Jean Cavailles
Nama dalam bahasa asli | (fr) Jean Cavaillès |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | 15 Mei 1903 Saint-Maixent-l'École (Prancis) |
Kematian | 4 April 1944 (40 tahun) Arras |
Penyebab kematian | Luka tembak |
Data pribadi | |
Pendidikan | École Normale Supérieure (1923–) Lycée Louis-le-Grand (1920–1922) Universitas Paris |
Kegiatan | |
Penasihat doktoral | Léon Brunschvicg (mul) |
Pekerjaan | filsuf, matematikawan, dosen, pejuang perlawanan |
Bekerja di | Universitas Paris |
Murid dari | Léon Brunschvicg (mul) |
Konflik | Perang Dunia II |
Karya kreatif | |
Murid doktoral | Jean-Toussaint Desanti (mul) |
Keluarga | |
Saudara | Gabrielle Ferrières (en) |
Penghargaan
|
Jean Cavailles merupakan pelopor gerakan stukturalis tahun pada 1960 an.[1] Hal unik yang dibawanya dan dihidupkannya dalam lingkungan intelektual adalah suatu perpaduan yang unik dari kepahlawanan luar biasa (dua kali mendapatkan anugerah kehormatan secara anumerta karena keberaniannya pada masa Resistance - perjuangan melawan pendudukan Jerman), energi, dan kemampuan berpuisi di satu pihak, dengan kecemerlangan filosofis dan ketegangan luar biasa di pihak lain.[1] Ucapan Cavailles yang sekarang terkenal - pada akhir Sur la logique, yang menyerukan dibentuknya suatu filsafat konsep yang bersifat non humanis untuk menggantikan filsafat kesadaran yang diwakili oleh Sartre dan fenomenologi, harus dilihat dalam kaitannya dengan komitmen terhadap gerakan Resistance saat pendudukan Jerman dan kematiannya di depan regu tembak pasukan Nazi pada tahun 1944.[1][2] Bagi orang-orang seperti Georges Canguilhem, Cavailles menjadi bukti hidup bahwa seorang manusia aksi (a man of action) ternyata bisa bersifat strukturalis dalam orientasi filosofinya.[1]