Golden Agri-Resources
Perusahaan publik | |
Kode emiten | SGX: E5H |
Industri | Pertanian |
Didirikan | 15 Oktober 1996 |
Kantor pusat | Mauritius (resmi) Singapura (operasional) |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Franky Oesman Widjaja[1] (Chairman dan Direktur Utama) |
Produk | |
Merek |
|
Pendapatan | US$ 9,756 miliar (2023)[2] |
US$ 985,578 juta (2023)[2] | |
US$ 327,548 juta (2023)[2] | |
Total aset | US$ 9,716 miliar (2023)[2] |
Total ekuitas | US$ 4,926 miliar (2023)[2] |
Pemilik | Flambo International Ltd. (50,56%) |
Karyawan | 100.800 (2023)[2] |
Anak usaha | Lihat daftar |
Situs web | www |
Golden Agri-Resources Ltd. adalah sebuah perusahaan agroindustri kelapa sawit yang berkantor pusat di Singapura. Hingga akhir tahun 2023, perusahaan ini mengelola kebun kelapa sawit seluas 532.176 hektar, yang mana 78% di antaranya dimiliki sendiri. Perusahaan ini adalah bagian dari Sinar Mas Group.[2][3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan di Mauritius pada bulan Oktober 1996. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Singapura.[2][3] Pada tahun 2010, perusahaan ini mendapat konsesi kebun kelapa sawit seluas 220.000 hektar di Liberia.[4] Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi 50% saham Orchard Maritime Services yang bergerak di bidang pelayaran.[5] Perusahaan ini juga mengakuisisi dua kebun sawit milik Bakrie Sumatera Plantations seluas 16.000 hektar dengan harga US$ 178 juta.[6]
Pada bulan November 2019, perusahaan ini mengakuisisi bisnis produksi gula milik RCMA Group. Pada bulan Oktober 2020, perusahaan ini juga mendirikan Golden Agri-Resources Brasil untuk berbisnis di bidang perdagangan gula di Brazil.[7] Sebulan kemudian, perusahaan ini mengakuisisi Centrino Investment dan Woodside Financial asal Malaysia yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit dengan harga US$ 304 juta.[8]
Isu lingkungan
[sunting | sunting sumber]Menurut Greenpeace, perusahaan ini memiliki enam konsesi lahan gambut di Riau dengan luas total 20.000 hektar.[9] Perusahaan ini kabarnya juga memiliki 1.800 hektar gambut di Kalimantan Tengah dan 1.330 hektar di Kalimantan Barat, tetapi mengklaim tidak terlibat dalam pembukaan hutan.[10] Greenpeace juga menemukan 322 titik api di lima konsesi milik perusahaan ini di Kalimantan Tengah.[11] Perusahaan ini pun membantah tuduhan tersebut dan mengaku tidak melakukan pembakaran hutan sejak 1997.[12] Tetapi wawancara dengan pejabat senior dari perusahaan ini membuktikan sebaliknya.[13] Sekitar tahun 2010, sejumlah perusahaan seperti Burger King, Unilever, dan Nestlé membatalkan kontrak pasokan minyak sawitnya dengan anak usaha dari perusahaan ini, karena terlibat dalam praktik perkebunan yang tidak berkelanjutan.[14]
Anak usaha
[sunting | sunting sumber]Hingga akhir tahun 2023, perusahaan ini memiliki 20 anak usaha, yakni:
- Asia Integrated Agri Resources Ltd.
- Blue Sky Golden Energy Ltd.
- Easton Capital Resources Pte. Ltd.
- Golden Agri Capital Pte. Ltd.
- Golden Agri International Finance Ltd.
- Golden Agri International Finance (2) Ltd.
- Golden Agri International (Mauritius) Ltd.
- Golden Agri International Pte. Ltd.
- Golden Agri International Trading Ltd.
- Golden Agri Investment (S) Pte. Ltd.
- Golden Agri (Labuan) Ltd.
- Golden Americas Pte. Ltd.
- Golden Asset Capital Investment Pte. Ltd.
- Golden Assets International Finance Ltd.
- Golden Assets International Investment Pte. Ltd.
- Golden Capital Resources (S) Pte. Ltd.
- Golden Funds & Investment Management Pte. Ltd.
- Golden Logistics International Ltd.
- Golden Oleo Pte. Ltd.
- Madascar Investment Ltd.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Komisaris & Direksi". Golden Agri-Resources
Ltd. Diakses tanggal 20 September 2024. line feed character di
|publisher=
pada posisi 23 (bantuan) - ^ a b c d e f g h "Laporan Tahunan 2023". Golden Agri-Resources Ltd. Diakses tanggal 20 September 2024.
- ^ a b "Sekilas Perusahaan". Golden Agri-Resources Ltd. Diakses tanggal 20 September 2024.
- ^ Triyono, Agus (18 Agustus 2010). "Sinar Mas Ekspansi Kebun Sawit ke Liberia". BeritaSatu. Diakses tanggal 8 November 2024.
- ^ Timmerman, Antonia (3 Juli 2014). "Grup Sinar Mas Akuisisi Perusahaan Pelayaran". BeritaSatu. Diakses tanggal 8 November 2024.
- ^ Indreswari, Adisti Dini (25 April 2015). "Sinarmas gencar menadah aset Bakrie". Kontan. Diakses tanggal 8 November 2024.
- ^ Triyono, Farid Firdaus (8 Oktober 2020). "Grup Sinarmas Ekspansi Bisnis Gula di Brasil". BeritaSatu. Diakses tanggal 8 November 2024.
- ^ Saleh, Tahir (25 November 2020). "Ekspansif, Grup Sinarmas Caplok 2 Perusahaan Sawit Rp 4,3 T". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 8 November 2024.
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 131
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 132
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 143
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 143
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 143
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 97
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi Diarsipkan 2012-11-25 di Wayback Machine.