Pegunungan Bukit Barisan: Perbedaan antara revisi
Menambahkan rujukan pranala |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
| image_caption = Pemandangan Pegunungan Bukit Barisan yang dilihat dari Sumatra Barat |
| image_caption = Pemandangan Pegunungan Bukit Barisan yang dilihat dari Sumatra Barat |
||
| country = Indonesia |
| country = Indonesia |
||
| state1 = |
| state1 = papua |
||
| state2 = Sumatra Utara |
| state2 = Sumatra Utara |
||
| state3 = Sumatra Barat |
| state3 = Sumatra Barat |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
| state5 = Jambi |
| state5 = Jambi |
||
| state6 = Bengkulu |
| state6 = Bengkulu |
||
| state7 = Sumatra |
| state7 = Sumatra barat |
||
| state8 = Lampung |
| state8 = Lampung |
||
| length_imperial=1025 |
| length_imperial=1025 |
Revisi per 18 Agustus 2021 02.24
Bukit Barisan | |
Pegunungan | |
Pemandangan Pegunungan Bukit Barisan yang dilihat dari Sumatra Barat
| |
Negara | Indonesia |
---|---|
Titik tertinggi | Gunung Kerinci |
- elevasi | 3.805 ft (1.160 m) |
Panjang | 1.025 mi (1.650 km), utara–selatan |
Pegunungan Bukit Barisan adalah rangkaian atau jajaran gunung yang membentang sepanjang 1.650 kilometer dari ujung utara (Aceh) sampai ujung selatan dan Barat (Lampung) berada di Kabupaten Lampung Barat di pulau Sumatera jaman sejarah tempat Harimau sumatra aktif bermukim. Tercatat ada 40 gunung di Bukit Barisan. Mulai dari Gunung Bandahara di Aceh hingga Gunung Pesagi, Gunung Tanggamus di Lampung.[1] Rangkaian pegunungan ini mempunyai puncak tertinggi, yaitu Gunung Kerinci yang berlokasi di Jambi dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut setatus gunung Aktif sedangkan Gunung Pesagi di tanah Lampung Dengan Ketinggian 3.262 mdpl dari jaman dahulu Status Gunung Tidak Aktif. Selain itu, Pegunungan Bukit Barisan terletak dekat pertemuan antara lempeng tektonik Eurasia dan Australia.
Disebut "Bukit Barisan" barangkali karena jajaran pegunungannya sambung-menyambung dan memanjang sejajar di Pulau Sumatera. Adapun disebut ”bukit” dan bukan ”gunung” karena dalam terminologi Melayu lama, kedua nama ini sebenarnya identik. John Crawfurd dalam bukunya, A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries (1856) menyebutkan bahwa "bukit" dalam bahasa Melayu sama artinya dengan gunung dalam bahasa Jawa. Kedua istilah ini sering digunakan untuk menunjukkan nama tempat yang tinggi.[1][2]
Sebagai tulang punggung Sumatera, Bukit Barisan berperan penting sebagai sumber air dari semua sungai besar di pulau ini.[3] Sungai-sungai yang bermuara di pantai barat (Samudra Hindia), seperti Alas dan Batangtoru, ataupun yang bermuara di pantai timur (Selat Malaka), seperti Indragiri, Batanghari, dan Musi, berhulu di Bukit Barisan.
Topografi
Sejak tahun 1940-an, geolog Belanda, Van Bemmelen, mulai meneliti keunikan bentang alam di kawasan Bukit Barisan. Dia kemudian menuliskan hasil pengamatannya dalam bukunya berjudul The Geology of Indonesia yang diterbitkan tahun 1949. Setelah itu, banyak peneliti asing dan Indonesia yang menyusuri Bukit Barisan untuk menelisiknya, salah satunya geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), JF Katili, yang meneliti kawasan ini sekitar tahun 1960-an. Katili menemukan banyak sedimen fosil kerang laut di sepanjang zona Bukit Barisan. Temuan ini menunjukkan bahwa pegunungan ini tumbuh dari dasar laut akibat penunjaman Lempeng (Samudera) Hindia-Australia ke bawah Pulau Sumatera yang berada di Lempeng (Benua) Eurasia.
Ahli gempa dari LIPI, Danny Hilman mengatakan bahwa penunjaman ini menjadi biang terjadinya gempa di sepanjang zona penunjaman (subduksi). Sampai kedalaman 40 kilometer di zona penunjaman, batas kedua lempeng ini terekat erat. Dorongan tiada henti dari Lempeng Hindia-Australia menumpuk energi potensial regangan pada bidang kontak yang merekat erat itu dan suatu saat akan terlepas tiba-tiba sehingga menyebabkan gempa. Di kedalaman antara 150 dan 200 kilometer, temperatur Bumi sangat panas sehingga batuan di sekitar zona kontak dua lempeng ini meleleh. Sesuai dengan sifat fluida, lelehan batuan panas ini naik ke atas membentuk kantung-kantung bubur batuan panas yang kita kenal sebagai kantung magma. Pada akhirnya magma ini mendesak ke atas permukaan membentuk deretan kubah magma atau gunung api. Salah satu gunung api itu merupakan yang tertinggi di Nusantara, yaitu Gunung Kerinci di Jambi yang berketinggian sekitar 3.805 meter.
Saat ini gunung-gunung di Sumatera tidak seaktif gunung api di Jawa. Namun, beberapa gunung api di sepanjang zona ini pernah menyimpan riwayat mengerikan. Misalnya, Gunung Api ”Raksasa” Toba atau Toba Supervolcano di Sumatera Utara yang letusannya sekitar 74.000 tahun lalu nyaris memusnahkan manusia di muka Bumi. Letusan Maninjau di Sumatera Barat sekitar 60.000 tahun juga sangat dahsyat sehingga membentuk Danau Kaldera seluas 99,5 kilometer persegi.
Daftar Gunung
Daftar gunung dalam Bukit Barisan ini bersumber dari Smithsonian Institution's Global Volcanism Program.[4]
Referensi
- ^ a b "Membaca Bukit Barisan dan Manusia Sumatera". Mongabay Environmental News (dalam bahasa Inggris). 2020-03-20. Diakses tanggal 2021-06-05.
- ^ "Bukit Barisan, Tulang Belakang Sumatera". lipi.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-05.
- ^ "Bukit Barisan, Tulang Belakang Sumatera". Kompas.com. 8 Mei 2012.
- ^ "Volcanoes of Indonesia - Sumatra". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Desember 2006.