Lompat ke isi

Bani Khuza'ah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bani Khuza'ah (bahasa Arab: بنو خزاعة Banu Khuza'ah) adalah suatu kabilah Arab besar dan ternama pada masa pra-Islam yang bertempat tinggal tidak jauh dari kota Mekkah. Bani Khuza'ah pernah menguasai Mekkah selama beberapa abad, hingga pada pertengahan abad ke-5 Qushay bin Kilab memimpin Bani Quraisy menggantikan kekuasaan mereka. Di masa kini sebagian besar Bani Khuza'ah menetap di Mekkah dan Irak, serta sebagian kecil tersebar di Mesir, Palestina, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

Silsilah

Disebutkan bahwa nenek moyang Bani Khuza'ah adalah seorang tokoh yang bernama Amr bin Luhay al-Khuza'i, namun terdapat perbedaan pendapat mengenai asal-usulnya.[1] Para ahli genealogi Arab umumnya menyatakan bahwa Bani Khuza'ah adalah keturunan dari Bani Azad, yang merupakan bangsa Arab Qahtaniyah.[1] Menurut kelompok ini, silsilah Bani Khuza'ah adalah dari Amr bin Luhay (Rabi'ah) bin Haritsah bin Amr Muzaiqiya, yang mana Haritsah bin Amr merupakan salah seorang pemimpin Bani Azad yang memimpin kaumnya berhijrah dari Yaman.[2] Anak-anak Haritsah bin Amr selain Luhay adalah Afsa dan 'Uday,[3] yang mana keturunan mereka termasuk pula dalam kekerabatan Bani Khuza'ah.[4]

Sebagian ahli sejarah lainnya, seperti Ibnu Ishaq dan Ibnu Hazm, dengan berdasarkan atas beberapa hadits Nabi menganggap Bani Khuza'ah adalah keturunan dari Bani Mudhar, yang merupakan bangsa Arab Adnaniyah[1]. Menurut kelompok ini, silsilah Bani Khuza'ah adalah dari Amr bin Luhay bin Qama'ah bin Khandaf, yang mana Khandaf adalah istri dari Ilyas bin Mudhar yang merupakan seorang pemimpin Bani Adnan.

Sejarah

Bani Khuza'ah mulai menguasai Mekkah setelah mereka di bawah pimpinan Amru bin Luhay berhasil mengusir Bani Jurhum, yang sebelumnya berkuasa di sana.[1] Diperkirakan kekuasaan mereka berlangsung selama kurang lebih tiga ratus tahun, namun kemudian digantikan oleh Qushay bin Kilab dan keluarganya dari Bani Quraisy.[1] Qushay bin Kilab menikahi putri kepala suku Bani Khuza'ah, dan menggantikannya sebagai pimpinan kota Mekkah.[1] Qushay selanjutnya menghimpun keluarganya dari Bani Quraisy untuk menetap di kota tersebut dan memperkuat kedudukan mereka di sana selanjutnya.[1]

Pada masa awal penyebaran Islam, tepatnya setelah diumumkannya Perjanjian Hudaibiyyah tahun 628, Bani Khuza'ah menyatakan diri bersekutu dengan kaum Muslim Madinah.[5] Namun pada masa gencatan senjata tersebut, Bani Khuza'ah (sekutu Muslim Madinah) mendapat serangan dari Bani Bakr (sekutu Quraisy Mekkah), yang mengakibatkan pasukan Muslim Madinah berangkat ke Mekkah untuk membantu Bani Khuza'ah.[5] Akibatnya Quraisy Mekkah dan sekutunya kemudian menyerah pada pasukan Muslim Madinah, yaitu dalam peristiwa Pembebasan Mekkah tahun 630.[5]

Tokoh

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Gibb, H.A.R. (1954). The Encyclopaedia of Islam. Brill Archive. hlm. 76-80. 
  2. ^ Safiur-Rahman Al-Mubarakpuri (2002). Ar-Raheeq Al-Makhtum. Penerjemah Issam Diab (edisi ke-Direvisi). Maktaba Dar-us-Salam. hlm. 9. 
  3. ^ H.A. MacMichael (2011). A History of the Arabs in the Sudan: And Some Account of the People who Preceded Them and of the Tribes Inhabiting Dárfūr (edisi ke-berilustrasi, terbitan ulang). Cambridge University Press. hlm. 204. ISBN 1108010261, 9781108010269. 
  4. ^ Abu al-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Khallikan (1843). Ibn Khallikan's Biographical Dictionary. Penerjemah William MacGuckin de Slane. Oriental Translation Fund. hlm. 67. 
  5. ^ a b c Tim Dar Al-'Ilm (2010). Atlas Sejarah Islam: Sejak Masa Permulaan Hingga Kejayaan Islam. Puspa Swara. hlm. 27-30. ISBN 9791479577, 9789791479578.