Hari toleransi internasional: Perbedaan antara revisi
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Tag: Pembatalan |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Expand language|topic=|langcode=en|otherarticle=International Day for Tolerance|date=Agustus 2024}} |
|||
{{Lead missing|date=November 2019}}{{rapikan}} |
|||
'''Hari Toleransi Internasional''' adalah hari yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, |
'''Hari Toleransi Internasional''' adalah hari yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, |
Revisi terkini sejak 13 Agustus 2024 23.03
Artikel ini perlu dikembangkan dari artikel terkait di Wikipedia bahasa Inggris. (Agustus 2024)
klik [tampil] untuk melihat petunjuk sebelum menerjemahkan.
|
Hari Toleransi Internasional adalah hari yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
untuk saling menghargai, atas segala perbedaan, diantara satu sama lain.
Hari Toleransi Internasional dideklarasikan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dalam HUT Ke-50 PBB Pada 16 November 1995.
Pada hari tersebut, negara-negara anggota UNESCO mengadopsi Deklarasi tentang Prinsip-prinsip toleransi.
Deklarasi tersebut dikatakan bahwa toleransi merupakan cara untuk menghindari ketidakpedulian dalam kehidupan bermasyarakat. Hasil deklarasi tersebut, PBB menetapkan setiap tanggal 16 November sebagai Hari Toleransi Internasional.
Cara Menumbuhkan Toleransi
[sunting | sunting sumber]Merujuk dari situs United Nations Association-UK, ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan toleransi, yaitu;
- Pendidikan dan sosialisasi tentang perbedaan budaya, agama, dan etnis yang ada di sekitar dapat adalah bagian dari hidup bermasyarkat. Melalui pendidikan, diharapkan pemahaman dapat tersosialisasi dengan lebih baik. Tradisi serta keyakinan yang berbeda mendapatkan penerimaan yang lebih besar dari mereka.
- Regulasi dan Penegakkan Hukum. Perlu adanya undang-undang yang menindak tegas tindakan-tindakan intoleransi, diantaranya ujaran kebencian, diskriminasi, dan SARA. Serta adanya penegakkan hukum dan peradilan yang menjamin hak-hak para korban intoleransi.
- Hentikan Stereotip Negatif. Stereotip negatif biasanya memiliki prasangka buruk terhadap seseorang atau kelompok yang mendapatkan citra negatif tersebut. Sehingga masyarakat didorong untuk tidak menghakimi orang lain atau kelompok lainnya dengan berpandangan negatif.
Referensi
[sunting | sunting sumber]https://news.detik.com/berita/d-4304391/dunia-peringati-hari-toleransi-internasional-begini-sejarahnya Diarsipkan 2023-05-01 di Wayback Machine. https://www.una.org.uk/ Diarsipkan 2023-08-03 di Wayback Machine.