Lompat ke isi

Johny Lumintang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
cleanup: -> non-notable subjects; fixed infobox
Syah7 (bicara | kontrib)
Baris 155: Baris 155:
| colspan="3"|[[Satyalancana Raksaka Dharma]] (Ulangan Pertama)
| colspan="3"|[[Satyalancana Raksaka Dharma]] (Ulangan Pertama)
| colspan="3"|[[Satyalancana Seroja]] (Ulangan Pertama)
| colspan="3"|[[Satyalancana Seroja]] (Ulangan Pertama)
| colspan="3"|[[:en:Order of Sikatuna|Grand Cross (''Datu'') of the Order of Sikatuna]] - Filipina (2017)
| colspan="3"|[[:en:Order of Sikatuna|Grand Cross (''Datu'') of the Order of Sikatuna]] - Filipina (2017)<ref>{{Cite web|last=Agency|first=Philippines News|date=2017-12-03|title=Exiting Indon envoy conferred with the Order of Sikatuna {{!}} Philippines News Agency|url=https://businessmirror.com.ph/2017/12/03/exiting-indon-envoy-conferred-with-the-order-of-sikatuna/|website=BusinessMirror|language=en-US|access-date=2024-11-06}}</ref>
|-
|-
!Brevet
!Brevet

Revisi per 6 November 2024 07.49

Johny Lumintang
Johny Lumintang
Duta Besar Indonesia untuk Filipina
Masa jabatan
14 Februari 2014 – 20 Februari 2018
Gubernur Lemhannas ke-12
Masa jabatan
1999–2001
Informasi pribadi
Lahir28 Juni 1947 (umur 77)
Noongan, Langowan Barat, Minahasa, Sulawesi
Suami/istridrg. Sonya Riupassa, M.H.A.
Anak3
AlmamaterAKABRI (1970)
PekerjaanTNI
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1970—2003
Pangkat Letnan Jenderal TNI
NRP23294
SatuanInfanteri
Pertempuran/perang
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Johny Josephus Lumintang (lahir 28 Juni 1947) adalah duta besar Indonesia untuk negara Filipina sejak 14 Februari 2014 hingga 20 Februari 2018.[1] Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Lemhannas periode 1999—2001.

Latar Belakang

Johny Josephus Lumintang, lahir di Desa Noongan, Minahasa, Sulawesi Utara, 28 Juni 1947.

Satgas Pembebasan Sandra Mapenduma

Pria ini adalah salah satu pria yang turut berperan dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma Team Ekspedisi Lorenz di Irian Jaya, lewat Operasi Rajawali,[2] saat menjadi Kepala Staf Kodam/Kasdam VIII/Trikora (1996).

Baru selesai melaksanakan tugas pembebasan Team Ekspedisi Lorenz, Johny yang baru dilantik menjadi Panglima Kodam VIII/Trikora atau sekarang menjadi Kodam XVII/Cendrawasih (20 Agustus 1996) mendapat tugas lagi membebaskan sandera 14 orang karyawan PT. Jayanti yang disandera GPK di Kamuna Raya Camp Timika tanggal 14 Agustus 1996, dan kali ini operasi pembebasan sandera tersebut dia pimpin sendiri, tugas tersebut diselesaikan dalam waktu singkat. Tanggal 18 September 1996 sandera dibebaskan walaupun akhirnya 2 sandera meninggal dunia.

Karier Militer

Jabatan Pangdam VIII/Trikora diembankan padanya selama satu setengah tahun Tamatan AKABRI tahun 1970, ini kemudian kembali dipercayakan menjabat Asisten Operasi Kasum TNI (dulu ABRI).

Beberapa jabatan penting sebelumnya antara lain: Komandan Batalyon Infanteri 751, Dandim Merauke dan Jayapura, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18/Trisula Kostrad, Komandan Rindam Jaya, Danrem 164 Timor-Timur dan Panglima Divisi Infanteri I/Kostrad.

Pada saat-saat kritis saat Soeharto turun dari kursi kepresidenan, Johny dipercaya menjabat Pangkostrad, menggantikan Letjen TNI Prabowo Subianto (yang saat itu terkenal sebagai The Rising Star). Sayang, masa jabatannya sebagai Panglima Kostrad sangat singkat, hanya 17 jam (22-23 Mei 1998). Itu adalah saat-saat yang paling menentukan dalam kehidupan bangsa dan negara.

Tanggal 30 Oktober 1998, Johny lagi-lagi dipercaya menggantikan posisi Prabowo sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) ABRI. Sekaligus juga menggantikan kedudukannya sebagai Anggota Fraksi ABRI MPR-RI.

