7 Performa Reaktor Isotermal Densitas Berubah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Persamaan Kinerja (Performance) Reaktor Batch dan

Reaktor Alir yang Melibatkan Perubahan Densitas Campuran


Reaksi

PERTEMUAN 7

OLEH
DR. FIRDAUS, ST.MT.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS BUNG HATTA
2024
FENOMENA YANG MEMPENGARUHI
KINERJA REAKTOR

Produksi dari produk Reaktor kimia, Volume,


yang dibutuhkan, Space time, Catalyst,
Konversi, Model reactor,
Selectivitas, Yield Konfigurasi reaktor

Reaktor
Performance

Reaction kinetics, Perpindahan panas,


Konsentrasi, Temperatur, Exothermic, Hot spots,
Tekanan, Mekanisme Runaway reaction,
reaksi, Katalis, Batas endothermic,
termodinamics Konfigurasi pertukaran
panas
1. KINETIKA DAN TERMODINAMIKA
Pengaruh dari variabel extensive (tekanan, temperatur dan
konsentrasi) pada kinerja reaktor didefenisikan oleh kinetika
reaksi dan kesetimbangan reaksi.
Variabel extensive mempengaruhi laju reaksi dan menentukan
reaktan yang mana yang dapat dikonversi menjadi produk
dalam reaktor atau ukuran reaktor yang dibutuhkan untuk
mencapai konversi yang diberikan. Katalis digunakan untuk
meningkatkan laju reaksi.

2. PARAMETER REAKTOR
Ini termasuk volume, space time (Volume reaktor/laju alir
volumetric inlet), dan konfigurasi reaktor.
Untuk memberikan kinetic, termodinamik, reaktor dan
konfigurasi perpindahan panas, dan space time, volume
reaktor dibutuhkan untuk mencapai konversi reaktan yang
ditentukan. Ini adalah problem design.
Untuk menetapkan volume reaktor, konversi dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan, space time, katalis, konfigurasi
perpindahan panas, dan konfigurasi reaktor.
3. PRODUKSI PRODUK YANG
DIBUTUHKAN
Konversi, selektivitas, dan yield adalah istilah
yang mengukur jumlah reaktan yang bereaksi
untuk membentuk produk yang dibutuhkan.
Untuk menetapkan volume reaktor, parameter
ini adalah fungsi temperatur, tekanan,
konfigurasi reaktor, perpindahan panas, dan
space time.

4. HEAT TRANSFER DALAM


REAKTOR
Ini berpengaruh penting, sering diabaikan.
Energi dilepaskan atau dikonsumsi dalam
reaksi kimia.
Reaktor dengan densitas tetap,
faktor ekspansi volume εΑ = 0
Reaktor dengan densitas berubah, faktor
ekspansi volume εΑ ǂ 0
Tabel 5.2 Persamaan Performa untuk Kinetika order n dan
Reaktor dengan densitas berubah,
faktor ekspansi volume εΑ ǂ 0
Tabel 5.2 Persamaan Performa untuk Kinetika order n dan
Reaktor batch: densitas konstan dan densitas
berubah
 Reaktor batch:
dXA, -rA, dan V berubah dari
konversi 0 hingga XA

 Reaktor batch isotermal densitas/volume konstan:

 Reaktor batch isotermal densitas/volume berubah:

volume berubah thd konversi


Reaktor mixed flow: densitas
konstan dan densitas berubah
 Reaktor mixed flow densitas konstan :

 Mixed flow reaktor dengan ekspansi linier:

 Reaktor mixed flow dengan densitas berubah:


Reaktor plug flow

Reaktor plug flow


densitas konstan

Untuk sistem dengan densitas konstan (reaktor batch volume konstan dan
reaktor PFR densitas konstan) persamaan performanya identik, untuk PFR
ekivalen dengan t untuk reaktor batch, dan pemakaian persamaan bisa
dipertukarkan.
Untuk sistem yang mengalami perubahan densitas tak ada saling keterkaitan
langsung antara persamaan reaktor batch dan PFR dan persamaan yang
benar harus digunakan untuk masing-masing situasi tertentu. Dalam hal ini
pemakaian persamaan performa tidak bisa dipertukarkan.
Space-time dan Space-velocity
Waktu reaksi t adalah ukuran performa alami untuk reaktor batch.
Sedangkan space-time dan space-velocity adalah ukuran performa yang
sesuai untuk reaktor alir.

Space-time,
(6)

Space-velocity,
(7)

Jadi, space-velocity 5 jam-1 berarti bahwa 5 volume reaktor umpan pada


kondisi tertentu diumpankan ke dalam reaktor per jam. Space-time 2 menit
berarti bahwa setiap 2 menit satu volume reaktor dari umpan pada kondisi
tertentu diolah oleh reaktor.
Sekarang kita pilih sembarang temperatur, tekanan, dan keadaan (gas,
liquid, atau solid) yang pada kondisi ini kita memilih untuk mengukur
volume material yang akan diumpankan ke reaktor. Tentu saja, nilai
space-velocity atau space-time tergantung kondisi yang dipilih. Untuk
aliran masuk reaktor, relasi antara s dan dan variabel terkait lain adalah

(8)
Reaktor Isothermal dengan
Densitas/Volume Berubah

 Ciri-ciri :
• Terjadi variasi laju alir agak sering
dalam reaksi fasa gas yang tidak
mempunyai jumlah mol reaktan yang
sama dengan produk.
• Contoh N2 + 3H2 2NH3
• 4 mol reaktan memberikan 2 mol
produk.
 Dalam sistem alir dimana terjadi reaksi
jenis ini, laju alir molar akan berubah
dengan berlangsungnya reaksi, karena
jumlah mol yang sama hanya menempati
volume yang sama dalam fasa gas pada
tekanan dan temperatur yang sama.
Demikian juga laju alir volumetrik juga
akan berubah.
 Situasi volume berubah lainnya biasanya
terjadi dalam reaktor batch, namun
frekuensinya lebih yaitu berubahnya
volume terhadap waktu.
EXAMPLE 5.4 PLUG FLOW REACTOR PERFORMANCE
Reaksi fasa gas homogen A ---> 3R memiliki laju reaksi pada
215 0C

Berapa space-time dibutuhkan untuk konversi 80% dari


umpan yang berupa 50% A-50% inert ke reaktor PFR yang
beroperasi pada 215 0C dan 5 atm (CA0 = 0,0625 mol/liter)
Tabel E5.4

XA
0 1 1
0,2 1,5 1,227
0,4 2,3 1,528
0,6 4 2
0,8 9 3
x

x
EXAMPLE 5.5. PFR VOLUME
Reaktan A mau dikonversi menjadi produk R dalam fasa cair sesuai
stoikiometri reaksi:
A R
Laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi diberikan di tabel.

Pertanyaan:
1. Diinginkan untuk mencapai konsentrasi akhir CAf = 0,3 mol/liter dari
konsentrasi mula-mula 1,3 mol/liter. Berapa lama waktu reaksi, jika
reaksi berlangsung di dalam reaktor batch?
2. Jika reaksi dilangsungkan di reaktor “plug flow” (PFR), hitunglah
berapa ukuran reaktor yang dibutuhkan untuk mengkonversi umpan
1000 mol A/jam dengan konsentrasi mula-mula 1,5 mol/liter.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai