Rumah W. R. Soepratman
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Rumah Wage Rudolf Supratman | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
Cagar budaya Indonesia | |
Peringkat | Nasional |
Kategori | Bangunan |
No. Regnas | CB.1490 |
Lokasi keberadaan | Kota Surabaya, Jawa Timur |
No. SK | 370/M/2017 |
Tanggal SK | 29 Desember 2017 |
Pemilik | Pemerintah kota Surabaya |
Pengelola | Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya |
Koordinat | 7°15′02″S 112°45′14″E / 7.2506354°S 112.7537695°E |
Lokasi Rumah W. R. Soepratman di Kota Surabaya, Jawa Timur | |
Rumah W. R. Soepratman adalah rumah tempat wafatnya pencipta lagu Indonesia Raya yang kini telah menjadi museum sekaligus menjadi bangunan cagar budaya yang terletak di Jalan Mangga No. 21, Surabaya, Jawa Timur.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Rumah W. R. Soepratman ini dulunya merupakan rumah dari kakak pertama W. R. Soepratman, Roekiyem Soepratijah. Pada tahun 1937, W. R. Soepratman pindah dari Pemalang ke Surabaya dan tinggal di sana. Ia juga wafat di sana pada tanggal 17 Agustus 1938. Rumah itu dihuni oleh 4 orang, yaitu W. R. Soepratman dan keluarga kakaknya. Rumah kecil dengan luas 5×10 meter itu memiliki 2 kamar. Kamar di sebelah kanan merupakan kamar keluarga kakaknya dan disebelah kiri merupakan kamar W. R. Soepratman di mana kasur miliknya dibawa langsung dari Purworejo.
Rumah ini kadang mendapat pengunjung, biasanya hanya 2–3 orang yang datang dan membuat rumah ini selalu dikunci, tetapi pada hari-hari tertentu pengunjung datang lebih banyak dari biasanya saat hari nasional seperti Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, dan lain-lain. Pada tahun 2016 rumah ini sudah dibeli oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo dan mengeluarkan dana untuk pemugaran rumah ini, seperti dinding anyaman yang diganti dengan papan jati, begitu pun atapnya yang dulu dari daun tebu, sekarang sudah menjadi genting biasa. Tujuan pemugaran rumah ini untuk menjadikannya sebagai lokasi wisata sejarah, untuk tidak melupakan sejarah dan menghargai jasa pahlawannya.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Gunawan, Michelle Alda. "Melihat Rumah Wafat WR Soepratman di Surabaya". detiknews. Diakses tanggal 2022-01-02.