hipertensi sering terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.

GEJALA DAN TANDA:


1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan muntah
4. Sesak napas
5. Napas pendek (terengah-engah)
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur
8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah
10. Telinga berdengung
11. Sulit tidur
12. Rasa berat di tengkuk
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Hipertensi
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Penyakit Jantung Koroner

Keringat dingin

Rasa
terbakar

Nyeri dada
Tertekan di
daerah dada
Rasa berat di dada
Rasa mual atau
nyeri ulu hati
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Stroke
Stroke dibedakan menjadi 2:
1) Stroke Iskemik
Sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak
inadekuat. Trombosis dan Emboli (serangan berat,
saat aktivitas)

2) Stroke Perdarahan
Pecahnya pembuluh darah otak. terjadi apabila
pembuluh darah otak mengalami penyumbatan
atau pecah.
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Stroke (Tanda dan Gejala Stroke)
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Diabetes Melitus

Diabetes
Melitus adalah
suatu penyakit
menahun yang
ditandai oleh
kadar glukosa
darah yang
melebihi nilai
normal secara
menahun.
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker
VIDEO
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker

Tanda & Gejala

91
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Kanker

92
KEGIATAN/TAHAPAN 5 TES IVA
Dimana?
Edukasi Kanker

PUSKESMAS/RUMAH SAKIT
Oleh Siapa?

BIDAN/DOKTER
Kapan?
❖ Setiap saat
❖ Setiap 3-5 tahun sekali
93
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK

94
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK

95
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi PPOK (Gejala)

96
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan yaitu kondisi yang ditandai
dengan penurunan tajam penglihatan seperti tidak bisa
melihat jauh/dekat dengan jelas, atau penglihatan
kabur.
Beberapa penyakit penyebab gangguan penglihatan
yang sering ditemui di masyarakat yaitu :
▪ kelainan refraksi
▪ katarak
▪ glaukoma
▪ retinopati diabetikum

98
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Pendengaran

99
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi Gangguan Pendengaran

100
KEGIATAN/TAHAPAN 5
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan

Aplikasi Sehat Indonesia Ku/ASIK

Mobile Aplikasi untuk pencatatan


layanan luar gedung/ kegiatan UKBM
TUBERKULOSIS (TBC)
• Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

GEJALA PENULARAN
PENULARAN PENCEGAHAN
Skrining TBC
Alur Skrining Tuberkulosis di Posyandu

PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN


• Pengobatan TBC dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
• Pemeriksaan TBC menggunakan bakteriologis yaitu menggunakan Alat
TCM (Tes Cepat Molekular)
• Prinsip pengobatan TBC adalah tepat waktu, tepat cara, tepat dosis
Investigasi Kontak Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
(Bagan Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam Pelaksanaan Investigasi Kontak)

Mengapa TPT Penting?


TPT diperlukan diberikan untuk mencegah terjadinya sakit TBC. Jika kita
Keterangan dapat mencegah terjadinya sakit TBC. Maka akan mengurangi sumber
: Dilakukan oleh Kader penularan dan mencegah penularan selanjutnya. Dengan demikian,
: Dilakukan oleh Petugas kesehatan
PMO Informasi Mengenai kepatuhan Pengobatan
Pengawas menelan Obat (PMO) adalah seseorang yang TBC (Tepat Waktu, Tepat Cara dan Tepat Dosis)
secara sukarela mendampingi pasien TBC menelan obat
Tepat Waktu
Untuk memastikan obat secara efektif bekerja terus-menerus
membunuh kuman TBC, maka pasien harus minum obat setiap
24 jam

Tepat Cara
Cara minum obat yang baik adalah saat perut kosong, yaitu
pagi hari sebelum makan atau malam hari sebelum tidur.

Tepat Dosis
Obat TBC ditelan dalam satu dosis. Dosis obat ditentukan oleh
petugas kesehatan.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Pada efek samping obat yang ringan kader hanya perlu memberikan
motivasi kepada pasien dan keluarga agar mendukung pasien untuk ⮚ Untuk mencegah penularan, saat kader dan petugas
tetap patuh berobat. Sedangkan, pada efek samping berat, maka
kader bisa merujuk pasien untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan melakukan investigasi kontak/kunjungan rumah,
kesehatan di Puskesmas dapat menggunakan APD minimal menggunakan masker,
bisa ditambah dengan sarung tangan dan mencuci tangan
setelah melakukan kunjungan.
JENIS INTRUMEN SKRINING DAN SASARAN YANG DAPAT DILAKUKAN DI POSYANDU

SASARAN JENIS INSTRUMEN


USIA PRODUKTIF SRQ 20
LANSIA SRQ 20
REMAJA SDQ 11-18 THN
ANAK SDQ 4-11 THN

106
Pemberian Tanda Kecakapan 108.

Kader (TKK) pasca orientasi/


pelatihan

Scan barcode ini

QR CODE

Tenaga kesehatan Puskesmas / pustu saat


mendampingi pelayanan Posyandu dapat
sekaligus melaksanakan penilaian
keterampilan pengelolaan posyandu pada
kader sehingga selanjutnya dapat diberi pin.
Adapun daftar tilik sebagai acuan penilaian
adalah sebagai berikut: Scan sekarang
Simulasi Layanan Dasar Posyandu
1. Peserta dibagi menjadi 5 (lima) kelompok
2. Masing-masing kelompok melakukan praktik
• Kelompok 1 = Pendaftaran
• Kelompok 2 = Penimbangan BB, pengukuran TB, Lingkar Perut, Tekanan
Darah
• Kelompok 3 = Pencatatan
• Kelompok 4 = Membantu pemantauan gula daran. skrining dengan
kuesioner PPOK, TBC, Kesehatan Jiwa, Geriatri
• Kelompok 5 = Penyuluhan
1. Pelaksanaan praktik (45 menit)
2. Presentasi hasil simulasi
Link buku bacaan kader dan media:
https://link.kemkes.go.id/BahanBacaanKader2023
HIDUP ITU INDAH JIKA KITA SELALU
BERSYUKUR ATAS SEMUA YANG ADA

Anda mungkin juga menyukai