Suami Drg. Sonya Riupassa, MHA ini pada tanggal 18 Januari 1999 ditunjuk menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, dan sebelum pensiun Johny menduduki jabatan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen Pertahanan setelah sebelumnya menjabat Gubernur Lemhanas. Rupanya angka 18 merupakan angka istimewa bagi Johny, sehingga dalam waktu yang relatif singkat, yaitu ± 10 bulan, ia telah menduduki banyak jabatan strategis. Anak keempat dari lima bersaudara pasangan Alm. Frederik Lumintang dan Sofia Wuisan ini, adalah alumnus Sesko ABRI (1991-1992) Angkatan 18, Sus Staf Senior (1992) serta Lemhannas (1995).

Bapak dari tiga anak ini, Kitty Lumintang, lahir 27 Januari 1974, Della Lumintang, kelahiran 28 Oktober 1977, dan Valentino Lumintang, lahir 5 Desember 1979 ini, banyak melewati pendidikan militer, seperti: Infantry Officer Advanced Course, di Fort Benning, USA (1978), serta International Defence Management Course, di Monterey, USA (1989).

Ada satu kegiatan yang amat disukai Johny Lumintang saat tak berbaju militer lagi, yaitu berkebun. Anda suatu kali mungkin dapat melihat mantan Jenderal berbintang tiga ini menenteng beberapa sisir pisang dan beberapa butir kelapa di jalan raya Desa Tosuraya, Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara tempat mantan Pangkostrad ini dibesarkan.“Saya ingin memberi contoh kepada orang Minahasa agar tidak malas menjalani profesi sebagai petani, karena saya pun bisa seperti sekarang karena petani” katanya.

Johny memang mungkin bisa ngomong begitu karena ia merasa ia menduduki karier yang cemerlang juga awalnya dari hasil berkebun. Keluarga Johny seperti warga Minahasa lainnya memang tidak bisa lepas dari profesi petani, karena mayoritas etnis Minahasa sebagai etnis terbesar di Sulawesi Utara menggeluti profesi tersebut. Mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka hanya lewat hasil bertani.

Johny memang menjadi salah satu jenderal dari Sulawesi Utara yang bersinar cemerlang, tak kalah dari Prabowo Subianto.[3]

Pada tahun 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik Johny Lumintang menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina.[4]

Riwayat Jabatan

  • Komandan Yonif 751/Vira Jaya Sakti
  • Komandan Kodim 1707/Merauke
  • Komandan Kodim 1701/Jayapura
  • Komandan Brigade Infanteri Linud 18/Trisula Kostrad
  • Komandan Resimen Induk Kodam Jaya
  • Komandan Korem 164/Wira Dharma Dili, Timor-Timur
  • Panglima Divisi Infanteri (Divif) I Kostrad
  • Kepala Staf Daerah Militer VIII/Trikora
  • Panglima Daerah Militer VIII/Trikora
  • Asisten Operasi KASUM ABRI
  • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
  • Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI
  • Gubernur Lemhanas
  • Wakil Kepala Staf Angkatan Darat
  • Sekretaris Jenderal Dephan

Sipil

Penghargaan

Tanda Kehormatan

Johny mendapatkan sejumlah tanda kehormatan atas prestasi dan jasanya baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya:

Dada kanan Dada kiri
Master Parachutist Badge (US Army) Brevet Pandu Udara (Pathfinder)
Brevet Brevet Para Madya
Baris ke-1 Bintang Dharma
Baris ke-2 Bintang Yudha Dharma Pratama Bintang Kartika Eka Pratama Bintang Yudha Dharma Nararya
Baris ke-3 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Dwidya Sistha
Baris ke-3 Satyalancana Raksaka Dharma (Ulangan Pertama) Satyalancana Seroja (Ulangan Pertama) Grand Cross (Datu) of the Order of Sikatuna - Filipina (2017)[9]
Brevet Wing Penerbang TNI AD Kelas I

Referensi

Pranala luar

Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo
Duta Besar Indonesia untuk Filipina
2014—2018
Diteruskan oleh:
Sinyo Harry Sarundajang
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Agum Gumelar
Gubernur Lemhannas
1999—2001
Diteruskan oleh:
Ermaya Suradinata
Jabatan militer
Didahului oleh:
Letjen TNI Prabowo Subianto
Pejabat Sementara Panglima Kostrad
1998
Diteruskan oleh:
Letjen TNI Djamari Chaniago